Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pendidikan Multikultural, Global Pada Pembelajaran IPS

Dosen Pengampu : Zerri Rahman Hakim, M.Pd.

Disusun Oleh :

Alifah Nuralfiyyah 1001220228

Ivan Palebangan 1001220258

Mike Herlinawati 2227210021

Nurul Islamiah 2227210003

Salsa umi Nasuha 2227210001

KELAS 3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
berkat, anugerah, dan karunia yang melimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Adapun tujuan disusunnya makalah ini guna melengkapi tugas dalam mata kuliah
Pendidikan IPS SD 1 dengan judul penulisan makalah yaitu ”Pendidikan Multikultural,
Global Pada Pembelajaran IPS SD 1”.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Zerri Rahman Hakim, M. Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan IPS SD 1. Harapan kami semoga makalah yang telah
tersusun ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Kami mengakui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh
sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini.

Serang, 15 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Pendidikan Multikultural pada Pembelajaran IPS ................................................... 3
B. Pendidikan global pada Pembelajaran IPS ................................................................ 6
BAB III.................................................................................................................................... 10
PENUTUP............................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, dimana selalu mengalami
perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala
bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi
berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik itu pelaksana pendidikan di
lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat
kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu menejemen pendidikan
termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif.
Pada penyusunan makalah kali ini akan dibahas terkait dengan keberagaman
penduduk Indonesia.
Realitas bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis, agama,
bahasa, adat, dan kebiasaan telah muncul sejak lama dan menjadi agenda
permasalahan yang sangat kompleks. Lihat saja peristiwa-peristiwa di Aceh, Sampit,
Sambas, Ambon, dan daerah lain dimana benturan antar kelompok dengan ikatan
primordial yang fanatis dan membabi buta telah memakan korban jiwa dan harta
benda. Benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan nilai-nilai yang terjadi di
masyarakat pada muaranya akan mengancam integritas dan ketahanan bangsa
Indonesia. Dalam kaitan dengan permasalahan tersebut, pendidikan merupakan salah
satu entry point untuk mengurainya. Pendidikan merupakan elemen penting dari
kehidupan seseorang karena merupakan aspek strategis bagi suatu negara yang terkait
langsung dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sebagai
penggerak utama pembangunan dalam perwujudan nation and character building.
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajuan bangsa.
Memasuki masa era globalisasi, bangsa Indonesia tidak mati-matinya selalu
melakukan pembangunan disegala bidang kehidupan baik pembangunan material
maupun spiritual termasuk di dalamnya sumber daya manusia, salah satu faktor yang
menunjang pembangunan atau peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui

1
pendidikan mendapat prioritas utama. Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan
pembelajaran. Belajar menurut Spears dalam Suprijono (2009:2) adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Jadi
belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu
yang dipelajari.
Pada hakekatnya pendidikan multikultural bermakna untuk mempersiapkan
seluruh siswa bekerja secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan
lembaga sekolah. Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah pada
pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif lewat kurikulum yang berperan bagi
kompetisi budaya individual. Selain itu, pembelajaran berbasis multikultural berusaha
memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang
berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau
kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung. Pendidikan IPS
adalah program pendidikan yang membina peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik dalam suasana kedamaian. Indikatornya, setelah peserta didik mempelajari
IPS, akan memiliki sejumlah kompetensi yaitu berkomunikasi, beradaptasi, bersinergi
dengan baik dan selalu berpikir positif terhadap orang lain (Saidiharjo, 2004).
Penerapan IPS di sekolah dasar dimaksudkan bahwa bahan kajian ilmu sosial seperti
geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi diintegrasikan ke dalam berbagai topik ke
beberapa mata pelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multicultural?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan global?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan multicultural.
2. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan global.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Multikultural pada Pembelajaran IPS


1. Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya
mengembangkan kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari
berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki,
dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis. (Farris &
Cooper, 1994). Pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan yang
memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari peserta didik
sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. Strategi ini
sangat bermanfaat, sekurangkurangnya bagi sekolah sebagai lembaga
pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep kebudayaan,
perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas
(Liliweri, 2005). Sementara itu Hilda Hernandez (Choirul Mahfud, 2010: 196)
mengemukakan dua definisi klasik yaitu: pertama, menekankan esensi
pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik,
sosial dan ekonomi yang dialami oleh masingmasing individu dalam
pertemuan manusia yang kompleks dan beragam (plural) secara kultur, kedua,
pendidikan multikultural merupakan sebuah empowering yaitu pendidikan
yang selayaknya dan seharusnya bisa untuk semua anak didik.
Banks (Skeel, 1995) menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang
berbasis multikultural dapat diidentifikasi seperti berikut: memfungsikan
peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam,
membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap
perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan, memberikan ketahanan
siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan
keterampilan sosialnya, membantu peserta didik dalam membangun
ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka
mengenai perbedaan kelompok.
James Banks menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki beberapa
dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu: Pertama, Content

3
Integration, yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk
mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata
pelajaran/disiplin ilmu. Kedua, The Knowledge Construction Proces, yaitu
membawa siswa untuk memahami implikasi budaya kedalam sebuah mata
pelajaran (disiplin). Ketiga, An Equity Paedagogy, yaitu menyesuaikan metode
pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi
akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya (culture) ataupun
sosial (social). Keempat, Prejudice Reduction, yaitu mengidentifikasi
karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. Kemudian,
melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi
dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya
menciptakan budaya akademik yang toleran dan inklusif (James A. Banks,
2000: 220- 22).
Berdasarkan keempat strategi pembelajaran di atas, pola pembelajaran
berbasis multikultural dilakukan untuk meningkatkan kesadaran diri siswa
terhadap nilai-nilai keberbedaan dan keberagaman yang melekat pada
kehidupan siswa lokal sebagai faktor yang sangat potensial dalam membangun
cara pandang kebangsaan untuk menguatkan kembali intagritas bangsa.

2. Pendidikan Multicultural Pada Pembelajaran IPS SD


Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial adalah program pendidikan yang
memanfaatkan ilmu-ilmu sosial untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Contohnya pendidikan geografi, pendidikan sejarah, pendidikan ekonomi,
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan sosiologi, dan sebagainya
(Saidiharjo, 2004). Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial yang dalam literature
asing dikenal dengan social studies yang dapat diartikan sebagai penelaahan
tentang masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies) menurut
Mayhood dkk., (1991: 10), adalah “The Social Studies are comprissed of those
aspests of history, geography, and pilosophy which in practice are selected for
instructional purposes in schools and collengs” Pendidikan IPS merupakan
pendidikan yang mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sosial
dalam rangka membentuk pribadi warga negara yang baik dan merupakan
program pendidikan sosial pada jalur pendidikan sekolah (Udin, 2004).

4
Pembelajaran IPS Terpadu dirancang secara sistematis tujuannya untuk
meningkatkan pemahaman dan penanaman sikap siswa. Di dalam proses
pembelajaran banyak melibatkan peran aktif antara guru dengan siswa, sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui materi,
metode, media dan evaluasi pembelajaran. Ellis (1997: 6) menjelaskan hakikat
pembelajaran IPS sebagai berikut “social studies is the area of the curriculum
dedicated to the study of human beings, it lends it self quite naturally to the
care and nurturing of the individual child”. Maksudnya bahwa lingkup wilayah
IPS dalam kurikulum diabadikan pada pembelajaran umat manusia secara
alami menjaga dan mengembangkan karakter dan pribadi anak. Jadi,
Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang menyangkut segala aspek
hubungan dalam kehidupan manusia.
Esensi tujuan pembelajaran IPS adalah perubahan perilaku dan tingkah
laku positif siswa sesuai dengan budaya, nilai, kebiasaan dan tradisi yang
berlaku di dalam masyarakatnya. Dalam penelitian ini lebih mengarah pada
tercapaianya pola sikap pada diri siswa untuk saling menghormati,
menghargai, toleransi terhadap budaya lain. Sehingga output dari
pembelajaran IPS Terpadu melalui pendidikan multikultural dapat mencapai
proses belajar mengajar yang aktif dan lebih bermakna.
Dengan pembelajaran yang berbasis multikultural diharapkan dapat
membawa perubahan dari budaya yang berfokus pada guru menuju budaya
pembelajaran yang berfokus pada siswa. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12
tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada
dalam perkembangan kemampuan intelektual atau kognitifnya pada tingkatan
kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh,
dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.
Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit) dan bukan masa depan
yang belum bisa mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh
dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu,
perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual,
akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan
adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus
dibelajarkan kepada siswa SD. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar juga harus
5
ada upaya mengubah paradigma pembelajaran IPS yang cenderung
berorientasi kognitif menuju IPS yang berorientasi pada afektif dan
psikomotor. Pendekatan pembelajaran yang bersifat kognitif telah terbukti
menghasilkan intelektual yang tidak peduli dengan nilai, sikap dan kultur
masyarakatnya

B. Pendidikan global pada Pembelajaran IPS


1. Pendidikan Global
Menurut Sapriya (2017, p. 120-138), bahwa pendidikan global
merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan tentang dunia kepada
para siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar
budaya, umat manusia, dan kondisi planet bumi. Pada umumnya, tujuan
pendidikan setiap mata pelajaran untuk kondisi saat ini menekankan pada
kemampuan siswa dalam berpikir kritis, namun ada hal yang unik dalam
pendidikan global yakni fokus substansinya yang berasal dari halhal mendunia
yang semakin bercirikan pluralisme, interdependensi, dan perubahan.
Tujuan pendidikan global ialah untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia
yang sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman
etnis, pluralisme budaya, dan semakin saling ketergantungan. Perlunya
meningkatkan orientasi para siswa dalam wawasan internasional semakin
disadari. Meskipun demikian, khusus di Indonesia upaya untuk meningkatkan
dan memperluas pemahaman global pada lembaga pendidikan dasar dan
menengah masih perlu diberdayakan. Berikut penjelasan lebih mendalam
tentang pendidikan global.

2. Pendidikan Global pada Pembelajaran IPS SD


Pendidikan hanya akan dianggap bermakna apabila ditujukan sebagai
persiapan siswa dalam menghadapi tugas hidupnya kelak di masyarakat.
Dalam hal ini pembelajaran IPS di SD dapat memberikan sumbangan yang
berharga dalam rangka mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang
mampu bermasyarakat, mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu
memecahkan masalah-masalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapinya di

6
masyarakat. Belajar IPS tidak hanya belajar tentang masyarakat, tetapi belajar
bagaimana cara bermasyarakat, baik secara lokal maupun global.
Mengingat kehidupan yang makin lama makin penuh dengan
tantangan pembelajaran IPS di SD hendaknya memasukkan pendidikan global
dalam pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulisoleh M.
Schuncke (1988: 66). Mengajar IPS dengan memasukkan pendidikan global
dalam proses pembelajaran adalah mencari suatu kesempatan (strategi) untuk
memperjelas kondisi manusia sebagai makhluk individu maupun sosial dalam
kurikulum, supaya peserta didik dapat mengenal kualitas manusia yang unik
dan merupakan makhluk yang berharga. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
kekuatan hidup supaya mereka mempunyai harapan besar terhadap masa
depan dan mampu berperan aktif dalam memberi kontribusi terhadap
persoalan-persoalan global.
Jarolimek & Parker (1993) menyebutkan beberapa pengalaman untuk
mengembangakan orientasi global pada siswa SD, antara lain:
1) Menggunakan pengalaman sehari-hari untuk memulai;
2) Pengalaman belajar bersifat sederhana dan berorientasi pada
kebutuhan/pengalaman siswa;
3) Usahakan menggunakan pengalaman langsung terhadap sesuatu yang
akan diselidiki/dipelajari;
4) Gunakan buku-buku, cerita-cerita yang menceritakan tentang
negara/bangsa-bangsa lain di dunia;
5) Pelajari perbedaan cara hidup masyarakat/ bangsa di belahan dunia;
6) Gunakan kejadian-kejadian aktual karena merupakan sumber isu-isu
yang sangat berarti, serta dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk menilai dan membedakan antara fakta dan pendapat.

Mengajar dengan memasukkan pendidikan global dalam pembelajaran


IPS, dapat dilakukan melalui pengalaman sehari-hari anak dalam hal, musik,
seni, ilmu pengetahuan, sebagai contoh, ketika peserta didik di SD belajar IPS
dengan topik rumah dan keluarga. Saatnya guru memulai mengembangkan
pengertian, bahwa orangorang di seluruh dunia membutuhkan rumah dan
mereka membangun rumahnya dengan cara yang berbeda-beda dan memiliki
variasi berbeda-beda yang dapat menunjukkan identitas dari suatu bangsa.

7
Dengan memulai pembelajaran yang demikian guru sudah mengawalinya
dengan pendidikan glo bal yang dapat memberi “pesan” bahwa ada persamaan
dan perbedaan yang mendasar pada setiap bangsa di dunia yang dikarenakan
oleh perbedaan geografi, kultur, sejarah, termasuk cara hidup di dunia modern.

Pembelajaran dengan pendidikan global dapat diintegrasikan ke dalam


pembelajaran IPS di sekolah dasar dengan berbagai cara dan bentuk (model).
Berikut ini ada lima hal pokok yang diketengahkan dalam mengorganisasikan
model-model dalam mengembangkan pendidikan global dalam pembelajaran
IPS di sekolah dasar antara lain: dengan pembelajaran yang menekankan pada
aspek-aspek sebagai berikut:

1) (budaya lokal), yaitu studi secara mendalam tentang satu kebudayaan


yang kemudian diintegrasikan dalam pembelajaran IPS;
2) (pengalaman), yaitu mempersiapkan gambargambar secara
komprehensif tentang sekelompok masyarakat;
3) Contributions (kontribusi), yaitu pembelajaran yang menekankan pada
kontribusi masyarakat, bangsa dan negara serta kebudayaan yang
berbeda;
4) (interkultural), yaitu pembelajaran yang menekankan pada
membandingkan kebudayaan yang berbeda dengan isu-isu yang sedang
dihadapi;
5) Personal (kepribadian), yaitu pembelajaran yang menekankan pada
bagaimana peserta didik, individu secara pribadi dapat dipengaruhi
oleh kebudayaan lainnya. Lima hal tersebut di atas tidaklah mungkin
untuk dikembangkan seluruhnya pada tingkat (kelas). Guru yang
profesional diberi kesempatan untuk mengembangkan pembelajaran
dengan pendidikan global dengan konsisten, pada kebutuhan peserta
didik disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik.
Dari kelima aspek tersebut di atas penulis hanya memberikan contoh beberapa
model pembelajaran saja untuk memasukkan pendidikan global dalam
pembelajaran IPS di sekolah dasar, contoh: ingin meng ajarkan topik “
keluarga” di kelas dua kita dapat menyiapkan suatu contoh keluarga dari anak
sendiri, namun juga disertai contoh tentang keluarga-keluarga dari daerah lain
yang ada di seluruh nusantara yang memiliki latar belakang yang berbeda, baik

8
dalam pola hidup maupun budayanya. Dengan demikian peserta didik
mengerti makna keberbedaan dalam kehidupan, sehingga mereka dapat saling
menghargai antarsesama.
Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini dalam mengajarkan topik keluarga
hanya terbatas pada silsilah dan pembagian tugas antaranggota keluarga
tersebut, tanpa mengkaji secara mendalam dan tanpa mengaitkan dengan
aspek-aspek kehidupan lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya mengembangkan
kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya
yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap
perbedaan budaya, ras, dan etnis. (Farris & Cooper, 1994). Pendidikan
multikultural merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman
latar belakang kebudayaan dari peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk
membentuk sikap multikultural
2. Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial adalah program pendidikan yang
memanfaatkan ilmu-ilmu sosial untuk tercapainya tujuan pendidikan. Contohnya
pendidikan geografi, pendidikan sejarah, pendidikan ekonomi, pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan sosiologi, dan sebagainya (Saidiharjo, 2004).
3. Menurut Sapriya (2017, p. 120-138), bahwa pendidikan global merupakan upaya
untuk menanamkan suatu pandangan tentang dunia kepada para siswa dengan
memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia, dan
kondisi planet bumi.
4. Pendidikan Global pada Pembelajaran IPS SD
Pendidikan hanya akan dianggap bermakna apabila ditujukan sebagai persiapan
siswa dalam menghadapi tugas hidupnya kelak di masyarakat. Dalam hal ini
pembelajaran IPS di SD dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam
rangka mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang mampu bermasyarakat,
mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu memecahkan masalah-
masalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapinya di masyarakat.

B. Saran
Dengan tersusun makalah ini kami selaku penulis berharap makalah ini kami
selaku penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat
memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan setiap orang yang membacanya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Toni & Maulana Arafat Lubis. (2018). Konsep Dasar IPS, Yogyakarta :
Samudra Biru.
Poerwanti, J. I. S. (2012). Peran Global Education Dalam Pembelajaran Ips Sd. Jurnal
Inovasi Pendidikan, 10(1).
Sudrajat, S. (2014). Pendidikan multikultural untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS di sekolah dasar. JIPSINDO, 1(1), 1-19.
https://osf.io/dvsgc/download/?format=pdf#:~:text=Menurut%20Sapriya%20(2017%20
%2C%20p.,manusia%20dan%20kondisi%20planet%20bumi. Diakses pada
tanggal 15 September 2022

11

Anda mungkin juga menyukai