Anda di halaman 1dari 22

Pengaruh Dikotomi Ilmu Terhadap Kurikulum PAI

MAKALAH

Memenuhi Tugas Mata Kuliah :

Ilmu Pengetahuan Islam

Dosen Pengampu:
Dr. H. Nur Efendi, M.Ag

Disusun oleh:
1. Silvi Tita Sari (12211193006)
2. Puji Eka Purwati (12211193079)

JURUSAN TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN 2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pengaruh Dikotomi Ilmu Terhadap Kurikulum PAI”. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah
serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini, dan penulis berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
mebantu selama proses pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 25 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1. Latar Belakang........................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
1. Pengertian dikotomi pendidikan islam …………………………..............…..……. 3
2. Latar belakang terjadinya dikotomi ilmu dalam hal pendidikan …....................…. 5
3. Konsep pendidikan islam dan pendidikan umum…….…….............….................. 8
4. Implikasi dari dikotomi kurikulum terhadap pendidikan agama islam….............. 12
5. Solusi dalam menangani dikotomi kurikulum terhadap pendidikan agama islam..... 15

BAB II PENUTUP....................................................................................................... 18
1. Kesimpulan................................................................................................................ 18
2. Saran.......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dikotomi ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang kerap diperbincangkan

dalam waktu yang berkepanjangan. Secara teotitis makna dikotomi adalah pemisahan

secara nyata suatu jenis menjadi dua yang terpisah satu sama lain dimana yang satu sama

sekali tidak dapat dimasukkan kedalam yang satunya lagi dan sebaliknya (Nizar,

2008:230. Munculnya dikotomi pendidikan akan berdampak atau berimplikasi terhadap

model pemikiran. Disatu sisi ada pendidikan yang hanya memperdalam ilmu

pengetahuan modern tanpa melibatkan nilai – nilai keagamaan, dan disisi lain terdapat

pula pendidikan yang hanya memperdalam ilmu agama tanpa mengaitkan dengan

perkemangan ilmu pengetahuan.

Definisi diatas dapat diartikan bahwa makna dari dikotomi adalah pemisahan dari

suatu ilmu pengetahuan menjadi dua bagian yang masing – masing saling memberi arah

dan makna yang berbeda sehingga sukar terdapat titik temu diantara dua jenis ilmu

tersebut.1

Dalam islam tidak ada istilah dikotomi keilmuan seperti yang banyak diperbincangkan

hingga kini. Islam menegaskan bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari dua hal yakni

dari wahyu Allah dan bersumber dari hasil pemikiran dan penelitian ilmiah manusia.

Pada dasarnya kedua hal tersebut bersumber dari Allah Yang Maha Mengetahui dan

sebagai pemilik ilmu pengetahuan. Sebenarnya permasalah dikotomi ilmu pengetahuan

bukanlah masalah baru dalam sejarah sosial umat islam, melainkan telah muncul dalam

1
Taufik, Peta Pemikiran Pendidikan Islam Di Indonesia. Jurnal hunafa , vol. 7, desember 2010:145-156

1
sejarah pada abad pertengahan. Pada masa itu kejayaan islam Dinasti Abbasiyah yang

hancur menyebabkan hancurnya ilmu pengetahuan peradaban islam.

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dikotomi pendidikan islam?

2. Apa latar belakang terjadinya dikotomi ilmu dalam hal pendidikan?

3. Apa konsep pendidikan islam dan pendidikan umum?

4. Apa pengaruh dari dikotomi kurikulum terhadap pendidikan agama islam?

5. Apa solusi dalam menangani dikotomi kurikulum terhadap pendidikan agama islam?

3. Tujuan

1. Mendefinisikan pengertian dikotomi pendidikan islam

2. Mendefinifikan latar belakang terjadinya dikotomi ilmu dalam hal pendidikan

3. Mendefinisikan konsep pendidikan islam dan pendidikan umum

4. Mendefinisikan pengaruh dari dikotomi kurikulum terhadap pendidikan agama islam

5. Mendefinisikan solusi dalam menangani dikotomi kurikulum terhadap pendidikan agama

islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dikotomi Pendidikan Islam


Dalam kamus besar bahasa indonesia, dikotomi mempunyai pengertian

sebagai pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Dua kelompok

yang dimaksud kan tentu saja diperuntukkan bukan hanya pada dunia

pendidikan akan tetapi mencakup semua hal yang bertentangan.

Definisi dikotomi menurut para ahli :

a. Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, menyatakan dikotomi

sebagai pembagian dalam dua bagian yan saling bertentangan.

b. Mujammil Qomar, menyatakan dikotomi sebagai pembagian atas dua

konsep yang saling bertentangan pada tataran pada kosepnya saja.

c. Jamaludin Idris seperti oleh Yuldelasharmi, mengartikan dikotomi

sebagai pemisahan secara teliti dan jelas dari suatu jenis menjadi dua

yang terpisah satu sama lain dimana yang satu sama sekali tidak

dapat.2

Dengan demikian, segala hal yang membagi sesuatu menjadi dua

kelompok yang berbeda bahkan saling bertentangan antara kelompok tersebut

disebut dikotomi. Dengan demikian, pengertian dikotomi ilmu adalah menjadi

dua kelompok atau bagian yang saling berbeda dan bertentangan.

2
Rheflin Biya, “Makalah Perbedaan Pendidikan Nasional Dan Pendidikan Islam”,
https://www.academia.edu/35646694/MAKALAH_PERBEDAAN_PENDIDIKAN_NASIONAL_DAN_PENDIDI
KAN-ISLAM, diakses pada tanggal 23 februari 2020

3
Secara teoritis makna dikotomi adalah pemisahan secara teliti dan jelas

dari suatu jenis menjadi dua yang terpisah satu sama lain dimana yang satu sama

sekali tidak dapat dimasukkan lagi, begitupun sebaliknnya. Dan juga dapat

diartikan bahwa makna dikotomi adalah suatu pemisahan ilmu menjadi dua

bagian yang satu sama lainnya saling memberikan arah dan makna yang berbeda

dah tidak ada titik temu ahtara kedua jenis ilmu tersebut.3

Istilah dikotomi ilmu adalah sikap atau paham yang membedakan,

memisahkan, dan mempertentangkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

non agama ( ilmu umum), untuk membedakan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-

ilmu umum banyak digunakan istilah yang berbeda, seperti kata “ilmu akhirat”

dan “ilmu dunia”. Pada dasarnya istilah dikotomi pendidikah terfokus hanya

pada dua bagian besar yakni ilmu-ilmu tahziliyah yaitu ilmu-ilmu yang

dikembangkan akal manusia yang terkait dengan nilai-nilai yang diturunkan

Allah baik dalam kitab nya maupun hadist-hadist nabi Muhammad, dan ilmu-

ilmu kaunyyah yaitu ilmu-ilmu yang dikembangkan akal manusia karena

interaksinya dengan alam. Pada akhirnya istilah dikotomi memberikan pengarun

yang cukup besar, bukan hanya untuk pendidinah islam saja, akan tetapi juga

pada agama-agama non islam.

Menurut A. Malik Fadjar istilah lain dari dikotomi ilmu yaitu dengan

mengistilahkan dikotomi dengan hellenis untuk ilmu umum atau ilmu modern

dan semites untuk ilmu agama. Gagasan hellenis berasal dari Yunani klasik yang

ciri menonjolhna memberikan porsi yang amat besar kepada otoritas akal,

3
Nur Efendi, Ilmu Pendidikan Islam “Rekontruksi Konsep Dasar Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Ilmu
Pengetahuan”, (Yogyakarta, Penebar Media Pustaka, 2019), Hlm 136

4
mengutamakan sikap rasional serta lebih menyukai ilmu-ilmu sekuler,

sedangkan gagasan semitis mewarnai alam pikiran kaum agamawan.

Dari banyaknya istilah yang dipakai dalam dikotomi pendidikan islam

maka secara garis besar semua istilah yang dipakai mengerucut pada perbedaan

antara ilmu agama dan ilmu umum, yang artinya semua eksistensi ilmu

dipertentangkan dan dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam bingkai

realitas yang terfregmentasi menjadi sub sistem masing-masing berdiri sendiri.

2. Latar Belakang Terjadinya Dikotomi Ilmu dalam Hal Pndidikan

Jika dilihat dari sudut pandang islam, konsep islam tentang ilmu pengetahuan

sangatlah berbedda, karena dalam islam ilmu dipandang secara utuh dan menyeluruh,

tidak ada istilah dikotomi atau pemisahan. Al Quran juga menekankan agar umat islam

mencari ilmu dengan meneliti alam semesta dan bagi orang yang menuntut ilmu

ditinggikan derajatnya di sisi Allah, bahkan tidak sama antara orang yang mengetahui dan

yang tidak mengetahui. Sebagaiman firman Allah swt:

Terjemahannya:

Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantaramu dan orang –

orang yang diberi illmu pengetahuan beberapa derajat (QS al-Mujadilah [58]:11)

5
Terjemahannya;

Adakah sama orang – orang yang mengetahui dengan orang – orang yang tidak

mengetahui. (QS az-Zumar [39]:9)

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa islalm tidak pernah menanggap adanya

dikotomi ilmu pengetahuan dan agama4. Bahkan ulama terdahulu pun tidak pernah

mengesampingkan suatu ilmu hanya dapat dilihat dari otoritas keilmuan yang dikuasai

ulama – ulama terdahulu. Hingga pada akhir abad ke-11, dalam islam mulai muncul

dikotomi ilmu. Dimana pemisahan ilmu agama dan ilmu umum digencarkan. Beberapa

argument tentang penyebabnya pun mulai bermunculan. Salah satu alasan dikotomi

tersebut adalah, madrasah yang secara luas didasarkan pada kontrol Negara, umumnya

telah dipandang sebagai penyebab kemunduran ilmu penngetahuan dan kesarjanaan

islam. Namun, madrasah dengan kurikulum yang terbatas bukanlah sebab dari

kemunduran tersebut. Kearena memang kurikulum pada masa itu hanya terbatas pada

ilmu agama saja tanpa menyertakan ilmu umum atau ilmu nonagama. Sehingga hal

tersebut yang menyebabkan gejala kemunduran peradaban umat islam dalam hal

pengetahuan.

Berdaasarkan uraian diatas, dikotomi dalam pendidikan islam timbul akibat dari

beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

4
Taufik, “Peta Pemikiran Pendidikan Islam Di Indonesia”. Jurnal hunafa , vol. 7, desember 2010:145-156

6
Pertama, faktor perkembangan bidang ilmu itu sendiri, yang bergerak demikian

pesat sehingga membentuk berbagai cabang disiplin ilmu, bahkan anak cabangnnya. Hal

ini menyebabkan jarak ilmu dengan induknya, filsafat, dan antara ilmu agama dengan

ilmu umum kian jauh. Sebagai contoh ketika filsafat sebagai induk segala ilmu

mengalami pembidangan, maka disiplin ilmu pendidikan pun pecah menjadi cabang ilmu

yang makin spesifik : teknologi pendidikan, psikologi pendidikan, sosiologi pendidikan,

dan seterusnya. Kemudian cabang ilmu pendidikan tersebut pecah lagi menjadi anak

cabang, semisal perencanaan kurikulum, stategi belajar mengajar, dan seterusnya. Tidak

dapat dipungkiri lagi ini menyebabkan jarak antara filsafat sebagai iduk kian menjadi

jauh dengan anak cabang ilmu. Hal ini menyebabakan munculnya spesialisasi keilmuan

yang menyababkan pelakunya menjai ahli atau profesionali di bidangnya masing –

masing.

Kedua, faktor historis perkembangan umat islam ketika mengalami masa

kemunduran sejak Abad pertengahan (1250—1800 M), yang pengaruhnya bahkan masih

terasa sampai kini. Hal ini disebabkan karena kesalahan sejarah. Pada masa ini dominasi

fuqaha dalam pendidikan masih sangat kuat, sehingga terjadi kristalisasi anggapan

bahwa ilmu agama tergolong sebagai kewajiban individu. Sedangkan ilmu umum

termasuk kewajiban kolektif. Akibat faktor ini, umat dan Negara yang berpenduduk

mayoritaas islam saat ini tertinggal jauh dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) bila dibangdingkan dengan umat dan Negara lain.

Ketiga, faktor internal kelembagaan pendidikan islam yang kurang mampu

melakukan upaya pembenahan dan pembaruan akibat kompleksnya problematika

ekonomi, politik, hukum, sosial dann budaya yang dihadapi umat dan Negara yang

7
penduduknya mayoritas beragama islam tidak terjadi dikotomi ilmu agma dan ilmu

umum. Sebenarnyaasumsi mengenai dikotomi ini, bukanlah monopoli lembaga

pendidikan. Kemunculan dikotomi pendidikan menurut Azyumardi Azra sebagaimana

dikutip oleh jasa Unggah Muliawan, ia beermuala dari kesalahan sejarah. Yaitu ketika

ilmu – ilmu umum yang bertitik tolak pada penelitian empiris, rasio, dan logika mendapat

serangan yang hebat dari kaum fuqaha.5

3. Konsep Pendidikan Islam Dan Pendidikan Umum


3.1 Konsep Pendidikan Islam

3.1.1 Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan islam secara bahasa adalah tarbiyah islamiyah. Secara

terminology ada beberapa istilah tentang pendidikan diantaranya ialah

pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untu mengenal, memahami menghayati hingga

mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulai dalm mengamalkan ajaran

agam islam dari sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan hadits,

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman.

Menurut para ahli definisi pendidikan islam ialah

a. Prof. Dr. Omar Muhammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan

pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada

kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara

pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara

5
Jumrah, “Problematika Dikotomi Kurikulum Mata Pelajaran Umum Dan Mata Pelajaran Agma Di Madrasah
Aliyah Negeri Palopo”, 2012 hlm 19 – 21

8
profesi-profesi asasi masyarakat. Pengertian tersebut memfokuskan

perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika.

Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek-aspek

produktivitas dan kreatif manusia dalam kehidupan masyarakat dan alam

semesta.

b. Dr. Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian

pendidikan islam yang artinya sebagai berikut: pendidikan dalam

pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang

memungkinkan sesorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai

dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk

hidupnya sesuai dengan agama islam.

Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa

depan tanpa menghilangakan prinsip-prinsip islam yang diamanahkan oleh

Allah kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan

hidup dan tuntunan hidupnya seiiring dengan perkembangan iptek.

3.1.2 Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan dari pendidikan islam harus sinkron dengan tujuan agama

Islam, yaitu berusaha mendidikan individu mukmin Gr tunduk, bertaqwa,

dan beribadah dengan baik kepada Allah, sehinggga memperoleh

kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pendidikan islam bertujuan membentuk

pribadi muslim yang menjalankan keimanan dalam bentuk amal saleh yang

berwujud dalam akhlak mulia pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan islam

berpatokan pada nilai-nilai ketauhidan yang mengembangkan perilaku Nabi


9
Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan dalam kehidupan anak didik

melalui pelaksanaan pendidikan yang berbasis pada Al-quran dan As-sunah,

tanpa menafikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

3.1.3 Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan

proses belajar mengajar di bawah bimbingan, tanggung jawab sekolah,

atau merupakan batasan pelajaran yang dipakai lembaga pendidikan

untuk mencapai tujuan tertentu pada setiap berakhirnya pelajaran, atau

juga batasan pelajaran yag diberikan kepada murid dalam masalah atau

tingkatan yang ditentukan.

Adapun kurikulum pendidikan islam adalah bahan-bahan

pendidikan islam yang berupa kegiatan, pengetahuan, dan pengalaman

yang dengan sengaja dan sestematis yang diberikan kepada anak didik

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam. Kurikulum juga

merupakan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatann peserta

didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-

saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar

dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang

bertujuan sampai tujuan yang diinginkan. kurikulum lah yang

menentukan arah dan tujuan dari sebuah pendidikan itu sendiri.

Pendidikan Islam merupakan suatu lembaga sesuai dengan

peraturan pemerintah No. 60 tahun 1999 dan No. 73 tahun 1991.

Pendidikan keagamaan diselenggarakan pemerintah sesuai peraturan

10
perundang-undangan dimana Pendidikan keagamaan berfungsi

mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat serta

pendidikan keagamaan dapat diselelnggarakan pada jalur pendidikan

formal dan informal, pendidikan keagamaan berebentuk pendidikan

diniyah, pesantren, pasraman. Pendidikan islam juga sebagai mata

pelajaran dimana jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan

pancasila, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa konsep dari

pendidikan islam adalah pijakannya adalah Al-qur’an dah As-sunnah,

AL-qur’ah dan As-sunnah dapat dijadikan sumber inspirasi dan ide dasar

untuk semua pendidikan, tidak terkecuali pendidikan nasional.

3.2 Pendidikan Nasional

3.2.1 Pengertian pendidikan nasional

Menurut Sunarya, pendidikan nasional adalah sistem pendidikan

yang berdiri diatas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu

bangsa dan tujuannya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-

cita nasional bangsa tersebut.

Dalam Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan nasional pada bab 1 Pasal 2 berbunyi : Pendidikan nasional

adalah pendidikan yng berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia

dan berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Dasar ini dapat dilihat dari

11
pembukaan UUD 1945 Alinea 4 batang tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal

31.

Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, sebagai termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan

Pancasila sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan

pancasila. Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat

Indonesia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan

secara bersama-sama membangun masyarakatnya.

3.2.2 Tujuan Pendikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa, berahlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan

manjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4. Implikasi Dikotomi Kurikulum Terhadap Pendidikan Agama Islam


Pada kenyataannya dikotomi kurikulum juga terjadi pada instandi sekolah seperti

terjadinya pemisahan sekolah umum dan agama. Dalam muatan kurikulum, sekolah

umum biasanya hanya mengajarkan ilu umum (science) dan tidak digabungkan atau

diarahkan pada nilai – nilai agama. Sehingga metode tersebut dapat berpengaruh pada

pola pikir yang sekuler dan berdampak pada degredasi moral yang akhirnya memicu pada

rusaknya generasi islam yang disebabkan karena pondasi ilmu agama yang lemah.

12
Saat ini terdapat kekhawatiran tentang dikotomi ilmu agama dan ilmu umum.

Masyarakat pun sudah mengetahui adanya sistem pendidikan agama dan pendidikan

umum. Pendidikan agama lebih dikenal dengan pendidikan tradisional sedangkan

pendidikan umum lebih dikenal dengan pendidikan modern. Terdapat pula istilah kurang

sedap lain yang beredar di kalangan masyarakat, misalnya ada fakultas agama dan

fakultas umum, sekolah agama dan sekolah umum. bahkan dikotomi menimbulkan kesan

bahwa pendidikan agama berjalan tanpa dukungan iptek dan pendidikan umum hadir

tanpa sentuhan agama.

Pendidikan islam tidak semata – mata mengajarkan pengetahuan islam secara

teoritik sehingga hanya menghasilkan seorang islamolog tetapi pendidikan islam juga

menekankan pada pembentukan sika dan perilaku yang islami atau membentuk manusia

islami. Dalam kasus pendidikan islam di Indonesia pola pikir dikotomi telah

menimbulkan beberapa problem tersendiri. Berikut implikasi adanya dikotomi

pendidikan :

1. Munculnya Ambivalensi Orientasi Pendidikan Islam

Salah satu dampak negative dari dikotomi sistem pendidikan terutama terutama di

Indonesia adalah munculnya ambivalensi orientasi pendidikan islalm. Disini bisa

diamati, dlam pendidikan pesantren masih masih dirasakan adanya kekurangnan

dalam program pendidikannnya. Misalnya saja, pendidikan dalam bidang muamalah

yang mencakup penguasaan berbagai disiplin ilmu dan ketrampilan. Ada anggapan

bahwa semua itu bukanlah bidang adri garapan islam, melainkan garapan khusus

pendidikan sekuler. Ketika orientasi pendidikan mengalami dikotomi maka akan

berimbas pada kurikulum yang akan disampaikan. Dalam satu materi aka nada

13
pemisahan antara ilmu agama dan ilmu non agama. Sehingga salah satu dari

keduanya akan ada yang dikesampingkan dan aka ada yang diutamakan.

2. Kesenjangan antar Sistem Pendidikan Islam dari Ajaran Islam

Sistem pendidikan yang masih bersifat Ambivalen mencerminkan pandangan

dikotomis yang memisahkan ilmu – ilmu agama dengan ilmu – ilmu umum.

Pandangan ini jelas bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Islam memilki

ajaran integralistik yang mengajarkan bahwa urusan dunia tidak terisahkan dengan

urusan akhirat, karena kedua hal itu merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu ilmu –

ilmu umum harus dipahami sebagai bagian yang integral dari ilmu- ilmu agama.

Agama islam tidak melarang seseorang untuk mempelajari ilmu umum. Untuk

kebutuhan hidup di dunia, maka harus mempelajari, mengetahui, serta

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dengan tujuan untuk membantu

kita dalam hidup di dunia yang akan menghantarkan untuk kehidupan di akhirat.

3. Disintegrasi Sistem Pendidikan Islam

Disintegrasi sistem pendidikan islam hingga saat ini dikatakan kurang terjadi

perpaduan yakni tidak adanya hubungan antara pendidikan umum dan pendidikan

agama. Bahkan hal ini ditunjang kesenjangan antara wawasan guru agama dan

kebutuhan anak didik, terutama di sekolah umum.

4. Inferoritas para Pengasuh Lembaga Pendidikan Islam

Usaha untuk menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan islam, sebagaimana

pendidikan umum masih sangat erat kaitannya dengan sistem pendidikan Barat

sebagai tolak ukur kemajuan. Pendidikan islam selalu dipandang sebagai

keterbelakangan. Konsekuensinya, perubahan – perubahan yang dilakukan karena

14
megikuti pola tersebut telah menghasilkan bentuk – bentuk yang tidak fungsional

seperti yang umumnnya diterapkan pada di pesantren atau madrasah.6

5. Solusi dalam menangani dikotomi kurikulum terhadap Pendidikan Agama


Islam

Pendidikan Islam Terpadu merupakan salah satu alterntif untuk

mengatasi terjadinya dikotomi pendidikan. Tetapi pendidikan islam terpadu ini

bisa dilakukan sengan syarat bahwa dua sistem pandidikan yang ada di negara-

negara muslim ini bisa dilebur dalam satu sistem, asal dasar filosofisnya tetap

islam. Corak pendidikan islam terpadu adalah intergrasi atau perpaduan dari

berbagai sistem pendidikan yang ada, tanpa adanya dikotomi ilmu agama dan

ilmu umum. Sehingga dapat mrlahirkan sistem pendidikan yang dijiwai islam.

Ilmu pengetahuan dan agama merupakan satu totalitas yang intergal

yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sesungguhnya Allah lah yang

menciptakan akal bagi manusia untuk mengkaji dan menganalisis apa yang ada

dalam alam ini sebagai pelajaran dan bimbingan bagi manusia dalam

menjalankan kehidupan di dunia. Maka dalam ilmu pengetahuan agama dan

ilmu pengetahuan umum merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara

satu dengan yang lain dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Untuk menciptakan sistem pendidikan yang terpadu yang mampu

mengkomodir seluruh potensi peserta didik dengan utuh, sehingga

menghasilkan manusia yang paripurna (insan kami), maka perlu adanya

6
Nur Efendi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2019), hlm 137-141

15
keterpaduan yang harmonis dalam pendidikannya. Adapun elemen-elemen yang

dipadukan dalam sistem pendidikan in antara lain :

1. Keterpaduan Keilmuan

para ilmuan muslim mengklarifikasikan semua cabang ilmu menjadi dua

bagian, yaitu al-ulum al-naqliyah yang artinya ilmu-ilmu yang disampaikan

lewat wahyu,tetapi juga melibatkan akal yaitu ilmu-ilmu agama. Al-ulum al-

aqliyah yaitu ilmu intelektual yang diperoleh sepenuhnya melalui

penggunaan akal dan pengalaman empiris yang disebut sains.

Kedua ilmu agama dan ilmu umum ini di pandang sebagai suatu kesatuan

yang terpadu yang harus dikuasai oleh setiap muslim uvtuk meningkatkan

daya saing. Perimbangan penguasaan sains dan teknologi dengan keimanan

dan ketaqwaan yangdipadukan dengan proporsi yang seimbang agar tidak

ketinggalan zaman.

2. Keterpaduan Kurikulum

Ilmu-ilmu agamadan ilmu ilmu umum dapat dipadukan menjadi isi materi

kurikulim. Integrasi ilmu agama dan ilmu umum dalam kurikulum terpadu

bisa dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif, artinya porsi

pendidikan agama diberikav secara seimbang. Sedangkan secara kualitatif,

artinya menjadikan pevdidikan umum diperkaya dengan nilai-nilai agama

dan pendidikan agama diperkaya dengan muatan yang ada dalam pendidikan

umum.

16
3. Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Islamisasi adalah upaya membangkitkan kembali semangat umat islam dalam

ilmu pengetahuan melalui penalaran intelektual dan pengembangan ilmiah

dan filosofis yang bersadarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-qur’an

dan hadits. Sedangkan islamisasi ilmu pengetahuan berarti mengislamkan

atau melakukan pencucian terhadap sains produk barat yang selama ini

dikembangkan dan dijadikan acuan dalam wacana pengembangan sistem

pendidikan islam agar diperoleh sains yang bercorak islami. Sehingga dalam

proses pendidikan semua ilmu didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung

dalam al-qur’an dan hadits, disamping mempunyai keterampilan umum,

siswa juga memahami nilai-nilai islami yang terdapat dalam al-qur’an dan

hadits. 7

7
Risti Tia, “Dikotomi Pendidikan Islam”, http://ristiananisa.blogspot.com/2016/04/dikotomi-pendidikan-
islam.html?m=1, diakses pada tanggal 23 februari 2020

17
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Istilah dikotomi ilmu adalah sikap atau paham yang membedakan, dan

mempertentangkan antara ilmu – ilmu agama dan ilmu – ilmu umum. Pendidikan islam

bukan semata – mata mengajarkan pengetahuan islam secara teoritis sehingga hanya

menghasilkan islamolog, tapi pendidikan islan juga menekankan pada pembentukan sikap

dan perilaku yang islami.

Implikasi dari dikotomi pendidikan yaitu, munculnya ambivalensi orientasi

pendidikan islam, kesenjangan antar sistem pendidikan islam dan ajaran islam,

disintegrasi sistem pendidikan islam. Pendidikan islam terpadu merupakan salah satu

alternatif untuk mengatasi terjadinya dikotomi pendidikan.

2. Saran

Sebaiknya mahasiswa mempelajari Pengaruh Dikotomi Ilmu Terhadap Pendidikan Islam

secara lebih mendalam karea banyak sekali para ahli yang berbeda pendapat pada

pengertian dikotomi yang sebenarnya serta diharapkan mahasiswa berperan aktif dalam

melkukan pembahasan yang mungkkin muncul dari suatu masalah.

18
Daftar Pustaka

Taufik, Peta Pemikiran Pendidikan Islam Di Indonesia. Jurnal hunafa , vol. 7, desember

2010:145-156

Rheflin Biya, “Makalah Perbedaan Pendidikan Nasional Dan Pendidikan Islam”,

https://www.academia.edu/35646694/MAKALAH_PERBEDAAN_PENDIDIKAN_NASIONAL

_DAN_PENDIDIKAN-ISLAM

Nur Efendi, Ilmu Pendidikan Islam “Rekontruksi Konsep Dasar Pendidikan Islam Sebagai

Sebuah Ilmu Pengetahuan”, (Yogyakarta, Penebar Media Pustaka, 2019)

Jumrah, “Problematika Dikotomi Kurikulum Mata Pelajaran Umum Dan Mata Pelajaran Agama

Di Madrasah Aliyah Negeri Palopo”, 2012 hlm 19 – 21

Risti Tia, “Dikotomi Pendidikan Islam”, http://ristiananisa.blogspot.com/2016/04/dikotomi-

pendidikan-islam.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai