Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari
sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk
dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar
menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik
dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya. Sehingga anak-anak
mempunyai masa peka,dan masa peka itu sendiri setiap anak berbeda-beda. Sehingga sebagai orang tua
harus jeli mengamati perkembangan anaknya.

Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan
berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap perkembangan dalam rentang
kehidupan manusia yang ditandai oleh banyaknya peristiwaperistiwa penting terjadi yang pada akhirnya
berpengaruh pada kehidupan dimasa yang akan datang. Anak dilatih untuk berani mencoba kemampuan
melihat kemungkinan, keyakinan memilih strategi, dan kesempatan untuk melaksanakan strategi
pilihannya.

Keinginan membina kepribadian anak secara baik dan seimbang selain memiliki kecerdasan secara
intelektual, anak juga harus memiliki kecerdasan sosial dalam hal ini kemampuan bersosialisasi secara
baik di lingkungannya. Keterampilan sosial dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku didalam masyarakat dimana anak berada.
Kegagalan dalam menyesuaikan diri menyebabkan seseorang menjadi pemalu, kurang percaya diri,
menyendiri dan keras kepala.
Perkembangan sosial anak ditandai dengan kemajuannya dalam berbicara. Anak menyadari bahwa
berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat didalam kelompok. Pada masa usia 4-6
tahun anak mempunyai keinginan yang kuat untuk berbicara lebih baik. Anak juga mendapatkan bentuk-
bentuk komunikasi yang sederhana seperti menangis dan gerak isyarat, secara sosial yang mulai tidak
diterima. Hal ini menambah dorongan untuk memperbaiki kemampuannya berbicara. Sehingga anak
mengetahui bahwa salah satu inti komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan
orang lain. Kalau anak tidak dapat mengerti apa yang dikatakan orang lain, maka anak tersebut tidak
hanya tidak mampu berkomunikasi dengan baik tetapi ia juga akan mengatakan sesuatu yang tidak
berhubungan dengan apa yang dibicarakan teman-temannya sehingga ia tidak diterima dalam kelompok

Masa peka dan kepribadian anak


A. Masa peka anak
1.Pengertian masa peka anak

Menurut Montessori (Hurlock, 1978), 1 anak usia 3-6 tahun adalah anak yang sedang berada dalam
periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang,
diarahkan sehingga tidak terlambat perkembangannya.

Karena pada usia 3-6 tahun adalah masa dimana anak-anak mengalami periode sensitif maka
keteraturan lingkungan, objek-objek kecil, tetapi juga aspek-aspek sosial yang turut mempengaruhi. Jadi
apabila lingkungan tidak memberikan dukungan kepada anak untuk mengekspror hal-hal yang baru
maka di dalam jiwa anak akan tertanam atau tidak ingin mencobanya lagi, mereka sangat berbuat salah.
Masa peka biasanya hanya muncul satu kali dalam seumur hidup. Dan biasanya masa peka terjadi
dimasa Usia TK (Prasekolah), dimana pada masa ini anak-anak sedang sangat aktif-aktifnya untuk
mengetahui hal-hal yang baru. Pada usia ini anak biasanya akan peka terhadap berhitung, menulis dan
juga membaca. Dan kepekaan tersebut muncul pada usia 3-6 tahun . tidak hanya peka terhadap
berhitung, membaca, dan menulis saja yang dirasakan anak, anak juga peka terhadapan nasehat yang
diberikan orang tua dan juga guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa masa peka anak adalah masa yang
perlu mendapatkan perhatian orang tua dan pendidik karena pada masa-masa tersebut anak-anak
mengalami tingkat keingin tahuan yang sangat tinggi akan segala sesuatu.

2 Berikut masa-masa peka anak sejak lahir hingga usia enam tahun:

1. Gerakan (Sejak lahir hingga satu tahun)

Gerakan acak bayi jadi terkoordinasi dan terkontrol saat anak belajar meraih, menyentuh, memutar,
menyeimbangkan diri, merangkak, dan berjalan.

2. Bahasa (sejak lahir hingga enam tahun)

Seldin menjelaskan, kemampuan bayi yang diawali dengan celotehan dan suara-suara, kemudian
berkembang dari gumaman hingga kata, frasa, lalu kalimat

3. Benda kecil (1-4 tahun)

Seldin bilang, anak-anak menyukai benda dan detail yang kecil saat koordinasi mata-tangannya
meningkat menjadi lebih baik dan akurat.

4. Keteraturan (2-4 tahun)

Pada tahap ini, Bunda bisa mengajarkan anak bahwa segala sesuatunya harus pada tempatnya. Seldin
mengatakan, pada tahap ini ditandai dengan kecintaan terhadap rutinitas. Dan keinginan akan
konsistensi dan pengulangan.

5. Musik (2-6 tahun)


1
I suhada, psikologi perkembangan anak usia dini(Raudhatul Athfal),Bandung : Remaja Rosda Karya,2016,hal 73
Seldi bilang, kalau musik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, pada masa ini anak secara spontan
tertarik pada perkembangan titi nada, ritme, dan melodi.

6. Masalah toilet (18 bulan-3 tahun)

Pada masa ini anak akan belajar mengontrol aktivitas buang air kecil dan buang air besarnya.

7. Keramahan dan sopan santun (2-6 tahun)

Anak-anak pada masa ini suka meniru perilaku sopan santun dan baik budi. Nantinya, ini akan
membentuk karakter kepribadian anak.

8. Indra (2-6 tahun)

Pendidikan tentang indra dimulai sejak lahir. Tapi, kata Seldin, pada usia 2 tahun anak akan takjub
dengan pengalaman indranya.

9. Menulis (3-4 tahun)

Montessori menemukan kemampuan menulis muncul lebih dahulu daripada membaca. Bunda bisa
mengawalinya dengan meniru huruf dan angka menggunakan pensil dan kertas.

10. Membaca (3-5 tahun)

Anak-anak secara spontan menunjukkan ketertarikan pada simbol dan suara yang mereka hasilkan. Tak
lama kemudian anak-anak akan mengucapkan kata-kata.

11. Hubungan ruang (4-6 tahun)

Saat anak mulai mengembangkan pemahaman ruang, anak akan semakin pandai menyusun puzzle yang
rumit.

12. Matematika (4-6 tahun)

Pada masa peka ini, Montessori menemukan cara agar memberikan pengalaman matematika yang nyata
ke anak dalam angka dan jumlah.

B.Masa kepribadian anak

1. Definisi Kepribadian

Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kepribadian. Diantara
beberapa ahli psikologi tersebut antara lain:
 George Kelly menyatakan bahwa kepribadian adalah cara unik dari individu dalam mengartikan
pengalamanb-pengalaman hidupnya.
 Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.
 Sigmund Freud menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem,
yakni id, ego, dan super ego,sedangkan tingkahlaku lain merupakan hasil konflik dan rekonsiliasi ketiga
unsur dalam sistem kepribadian tersebut.
 Menurut Browner kepribadian adalah corak tingkahlaku sosial, corak ketakutan,dorongan dan
keinginan, gerak -gerik, opini dan sikapbseseorang. Perilaku ada yang bersifat tampak dan ada pula yang
tidak tampak.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah cara unik setiap
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya berdasarkan kegnitif, emosional, dorongan dan
kebutuhan sosialnya yang diwujudkan dalam bentuk pola- -pola perilaku yang tampak maupun yang
tidak tampak.
2. Beberapa tipe kepribadian
Para ahli psikologi juga telah melakukan beberapa ri set ilmiah berhubungan dengan keinginan untuk
menguak kepribadian seorang manusia. Para ahli psikologi tersebut masing -masing mengemukakan
teori mengenai jenis atau isi kepribadian seorang manusia. Diantara para ahli tersebut adalah:
1. Gregory ,2membagi tipe gaya kepribadian menjadi 12 tipe yaitu:
i) Kepribadian yang mudah menyesuaikan diri
ii) Kepribadian yang berambisi
iii) Kepribadian yang mempengaruhi
iv) Kepribadian yang berprestasi
v) Kepribadian yang idealis

vi) Kepribadian yang sabar


vii) Kepribadian yang mend ahului
viii)Kepribadian yang perseptif
ix) Kepribadian yang peka
x) Kepribadian yang berketetapan
xi) Kepribadian yang ulet
xii)Kepribadian yang berhati-hati
2. Immanuel Kant 3) memberikan gambaran mengenai kepribadian sebagai berikut:
1.Tipe sanguin: memiliki banyak k ekuatan, semangat, dan dapat membuat lingkungannya gembira atau
senang.
2.Tipe plegmatis: pribadi yang cenderung tenang, dapat menguasi dirinya dengan baik, dan mampu
melihat permasalahan secara baik dan mendalam.
3.Tipe melankolik: pribadi yang mengedepankan perasaan, peka,sensitif terhadap keadaan dan mudah

2
Sjarkawi.Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT. Bumi Aksara.2008

3
Sumadi Suryabrata. 2001. Psikologi Kepri badian.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
dikuasai oleh mood.
4. Tipe kolerik: pribadi yang cenderung berorientasi pada tugas,disiplin dalam bekerja, setia dan
bertanggung jawab.
5. Tipe asertif: pribadi yang mampu menyatakan ide, pendapat, gagasan secara tegas, kritis, tetapi
perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain.
3. Cattel, Eysenk, dan Edward (Sumadi, 2001) menyatakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari sifat
-sifat yang sudah ada (dari Tuhan) dan kepribadian adalah dinamika dari setiap sifat-sifat yang ada
tersebut.
Sifat-sifat positif yang dimaksud seperti: sabar, suka menolong, suka berprestasi, suka berpetualang,
suka mengikuti aturan, suka bergaul, suka menerima pendapat orang lain dan lainnya. Selain itu
tentunya ada pula sifat-sifat negatif yang muncul yang merupakan anti dari sifat-sifat positif.
3. Faktor yang mempengaruhi kepribadian
Terdapat dua faktor besar yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dalam hidupnya menurut ),
yaitu:

1) Faktor Internal, adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal ini
biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa
bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari
kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Misalnya
ayah yang pemarah, maka kemungkinan anaknya akan menjadi anak yang mudah marah.
2) Faktor Eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari
lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media
audiovisual seperti TV, VCD, intern et, atau media cetak seperti koran,majalah dan lain sebagainya.

4 metode pembentukan kepribadian positif anak usia dini


Beberapa metode atau cara yang dapat dilakukan oleh orangtua dan guru pendidik anak usia dini dalam
rangka membuat landasan pribadi yang positifbpada diri anak dapat dilakukan dengan beberapa metoda
atau cara, antara lain:
1) Mengajarkan anak dengan contoh yang kongkret
Apabila kita ingin mengajarkan kedisiplinan atau kemandirian sangat sulit apabila kita menjelaskan
kepada anak kita meng enai bentuk perilaku tersebut. Oleh karena sifatnya yang abstrak tentunya anak
belum sampai pada tahap pemahaman level abstrak tersebut. Berilah contoh kongkret seperti, apabila
kita ingin mengajarkan kebersihan pada anakbmaka ajarkanlah tatacara mandi den gan benar pada anak
saat di kamar mandi dengan mempraktekkan cara mandi kita kepada anak.
2) Tidak bosan-bosan memberikan nasihat positif Sebagai guru dan orang tua sudah tugas kita untuk
mengajarkan sifat dan nilai- nilai positif pada anak. Akan tetapi, serin gkali banyak guru yang akhirnya
pesimis ketika mendapati anak atau anak didiknya yangmemiliki kepribadian yang bermasalah. Oleh
karena itu penulis mengajak orang tua dan guru untuk tidak bosan-bosannya memberikan nasihat yang
sama namun dengan kata-kata,tempat, intonasi, kondisi dan cara yang berbeda. Hal ini dilakukan
dengan maksud agar anak tidakbjenuh mendengar nasihat kita dan akan berpikir negatif tentang kita
(contoh: ibu cerewet,bawel,dll).
3) Mengajarkan anak untuk mengendalikan emosinya Manusia dil ahirkan pasti memiliki emosi. Ada
emosi positif dan juga emosi negatif. Emosi positif apabila ditunjukkan akan membuat orang disekitar
kita akan menjadi senang dan bahagia. Akan tetapi apabila emosi negatif terutama amarah, apabila
ditunjukkan tentunya akan membuat orang lain menjadi takut, menjauh, atau bahkan akan menjadi
konflik. Oleh karena itu ajarkan anak untuk mengalihkan amarahnya dengan jalan relaksasi, menarik
nafas panjang, menghindari situasi yangmembuatnya marah, atau melakukan kesukaannya ket ika ia
akan marah.
4) Menerapkan program Hukuman dan Hadiah

Apabila anak bersalah maka berilah hukuman dengan segera dan sesuaikan dengan tingkat
kesalahannya. Selain itu juga kita harus konsisten dalam pemberian hukuman dan hukuman tidak boleh
dalambbentuk fisik (pukul, tendang, cakar, terjang dan lainnya). Berilahbhukuman dengan cara
menunda atau tidak memberikan kesenangan anak, misalnya: hari ini tidak boleh main sore hari karena
tidak membuat PR, tidak boleh menonton TV, atau menunda acara rekreasi kelua Pembentukan
Kepribadian Positif anak sejak usia dini telah dijanjikan. Begitu pula dengan pemberian hadiah, harus
terencana, konsisten, adil dan disesuaikan dengan usia anak.
5) Memperkenalkan Tuhan dan agama sejak kecil Memperkenalkan Tuhan dan agama sejak kecil
terbukti sebagai salah satu cara ampuhuntuk membentuk karakter anak. Dengan ajaran agama anak
menjadi tahu mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta apa akibatnya kelak jika kita melanggar
ajaran agama.
6) Menjadi model pribadi yang positif
Sebagai orang tua dan guru kita juga tidak henti-hentinya untuk belajar mengendalikan diri dan perilaku
kita. Kita jangan hanya menuntut anak berperilaku baik akan tetapi kita juga harus menjadi contoh nyata
dalam berperilaku baik. Anak adalah peniru maka ia akan mencontoh segala perilaku, ucapan, sikap d an
cara berpikir kita.
7) Mengawasi pergaulan anak

Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Bermain tidak hanya di rumahnamun juga di luar rumah
(seperti: sekolah dan di lingkungan rumah).Perlu sesekali kita memperhatikan dengan siapa anak kita
bermain?Terkadang pergaulan yang salah membuat anak kita menjadi pribadi yang bermasalah, seperti:
cara bicara yang kurang sopan, perilaku yang kurang pantas, dan sikap serta cara pemikiran yang negatif
terhadap situasi dan lingkungan sosialnya.
8) Mengawasi tontonan anak
Dengan televisi kita dapat terhibur, belajar pengetahuan baru, mendapatkan informasi terbaru dan
berita terbaru. Akan tetapi tidak semuanya boleh untuk diterima anak, seperti: sinetron, acara gosip,
dan film -film dewasa atau film kekerasan tentunya akan me mbawa dampak negatif bagi anak kita.
9) Mengawasi teknologi internet dari anak

Internet bukan lagi menjadi barang baru dan sukar untuk diperoleh.Kecanggihan komputer dan telepon
genggam dapat dengan mudah mengakses internet. Harga telepon genggam pun sudah Terbilang
murah,sehingga banyak orang tua yang telah membelikan HP kepada anak mereka. Hal ini harus
diawasi, ketika anak yang pandai dapat mengakses internet maka tidak mungkin anak tersebut akan
mengakses gambar pornografi, pornoaksi, kekerasan, dan juga sekarang banyak yang kecanduan
maingamelewat internet. Penulis merasa anak usia dini belum perlu diberikan telepon genggam dan
komputer yang dapat mengakses internet.

Anda mungkin juga menyukai