Anda di halaman 1dari 180

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD

TOGETHER (NHT) UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN


DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA
KELAS VIIC SMP N 35 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ardli Ahdika
092143550

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014

i
ii
iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Ardli Ahdika

NIM : 092143550

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas : Universitas Muhammadiyah Purworejo

dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti/dapat membuktikan bahwa skripsi ini

adalah hasil jiplakan, saya bersedia bertanggung jawab yang diperkarakan oleh

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 11 Maret 2014


Yang membuat pernyataan,

Ardli Ahdika
NIM. 092143550

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Hasil yang memuaskan adalah keringat sendiri (penulis)

 Meraih impian dengan penuh harapan (penulis)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak dan ibu yang selalu memberikan

bimbingan dan motivasi.

2. Adik tercinta yang memberikan semangat.

3. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan

didikan serta arahan dalam belajar.

v
ABSTRAK

Ardli Ahdika. Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)


untuk Peningkatan Keaktifan dan Pemahaman Konsep pada Siswa Kelas VIIC SMP
Negeri 35 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Pendidikan Matematika.
Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar
siswa dan pemahaman konsep siswa melalui model pembelajaran Number Head
Together (NHT) pada siswa kelas VIIC SMP Negeri 35 Purworejo tahun pelajaran
2013/2014.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 4 tahapan yaitu
planning-acting-observing-reflecting yang terdiri dari dua siklus. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi dan metode tes. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan
analisa deskriptif komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa dan
pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan model
pembelajaran Number Head Together (NHT). Peningkatan keaktifan belajar klasikal
siswa pada siklus I terhadap siklus II dari 60% menjadi 76,21%. Selain itu,
peningkatan pemahaman konsep siswa siklus I terhadap siklus II dari rata-rata 31,71
menjadi 71,03 dengan ketuntasan belajar klasikal siswa siklus I 9% dan siklus II
75%.

Kata Kunci : peningkatan, keaktifan belajar, pemahaman konsep, Number


Head Together (NHT)

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Number

Head Together (NHT) untuk Peningkatan Keaktifan Siswa dan Pemahaman Konsep

pada SMP Negeri 35 Purworejo Kelas VIIC Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan

dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Drs. H. Hartono, M. M., selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis

mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi;

2. Riawan Yudi Purwoko, S. Si. M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini;

3. Nila Kurniasih, M. Si., selaku pembimbing I dan Prasetyo Budi Darmono, S. Pd.

selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan

penuh kesabaran dan ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik;

vii
4. Suyoto, M. Pd., dan Sugiyanto, B. A, S. Pd., yang telah bersedia memberikan

validasi lembar observasi;

5. Hidayat Nur Hamid, M. Pd. selaku Kepala SMP Negeri 35 Purworejo yang telah

memberikan izin dan kemudahan untuk mengadakan penelitian di sekolah yang

dipimpinnya;

6. Sugiyani, S. Pd. selaku guru matematika SMP Negeri 35 Purworejo kelas VIIC

yang telah membantu dan turut membimbing dalam pelaksanaan penelitian; dan

7. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan, motivasi dan semangat kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis hanya dapat berdo’a semoga bantuan dan amal baik yang telah diberikan

kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT yang berlipat ganda. Penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Purworejo, 11 Maret 2014


Penyusun,

Ardli Ahdika
NIM. 092143550

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

PERNYATAAN.................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN KERANGKA BERPIKIR


A. Kajian Teori...................................................................................... 7
1. Pengertian Belajar ...................................................................... 7
2. Keaktifan .................................................................................... 8
3. Pemahaman Konsep ................................................................... 11
4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ............ 12
5. Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together ......... 14

ix
B. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 18
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian................................................................................. 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 24
C. Subjek Penelitian.............................................................................. 24
D. Prosedur Penelitian........................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 27
F. Instrumen Penelitian......................................................................... 28
G. Teknik Analisis Data........................................................................ 30
H. Indikator Keberhasilan ..................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................... 33
1. Tahap Perencanaan ...................................................................... 33
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ...................................................... 35
3. Tahap Pengamatan....................................................................... 38
4. Refleksi........................................................................................ 40
B. Hasil Penelitian Siklus II.................................................................. 42
1. Tahap Perencanaan ...................................................................... 42
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ...................................................... 43
3. Tahap Pengamatan....................................................................... 47
4. Implementasi Tindakan ............................................................... 49
C. Pembahasan
1. Keaktifan Siswa........................................................................... 49
2. Hasil Tes Pemahaman Konsep .................................................... 50

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 54
B. Saran ................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 56
LAMPIRAN........................................................................................................ 58

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Indikator Aspek Keaktifan Belajar Siswa............................................. 28

Tabel 2. Indikator Aspek Pemahaman Konsep ................................................... 29

Tabel 3. Kategori Keaktifan Belajar Siswa......................................................... 31

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II.... 50

Tabel 5. Perbandingan Nilai antara Siklus I dan Siklus II .................................. 51

Tabel 6. Ketuntasan Klasikal Hasil Tes Siklus I dan Siklus II .......................... 52

Tabel 7. Rekapitulasi Rata-rata Tes Pemahaman Konsep ................................. 52

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Desain PTK Kurt Lewin ..................................................................... 23

Gambar 2. Diagram Keaktifan Siswa.................................................................... 50

Gambar 3. Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar .................................................... 51

Gambar 4. Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dan Siklus II ....................... 52

Gambar 5. Rata-rata Tes Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus II .................. 53

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Usulan Skripsi ............................................................................... 58
Lampiran 2. Surat Keputusan Penetapan dosen Pembimbing Skripsi ............... 59
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 60
Lampiran 4. Surat Balasan Izin Penelitian......................................................... 61
Lampiran 5. Kartu Bimbingan Kendali Skripsi ................................................. 62
Lampiran 6. Perangkat Pembelajaran Siklus I dan II......................................... 65
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Keaktifan Siswa .............. 87
Lampiran 8. Daftar Validasi Observasi Keaktifan Siswa ................................. 88
Lampiran 9. Kisi-kisi Lembar Keaktifan Guru .................................................. 90
Lampiran 10. Lembar Observasi Keaktifan Guru................................................ 91
Lampiran 11. Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran................ 95
Lampiran 12. Kisi-kisi Soal Instrumen Siklus I................................................... 103
Lampiran 13. Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep Siklus I ........... 110
Lampiran 14. Daftar Validasi Soal Instrumen Siklus I........................................ 114
Lampiran 15. Kisi-kisi Soal Instrumen Siklus II ................................................. 116
Lampiran 16. Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep Siklus II .......... 125
Lampiran 17. Daftar Validasi Soal Instrumen Siklus II....................................... 129
Lampiran 18. Hasil Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I dan II ............. 131
Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I ........................................... 143
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II .......................................... 145
Lampiran 21. Nilai Rata-rata Tes Pemahaman Konsep Siklus I dan II ............... 147
Lampiran 22. Contoh-contoh Hasil Ulangan Siklus I dan Siklus II .................... 149
Lampiran 23. Rekapitulasi Lembar Keaktifan Guru ........................................... 156
Lampiran 24. Daftar Siswa Kelas VIIC ............................................................... 157
Lampiran 25. Daftar Nama Kelompok Kelas VIIC ............................................. 158
Lampiran 26. Daftar Nilai Siklus I dan Siklus II ................................................. 159
Lampiran 27. Hasil Tugas Belajar Kelompok Siklus I dan Siklus II................... 160
Lampiran 28. Foto Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ...................................... 164

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika umumnya menjadi dasar dalam pengembangan

ilmu-ilmu yang lain. Adanya pengembangan ilmu-ilmu yang lain diharapkan

dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, sehingga mampu

mewujudkan tujuan pembelajaran. Untuk mewujudkannya tentu saja banyak

faktor yang mempengaruhi. Faktor tersebut bisa dikarenakan faktor luar

maupun dalam individu. Berbagai macam faktor yang berasal dari luar

individu misalnya lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan

lingkungan sekolah. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam individu

misalnya keaktifan siswa, motivasi diri, dan pemahaman konsep.

Keaktifan siswa merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Tanpa

adanya keaktifan siswa, pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

Pembelajaran yang baikpun tidak akan terlaksana apabila siswanya kurang

aktif dalam belajar. Keaktifan siswa yang diharapkan pada kelas VII C saat

ini adalah belajar dengan giat dan memperhatikan apa yang disampaikan

guru. Namun, pada kenyataannya sebagian besar siswa tidak memperhatikan

saat guru menjelaskan materi pelajaran, tidak mencatat apa yang disampaikan

guru, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa lebih asik sibuk

sendiri, siswa jarang bertanya, tidak menanggapi apa yang telah disampaikan

guru, jarang yang membuat rangkuman materi, dan siswa takut salah dalam

mempresentasikan jawaban di depan kelas. Sehingga pada akhirnya,

1
2

pembelajaran kurang optimal. Ini terlihat pada hasil ulangan matematika yang

masih dibawah rata-rata 64 dengan nilai tertinggi 83,3 dan terendah 26,6.

Sebagian besar siswa berpendapat bahwa pelajaran matematika sulit

dipahami. Karena sulit dipahami siswa lebih cenderung pasrah dan tidak mau

berusaha. Hal yang demikian justru membuat siswa sulit dalam

mengembangkan pemahamannya sehingga berakibat siswa tidak dapat

mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh dari penjelasan guru,

dan pada akhirnya hasil pembelajaran kurang maksimal. Mungkin juga

disebabkan penyampaian guru saat mengajar di dalam kelas kurang menarik.

Karena ketika guru mengajar di dalam kelas masih menggunakan metode

ceramah. Melalui metode ceramah guru hanya menjelaskan materi,

memberikan contoh soal, latihan soal, dan pekerjaan rumah. Sehingga pada

akhirnya guru tidak tahu seberapa jauh siswa paham atau mengerti materi

yang telah dipelajari.

Rendahnya keaktifan siswa dan pemahaman konsep kelas VII C SMP

Negeri 35 Purworejo ditunjukkan karena metode yang digunakan masih

berpusat pada guru. Sebagian besar siswa tidak berani bertanya dan apabila

guru memberikan pertanyaan siswa tidak merespon pertanyaan tersebut,

setelah siswa disuruh memberikan tanggapan siswa hanya menggeleng-

gelengkan kepala saja karena siswa tidak paham atau tidak mengerti apa yang

telah guru jelaskan, dan terlebih lagi siswa tidak memperhatikan guru saat

mengajar. Rendahnya keaktifan siswa dan pemahaman konsep terlihat pada

hasil pembelajaran yang hanya mencapai 33,33% dari batas Kriteria


3

Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini tentu saja menjadi hal yang sangat

memprihatinkan.

Dari permasalahan di atas penulis mengindikasikan perlunya pengelolaan

kelas atau metode yang tepat dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang

dipilih harus dapat mengikutsertakan peran aktif siswa. Dalam usaha

peningkatan keaktifan siswa dan pemahaman konsep penulis menggunakan

model pembelajaran Number Head Together (NHT). Model pembelajaran

Number Head Together (NHT) akan dibentuk kelompok kecil yang berisikan

4 sampai 5 orang. Dengan maksud dan tujuan kegiatan kerja kelompok ini

memungkinkan siswa aktif, baik aktif dalam bentuk fisik maupun psikis

sehingga diharapkan dapat memberikan peningkatan keaktifan siswa dan

pemahaman konsep.

Dari uraian di atas penulis mengangkat judul “Penerapan Model

Pembelajaran Number Head Together (NHT) untuk Peningkatan Keaktifan

Siswa dan Pemahaman Konsep pada SMP Negeri 35 Purworejo Kelas VII C

Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Keaktifan belajar siswa kurang optimal.

2. Menganggap matematika sulit dipahami.

3. Penyampaian materi yang kurang menarik.


4

4. Metode pembelajaran yang digunakan monoton karena masih

menggunakan metode ceramah.

5. Prestasi belajar siswa masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka

diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran Number Head Together (NHT) sebagai metode

untuk peningkatan keaktifan siswa dan pemahaman konsep kelas VII C pada

SMP Negeri 35 Purworejo.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan keaktifan siswa SMP Negeri 35 Purworejo kelas

VII C tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa SMP Negeri 35

Purworejo kelas VII C tahun pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan keaktifan siswa SMP Negeri 35

Purworejo kelas VII C tahun pelajaran 2013/2014.


5

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa SMP

Negeri 35 Purworejo kelas VII C tahun pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Melalui model pembelajaran Number Head Together (NHT) diharapkan

dapat memberikan peningkatan pada keaktifan siswa dan pemahaman

konsep.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Menumbuhkan keaktifan siswa dalam berinteraksi sesama siswa saat

belajar.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir aktif dan mandiri.

3) Meningkatkan tanggung jawab siswa dalam bekerjasama satu

kelompoknya.

b. Bagi Guru

1) Mengenal dan mampu menerapkan metode yang baru daripada

metode yang lama.

2) Menambah wawasan guru.

3) Mempererat hubungan siswa dengan guru.


6

c. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah agar pembelajaran yang akan dilakukan

guru menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran,

keaktifan siswa, dan pemahaman konsep dapat meningkat.


7

BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN KERANGKA
BERPIKIR

A.Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2012: 27) “belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. Belajar merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan diri agar

menjadi lebih baik. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan tingkah laku.

Sedangkan yang dikemukakan Slameto (2010 : 2) bahwa:

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.

Jadi, seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku yang baru setelah

seseorang mengalami dan merasakannya sendiri.

Dari pengertian belajar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah usaha sadar seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

melalui pengalamannya sendiri sebagai hasil dari pembelajaran. Dimana

suatu pembelajaran yang dilakukan dengan kesadaran akan memudahkan

seseorang saling berinteraksi sehingga dapat menambah banyak

pengalaman. Dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki seseorang akan

memberikan keteguhan bertingkah laku sekaligus diharapkan dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman konsep seseorang dalam

belajar.
7
8

2. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan

Keaktifan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu kunci

keberhasilan dalam belajar. Keaktifan yang dimaksud tentunya bukan

hanya sekedar aktif atau ramai saja tetapi jasmani dan rohaninya juga

ikut aktif.

Menurut Ahmad Rohani (2010: 8) “dua aktivitas (psikis dan fisik)

merupakan satu kesatuan ”. Jadi, dua aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran adalah dua hal yang sangat penting karena aktivitas psikis

dan fisik merupakan hal yang saling berkaitan. Tanpa adanya perbuatan

fisik siswa tidak akan berpikir. Begitu juga sebaliknya jika siswa berpikir

tetapi tidak mau berbuat akan sia-sia saja.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan adalah

kegiatan ataupun kesibukan yang timbul karena adanya aktivitas psikis

dan fisik sehingga dapat memberikan pengaruh pada pembelajaran. Dan

dua hal tersebut pada akhirnya akan menjadi pokok terjadinya interaksi

antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa.

b. Macam-macam Keaktifan

Keaktifan belajar siswa banyak macamnya. Para ahli mencoba

mengadakan klasifikasi mengenai hal tersebut, seperti yang dikemukakan

Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2012: 172-173) membagi

keaktifan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut.


9

1) Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar,


mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang
lain bekerja, atau bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan perta-nyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawan-cara, atau
diskusi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, men-
dengarkan suatu permainan instrumen musik, atau mende-
ngarkan siaran radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau
rangkuman, mengerjakan tes, atau mengisi angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik,
diagram, peta, atau pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-
alat, melaksanakan pameran, membuat model menyelenggara-kan
permainan (simulasi), menari, atau berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecah-
kan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-
hubungan, atau membuat keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani,
tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini
terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat
tumpang tindih.

Dari uraian kedelapan keaktifan belajar di atas, dapat dipilih dan

dijadikan aspek untuk mengobservasi keaktifan siswa. Dalam pemilihan

aspek untuk mengobservasi hanya dipilih tiga aspek, karena tiga aspek

yang dipilih telah sesuai dengan keadaan saat peneliti melakukan

observasi di kelas VIIC SMP Negeri 35 Purworejo. Sebagai aspek untuk

indikator dalam mengobservasi adalah sebagai berikut.

1) Kegiatan visual: memperhatikan.

2) Kegiatan menulis: mencatat pelajaran, merangkum/menarik

kesimpulan, dan mengerjakan tugas.


10

3) Kegiatan lisan: bertanya, menjawab pertanyaan, menanggapi, diskusi,

presentasi.

c. Asas Keaktifan

Penggunaan asas keaktifan dalam proses pembelajaran memiliki

nilai penting dalam keberhasilan belajar, seperti yang dikatakan Oemar

Hamalik (2012: 175-176) sebagai berikut.

a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami


sendiri.
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi
siswa.
c. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan para siswa yang
pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.
d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan
sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan
perbedaan individual.
e. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis
dan kekeluargaan, musyawarah, dan mufakat.
f. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan
masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang
bermanfaat dalam pendidikan siswa.
g. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan
konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis
serta menghindarkan terjadinya verbalisme.
h. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana
halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Dari kedelapan asas keaktifan di atas dapat dijadikan dasar seseorang

untuk meningkatkan dan memperoleh perubahan diri agar pembelajaran

menjadi lebih baik. Tentunya dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Seseorang akan memperoleh kepahaman apabila

keaktifan siswa dalam belajar lebih ditingkatkan. Siswa yang aktif belajar

akan memberikan pengaruh besar terhadap kepahaman siswa pada

materi.
11

3. Pemahaman Konsep

Menurut Aunurrahman (2012: 50) “pemahaman adalah kemampuan

menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok,

mengartikan tabel, dsb”. Seseorang dikatakan telah memahami apabila

dapat menguraikan atau menjelaskan dengan kata-katanya sendiri secara

rinci.

Sedangkan yang dikemukakan Winkel (1996: 246) “pemahaman adalah

mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang

dipelajari”. Kemampuan memahami dari bahan yang dipelajari bisa

dikatakan mengerti apa yang telah dipelajari. Seseorang akan mampu

memahami apa yang telah dipelajari setelah seseorang mengetahui

konsepnya.

Menurut Winkel (1996: 92) ”konsep adalah satuan arti yang mewakili

sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri yang sama”. Jadi, konsep merupakan

gagasan/ide yang memiliki ciri-ciri yang sama.

Menurut Agus Suprijono (2013: 25) ”pemahaman konsep adalah

tindakan memahami kategori atau konsep-konsep yang sudah ada

sebelumnya”. Dengan begitu pemahaman konsep dapat diartikan sebagai

kegiatan untuk memahami dan mengerti sebuah konsep. Jika siswa telah

tahu konsepnya maka siswa akan lebih mudah dalam menerapkannya.

Pemahaman konsep salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran.

Faktor tersebut dikarenakan siswa mampu dalam memahami dan

menerapkan konsep tersebut. Menurut John Holt (1967) dalam Melvin L.


12

Silberman (2012: 26), hal-hal yang menunjukkan pemahaman konsep

seseorang antara lain adalah:

a. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.


b. Memberikan contohnya.
c. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi.
d. Menggunakannya dengan beragam cara.
e. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain.
f. Memprediksi sejumlah konsekuensinya.
g. Menyebutkan lawan atau kebalikannya.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman

konsep adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh kepahaman pada materi yang dipelajari. Sebagai acuan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman konsep adalah sebagai

berikut.

a. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.

b. Memberikan contohnya.

c. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi.

d. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain.

e. Menggunakanya dengan beragam cara.

f. Memprediksi sejumlah konsekuensinya.

g. Menyebutkan lawan atau kebalikannya.

4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan pada kerjasama satu kelompok. Dalam pembelajaran

kooperatif siswa dituntut agar lebih bertanggung jawab atas belajar


13

mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab

pertanyaan.

Menurut Agus Suprijono (2013: 54) “pembelajaran kooperatif adalah

konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk

bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.

Sehingga pembelajaran kooperatif nantinya bisa meningkatkan kerja

kelompok yang baik.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah kegiatan yang terkontrol dan lebih terarahkan oleh

guru. Sehingga siswa dapat lebih tenang dan bertanggung jawab dalam

kelompoknya.

b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2013: 58)

mengemukakan bahwa untuk mencapai target dalam pembelajaran

kooperatif ada lima unsur yang harus diperhatikan. Lima unsur tersebut

adalah sebagai berikut.

a) Positive Interdependence (saling ketergantungan positif)


b) Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan)
c) Face to face promotive interaction (interaksi promosi)
d) Interpersonal Skill (komunikasi antar anggota)
e) Group Processing (pemrosesan kelompok)

Dari kelima unsur di atas diharapkan dapat meningkatkan kerjasama

yang positif dalam belajar.


14

c. Sistem Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif

Sistem pengelolaan pembelajaran kooperatif yang dikemukakan

Agus Suprijono (2013: 66-67) adalah sebagai berikut.

1) Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi.


2) Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajaran
akademik dan mengubah norma-norma yang terkait dengan
prestasi.
3) Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan
berbagai keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik
dalam kelompok-kelompok kecil.
4) Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta didik
dalam belajar dan terjadinya dialog inter aktif.
5) Menciptakan iklim sosio emosional yang positif.
6) Memfasilitasi terjadinya learning to live together.
7) Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok.
8) Mengubah peran guru dari center stage performance menjadi
koreografer kegiatan kelompok.
9) Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik arti penting aspek
sosial dalam individunya.

Dari pengelolaan model pembelajaran kooperatif di atas dapat dijadikan

acuan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, yang

mana model pembelajaran tersebut lebih menekankan pada aktivitas

kerjasama dan tanggung jawab kelompoknya.

5. Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together (NHT)

a. Pengertian

Menurut Miftahul Huda (2011: 138) metode pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor ini

dikembangkan oleh Russ Frank. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) merupakan bagian dari model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran ini lebih menekankan pada tanggung jawab


15

individu maupun kelompok. Pada model pembelajaran ini siswa dibagi

menjadi 4-5 orang dalam satu kelompoknya.

Model pembelajaran ini memiliki 4 tahap yaitu:

1) Penomoran

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing siswa dalam

kelompok diberi nomor.

2) Pengajuan Pertanyaan

Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

3) Berpikir Bersama

Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar dan

memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

4) Pemberian Jawaban

Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang

dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompoknya.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)

1) Pendahuluan

a) Guru melakukan apersepsi

b) Guru menjelaskan tentang pembelajaran Number Head Together (NHT)

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

d) Guru memberikan motivasi


16

2) Kegiatan inti

Adapun tahap dalam pembelajaran Number Head Together (NHT)

adalah sebagai berikut.

Tahap 1. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing

siswa dalam kelompok diberi nomor.

Tahap 2. Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing

kelompok mengerjakannya.

Tahap 3. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang

benar dan memastikan semua anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut.

Tahap 4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor

yang dipangil mempresentasikan jawaban hasil diskusi

kelompok mereka.

Ketika kegiatan pembelajaran di mulai guru hanya membimbing dan

mengawasi siswa yang sedang melakukan kerja kelompok. Sementara

setelah siswa mempresentasikan hasil karyanya siswa lain diberi

kesempatan untuk bertanya.

3) Penutup

a) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama.

b) Guru memberikan evaluasi/latihan soal mandiri.

c) Siswa diberi tugas.


17

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Number Head Together (NHT)

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran NHT yang

dikemukakan Inna Naiza (2013) dalam makalahnya adalah sebagai

berikut.

Kelebihan model pembelajaran NHT diantaranya:

1) Terjadinya interaksi antar siswa melalui diskusi dalam


menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2) Siswa pandai atau siswa kurang sama-sama memperoleh manfaat
melalui aktivitas belajar kooperatif.
3) Siswa termotivasi untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok
agar dapat menjawab dengan baik ketika nomornya dipanggil.

Disamping ada kelebihan model pembelajaran NHT ternyata model

pembelajaran ini juga memiliki kekurangan, diantaranya:

1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat


menimbulkan sikap minder siswa yang lemah.
2) Ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang lain
tanpa memiliki pemahaman yang memadai pada saat diskusi
menyelesaikan masalah.
3) Pengelompokan siswa memerlukan waktu khusus dan pengaturan
tempat duduk yang berbeda.

Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti harus:

1) Memberikan arahan kepada siswa yang pandai agar dapat memberi

kesempatan kepada siswa yang lemah.

2) Dalam pembelajaran siswa diberi contoh yang hampir sama dengan

masalah yang akan didiskusikan.

3) Menyusun terlebih dahulu daftar kelompoknya setelah itu dipanggil

sesuai dengan daftar kelompok mereka.


18

d. Ciri Khas Number Head Together (NHT)

Guru tidak memberitahu dalam menunjuk seorang siswa yang

mewakili kelompok untuk mempresentasikannya dan setiap anggota

kelompok memiliki nomor kepala yang berbeda-beda.

B. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, penulis memaparkan

hasil penelitian terdahulu tentunya yang berkaitan dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Berikut ini

beberapa penelitian yang akan dijadikan pertimbangan penulis untuk

melaksanakan penelitian.

Arifin (2012) tentang ”Eksperimentasi pembelajaran kooperatif tipe

Number Head Together terhadap prestasi belajar matematika materi segiempat

siswa kelas VII SMP Negeri 40 Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil

penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)

terhadap prestasi belajar matematika materi segi empat dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari hasil pengujian hipotesis dengan uji t,

diperoleh t hitung = 2,772 dan tα; n1 + n2-2 = 1,667 pada taraf signifikan 0,05,

oleh karena itu t hitung > tα; n1 + n2-2 atau 2,772 > 1,667. Penelitian yang

dilakukan arifin memiliki persamaan pada model yang digunakan peneliti yaitu

sama-sama menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT)

dan memiliki perbedaan pada variabel terikatnya.

Nurhayati (2010) yang memberikan gambaran bahwa setelah adanya

penerapan pembelajaran kooperatif model NHT dapat meningkatkan


19

pemahaman konsep siswa khususnya pada konsep bilangan bulat. Sebelum

menerapkan model pembelajaran NHT, pemahaman konsep siswa kelas VII A

SMP Negeri 3 Satu Atap Karang Sambung hanya 57,14 dan meningkat

menjadi 66,67 pada siklus I dan pada siklus II mencapai 84,52. Penelitian yang

dilakukan Nurhayati memiliki persamaan pada model pembelajaran yang

digunakan peneliti yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) dan memiliki perbedaan pada variabel

terikatnya.

Ageng Puspa Anindhita (2011) yang mengacu tentang “Eksperimentasi

Metode Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Datar Segitiga Kelas VII SMP

Negeri 26 Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-

rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen sebesar 71.600 dan kelas kontrol sebesar 62.667. Uji

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t, diperoleh t = 3.398 >

1.672 = t sehingga H ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar siswa yang dikenai metode pembelajaran NHT (Numbered Heads

Together) lebih baik di bandingkan dengan prestasi belajar siswa yang dikenai

metode ceramah pada pokok bahasan bangun datar segitiga siswa kelas VII

SMP Negeri 26 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Penelitian yang dilakukan

Nurhayati memiliki persamaan pada model pembelajaran yang digunakan

peneliti yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran Number Head

Together (NHT) dan memiliki perbedaan pada variabel terikatnya.


20

Dari ketiga hasil penelitian di atas, penelitian ini memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian yang dilakukan

Arifin , Nurhayati, Ageng Puspa Anindhita, dan yang telah dilaksanakan

penulis tersebut terletak pada penggunaan model pembelajaran Number Head

Together (NHT). Adapun perbedaan dalam penelitian yang dilakukan Arifin

menggunakan variabel terikatnya prestasi belajar, Nurhayati menggunakan

variabel terikatnya pemahaman konsep, Ageng Puspa Anindhita menggunakan

variabel terikatnya prestasi belajar, sedangkan yang digunakan penulis adalah

variabel terikatnya keaktifan siswa dan pemahaman konsep. Disamping itu

penelitian terdahulu memiliki perbedaan pada tempat yang digunakan sebagai

penelitian.

C. Kerangka Berpikir

Pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami. Karena

matematika sulit dipahami, siswa lebih cenderung pasrah dan tidak mau

berusaha. Pelajaran matematika perlu pemahaman yang lebih. Dalam

pembelajaran matematika yang sering menjadi pokok permasalahan adalah

siswa belum mampu menangkap sebuah konsep yang telah diberikan guru.

Permasalahan itu muncul karena rendahnya keaktifan siswa dalam

pembelajaran misalnya tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi

pelajaran, tidak mencatat apa yang disampaikan guru, tidak mengerjakan tugas

yang diberikan guru, siswa lebih asik sibuk sendiri, siswa jarang bertanya,

tidak menanggapi apa yang telah disampaikan guru, jarang yang membuat
21

rangkuman materi, dan siswa takut salah dalam mempresentasikan jawaban di

depan kelas.

Siswa yang aktif dalam pembelajaran sangat berpengaruh pada

pemahaman konsep siswa terutama dalam mengemukakan informasi dengan

kata-kata mereka sendiri, memberikan contohnya, mengenalinya dalam

bermacam bentuk, dll. Siswa yang memiliki kemauan keras dalam belajar

dimungkinkan dapat mengikuti pelajaran dengan baik, begitu juga sebaliknya

jika siswa bermalas-malasan akan tertinggal dalam mengikuti pelajaran.

Model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran yang dapat

memberikan manfaat besar pada pendidikan di sekolah. Dengan model

pembelajaran yang tepat dapat memberikan semangat pada siswa dan sekaligus

memberikan kemudahan pada siswa dalam memahami pelajaran matematika.

Melalui pembelajaran Number Head Together (NHT) siswa dibagi 4 sampai 5

orang dimaksudkan agar anggota kelompok aktif dalam menjawab pertanyaan,

berdiskusi, mempresentasikan dan dapat mengungkapkan kembali informasi

yang diperoleh. Model pembelajaran Number Head Together (NHT) memiliki

pera penting dalam peningkatan keaktifan siswa dan pemahaman konsep. Guru

disini hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa

dituntut aktif untuk dapat memperoleh kepahamannya sendiri melalui belajar

kelompok, sehingga pemahaman konsep materi pembelajaran dapat diserap

lebih optimal. Oleh karena itu, model pembelajaran Number Head Together

(NHT) sangat menunjang untuk mengatasi rendahnya keaktifan siswa dan

pemahaman konsep belajar siswa.


22

Dari penjabaran di atas diharapkan model pembelajaran Number Head

Together (NHT) dapat memberikan peningkatan pada keaktifan siswa dan

pemahaman konsep kelas VII C semester tahun pelajaran 2013/2014.


23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Hamzah B.Uno, dkk. (2012: 41) bahwa,

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di


dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat”.

Menurut Kurt Lewin dalam Hamzah B.Uno, dkk. (2012:86) penelitian ini

memiliki 4 tahapan dalam pembelajaran, tahapan tersebut yaitu planning –

acting – observing – reflecting.

acting

planning observing

reflecting

Gambar 1.
Desain PTK Kurt Lewin dalam Hamzah B.Uno, dkk. (2012:86)

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan langkah yang dipakai peneliti

dalam usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman konsep.

Dalam penelitian tindakan kelas ada tahapan reflecting, pada tahapan ini

bertujuan sebagai langkah untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.

23
24

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2012, yaitu dengan

perincian sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan

1) Pengajuan judul skripsi dilaksanakan bulan November 2012.

2) Penyusunan proposal ini dilaksanakan bulan September 2013.

b. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan bulan November 2013.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 35 Purworejo yang terletak

di desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas VII C SMP Negeri 35 Purworejo dengan

jumlah siswa 33, yang terdiri dari 21 siswa putra dan 12 siswa putri.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas,

penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu “ planning – acting – observing –

reflecting”.

1. Perencanaan (planning)

Peneliti menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang

terkait dalam penelitian. Seperti dalam penerapan model pembelajaran

Number Head Together (NHT), dengan membagi siswa dalam beberapa


25

kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Peneliti

mempersiapkan alat tes yaitu kisi-kisi, butir soal beserta kuncinya, dan

daftar observasi keaktifan siswa.

2. Tindakan (acting)

a. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

telah disiapkan pada tahap perencanaan.

b. Guru menyiapkan buku dan materi yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

c. Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa.

d. Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran NHT.

e. Guru menyampaikan tujuan model pembelajaran NHT.

f. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang berisikan 4-5 anak,

kemudian masing-masing anak diberi nomor.

g. Guru membagikan materi yang akan didiskusikan kepada tiap kelompok.

h. Selama diskusi berlangsung guru memantau kerja masing-masing

kelompok.

i. Guru memanggil nomor secara acak guna untuk mempresentasikn hasil

diskusinya.

j. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil

diskusi.

k. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi

bila terjadi perbedaan pendapat.


26

l. Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang

dipresentasikan.

m. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi

yang telah dipelajari.

n. Guru menutup pelajaran.

3. Pengamatan (observing)

Kegiatan observasi berfungsi untuk mendokumentasikan hasil

penelitian dengan mengamati hal-hal yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung. Bentuk observasi yang dilakukan yaitu berupa tindakan dan

seberapa jauh tindakan yang dilakukan dalam membantu pencapaian tujuan

yang direncanakan. Yang diamati dalam penelitian ini adalah keaktifan

siswa dan pemahaman konsep belajar matematika siswa. Dalam melakukan

observasi peneliti dibantu rekan mahasiswa sebagai observer untuk

mengobservasi keaktifan belajar siswa.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh para

kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang

dilaksanakan. Dalam merefleksi, peneliti dibantu oleh observer sebagai

kolaborator. Dari proses menganalisis, memahami, dan membuat

kesimpulan peneliti melihat hasil tes serta kemajuan dan kelemahan yang

akan dijadikan dasar dalam perbaikan siklus berikutnya.


27

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009: 224) “teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data”. Dengan teknik pengumpulan data kita

dapat mengetahui proses peningkatan pada keaktifan siswa dan pemahaman

konsep belajar siswa. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Metode Observasi

Observasi merupakan sebuah teknik untuk mengukur aspek-aspek

tingkah laku siswa maupun guru pada saat pembelajaran. Nana Sudjana dan

Ibrahim (2010: 109) mengemukakan bahwa:

Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk


mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan.

Dengan melakukan kegiatan observasi akan memudahkan peneliti untuk

mengetahui keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Bentuk

metode observasinya berupa lembar observasi. Pada lembar observasi yang

telah diberi kriteria tentang aktivitas siswa sebagai observer hanya memberi

tanda ceklist sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Metode Tes

Metode ini digunakan untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam

pemahaman konsep belajar siswa.


28

F. Instrumen Penelitian

Menurut Margono (2009: 155) “instrumen sebagai alat pengumpul data

harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan

data empiris sebagaimana adanya”. Jadi, instrumen penelitian merupakan alat

pengumpul data yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi keaktifan siswa yang disusun untuk mengetahui perolehan skor

keaktifan siswa di setiap akhir siklus. Lembar observasi dibuat secara rinci

dan menampilkan aspek-aspek dari proses yang harus diamati sesuai dengan

model pembelajaran yang digunakan dan indikator aspek keaktifan belajar

siswa yang diamati seperti yang disajikan pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1
Indikator Aspek Keaktifan Belajar Siswa
Aspek Keaktifan Belajar Indikator Keaktifan Siswa
Siswa
a. Kegiatan Visual Memperhatikan
bertanya, menjawab pertanyaan,
b. Kegiatan Lisan menanggapi, diskusi, dan
presentasi
mencatat pelajaran,
c. Kegiatan Menulis merangkum/menarik
kesimpulan, dan mengerjakan
tugas
29

2. Tes

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes pada penutupan siklus

pertama dan selanjutnya. Tes yang dibuat untuk mengukur pemahaman

konsep adalah soal essay. Sebagai acuan dalam pembuatan soal pemahaman

konsep, indikator yang digunakan untuk mengukur telah disajikan pada

tabel 2 adalah sebagai berikut.

Tabel 2
Indikator Aspek Pemahaman Konsep
No Aspek Pemahaman Konsep Indikator Pencapaian
1 Mengemukakan kembali Siswa dapat menulis
informasi dengan kata-kata kembali konsep yang
mereka sendiri diberikan guru
2 Memberikan contohnya Siswa dapat memberikan
contohnya
3 Mengenalinya dalam bermacam Siswa dapat mengetahui
bentuk dan situasi bentuk konsep yang akan
digunakan dalam
memecahkan masalah
4 Melihat kaitan antara informasi Siswa dapat melibatkan
itu dengan fakta atau gagasan lain konsep satu dengan yang
lain dengan mengaitkan
informasi yang diperoleh
dari soal
5 Menggunakannya dengan Siswa dapat menggunakan
beragam cara konsep dalam
menyelesaikan
permasalahan
6 Memprediksi sejumlah Siswa dapat menemukan
konsekuensinya hasil dari permasalahan
30

7 Menyebutkan lawan atau Siswa dapat membedakan


kebalikannya simbol atau maksud yang
menyatakan lawan atau
kebalikan

G. Teknik Analisis Data

Kegiatan menganalisis data merupakan sebuah langkah yang dilakukan

setelah dilaksanakannya penelitian dan sekaligus sebagai kegiatan

mendeskripsikan data. Untuk mengetahui hasil dari observasi dan tes peneliti

menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

a. Data Hasil Observasi

Data hasil observasi dideskripsikan melalui aktivitas belajar siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengukur keaktifan siswa

dengan menggunakan rumus:


=
Keterangan:
= rata-rata dari data
∑ = jumlah semua skor
= banyaknya data

Untuk menentukan persentase keaktifan siswa digunakan rumus:


= ∑
. 100%

Keterangan :

Kp = rata-rata keaktifan belajar siswa tiap pertemuan

∑ As = jumlah seluruh aktivitas belajar siswa

∑s = jumlah aktifitas siswa

100 = bilangan tetap


31

Kategori keaktifan siswa ditentukan berdasarkan tabel yang disajikan dalam

tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3
Kategori Keaktifan Belajar Siswa
Nilai Keaktifan Persentase Kategori
85% ≤ KP ≤ 100 % Sangat Baik
75% ≤ KP < 85 % Baik
55% ≤ KP < 75 % Cukup
KP < 55% Kurang

b. Data Hasil Tes

Hasil tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat pemahaman konsep siswa dengan membandingkan hasil tes essay

pada akhir siklus. Untuk mengukur pemahaman konsep menggunakan

rumus sebagai berikut:


=
Keterangan:
= rata-rata dari data
∑ = jumlah semua skor
= banyaknya data

Untuk menghitung persentase tes pemahaman konsep dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

NP = × 100
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap (Ngalim Purwanto, 2009: 102).
32

H. Indikator Keberhasilan

Adapun indikator keberhasilan ada 3 macam:

1. Keaktifan belajar siswa ditandai dengan keaktifan belajar siswa mencapai

rata-rata minimal 70% atau kategori baik.

2. Rata-rata tes pemahaman konsep belajar siswa mencapai minimal 70.

3. Ketuntasan klasikal belajar siswa dalam satu kelas mencapai minimal 70%

dengan nilai KKM 75.


33

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I

Penelitian pada siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan, pertemuan

pertama diisi dengan materi persamaan linear satu variabel dan pertemuan

kedua diisi dengan pertidaksamaan linear satu variabel, sedangkan pertemuan

ketiga dilaksanakan evaluasi akhir siklus I. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan empat tahap dalam melaksanakan proses pembelajaran. Empat

tahap yang dilaksanakan peneliti adalah perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Dari empat tahap

tersebut telah diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu mengadakan persiapan-

persiapan yaitu:

a. Peneliti menentukan pokok bahasan persamaan linear satu variabel

yang akan diajarkan yaitu dengan konsultasi terlebih dahulu kepada Ibu

Sugiyani, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika kelas VII C

SMP Negeri 35 Purworejo.

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan, yaitu

Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan sumber belajar

buku paket Matematika konsep dan aplikasinya Kelas VII SMP dan

MTs, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni.

33
34

c. Menyusun kisi-kisi soal evaluasi dengan kompetensi dasar

menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

persamaan linear satu variabel, dan lembar observasi.

d. Menyiapkan instrumen lembar observasi keaktifan siswa, lembar

observasi keaktifan guru dan lembar keterlaksanaan model

pembelajaran Number Head Together (NHT).

e. Menyusun tugas kelompok dan soal evaluasi siklus I.

f. Mencari validator untuk menguji validitas lembar observasi keaktifan

siswa dan soal evaluasi pada siklus I. Dalam uji validitas lembar

observasi keaktifan siswa peneliti menjadikan Bapak Suyoto, M. Pd

selaku dosen yang membidangi dalam psikologi dan guru BK SMP

Negeri 35 Purworejo sebagai validatornya. Dalam uji validitas isi soal

evaluasi divalidasi oleh guru mata pelajaran SMP Negeri 35 Purworejo

yaitu Ibu Sugiyani, S. Pd dan Bapak Didik Handono, S. Pd sebagai

validatornya.

g. Menyusun kelompok secara heterogen. Tiap kelompok terdiri dari 4-5

siswa. Karena pada kelas VII C terdiri dari 33 siswa maka ada 8

kelompok; 7 kelompok terdiri dari masing-masing 4 siswa dan 1

kelompok terdiri dari 5 siswa.

h. Membuat nomor sebanyak 33 lembar yang terdiri dari nomor 1-4.

Nomor dibagikan kepada siswa saat pembelajaran kelompok

berlangsung.
35

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan. Dalam

setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir. Pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 November

2013 selama 2×40 menit yang dimulai pukul 07.00 – 08.20 WIB.

Pertama yang dilakukan membuka dengan salam dan mengecek

kehadiran siswa. Kemudian peneliti memberi penjelasan kepada siswa

tentang model pembelajaran Number Head together (NHT) dan

sekaligus menyampaikan tujuan dari pembelajaran tersebut.

Setelah peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran Number Head

Together (NHT) dilanjutkan dengan membagi siswa ke dalam

kelompok kecil yang sebelumnya sudah disusun oleh peneliti, yaitu

yang terdiri dari 4-5 siswa dalam satu kelompoknya. Tidak lupa juga

peneliti meminta kepada siswa agar duduk pada masing-masing

kelompok. Peneliti meminta kepada siswa untuk mangambil nomor

yang sudah disiapkan. Dalam membagikan nomor peneliti mendatangi

tiap kelompok kemudian siswa disuruh mengambil satu nomor yang

dibawa peneliti. Setelah semua siswa memegang nomor, peneliti

melanjutkan menyampaikan materi sekilas tentang persamaan linear

satu variabel. Selesai menyampaikan materi siswa diberi kesempatan

untuk menanyakan materi yang kurang jelas.


36

Dalam kegiatan selanjutnya peneliti membagikan selembar tugas

kelompok untuk didiskusikan oleh kelompoknya. Pada selembar tugas

kelompok terdapat 3 permasalahan yang harus didiskusikan. Agar

pembelajarannya terlaksana dengan tepat waktu peneliti membatasi

dengan waktu yang telah ditentukan. Selama diskusi berlangsung

peneliti mengawasi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

Setelah siswa menyelesaikan permasalahan pada tugas tersebut peneliti

memanggil nomor secara acak dan menunjuk siswa untuk

mempresentasikan di depan kelas. Setelah ada perwakilan dari siswa

yang mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti atau guru dan siswa

memberikan aplouse atas keberanian siswa dalam mempresentasikan

jawaban.

Dalam kegiatan akhir peneliti atau guru memberitahukan kepada

siswa tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan kedua. Di

akhir pertemuan ini peneliti atau guru menutup dengan salam.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 28 November

2013 selama 2×40 menit dan dimulai pukul 08.20 - 09.40 WIB. Peneliti

atau guru mengawali dengan membuka salam dan mengecek kehadiran

siswa. Tidak lupa juga mengingatkan kembali tujuan pembelajaran

Number Head Together (NHT). Peneliti kemudian memberikan

motivasi kepada siswa agar lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam

mengikuti pembelajaran.
37

Setelah siswa diberi motivasi, peneliti atau guru melanjutkan

dengan meminta siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan yang

diterapkan pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua sama dengan

pertemuan pertama yaitu peneliti atau guru meminta kepada siswa

untuk mengambil nomor yang sudah disiapkan. Dalam membagikan

nomor peneliti atau guru mendatangi tiap kelompok dan siswa diminta

untuk mengambil satu nomor yang dibawa peneliti atau guru. Setelah

semua siswa memegang nomor, peneliti atau guru melanjutkan dengan

menyampaikan materi sekilas tentang pertidaksamaan linear satu

variabel. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk menanyakan

mengenai materi yang kurang jelas.

Kegiatan selanjutnya peneliti atau guru membagikan selembar

tugas kelompok untuk didiskusikan oleh kelompoknya. Pada selembar

tugas tersebut terdapat 3 permasalahan yang berkaitan dengan

pertidaksamaan linear satu variabel. Dalam pengerjaan tugas kelompok

tersebut peneliti atau guru telah membatasi waktunya. Selama diskusi

berlangsung peneliti atau guru mengawasi dan membimbing siswa yang

mangalami kesulitan. Setelah siswa telah menyelesaikan permasalahan

pada tugas tersebut, kemudian peneliti memanggil nomor secara acak

dan menunjuk siswa untuk mempresentasikan di depan kelas. Setelah

ada perwakilan dari siswa yang mempresentasikan hasil diskusinya,

peneliti atau guru dan siswa memberikan aplouse kepada siswa yang

telah memberanikan diri untuk mempresentasikannya di depan kelas.


38

Untuk mengakhiri pertemuan kedua peneliti atau guru memberikan

tugas kepada siswa untuk merangkum hasil pembelajaran mengenai

pertidaksamaan linear satu variabel. Setelah itu menginformasikan

kepada siswa bahwa pertemuan ketiga akan dilaksanakan evaluasi

siklus I. Diakhir pertemuan peneliti atau guru menutup pembelajaran

dengan salam.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Jum’at, 29 November 2013

yang dimulai pukul 07.00 - 08.20 WIB peneliti atau guru melaksanakan

evaluasi siklus I. Evaluasi ini dilaksanakan selama 40 menit, dengan 8

soal evaluasi yang berbentuk essay. Peneliti atau guru membagikan

lembar soal dan lembar jawab dengan bantuan siswa. Peneliti

mengingatkan kepada siswa agar dalam menyelesaikan soal harus

dikerjakan secara individu. Peneliti mengawasi jalannya evaluasi tes

siklus I. Pada menit akhir peneliti atau guru memberitahukan kepada

siswa untuk segera menyelesaikan dan mengumpulkan lembar jawaban.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I suasana di dalam kelas belum

kondusif masih banyak siswa yang ramai masih sering berpindah tempat

duduk. Hal tersebut dikarenakan siswa menolak pembentukan kelompok

yang telah ditetapkan oleh peneliti, siswa lebih mengiginkan memilih

sendiri anggota kelompoknya dan ada juga sebagian siswa tidak suka

dengan temannya. Tetapi pemilihan kelompok mutlak telah ditetapkan


39

peneliti secara acak. Peneliti dalam membuat kelompok telah

menyesuaikan dengan kemampuan siswa yaitu secara heterogen.

Berdasarkan observasi pada pelaksanaan siklus I yang terdiri dari 10

item keaktifan siswa yaitu siswa memperhatikan saat guru memberikan

materi pelajaran, siswa mencatat materi pelajaran, siswa aktif berdiskusi

dengan satu kelompok, siswa mempresentasikan jawabannya di depan

kelas, siswa bertanya tentang materi yang belum jelas, siswa mempunyai

keberanian untuk bertanya, siswa mau menjawab pertanyaan yang

diberikan guru, siswa memberanikan diri dalam menanggapi jawaban

temannya, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan setelah

selesai diskusi siswa membuat kesimpulan. Diperoleh dari data hasil

observasi selama pembelajaran berlangsung yaitu jumlah seluruh keaktifan

siswa pada pertemuan pertama ada 193 dan pertemuan kedua ada 203,

sedang jumlah keaktifan siswa ada 10 kali 33 yaitu 330. Maka diperoleh

persentase keaktifan siswa pertemuan pertama 58,48% dan pertemuan

kedua 61,51%. Sehingga diperoleh nilai rata-rata keaktifan siswa 60%

dengan kategori cukup. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa

nilai rata-rata keaktifan siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan, yaitu sebesar 70%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran rekapitulasi lembar observasi keaktifan siswa siklus I tiap

pertemuan.

Selain mengamati keaktifan siswa, pengamat juga mengamati

keaktifan guru selama pembelajaran berlangsung yaitu dengan


40

menggunakan lembar observasi keaktifan guru. Pengamatan keaktifan

guru dilakukan untuk mengetahui apakah guru telah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana. Dalam pembelajaran ini pengamat

juga memberi pengamatan terhadap keterlaksanaan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) menggunakan lembar keterlaksanaan yang

telah disediakan oleh peneliti. Hasil pengamatan keaktifan guru secara

jelas ada dilampiran lembar observasi keaktifan guru dan lembar

keterlaksanaan model pembelajaran.

Sedangkan persentase rata-rata tes pemahaman konsep diperoleh

31,71 dengan nilai prestasi belajar terendah 15 dan tertinggi 78,33 yang

mencapai ketuntasan klasikal 9%. Dari perolehan rata-rata tes pemahaman

konsep menunjukkan bahwa indikator keberhasilan belum tercapai karena

belum mencapai rata-rata 70. Rata-rata tes pemahaman konsep secara jelas

dapat dilihat pada lampiran tentang rata-rata tes pemahaman konsep siklus

I.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai dilakukan.

Dalam tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui kelemahan dari

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Karena dalam tahap refleksi

diupayakan agar keaktifan siswa dan pemahaman konsep dapat meningkat.

Pembelajaran pada siklus I indikator keberhasilan belum tercapai. Masih

banyak kelemahan yang menyebabkan tidak tercapainya indikator

keberhasilan adalah sebagai berikut.


41

a. Masih banyak siswa yang ramai saat akan dibentuk kelompok.

b. Susah mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

c. Ada satu siswa yang tidak disukai temannya, sehingga teman lain tidak

mau dikelompokkan.

d. Kurang aktif dalam berdiskusi.

e. Beberapa siswa masih bingung dengan model pembelajaran Number

Head Together (NHT).

f. Rata-rata tes pemahaman konsep masih kurang dari 70 dan ketuntasan

klasikal belajar kurang dari 70%.

Untuk memperbaiki hasil pengamatan pada siklus I yang harus

dilakukan adalah :

a. Memberikan pengarahan kepada siswa yang berbuat ramai agar tidak

mengganggu temannya.

b. Guru memancing dengan memberikan sebuah hadiah.

c. Guru memberikan pengertian kepada siswa tentang betapa pentingnya

kerjasama dalam kelompok.

d. Guru memberikan pengertian dan saran kepada siswa bahwa orang

yang aktif dalam belajar akan memetik hasilnya.

e. Mengingatkan kembali kepada siswa tentang pembelajaran melalui

model Number Head Together (NHT).

f. Guru memberikan hadiah berupa uang untuk memancing agar terjadi

kompetisi untuk mendapatkan nilai bagus.


42

B. Hasil Penelitian Siklus II

Penelitian pada siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan, pertemuan

pertama diisi dengan materi menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan

nilai sebagian. Pada pertemuan kedua diisi dengan menentukan besar dan

persentase laba, rugi, harga jual, harga beli, rabat, netto, bunga tunggal dalam

kegiatan ekonomi, sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan evaluasi akhir

siklus II. Tahap tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I.

1. Tahap Perencanaan (planning)

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu mengadakan persiapan-

persiapan yaitu:

a. Peneliti menentukan materi yaitu tentang menghitung nilai keseluruhan,

nilai per-unit, nilai sebagian, persentase laba, rugi, harga jual, harga

beli, rabat, netto, bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan, yaitu

Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan sumber belajar

buku paket Matematika konsep dan aplikasinya Kelas VII SMP dan

MTs, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni.

c. Menyusun kisi-kisi soal evaluasi siklus II dengan kompetensi dasar

menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika

sosial yang sederhana, dan lembar observasi.

d. Menyiapkan instrumen lembar observasi keaktifan siswa, lembar

observasi keaktifan guru, dan lembar keterlaksanaan model


43

pembelajaran Number Head Together (NHT) yang sebelumnya

digunakan untuk pengamatan pada siklus I.

e. Menyusun tugas kelompok dan soal evaluasi siklus II.

f. Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa, lembar keaktifan guru,

dan lembar keterlaksanaan model pembelajaran Number Head Together

(NHT) yang sama dengan siklus I.

i. Susunan kelompok pada siklus II masih sama dengan siklus I. Tiap

kelompok terdiri dari 4 siswa sampai 5 siswa. Karena pada kelas VII C

terdiri dari 33 siswa maka ada 8 kelompok; 7 kelompok terdiri dari

masing-masing 4 siswa dan 1 kelompok terdiri dari 5 siswa.

g. Menyiapkan nomor yang sudah digunakan pada siklus I yaitu sebanyak

33 nomor yang terdiri dari nomor 1-4. Nomor dibagikan kepada siswa

saat pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pembelajaran pada siklus II telah dilaksanakan 3 kali pertemuan yang

dimulai pada hari Kamis, 5 Desember 2013.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Desember

2013 selama 2×40 menit yang dimulai pukul 08.20 – 09.40 WIB.

Pertama yang dilakukan membuka dengan salam dan dilanjutkan

dengan mengecek kehadiran siswa. Tidak lupa juga mengingatkan

kembali kepada siswa tentang model pembelajaran Number Head


44

together (NHT) dan sekaligus menyampaikan tujuan pembelajaran

tersebut. Lalu peneliti atau guru memberikan sedikit cerita.

Setelah memberikan sedikit cerita kepada siswa kemudian peneliti

atau guru melanjutkan dengan membagi siswa ke dalam kelompok kecil

yang sebelumnya sudah disusun, yaitu membagi siswa yang terdiri dari

4-5 siswa dalam satu kelompoknya. Tidak lupa juga peneliti atau guru

meminta kepada siswa untuk duduk pada kelompoknya. Dalam

membagikan nomor peneliti atau guru mendatangi tiap kelompok

kemudian siswa disuruh mengambil satu nomor yang dibawa peneliti

atau guru. Setelah semua siswa memegang nomor, peneliti atau guru

melanjutkan dengan menyampaikan materi sekilas tentang menghitung

nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan nilai sebagian. Setelah guru

menyampaikan materi, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang

materi yang sekiranya kurang jelas.

Sebelum membagikan selembar tugas kelompok peneliti

menambah latihan soal tentang nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan

nilai sebagian. Selanjutnya peneliti membagikan selembar tugas

kelompok untuk didiskusikan dalam kelompoknya. Selembar tugas

tersebut ada 2 permasalahan. Agar pengerjaannya terlaksana dengan

tepat waktu peneliti membatasi dengan waktu yang telah ditentukan.

Selama diskusi berlangsung peneliti mengawasi dan membimbing siswa

yang mangalami kesulitan. Lalu guru menanyakan kepada siswa

tentang hasil diskusinya. Setelah siswa menyelesaikan permasalahan


45

pada tugas tersebut peneliti memanggil nomor secara acak dan

menunjuk siswa untuk mempresentasikan di depan kelas. Setelah ada

perwakilan dari siswa yang mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti

atau guru dan siswa bersama mengoreksi hasil jawaban yang ada di

papan tulis. Siswa yang mempresentasikan jawaban dan hasilnya benar

oleh peneliti atau guru diberi hadiah.

Sebelum pembelajaran diakhiri peneliti atau guru memberikan PR.

Selanjutnya peneliti memberitahukan kepada siswa tentang materi yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Setelah pembelajaran

selesai peneliti atau guru menutup dengan salam.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 6 Desember 2013

selama 2×40 menit yang dimulai pukul 08.20 - 09.40 WIB. Pertama

yang dilakukan membuka dengan salam dan mengecek kehadiran

siswa. Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran Number Head Together (NHT) serta tidak lupa juga

peneliti mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya. Selanjutnya

peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar lebih serius dan

bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.

Setelah siswa diberi motivasi, peneliti melanjutkan dengan

meminta kepada siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan yang

diterapkan pada pertemuan pertama pada siklus II. Lalu siswa diminta

untuk mangambil nomor yang sudah disiapkan. Dalam membagikan


46

nomor peneliti mendatangi tiap kelompok kemudian siswa disuruh

mengambil satu nomor yang telah dibawa peneliti. Setelah semua siswa

memegang nomor, peneliti melanjutkan dengan menyampaikan materi

sekilas tentang menentukan besar dan persentase laba, rugi, harga jual,

harga beli, rabat, netto, bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

Sesudah selesai menyampaikan materi siswa diberi kesempatan untuk

bertanya mengenai materi yang belum jelas.

Sebelum membagikan selembar tugas kelompok peneliti

menambah latihan soal tentang menentukan besar dan persentase laba,

rugi, harga jual, harga beli, rabat, netto, bunga tunggal dalam kegiatan

ekonomi. Selanjutnya peneliti membagikan selembar tugas kelompok

untuk didiskusikan dalam kelompoknya. Selembar tugas tersebut ada 2

permasalahan. Dalam pengerjaan tugas kelompok peneliti membatasi

waktunya. Selama diskusi berlangsung peneliti mengawasi dan

membimbing siswa yang mangalami kesulitan. Lalu peneliti atau guru

menanyakan kepada siswa tentang hasil diskusinya. Setelah siswa

menyelesaikan permasalahan pada tugas tersebut peneliti memanggil

nomor secara acak dan menunjuk siswa untuk mempresentasikan di

depan kelas. Setelah ada perwakilan dari siswa yang mempresentasikan

hasil diskusinya, peneliti dan siswa bersama mengoreksi hasil jawaban

yang ada di papan tulis. Siswa yang mempresentasikan jawaban dan

hasilnya benar oleh peneliti diberi hadiah.


47

Sebelum pembelajaran diakhiri peneliti memberikan PR dan

dilanjutkan dengan menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan

ketiga akan dilaksanakan evaluasi siklus II. Diakhir pertemuan peneliti

menutup pembelajaran dengan salam.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Desember 2013

jam 07.00 - 08.20 WIB peneliti mengadakan evaluasi siklus II. Evaluasi

ini dilaksanakan selama 60 menit, dengan 9 butir soal evaluasi yang

berbentuk essay. Peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab

dengan bantuan siswa. Selanjutnya peneliti mengingatkan kepada

siswa dalam menyelesaikan soal harus dikerjakan secara individu.

Peneliti mengawasi jalannya evaluasi tes siklus II. Pada menit terakhir

peneliti memberitahukan kepada siswa untuk segera menyelesaikan

dan mengumpulkan lembar jawaban.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Pengamatan terhadap keaktifan siswa dan peneliti selama proses

pembelajaran. Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus II lebih

baik dibandingkan dengan siklus I. Pengamatan dilakukan oleh rekan

sejawat dengan bantuan lembar observasi keaktifan siswa. Dari hasil

observasi selama pembelajaran berlangsung diperoleh jumlah seluruh

keaktifan siswa pada pertemuan pertama ada 243 dan pertemuan kedua ada

260, sedang jumlah keaktifan siswa ada 10 kali 33 yaitu 330. Maka

diperoleh persentase keaktifan siswa pada pertemuan pertama 73,63 % dan


48

pertemuan kedua 78,78%. Sehingga diperoleh nilai rata-rata keaktifan

siswa 76,21% dengan kategori baik. Dari pernyataan tersebut dapat

dikatakan bahwa nilai rata-rata keaktifan siswa sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 70%. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran rekapitulasi lembar observasi keaktifan siswa

siklus II tiap pertemuan.

Selain mengamati keaktifan siswa pengamat juga mengamati

keaktifan guru selama pembelajaran berlangsung yaitu dengan

menggunakan lembar observasi keaktifan guru. Pengamatan keaktifan

guru dilakukan karena untuk mengetahui apakah guru telah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana. Dalam pembelajaran ini pengamat

juga memberikan pengamatan terhadap keterlaksanaan model

pembelajaran Number Head Together (NHT) menggunakan lembar

keterlaksanaan yang telah disediakan oleh peneliti. Hasil pengamatan

keaktifan guru secara jelas disajikan pada lampiran lembar observasi

keaktifan guru dan lembar keterlaksanaan model pembelajaran Number

Head Together (NHT) siklus II.

Sedangkan rata-rata tes pemahaman konsep diperoleh 71,04 dengan

nilai prestasi belajar terendah 10 dan tertinggi 93,33 yang mencapai

ketuntasan klasikal 74%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tes

pemahaman konsep sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar

70. Rata-rata tes pemahaman konsep secara jelas telah disajikan pada

lampiran tentang hasil tes pemahaman konsep siklus II.


49

4. Implementasi tindakan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II

menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah

berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Adapun keberhasilan tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran pada siklus II lebih baik daripada siklus I, suasana saat

pembelajaran lebih kondusif.

b. Siswa sudah tidak ramai saat akan dibentuk kelompok.

c. Siswa yang mempresentasikan jawaban di depan kelas semakin

bertambah.

d. Siswa mengerti manfaat kerja kelompok sehingga tidak ada siswa yang

berkomentar.

Berdasarkan hasil analisa perbandingan antara siklus I dan siklus II

sudah mengalami peningkatan. Bahwa dari hasil pengamatan keaktifan

siswa dan tes pemahaman konsep pada siklus II sudah memenuhi indikator

keberhasilan dan penelitian dihentikan.

C. PEMBAHASAN

1. Keaktifan Siswa

Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil pengamatan

disetiap siklus tindakan. Dengan menerapkan model pembelajaran Number

Head Together (NHT) hasil pengamatan yang didapat menunjukkan bahwa

keaktifan siswa mengalami peningkatan. Ada juga yang menyebabkan

keaktifan belajar siswa meningkat yaitu dengan adanya pemberian hadiah


50

siswa jadi lebih aktif dalam belajar. Ini ditunjukkan bahwa pada siklus I

yang semula rata-rata keaktifan siswa 60% mengalami peningkatan pada

siklus II yaitu menjadi 76,21%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

keaktifan siswa sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu sebesar

70%. Pada tabel 4 telah disajikan rekapitulasi hasil pengamatan keaktifan

siswa pada siklus I dan siklus II yaitu sebagai berikut.

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Keaktifan Siswa Siklus I dan


Siklus II
Keaktifan Siswa
Siklus I 60%
Siklus II 76,21%

Data pada tabel 4 telah disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut.

Keaktifan Siswa
100
80
60
40 keaktifan siswa
20
0
siklus I siklus II

Gambar 2
Diagram Keaktifan Siswa

2. Hasil Tes Pemahaman Konsep

Berdasarkan dari hasil tes pada siklus I dan siklus II menunjukkan

bahwa nilai tes siswa banyak mengalami peningkatan. Walaupun masih

ada yang belum mengalami peningkatan. Ketuntasan klasikal pada siklus I

mencapai 9% dengan rata-rata prestasi belajar 40 dengan nilai terendah 15


51

dan nilai tertinggi 78,33. Setelah dilakukan refleksi tindakan ketuntasan

klasikal pada siklus II mencapai 75% dengan rata-rata prestasi belajar

74,53 dengan nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 93,33. Dilihat dari nilai

terendah pada siklus II ternyata lebih rendah dibandingkan dengan siklus I.

Karena pada siklus II ada siswa yang mendapatkan nilai 10 hal ini

disebabkan karena siswa tersebut terlalu meremehkan materi pelajaran dan

mengerjakannya semaunya sendiri. Untuk lebih jelasnya data tersebut

telah disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5. Perbandingan Nilai antara Siklus I dan Siklus II


No Uraian Siklus I Siklus II
1 Nilai tertinggi 78,33 93,33
2 Nilai terendah 15 10
3 Rata-rata 40 74,53

Setelah dianalisa ternyata nilai prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan. Peningkatan tersebut secara jelas telah disajikan dalam

diagram sebagai berikut.

100

80

60 1 Nilai tertinggi
40 2 Nilai terendah

20 3 Rata-rata

0
Siklus I Siklus II

Gambar 3.
Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar
52

Tabel 6. Ketuntasan Klasikal Hasil Tes Siklus I dan Siklus II


Ketuntasan Klasikal
Siklus I 9%
Siklus II 75%

Peningkatan persentase ketuntasan klasikal akan nampak jelas pada

diagram berikut.

Ketuntasan Klasikal
80%
70%
60%
50%
40%
30% Ketuntasan Klasikal
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II

Gambar 4.
Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata tes pemahaman konsep pada

siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata tes

pemahaman konsep telah disajikan dalam tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7. Rekapitulasi Rata-rata Tes Pemahaman Konsep


Rata-rata Tes Pemahaman Konsep
Siklus I 31,71
Siklus II 71,03

Peningkatan rata-rata tes pemahaman konsep pada tabel 7 secara jelas

telah disajikan pada diagram sebagai berikut.


53

80
70
60
50
40
Nilai Rerata Tes
30
Pemahaman Konsep
20
10
0
Siklus I Siklus II

Gambar 5.
Rata-rata Tes Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil dari rekapitulasi rata-rata tes pemahaman konsep

siklus I didapat 31,71 dan siklus II didapat 71,03. Dari hasil observasi dan

evaluasi di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan

keaktifan siswa dan pemahaman konsep siswa kelas VIIC.


54

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melalui pembahasan dari hasil penelitian, bahwa penerapan model

pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan

siswa dan pemahaman konsep pada siswa SMP Negeri 35 Purworejo kelas

VIIC tahun pelajaran 2013/2014, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

Keaktifan siswa pada siklus I rata-ratanya mencapai 60%, untuk siklus II

rata-ratanya mencapai 76,21%. Ini berarti rata-rata keaktifan siswa sudah

melebihi target rata-rata yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70%, dan

disimpulkan sudah berhasil. Sedangkan untuk nilai tes pemahaman konsep

pada siklus I rata-ratanya 31,71, untuk siklus II rata-ratanya 71,03. Ini

menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes pemahaman konsep sudah memenuhi

target yang ditentukan yaitu sebesar 70.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dalam usaha

peningkatan keaktifan siswa dan pemahaman konsep disarankan:

1. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang tepat agar dalam

menjalankan tugas mengajar benar-benar dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam belajar sehingga pemahaman konsep siswa lebih baik.

2. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Number Head Together

(NHT) sebagai alternatif dalam menghilangkan kejenuhan siswa.

54
55

3. Kepada peneliti lain agar dapat menggunakan model pembelajaran Number

Head Together (NHT) dengan mencakup selain pemahaman konsep dan

diharapkan juga dapat mengaplikasikannya pada materi yang berbeda.


56

DAFTAR PUSTAKA

Anindhita, Ageng Puspa. 2011. Eksperimentasi Metode Pembelajaran NHT


(Numbered Heads Together) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Bangun Datar Segitiga Kelas VII SMP Negeri 26 Purworejo
Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi UM Purworejo.

Arifin. 2012. Eksperimentasi pembelajaran kooperatif tipe Number Head


Together terhadap prestasi belajar matematika materi segiempat siswa
kelas VII SMP Negeri 40 Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi UM
Purworejo.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).


Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hamzah B.Uno, dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta :
Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

L. Silberman, Melvin. 2012. Aktive Learning. Bandung: NUANSA.

Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Naiza, Inna (2013). Makalah NHT. http://innaanisa0.blogspot.


com/2013/04/normal-0-false-false-false-in-ko-x-none. html .[online]
(diunduh Senin, 28 Oktober 2013 jam 07.50)

Nurhayati. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT untuk


Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 3 Satu
Atap Karang Sambung. Skripsi UM Purworejo.

Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.
57

Sudjana, Nana dkk. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar
Baru Algensindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winkel, W.S. 1996. Psikolog Pengajaran. Jakarta: Grasindo.


58
59
60
61
62
63
64
65

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 35 Purworejo


Kelas : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Standar Kompetensi : Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan
masalah.

Materi Indikator Pencapaian Karakter Penilaian Alokasi Sumber


Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Pembelajaran Kompetensi Siswa Waktu Belajar
3.2. Menyelesaikan Persamaan dan Menyelesaikan masalah 1. Menyelesaikan  Religius Tes Uraian ijul membeli 2 buku. 2×40 Buku paket
model pertidaksamaan sehari-hari yang diubah ke suatu masalah matematika  Disiplin tertulis Uang ijul sepuluh menit (Matematika
matematika dari linear satu dalam matematika yang berkaitan dengan  Rasa ribuan, dan dia konsep dan
masalah yang variabel berbentuk persamaan linear persamaan linear satu ingin mendapat uang kembali
aplikasinya
berkaitan dengan satu variabel variabel. tahu sebesar Rp4.000,00.
Kelas VII
persamaan linear  Tanggun Harga 1 buku adalah
g jawab SMP dan
satu variabel. Menyelesaikan masalah 2. Menyelesaikan Tes Uraian Umur dwi 3 tahun yang 2×40
sehari-hari yang diubah ke suatu masalah matematika  Demokr tertulis lalu kurang dari 25
MTs, Dewi
menit
dalam matematika yang berkaitan dengan
atis tahun. Umur dwi Nuharini dan
berbentuk pertidaksamaan pertidaksamaan linear satu
 Menghar sekarang. Tri
gai Wahyuni).
linear satu variabel variabel.
3.3. Mengunakan Perbandingan Melakukan simulasi 1. Menghitung nilai Tes Uraian Harga 1 lusin pensil 2×40 Buku paket
konsep aljabar dan aritmetika kegiatan ekonomi sehari- keseluruhan, nilai per-unit, tertulis adalah Rp18.000,00. menit (Matematika
dalam sosial. hari (jual beli) dan nilai sebagian. a. Berapakah konsep dan
pemecahan Mendiskusikan pengertian harga 1 buah pensil?
66

masalah dan menghitung nilai b. Berapakah aplikasinya


aritmetika sosial keseluruhan,nilai per- harga 5 buah pensil? Kelas VII
yang sederhana. unit,dan nilai sebagian. SMP dan
Mendiskusikan dan 2. Menentukan besar Seorang pedagang, Pak 2×40 MTs, Dewi
menghitung besar laba, dan persentase laba, rugi, Rifki menjual sebuah menit Nuharini dan
persentase laba,rugi, harga harga jual, harga beli, televisi seharga
Tri
jual, harga beli, rabat, dan rabat, netto, bunga tunggal Rp1.650.000,00. Dari
Wahyuni).
bunga tunggal dalam dalam kegiatan ekonomi. penjualan itu pak Rifki
kegiatan ekonomi mengambil untung
sebesar 10%. Harga beli
televisi itu adalah.

Purworejo, 17 November 2014


Guru Mata Pelajaran Matematika Mahasiswa Praktikan

Sugiyani, S.Pd. Ardli Ahdika


NIP.196606262008012008 NIM 092143550
Mengetahui,
Kepala Sekolah

Hidayat Nur Hamit, M. Pd.


NIP. 1968069221997021002
67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 35 Purworejo


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII C
Semester : Ganjil
Alokasi Waktu : 4x40 menit (2xpertemuan)

Standar Kompetensi :
3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu
variabel dan perbandingan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar :
3.2. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan linear satu variabel.

Indikator :
1. Menyelesaikan suatu masalah matematika yang berkaitan dengan
persamaan linier satu variabel.
2. Menyelesaikan suatu masalah matematika yang berkaitan dengan
pertidaksamaan linier satu variabel.

Pertemuan ke-1
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menyelesaikan suatu masalah matematika yang berkaitan
dengan persamaan linier satu variabel.

B. Karakter siswa yang diharapkan


 Religius
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Demokratis
 Menghargai
68

C. Materi pembelajaran
Menyelesaikan Persamaan dengan Substitusi
Menyelesaiakan persamaan dengan cara substitusi artinya menyelesaikan
persamaan dengan cara mengganti variabel dengan bilangan-bilangan yang
telah ditentukan, sehingga persamaan tersebut menjadi kalimat benar.
Contoh : penyelesaian dari persamaan + 4 = 7, adalah variabel pada
bilangan asli.

Untuk = 1 maka 1 + 4 = 7 (merupakan kalimat salah)


Untuk = 2 maka 2 + 4 = 7 (merupakan kalimat salah)
Untuk = 3 maka 3 + 4 = 7 (merupakan kalimat benar)
Untuk = 4 maka 4 + 4 = 7 (merupakan kalimat salah)
Jadi, penyelesaiannya adalah = 3, sedangkan 1, 2, dan 4 bukan penyelesaian dari
+ 4=7

Menyelesaikan Persamaan dengan Menambah, Mengurangi, Mengalikan


atau Membagi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan yang sama.
Setiap persamaan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan ditambah
atau dikurangi dengan bilangan yang sama.

Contoh : − 7 = −12
i. − 7 = −12 , diganti –5 menjadi −5 − 7 = −12 (kalimat benar)
penyelesaiannya adalah = −5
ii. − 7 + 7 = −12 + 7 (kedua ruas ditambah 7) = −5,
penyelesaiannya adalah = −5

Grafik Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel


Penyelesaian dari suatu persamaan dapat ditunjukkan pada garis bilangan yang
disebut grafik penyelesaian. Pada garis bilangan, grafik penyelesaian dari suatu
persamaan dinyatakan dengan noktah atau titik.
Misal penyelesaian adalah = 3, grafik penyelesaiannya adalah

3
69

Menyelesaikan Persamaan Bentuk Pecahan


Untuk menyelesaikan persamaan bentuk pecahan, terlebih dahulu ubahlah
persamaan tersebut menjadi persamaan lain yang ekuivalen tapi tidak lagi memuat
pecahan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan
KPK dari penyebut-penyebutnya. Selain itu, persamaan juga dapat diselesaikan tanpa
mengubah bentuk persamaan.

D. Media dan sumber belajar


1. Media : papan tulis, kapur dan penghapus, penggaris
2. Sumber belajar :
Buku paket (Matematika konsep dan aplikasinya Kelas VII SMP dan MTs,
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni).

E. Metode dan Model Pembelajaran


 Metode pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab
 Model pembelajaran : Number Head Together (NHT)

F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Karakter yang
No Kegiatan belajar
waktu diharapkan
1 Pendahuluan 8 menit
a. Guru membuka dengan salam. Religius
b. Guru mengabsen kehadiran siswa. Disiplin
Rasa ingin tahu
c. Guru menjelaskan tentang
pembelajaran Number Head
Together (NHT)
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
e. Guru memotivasi siswa apabila
konsep dari materi yang dipelajari
dapat dipahami, siswa dapat
mengaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
70

2 Kegiatan inti 26 menit


Eksplorasi
a. Guru membagi kelompok kecil Demokratis
berisikan 4-5 anak yang sudah
direncanakan.
b. Guru meminta siswa untuk duduk
pada kelompok masing-masing.
c. Guru membagikan nomor pada
Disiplin
masing-masing anak, masing-
masing anak memiliki nomor yang Rasa ingin tahu
berbeda.
d. Guru menyajikan materi secara Demokratis
singkat tentang persamaan linear
satu variabel.
Tanggung jawab
e. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Elaborasi Disiplin
a. Guru memberikan tugas/pertanyaan
yang akan didiskusikan masing-
masing kelompok.
b. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan
Tanggung jawab
soal dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Guru memantau siswa yang sedang
berdiskusi dan membimbing siswa Menghargai
yang mengalami kesulitan.
d. Guru memanggil nomor secara
acak yang akan mempresentasikan
hasil karyanya di depan kelas.
71

Konfirmasi
a. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang
mempresentasikan jawaban berupa
aplouse.
b. Guru dan siswa mengadakan
refleksi.
3 Penutup 6 menit
a. Guru dan siswa menarik Rasa ingin tahu
kesimpulan bersama.
Rasa ingin tahu
b. Guru memberikan informasi
tentang materi yang selanjutnya. Religi
c. Guru menutup dengan salam.

Pertemuan ke-2
A. Tujuan Pembelajaran
2. Siswa dapat menyelesaikan suatu masalah matematika yang berkaitan
dengan pertidaksamaan linier satu variabel.

B. Karakter Siswa yang Diharapkan


 Religius
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Demokratis
 Menghargai

C. Materi Pembelajaran
Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel yaitu dengan
mengganti variabel sehingga suatu pertidaksamaan menjadi kalimat benar.
72

Cara penyelesaiannya sama dengan persamaan linear satu variabel, yaitu


dengan menambah atau mengurangi dengan bilangan yang sama, dan lain-lain.

D. Media dan Sumber Belajar


1. Media : papan tulis, kapur dan penghapus, penggaris
2. Sumber belajar :
Buku paket (Matematika konsep dan aplikasinya Kelas VII SMP dan MTs,
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni).

E. Metode dan Model Pembelajaran


 Metode pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab
 Model pembelajaran : Number Head Together (NHT)

F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Karakter yang
No Kegiatan belajar
waktu diharapkan
1 Pendahuluan 6 menit
a. Guru membuka dengan salam. Religi
b. Guru mengabsen kehadiran siswa. Disiplin
Rasa ingin tahu
c. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
d. Guru hanya mengingatkan kembali
tentang bentuk persamaan linear.
e. Guru memotivasi siswa apabila
konsep dari materi yang dipelajari
dapat dipahami, maka siswa dapat
mengaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
2 Kegiatan Inti 30 menit
Eksplorasi
a. Guru meminta siswa untuk duduk Disiplin
pada kelompok yang pada
pertemuan pertama sudah dibentuk.
73

b. Guru membagikan nomor pada


masing-masing anak, masing-
Rasa ingin tahu
masing anak memiliki nomor yang
berbeda.
c. Guru menyajikan materi secara Demokratis

singkat tentang pertidaksamaan


linear satu variabel.
Tanggung jawab
d. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Disiplin

Elaborasi
a. Guru membagikan tugas yang akan
didiskusikan
b. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan
Tanggung jawab
soal dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Guru memantau siswa yang sedang
Tanggung jawab
berdiskusi dan membimbing siswa
yang mengalami kesulitan.
d. Guru memanggil nomor secara
acak yang akan mempresentasikan
hasil karyanya di depan kelas.

Konfirmasi Menghargai
a. Jika nomor yang ditunjuk untuk
mempresentasikan dan
kelompoknya mendapatkan
kendala, guru meminta peserta
didik dengan nomor yang sama
pada kelompok lain untuk
74

membantu memberikan solusi atas


jawabannya.
b. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang
mempresentasikan jawaban berupa
aplouse.
c. Guru dan siswa mengadakan
refleksi.
3 Penutup 4 menit
a. Guru memberikan tugas kepada Tanggung jawab
siswa untuk membuat rangkuman
mengenai pertidaksamaan linier
satu variabel. Rasa ingin tahu
b. Guru memberikan informasi untuk
pertemuan selanjutnya akan
Religius
diadakan evaluasi.
c. Guru menutup dengan salam.

G. Penilaian
1. Teknik : tugas kelompok, tes tertulis
2. Bentuk : uraian
3. Contoh instrumen :
Instrumen Tugas Kelompok Pertemuan ke 1
a. Suatu bilangan dikurangkan dengan 4 hasilnya adalah 12. Tentukan
berapa nilai bilangan tersebut!
b. Seorang ayah berumur 20 tahun ketika anaknya lahir. Berapakah umur
anak itu jika jumlah umur mereka 48 tahun?
c. Sebuah persegi panjang memiliki panjang (2a+3) cm dan lebarnya (2a-1)
cm. Jika kelilingnya adalah 42 cm tentukan model matematikannya
kemudian carilah panjang dan lebarnya!
75

Instrumen Tugas Kelompok Pertemuan ke 2


a. Untuk variabel pada bilangan asli kurang dari 8, tentukan nilai x dari : 3x
– 1 > x + 5!
b. Dari pertidaksamaan 4 − s ≥ −2 , tentukan nilai !
c. Umur Dewa adalah tahun dan umur Nanang 3 tahun lebih tua. Jumlah
umur mereka kurang dari 20. Berapa umur Nanang!

Purworejo, 17 November 2013


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika Mahasiswa Praktikan

Sugiyani, S.Pd. Ardli Ahdika


NIP.196606262008012008 NIM 092143550
76

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 35 Purworejo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII C
Semester : Ganjil
Alokasi Waktu : 4x40 menit (2xpertemuan)

Standar Kompetensi :
3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu
variabel dan perbandingan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar :
4.3. Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial
yang sederhana.

Indikator :
1. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan nilai sebagian.
2. Menentukan besar dan persentase laba, rugi, harga jual, harga beli, rabat,
netto, bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

Pertemuan ke 1
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan nilai sebagian.

B. Karakter siswa yang diharapkan


 Religius
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Demokratis
 Menghargai
77

C. Materi Pembelajaran
Menghitung Nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan nilai sebagian
Seorang pemilik toko menjual satu kotak karet penghapus dengan harga
Rp. 8.400,00. Ternyata, dalam satu kotak terdapat 12 buah karet penghapus.
Seseorang membeli sebuah karet penghapus dan pemilik toko menjualnya
dengan harga Rp.700,00. Dalam hal ini, harga satu kotak karet penghapus =
Rp. 8.400,00 disebut nilai keseluruhan, sebagian harga satu buah karet
penghapus = Rp. 700,00 disebut nilai per-unit

D. Media dan Sumber Belajar


1. Media : papan tulis, kapur dan penghapus, penggaris
2. Sumber belajar :
Buku paket (Matematika konsep dan aplikasinya Kelas VII SMP dan MTs,
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni).

E. Metode dan Model Pembelajaran


 Metode pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab
 Model pembelajaran : Number Head Together (NHT)

F. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan belajar Alokasi Karakter yang
waktu diharapkan
1 Pendahuluan 4 menit
a. Guru membuka dengan salam. Religius
b. Guru mengecek kehadiran siswa. Disiplin
Rasa ingin tahu
c. Guru menjelaskan tentang
pembelajaran Number Head
Together (NHT).
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
e. Guru memberitahukan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
hari ini.
78

f. Guru memberikan apersepsi.


2 Kegiatan inti 33 menit
Eksplorasi
a. Guru membagi kelompok kecil Demokratis
berisikan 4-5 anak yang sudah
direncanakan.
Disiplin
b. Guru meminta siswa untuk duduk
pada masing-masing kelompoknya.
c. Guru membagikan nomor pada
masing-masing anak, masing-
masing anak memiliki nomor yang Rasa ingin tahu
berbeda.
d. Guru menyajikan materi secara Demokratis
singkat tentang aritmatika sosial
dalam kegiatan ekonomi.
Rasa ingin tahu
e. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
Tanggung jawab
Elaborasi
a. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa mengenai aritmatika
sosial. Disiplin
b. Guru menambah latihan-latihan
Tanggung jawab
soal mengenai aritmatika sosial.
c. Guru membagikan soal yang akan
didiskusikan.
d. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal Menghargai
dengan waktu yang telah
ditentukan.
e. Guru memberikan informasi
kepada siswa dalam pengerjan
79

tugas kelompok siswa


diperbolehkan berdiskusi dengan
satu kelompoknya.
f. Guru memantau siswa yang sedang
berdiskusi.
g. Guru menanyakan tentang diskusi
mereka apakah sudah selesai.
h. Guru memanggil nomor secara
acak yang akan mempresentasikan
hasil karyanya di depan kelas.

Konfirmasi
a. Guru bersama siswa mengkoreksi
jawaban yang telah dipresentasikan
oleh siswa.
b. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang mempresentasi
di depan kelas berupa hadiah.
c. Guru dan siswa mengadakan
refleksi.
3 Penutup 3 menit
a. Guru memberikan PR kepada Tanggung jawab
siswa.
Rasa ingin tahu
b. Guru memberikan informasi
tentang materi yang selanjutnya. Religi
c. Guru menutup dengan salam.
80

Pertemuan ke 2
A. Tujuan pembelajaran
2. Siswa dapat menentukan besar dan persentase laba, rugi, harga jual, harga
beli, rabat, netto, bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

B. Karakter siswa yang diharapkan


 Religius
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Demokratis
 Menghargai

C. Materi pembelajaran
Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi
Harga beli adalah harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya. Harga
beli sering disebut modal. Dalam situasi tertentu, modal adalah harga beli
ditambah dengan ongkos atau biaya lainnya.
Harga jual adalah harga barang yang ditetapkan oleh pedagang kepada
pembeli. Untung atau laba adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian jika harga penjualan lebih dari harga pembelian.
Laba = harga penjualan-harga pembelian
Rugi = harga pembelian-harga penjualan
Persentase Untung, atau Rugi
Menentukan persentase untung atau rugi
= × 100%

= × 100%

Menentukan harga penjualan dan harga pembelian jika persentase untung atau rugi
diketahui
Jika persentase untung atau rugi diketahui, kita dapat menghitung harga beli atau
harga jualnya.
81

Kalian telah mengetahui bahwa untung (laba) =harga penjualan-harga pembelian,


maka

1. Harga penjualan = harga pembelian + untung


2. Harga pembelian = harga penjualan – untung

Kalian juga telah mengetahui bahwa rugi = harga pembelian – harga penjualan, maka

1. Harga pembelian = harga pembelian – rugi


2. Harga penjualan = harga penjualan + rugi

Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto


Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Dalam

pemakaiannya, terdapat perbedaan istilah antara rabat dan diskon. Istilah rabat digunakan

oleh produsen kepada grosir, agen, atau pengecer, sedangkan istilah diskon digunakan

oleh grosir, agen, atau pengecer kepada konsumen.

Harga bersih = harga kotor – rabat (diskon)

dimana : harga kotor adalah harga barang sebelum dipotong rabat (diskon).

harga bersih adalah harga barang sesudah dipotong rabat (diskon).

Bruto, Tara, Neto


Bruto = neto + tara
Neto = bruto – tara
Tara = bruto – neto
Jika diketahui persen tara dan bruto, kalian dapat mencari tara dengan rumus berikut.
Tara = persen tara × bruto
Untuk menentukan harga bersih setelah memperoleh potongan berat (tara) dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Harga bersih = neto × harga/satuan berat

Bunga Tabungan

Apabila menyimpan uang di bank, maka kita akan mendapatkan tambahan uang

yang disebut bunga. Bunga tabungan dihitung berdasarkan persen nilai. Bunga tabungan
82

dihitung secara periodik, misalnya sebulan sekali atau setahun sekali. Ada dua jenis

bungan tabungan, yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Bunga tunggal adalah bunga

yang dihitung hanya berdasarkan besarnya modal saja, sedangkan bunga majemuk adalah

bunga yang dihitung berdasarkan besarnya modal dan bunga.

D. Media dan sumber belajar


1. Media : papan tulis, kapur dan penghapus, penggaris
2. Sumber belajar :
Buku paket (Matematika konsep dan aplikasinya Kelas VII SMP dan MTs,
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni).

E. Metode dan Model Pembelajaran


 Metode pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab
 Model pembelajaran : Number Head Together (NHT)

F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Karakter yang
No Kegiatan belajar
waktu diharapkan
1 Pendahuluan 4 menit
a. Guru membuka dengan salam. Religius
b. Guru mengabsen kehadiran siswa. Disiplin
Rasa ingin tahu
c. Guru menjelaskan tentang
pembelajaran Number Head
Together (NHT).
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
e. Guru memberikan apersepsi.
2 Kegiatan inti 33 menit
Eksplorasi
a. Guru membagi kelompok kecil Demokratis
berisikan 4-5 anak yang sudah
direncanakan.
Disiplin
83

b. Guru meminta siswa untuk duduk


pada masing-masing kelompoknya.
c. Guru membagikan nomor pada
masing-masing anak, masing- Rasa ingin tahu
masing anak memiliki nomor yang
berbeda.
Demokratis
d. Guru menyajikan materi secara
singkat tentang aritmatika sosial
dalam kegiatan ekonomi. Rasa ingin tahu
e. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.

Elaborasi
a. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa mengenai besar dan Tanggung jawab
persentase laba, rugi, harga jual,
Disiplin
harga beli, rabat, netto, bunga
tunggal dalam kegiatan ekonomi.
b. Guru menambah latihan-latihan
Tanggung jawab
soal.
c. Guru membagikan materi yang
akan didiskusikan
d. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal
dengan waktu yang telah
ditentukan.
e. Guru memberikan informasi
kepada siswa dalam pengerjaan
tugas kelompok siswa hanya
diperbolehkan berdiskusi dengan
satu kelompoknya.
84

f. Guru memantau siswa yang sedang Menghargai


berdiskusi.
g. Guru menanyakan tentang diskusi
mereka apakah sudah selesai.
h. Guru memanggil nomor secara
acak yang akan mempresentasikan
hasil karyanya di depan kelas.

Konfirmasi
a. Guru bersama siswa mengkoreksi
jawaban yang telah dipresentasikan
oleh siswa.
b. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang presentasi di
depan kelas berupa hadiah.
c. Guru dan siswa mengadakan
refleksi.
3 Penutup 3 menit
a. Guru memberikan PR kepada Tanggung jawab
siswa.
Rasa ingin tahu
b. Guru memberikan informasi
tentang materi yang selanjutnya. Religi
c. Guru menutup dengan salam.

G. Penilaian
1. Teknik : tugas kelompok, tes tertulis
2. Bentuk : uraian
3. Contoh instrumen :
85

Instrumen Tugas Kelompok Pertemuan ke 1


a. Seorang pedagang membeli jeruk sebanyak 40 kg dengan harga Rp.
8.000,00 per kg. kemudian 30 kg dijual antaranya dijual dengan harga
Rp. 10.000,00 per kg. dan sisanya dijual dengan harga Rp. 6.000,00 per
kg.
Hitunglah :
1) Harga pembelian
2) Harga penjualan
3) Besarnya untung atau rugi dari hasil penjualan tersebut
b. Edi membeli satu lusin buku tulis. Ia membayar dengan 3 lembar uang
sepuluh ribuan dan mendapat uang kembalian sebesar Rp3.000,00.
1) Tentukan harga pembelian seluruhnya.
2) Tentukan harga pembelian tiap buku.
3) Jika Edi hanya membeli 8 buah buku, berapakah ia harus membayar?

Instrumen Tugas Kelompok Pertemuan ke 2


a. Ayah menjual televisinya dengan harga Rp. 870.000,00. Jika ayah
mendapat kerugian Rp. 155.000,00, maka harga pembelian televisi
adalah ...
b. Kakak membeli 8 kaleng susu. Di setiap kaleng itu tertulis 1 kg. Setelah
ditimbang ternyata berat seluruh kaleng susu tersebut 10 kg. berapakah
bruto dan tara setiap kaleng?

H. Lampiran
Tugas Individu (PR) pertemuan 1
1. Lima lusin mainan anak dibeli dengan Rp 312.000,00 kemudian dijual dan
ternyata mengalami kerugian sebesar Rp 18.000,00. Harga penjualan tiap
buah mainan tersebut!
2. Seorang pedagang buah membeli 10 buah apel. Ia membayar dengan 1
lembar uang seratus ribuan dan mendapat uang kembalian sebesar Rp.
60.000,00.
86

a. Tentukan harga pembeliannya !


b. Tentukan pembelian tiap buah !
c. Jika pedagang tersebut hanya membeli 8 buah apel, berapa ia harus
membayar ?

Tugas Individu (PR) pertemuan ke 2


1. Kakak membeli 8 kaleng susu. Di setiap kaleng itu tertulis 1 kg. Setelah
ditimbang ternyata berat seluruh kaleng susu tersebut 10 kg. berapakah
bruto dan tara setiap kaleng?
2. Seorang membeli pakaian Di Ramayana seharga Rp. 120.000,00. Di
Ramayana itu memberikan diskon 25 % untuk setiap pembelian. Berapakah
uang yang harus ia bayar?
3. Heny menyimpan uang di bank sebesar Rp. 4.000.000,00 dengan suku
bunga 18 % setahun dengan bunga tunggal. Tentukan :
a. Besarnya bunga pada akhir bulan pertama
b. Besarnya bunga pada akhir bulan keenam
4. Toko alat tulis membeli 5 pak buku tulis yang setiap paknya berisi 10 buah
buku dengan harga Rp35.000 setiap pak. Toko alat tulis tersebut kemudian
menjual 40 buah buku dengan harga Rp4.500 setiap buah dan sisanya terjual
Rp3.000 setiap buah. Berapakah peresentase untung atau ruginya?

Purworejo, 5 November 2013


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika Mahasiswa Praktikan

Sugiyani, S.Pd. Ardli Ahdika


NIP.196606262008012008 NIM 092143550
87

KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI


KEAKTIFAN SISWA

Aspek Keaktifan Indikator Keaktifan Nomor Skor


Instrumen
Siswa Siswa Item Item
1. Kegiatan Visual Memperhatikan LO 1 1

2. Kegiatan menulis Mencatat Pelajaran LO 2 1


Merangkum Kesimpulan LO 10 1
Mengerjakan Tes LO 9 1
3. Kegiatan Lisan Bertanya LO 5,6 2
Menjawab Pertanyaan LO 7 1
Menanggapi LO 8 1
Diskusi LO 3 1
Presentasi LO 4 1
88
89
90

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN GURU

No
Variabel Indikator Skor
Item
Persiapan Guru Guru mempersiapkan RPP dan perangkat 1, 2 2
yang lainnya
Penyampaian Guru menjelaskan materi dengan jelas 3 1
materi oleh guru
Memberikan masalah sesuai materi yang 4 1
dibelajarkan
Guru dapat memotivasi siswa untuk 5, 6 2
bertanya
Penguasaan Guru menguasai materi dengan baik 7 1
materi
Kesesuaian Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
kompetensi dasar dengan kompetensi dasar 8 1
pembelajaran
Ketepatan waktu Waktu yang digunakan dalam mengajar
dan tujuan tepat dengan rencana pembelajaran 9, 10 2
pembelajaran Tujuan pembelajaran sesuai yang
tercapai diharapkan
Jumlah 10
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103

KISI-KISI SOAL INSTRUMEN SIKLUS I

Nama Sekolah : SMP N 35 Purworejo Alokasi Waktu : 40 menit


Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 8 soal
Semester /Kelas : I (satu)/VII C Penyusun : Ardli Ahdika
Standar Kompetensi: 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan
perbandingan dalam pemecahan masalah

Bentuk
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Indikator Pemahaman konsep No Item
Soal
3.2. Menyelesaikan 1. Menyelesaikan 1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
model matematika matematika suatu masalah mereka sendiri
dari masalah yang yang berkaitan dengan 2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi Essay 1
berkaitan dengan persamaan linear satu 3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
persamaan linear variabel gagasan lain
satu variabel 1. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
2. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya Essay 2
3. Menggunakannya dengan beragam cara
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
gagasan lain Essay 3
4. Menggunakannya dengan beragam cara
5. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
6. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
104

1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata


mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
Essay 4
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
gagasan lain
4. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
1. Memberikan contohnya
Essay 5
2. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
2. Menyelesaikan 1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
matematika suatu masalah mereka sendiri
yang berkaitan dengan 2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
pertidaksamaan linear satu 3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau Essay 6
variabel gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
5. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau Essay 7
gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
5. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
1. Memberikan contohnya
Essay 8
2. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
105

SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I

Materi : Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel


Kelas : VII C

Petunjuk
1. Bacalah setiap soal dengan baik!
2. Kerjakan dengan baik dan teliti!
3. Periksa kembali sebelum dikumpulkan!

1. Sebuah bis berangkat dengan 40 orang penumpang, di perjalanan turun orang


penumpang sehingga sisa penumpang 25 orang. Tulislah model
matematikannya!
2. Dari persamaan + 3 = 11 – , tentukan nilai tersebut!
3. Jumlah tiga bilangan cacah genap yang berurutan adalah 24. Jika bilangan
yang pertama adalah , maka tentukan bentuk persamaannya dalam
kemudian selesaikanlah!
4. Jumlah siswa kelas 2 adalah 40 siswa. Jika jumlah siswa laki-laki sebanyak 12
siswa, berapa jumlah siswa perempuan!
5. Buatlah 1 contoh persamaan linear satu variabel dan tentukan pula
penyelesaiannya!
6. Sinta akan mengundang paling sedikit 40 anak dalam pesta ulang tahunnya.
Jika banyaknya undangan dinyatakan dalam 3 + 4, tentukan nilai !
7. Bilangan dikalikan 6 lalu ditambah 3 hasilnya tidak kurang atau sama
dengan 53.
Ditanyakan :
a. kalimat matematikanya?
b. nilai bilangan ?
8. Buatlah 1 contoh pertidaksamaan linear satu variabel dan tentukan pula
penyelesaiannya!

Selamat Mengerjakan
106

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I
Indikator Pemahaman Skor
No Penyelesaian
Konsep
1. 1. Mengemukakan Diketahui : 40 orang penumpang di
kembali informasi dalam bis
dengan kata-kata mereka penumpang =
sendiri sisa penumpang 25 orang
Ditanya : kalimat matematikanya
Jawab : − 40 = 25
2. Mengenalinya
dalam bermacam bentuk 4
dan situasi

3. Melihat kaitan
antara informasi itu
dengan fakta atau
gagasan lain
2. 4. Mengenalinya + 3 = 11 –
dalam bermacam bentuk
dan situasi + 3 − 3 = 11 − − 3

5. Menggunakannya
= 8 −
dengan beragam cara
6. Memprediksikan + = 8 5
sejumlah
konsekuensinya
2 = 8

= 8∶2

= 4
3. 1. Mengemukakan Diketahui: bilangan pertama=
kembali informasi bilangan kedua= +2
dengan kata-kata mereka
sendiri bilangan ketiga= +4 9
2. Mengenalinya Ditanya : bentuk persamaannya
dalam bermacam bentuk dalam kemudian selesaikanlah!
dan situasi
107

3. Melihat kaitan Jawab :


antara informasi itu Bentuk persamaannya adalah :
dengan fakta atau
gagasan lain + ( + 2) + ( + 4) = 24
4. Menggunakannya Penyelesaiannya adalah :
dengan beragam cara + ( + 2) + ( + 4) = 24
5. Memprediksikan
+ + 2 + + 4 = 24
sejumlah
konsekuensinya 3 + 6 = 24
6. Menyebutkan 3 + 6 − 6 = 24 – 6
lawan atau kebalikannya
3 = 18 kedua ruas di bagi 3 atau

dikali

= 18 ∶ 3
= 6
Jadi penyelesaian dari persamaan di
atas adalah = 6
4. 1. Mengemukakan Diketahui : jumlah siswa kelas 2
kembali informasi adalah 40 orang
dengan kata-kata mereka siswa laki-laki 12 orang
sendiri Ditanya: berapa jumlah siswa
2. Mengenalinya perempuan?
dalam bermacam bentuk Jawab: misalkan jumlah siswa
dan situasi perempuan
6
3. Melihat kaitan + 12 = 40
antara informasi itu = 40 − 12
dengan fakta atau = 28
gagasan lain
4. Memprediksikan
sejumlah
konsekuensinya
5. 1. Memberikan Jika siswa dapat memberi contoh
contohnya persamaan linear satu variabel
Jika siswa dapat mencari 8
2. Mengemukakan penyelesaian tersebut
kembali informasi
dengan kata-kata mereka
sendiri
108

3. Memprediksikan
sejumlah
konsekuensinya
6. 1. Mengemukakan Diketahui : banyak undangan
kembali informasi = 3 +4
dengan kata-kata mereka banyak undangan > 40
sendiri Ditanya : nilai ?
2. Mengenalinya Jawab :
dalam bermacam bentuk 3 + 4 > 40
dan situasi 3 + 4 − 4 > 40 − 4
3. Melihat kaitan 3 > 36 kedua ruas di
antara informasi itu bagi 3 atau dikali 7
dengan fakta atau
> 12
gagasan lain
Jadi, nilai > 12.
4. Memprediksikan
sejumlah
konsekuensinya
5. Menyebutkan
lawan atau kebalikannya

7. 1. Mengemukakan a. 6 × + 3 ≥ 53 ⇒
kembali informasi 6 + 3
dengan kata-kata mereka b. 6 + 3 ≥ 53
sendiri 6 + 3 – 3 ≥ 53 – 3
2. Mengenalinya 6 ≥ 50 kedua ruas
dalam bermacam bentuk di bagi 6 atau dikali
dan situasi
= 8,33
7
3. Melihat kaitan
antara informasi itu
dengan fakta atau
gagasan lain

4. Memprediksikan
sejumlah
109

konsekuensinya
5. Menyebutkan
lawan atau kebalikannya
8 1. Memberikan Jika siswa dapat memberikan contoh
contohnya pertidaksamaan linear satu variabel
2. Mengemukakan
kembali informasi Jika siswa dapat mencari
dengan kata-kata mereka penyelesaian tersebut 8
sendiri
3. Memprediksikan
sejumlah
konsekuensinya
Jumlah skor mentah 54

( )×
Pedoman penilaian : =
110
111
112
113
114
115
116

KISI-KISI SOAL INSTRUMEN SIKLUS II

Nama Sekolah : SMP N 35 Purworejo Alokasi Waktu : 60 menit


Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 9 soal
Semester : I (satu) Penyusun : Ardli Ahdika
Standar Kompetensi: 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan
perbandingan dalam pemecahan masalah

Bentuk No
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Indikator Pemahaman konsep
Soal Item
6.3. Menggunakan 1. Menghitung nilai 1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
konsep aljabar dalam keseluruhan, nilai perunit, mereka sendiri
pemecahan masalah dan nilai sebagian 2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
Essay 1a,1b
aritmatika sosial yang 3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
sederhana gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
Essay 2
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Memberikan contoh Essay 3
3. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
117

2. Menentukan besar dan 1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata


persentase laba, rugi, harga mereka sendiri
jual, harga beli, rabat, bunga 2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
Essay 4
tunggal dalam kegiatan 3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
ekonomi gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau Essay 5
gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
5. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau Essay 6
gagasan lain
4. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
5. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
Essay 7
gagasan lain
4. Menggunakannya dengan beragam cara
5. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
118

1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata


mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
Essay 8
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata
mereka sendiri
2. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
Essay 9
3. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau
gagasan lain
4. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
119

SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II

Materi : Aritmatika Sosial


Kelas : VII C

Petunjuk
4. Bacalah setiap soal dengan baik!
5. Kerjakan dengan baik dan teliti!
6. Periksa kembali sebelum dikumpulkan!

1. Harga sebuah kemeja . 80.000,00 . Seorang pedagang membeli 100 buah


kemeja. Tentukan
a. Harga keseluruhan;
b. Harga 3 buah kemeja!
2. Dadang membeli 1 set buku tulis yang isinya 10 buku. Jika harga 5 buku tulis
Rp 35.000,00. Tentukan harga per unitnya!
3. Buatlah 1 permasalahan tentang harga keseluruhan dan harga per-unit
kemudian tentukan pula nilainya!
4. Ira membeli gula seharga 5.000,00 lalu dijual dengan harga 5.500,00.
Tentukan prosentase untung atau ruginya!
5. Ruri membeli radio bekas dengan harga 150.000,00 radio itu diperbaiki
dan menghabiskan 20 % dari membeli radio, tidak lama kemudian Ruri
menjual radio itu dan terjual dengan harga 160.000,00. Tentukan untung
atau ruginya!
6. Angga membeli baju di toko dengan harga 70.000,00. Toko tersebut
memberikan diskon 10%. Berapakah uang yang harus dibayar Angga untuk
membeli baju!
7. Seorang pedagang menderita rugi 20% untuk sebuah barang yang harga
belinya 70.000,00. Tentukan harga jual barang tersebut!
8. Seorang pedagang buah membeli satu peti jeruk yang beratnya 25 . Berat
petinya 1,5 . Tentukan berat bersihnya!
9. Anwar menyimpan uang di bank sebesar Rp. 6.000.000,00 dengan suku bunga
10 % setahun dengan bunga tunggal. Tentukan besarnya bunga pada akhir
bulan pertama dan keempat!
Selamat Mengerjakan
120

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II

Indikator Pemahaman Penyelesaian


No Skor
Konsep
1. 1. Mengemukakan Diketahui : harga sebuah kemeja
kembali informasi = . 80.000,00
dengan kata-kata pedagang membeli
mereka sendiri
= 100 buah kemeja
2. Mengenalinya dalam
bermacam bentuk dan
situasi Ditanya : a. harga keseluruhan
3. Melihat kaitan antara b. harga 3 buah kemeja
informasi itu dengan
fakta atau gagasan 8
Jawab :
lain a. harga keseluruhan = banyak
4. Memprediksikan unit × harga sebuah kemeja
sejumlah = 100 × 80.000,00
konsekuensinya
= 8.000.000,00
b. harga 3 buah kemeja = 3 ×
80.000,00 =
240.000,00
2. 1. Mengemukakan Diketahui : 1 set = 10 buku
kembali informasi
Harga 5 buku =
dengan kata-kata
mereka sendiri Rp 35.000,00
2. Mengenalinya dalam
bermacam bentuk dan
situasi Ditanya : harga perunit?
3. Melihat kaitan antara
informasi itu dengan
fakta atau gagasan Jawab : 6
lain .
4. Memprediksikan Harga 5 buku = =
sejumlah Rp 7.000,00
konsekuensinya
harga keseluruhan = 10 × Rp
7.000,00
= Rp
70.000,00
121

Harga perunit =

. ,
=

= Rp 7.000,00
3. 1. Memberikan contoh Jika siswa dapat memberi
2. Mengemukakan
contoh permasalahan
kembali informasi
dengan kata-kata tentang harga keseluruhan
mereka sendiri 8
dan harga per-unit
3. Memprediksikan
sejumlah Jika siswa dapat mencari
konsekuensinya nilai dari permasalahan
tersebut
4. 1. Mengemukakan Diketahui :
kembali informasi
harga pembelian = 5.000,00
dengan kata-kata
mereka sendiri harga penjualan = 5.500,00
2. Mengenalinya dalam
bermacam bentuk dan
situasi Ditanya : prosentase untung atau
3. Melihat kaitan antara
rugi?
informasi itu dengan
fakta atau gagasan
lain
Jawab :
4. Memprediksikan
sejumlah untung = harga penjualan –
konsekuensinya
harga pembelian 6
untung = 5.500,00 –
5.000,00 =
500,00
prosentase untung
=
×

100%
,
= ,
× 100%
122

= 10%
5. 1. Mengemukakan Diketahui :
kembali informasi harga pembelian
dengan kata-kata =
mereka sendiri
150.000,00 + 30.000,00 =
2. Mengenalinya dalam
bermacam bentuk dan 180.000,00
situasi harga penjualan = 160.000,00
3. Melihat kaitan antara
informasi itu dengan Ditanya : Tentukan untung atau
fakta atau gagasan ruginya? 7
lain Jawab :
4. Memprediksikan
ongkos perbaikan = 20 % ×
sejumlah
konsekuensinya 150.000,00 =
5. Menyebutkan lawan 30.000,00
atau kebalikannya Rugi = harga pembelian- harga
penjualan
= 180.000,00 – 160.000,00
= 20.000,00

6. 1. Mengemukakan Diketahui :
kembali informasi diskon 10%
dengan kata-kata harga sebelum diskon
mereka sendiri
70.000,00
2. Mengenalinya dalam
bermacam bentuk dan
situasi Ditanya :
3. Melihat kaitan antara Berapakah uang yang harus
informasi itu dengan dibayar Angga untuk membeli
fakta atau gagasan baju!
lain 7
4. Memprediksikan
Jawab :
sejumlah
konsekuensinya Potongan harga = 10% ×
5. Menyebutkan lawan 70.000,00 = 7.000,00
atau kebalikannya Harga setelah diskon =
70.000,00 − 7.000,00
= 63.000,00
Jadi, uang yang harus dibayarkan
63.000,00.

7. 1. Mengemukakan Diketahui : 7
kembali informasi
123

dengan kata-kata rugi 20%


mereka sendiri
harga beli 70.000,00
2. Mengenalinya dalam
bermacam bentuk dan Ditanya : harga jual barang?
situasi
Jawab :
3. Melihat kaitan antara
informasi itu dengan Rugi 20% dari harga beli
fakta atau gagasan
= 14.000,00
lain
4. Menggunakannya Harga jual = harga beli – rugi
dengan beragam cara
= 70.000,00 − 14.000,00
5. Memprediksikan
sejumlah = 56.000,00
konsekuensinya
8 1. Mengemukakan Diketahui : Berat kotor = 25 , Peti
kembali informasi
adalah pembungkusnya,
dengan kata-kata
mereka sendiri maka berat peti dikatakan
2. Mengenalinya dalam
tara. tara = 1,5
bermacam bentuk dan
situasi Ditanya : Berat bersih?
6
3. Melihat kaitan antara
Jawab : Berat bersih = berat kotor-
informasi itu dengan
fakta atau gagasan tara
lain
= 25 – 1,5
4. Memprediksikan
sejumlah = 23,5
konsekuensinya
9 1. Mengemukakan Diketahui : modal = Rp 6.000.000,00
kembali informasi
suku bunga=
dengan kata-kata
mereka sendiri 10%
2. Mengenalinya dalam
Ditanya : Tentukan besarnya bunga
bermacam bentuk dan
situasi pada akhir bulan pertama
3. Melihat kaitan antara dan akhir bulan keempat! 6
informasi itu dengan Jawab :
fakta atau gagasan
lain Bunga akhir bulan pertama
4. Memprediksikan
sejumlah = x x Rp.6.000.000,00
konsekuensinya
= Rp. 50.000,00
Bunga akhir bulan keempat
124

= x x Rp. 6.000.000,00

= Rp. 300.000,00
Jumlah Skor Mentah 61

( )×
Pedoman penilaian : =
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143

Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I

Siklus I
NO NAMA SISWA % Kategori
Pert. 1 Pert 2
1 Aji Pamungkas 5 7 60 Kurang Aktif
2 Akbar Arisena 8 8 80 Aktif
3 Aldi Setiawan 4 4 40 Kurang Aktif
4 Arum Panca Kusuma 7 6 65 Kurang Aktif
5 Danang Nur Romadon 4 6 50 Kurang Aktif
6 Dimas Wisnu Saputro 4 5 45 Kurang Aktif
7 Dwi Ratnasari 7 7 70 Aktif
8 Dwi Tangga Tegar Suloyo 7 5 60 Kurang Aktif
9 Imanda Dwi Noviana 6 5 55 Kurang Aktif
10 Indi Suci Rahayu 7 6 65 Kurang Aktif
11 Irma Oktaviasari 7 7 70 Aktif
12 Komarudin 5 6 55 Kurang Aktif
13 Mahaning Prayudati 7 7 70 Aktif
14 Martin Prasetyo 4 6 50 Kurang Aktif
15 Muhammad Arifin 5 4 45 Kurang Aktif
16 Muhammat Saputro 5 5 50 Kurang Aktif
17 Noppiyanto 6 7 65 Kurang Aktif
18 Nur Hidayat 7 7 70 Aktif
19 Panggih Pangestu 6 4 50 Kurang Aktif
20 Reni Efendi 7 5 60 Kurang Aktif
21 Riko Handi Saputro 7 7 70 Aktif
22 Saiful Rohman 5 7 60 Kurang Aktif
23 Satria Bagas Dwihandoyo 6 8 70 Aktif
24 Setya Sangga Ardi 5 6 55 Kurang Aktif
25 Sugiarti 7 7 70 Aktif
26 Syahrun Gurnito Aji 5 6 55 Kurang Aktif
27 Tri Atmoko 6 7 65 Kurang Aktif
28 Tri Setyadi 4 6 50 Kurang Aktif
29 Tri Wulan Ningsih 6 7 65 Kurang Aktif
30 Unggul Rizki Mulyanto 6 5 55 Kurang Aktif
31 Wahyu Hidayatti 7 7 70 Aktif
32 Wahyu Sri Nurwati 5 5 50 Kurang Aktif
33 Winda Ariyanti 6 8 70 Aktif
Jumlah Seluruh Keaktifan Siswa 193 203
Jumlah Keaktifan Siswa 330 330
Persentase Keaktifan Tiap Pert 58,485 61,515
Rata-rata 60 Cukup
Siswa yang Aktif 10 30,303 Kurang
Siswa yang Kurang Aktif 23 69,697
144

Rekapitulasi Lembar Observasi Siklus I

Indikator Keaktifan Siswa Siklus I


No
Pert 1. Pert 2.
1 Siswa memperhatikan saat guru memberikan materi pelajaran.
21 26

2 Siswa mencatat materi pelajaran. 19 29


3 Siswa aktif berdiskusi dengan satu kelompok. 27 31
4 Siswa mempresentasikan jawabannya di depan kelas.
9 6

5 Siswa bertanya tentang materi yang belum jelas.


24 17

6 Siswa mempunyai keberanian untuk bertanya. 20 14


7 Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
16 9

8 Siswa memberanikan diri dalam menanggapi jawaban


temannya. 23 24

9 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. 26 31


10 Setelah selesai diskusi siswa membuat kesimpulan.
8 16

Jumlah seluruh keaktifan siswa 193 203


Jumlah keaktifan siswa 330 330
Persentase keaktifan siswa 58,48485 61,51515
Rata-rata 60
145

Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II

Siklus II
NO NAMA SISWA % Kategori
Pert. 1 Pert 2
1 Aji Pamungkas 7 8 75 Aktif
2 Akbar Arisena 9 10 95 Aktif
3 Aldi Setiawan 8 7 75 Aktif
4 Arum Panca Kusuma 9 9 90 Aktif
5 Danang Nur Romadon 6 6 60 Kurang Aktif
6 Dimas Wisnu Saputro 6 8 70 Aktif
7 Dwi Ratnasari 8 8 80 Aktif
8 Dwi Tangga Tegar Suloyo 8 8 80 Aktif
9 Imanda Dwi Noviana 8 7 75 Aktif
10 Indi Suci Rahayu 7 7 70 Aktif
11 Irma Oktaviasari 8 8 80 Aktif
12 Komarudin 6 7 65 Kurang Aktif
13 Mahaning Prayudati 7 7 70 Aktif
14 Martin Prasetyo 8 9 85 Aktif
15 Muhammad Arifin 7 7 70 Aktif
16 Muhammat Saputro 8 7 75 Aktif
17 Noppiyanto 7 9 80 Aktif
18 Nur Hidayat 9 9 90 Aktif
19 Panggih Pangestu 6 7 65 Kurang Aktif
20 Reni Efendi 7 8 75 Aktif
21 Riko Handi Saputro 6 8 70 Aktif
22 Saiful Rohman 7 8 75 Aktif
23 Satria Bagas Dwihandoyo 8 7 75 Aktif
24 Setya Sangga Ardi 8 8 80 Aktif
25 Sugiarti 7 8 75 Aktif
26 Syahrun Gurnito Aji 5 8 65 Kurang Aktif
27 Tri Atmoko 8 9 85 Aktif
28 Tri Setyadi 8 8 80 Aktif
29 Tri Wulan Ningsih 7 7 70 Aktif
30 Unggul Rizki Mulyanto 7 8 75 Aktif
31 Wahyu Hidayatti 9 9 90 Aktif
32 Wahyu Sri Nurwati 7 8 75 Aktif
33 Winda Ariyanti 7 8 75 Aktif
Jumlah Seluruh Keaktifan Siswa 243 260
Jumlah Keaktifan Siswa 330 330
Persentase Keaktifan Tiap Pert 73,636 78,788
Rata-rata 76,21212121 Baik
Siswa yang Aktif 29 87,879 Sangat Baik
Siswa yang Kurang Aktif 4 12,121
146

Rekapitulasi Lembar Observasi Siklus II

Indikator Keaktifan Siswa Siklus II


No
Pert 1. Pert 2.
1 Siswa memperhatikan saat guru memberikan materi pelajaran.
30 33
2 Siswa mencatat materi pelajaran. 24 28
3 Siswa aktif berdiskusi dengan satu kelompok. 31 33
4 Siswa mempresentasikan jawabannya di depan kelas.
12 10
5 Siswa bertanya tentang materi yang belum jelas.
28 31
6 Siswa mempunyai keberanian untuk bertanya. 30 32
7 Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
25 27
8 Siswa memberanikan diri dalam menanggapi jawaban
temannya. 18 14
9 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. 31 32
10 Setelah selesai diskusi siswa membuat kesimpulan.
14 20

Jumlah seluruh keaktifan siswa 243 260


Jumlah keaktifan siswa 330 330
Persentase keaktifan siswa 73,63636 78,78788
Rata-rata 76,21212121
147

Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus I

Skor yang Skor


No Indikator Pemahaman Konsep diperoleh max %
1 Mengemukakan kembali informasi 254 462 54,97835
2 Memberikan contohnya 74 132 56,06061
Mengenalinya dalam bermacam bentuk
61 198 30,80808
3 dan situasi
Melihat kaitan antara informasi itu dengan
33 165 20
4 fakta atau gagasan lain
5 Menggunakannya dengan beragam cara 124 330 37,57576
6 Memprediksi sejumlah konsekuensinya 41 264 15,5303
7 Menyebutkan lawan atau kebalikannya 7 99 7,070707
Jumlah semua skor 222,0238
Rata-rata 31,71769
148

Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus II

Skor yang Skor


No Indikator Pemahaman Konsep %
diperoleh max
Mengemukakan kembali
1 453 576 78,64583
informasi
2 Memberikan contohnya 95 128 74,21875
Mengenalinya dalam bermacam
3 255 288 88,54167
bentuk dan situasi
Melihat kaitan antara informasi
4 207 288 71,875
itu dengan fakta atau gagasan lain
Menggunakannya dengan
5 21 32 65,625
beragam cara
Memprediksi sejumlah
6 403 576 69,96528
konsekuensinya
Menyebutkan lawan atau
7 30 62 48,3871
kebalikannya
Jumlah semua skor 497,2586
Rata-rata 71,03695
149
150
151
152
153
154
155
156

Rekapitulasi Lembar Keaktifan Guru


Siklus I Siklus II
No Keaktifan guru
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2
1. Guru membuat RPP 1 1 1 1
2. Guru mempersiapkan perangkat dan
1 1 1 1
sumber belajar
3. Menyampaikan materi dengan jelas 1 1 1 1
4. Memberikan masalah sesuai materi yang
1 1 1 1
dibelajarkan
5. Memberi kesempatan siswa bertanya 1 1 1 1
6. Memberi peluang siswa untuk menjawab
1 1 1 1
pertanyaan
7. Menjawab pertanyaan siswa dengan baik 1 1 1 1
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
0 1 1 1
rencana
9. Pembelajaran yang berlangsung di dalam
1 1 1 1
kelas tepat pada waktu yang ditentukan
10. Mencapai tujuan pembelajaran 1 1 1 1
Jumlah 9 10 10 10
Rata-rata 9,5 10
157
158

DAFTAR NAMA KELOMPOK KELAS VIIC

Kelompok 1 Kelompok 2
1. Akbar Arisena 1. Wahyu Hidayatti
2. Setya Sangga Ardi 2. Syahrun Gurnito Aji
3. Arum Panca Kusuma 3. Dwi Ratnasari
4. Aldi Setiawan 4. Dimas Wisnu Saputro

Kelompok 3 Kelompok 4
1. Noppiyanto 1. Nur Hidayat
2. Mahaning Prayudati 2. Sugiarti
3. Irma Oktaviasari 3. Tri Atmoko
4. Dwi Tangga Tegar Suloyo 4. Imanda Dwi Noviana

Kelompok 5 Kelompok 6
1. Riko Handi Saputro 1. Satria Bagas Dwihandono
2. Danang Nur Romaden 2. Komarudin
3. Reni Efendi 3. Tri Wulan Ningsih
4. Indi Suci Rahayu 4. Muhammad Arifin

Kelompok 7 Kelompok 8
1. Unggul Rizki Mulyanto 1. Aji Pamungkas
2. Martin Prasetyo 2. Muhammat Saputro
3. Winda Ariyanti 3. Wahyu Sri Nurwati
4. Panggih Pangestu 4. Saiful Rohman
5. Tri Setyadi
159

Daftar Nilai Siklus I dan Siklus II


Kelas VIIC

Nilai
NO NIS NAMA SISWA L/P
Siklus I Siklus II
1 2250 Aji Pamungkas L 20 78,33
2 2251 Akbar Arisena L 76,66 93,33
3 2252 Aldi Setiawan L 35 76,67
4 2253 Arum Panca Kusuma P 78,33 85
5 2254 Danang Nur Romadon L 35
6 2255 Dimas Wisnu Saputro L 45 50
7 2256 Dwi Ratnasari P 56,66 76,67
8 2257 Dwi Tangga Tegar S L 30 83,33
9 2258 Imanda Dwi Noviana P 30 50
10 2259 Indi Suci Rahayu P 16,66 76,76
11 2260 Irma Oktaviasari P 41,66 78,33
12 2261 Komarudin L 23,33 76,67
13 2262 Mahaning Prayudati P 30 65
14 2263 Martin Prasetyo L 41,66 88,33
15 2264 Muhammad Arifin L 51,66 76,67
16 2265 Muhammat Saputro L 48,33 88,33
17 2266 Noppiyanto L 45 88,33
18 2267 Nur Hidayat L 31,66 90
19 2268 Panggih Pangestu L 33,33 46,67
20 2269 Reni Efendi P 40 76,67
21 2270 Riko Handi Saputro L 38,33 76,67
22 2271 Saiful Rohman L 31,66 81,67
23 2272 Satria Bagas D L 38,33 65
24 2273 Setya Sangga Ardi L 36,66 86,67
25 2274 Sugiarti P 23,33 76,67
26 2275 Syahrun Gurnito Aji L 15 78,33
27 2276 Tri Atmoko L 38,33 86,67
28 2277 Tri Setyadi L 45 85
29 2278 Tri Wulan Ningsih P 40 68,33
30 2279 Unggul Rizki M L 33,33 75
31 2280 Wahyu Hidayatti P 76,66 80
32 2281 Wahyu Sri Nurwati P 40 73,33
33 2282 Winda Ariyanti P 53,33 10
160
161
162
163
164

Kondisi Siklus I
Siswa Kerja Kelompok

Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi


165

Siswa Kerja Kelompok

Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi


166

Kondisi Siklus II
Siswa Kerja Kelompok

Siswa Berdiskusi
167

Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi

Siswa diberi Hadiah

Anda mungkin juga menyukai