Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INTEGRASI PENDIDIKAN SOSIAL MULTIKULTURAL DAN PENDIDIKAN


GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian IPS SD/MI

Dosen Pengampu : Willa Putri, M.Pd

Disusun Oleh

Hidayatunnishwah C.202203056

Adi Gunawan C.202203208

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT UMMUL QURO AL ISLAMI BOGOR

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat,
anugrah dan karunia yang melimpah, sehingga kami bisa menyelasaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini guna melengkapi tugas dalam Pendidikan IPS
dengan judul penulisan makalah yaitu “Integrasi Pendidikan Multikultural dan
Pendidikan Global Pada Pembelajaran IPS”.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Willa Putri,M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan IPS. Harapan kami semoga makalah yang tersusun ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Kami mengakui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalamnya.Oleh sebab
itu, dengan penuh kerendahan hati kami berharap kepada pembaca untuk member kritik
dan saran untuk memperbaiki makalah ini.

Bogor,28 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
1. Rumus Masalah................................................................................................................. 6
C. Tujuan ............................................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 6
1. Pendidikan Multikultural .................................................................................................. 6
2. Pendidikan Global........................................................................................................... 10
BAB III ......................................................................................................................................... 14
PENUTUP ..................................................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 14
B. SARAN............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, dimana selalu mengalami


perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan disegala
perkembangandikehidupan.

Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
denga berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran,” (QS Shad: 29).

Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen


yang terlibat di dalamnya baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi
guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum,
sarana dan prasarana pendidikan dan mutu menejemen pendidikan termasuk
perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif.1 Pada
penyusunan makalah kali iniakan dibahas terkait dengan keberagaman penduduk
Indonesia
Realitas bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis,
agama, bahasa, adat dan kebiasaan telah muncul sejak lama dan menjadi agenda
permasalahan yang sangat kompleks. Lihat saja pristiwa – pristiwa di aceh,
sampit, sambas, ambon dan daerah lain dimana benturan antara kelompok
dengan ikatan primordial yang fanatis dan membabi buta telah memakan korban
jiwa dan harta benda. Benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan nilai –
nilai yang terjadi di masyarakat pada muaranya akan mengancam integritas dan
ketahanan bangsa Indonesia. Dalam kaitan dengan permasalahan tersebut,

1
Dr. Rahmat Hidayat, MA,Ilmu Pendidikan, (Medan ; Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI) 2019) , h.27
pendidikan merupakan salah satu entri point untuk mengurainya. Pendidikan
merupakan elemen penting dari kehidupan seseorang karena merupakan aspek
strategis bagi suatu Negara yang terkait langsung dengan penyediaan sumber
daya alam (SDM) berkualitas sebagai penggerak utama pembangunan dalam
perwujudan nation and character building. Pendidikan di selenggarakan secara
demokratis dan keadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajuan bangsa.

Memasuki masa era globalisasi, bangsa Indonesia tidak mati-matinya


selalu melakukan pembangunan disegala bidang kehidupan baik pembangunan
material maupun spiritual termasuk di dalamnya sumber daya manusia, salah
satu faktor yang menunjang pembangunan atau peningkatan sumber daya
manusia yaitu melalui pendidikan pendidikan mendapat mendapat prioritas
prioritas utama.Pendidikan tidak terlepas terlepas dari kegiatan
kegiatan pembelajaran. pembelajaran. Belajar menurut Spears dalam Suprijono
Suprijono adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar
dan mengikuti arah tertentu. Jadi belajar adalah proses perubahan perilaku
secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu,
proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui
berbagai berbuat melalui berbagai pengalaman, proses meliha pengalaman,
proses melihat, mengamati, memahami, mengamati, memahami sesuatu yang
dipelajari. 2
Pada hakekatnya pendidikan multikultural bermakna untuk
mempersiapkan seluruh siswa bekerja secara aktif menuju kesamaan struktur
dalam organisasi dan lembaga sekolah. Pendidikan multikultural bukanlah
kebijakan yang mengarah pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran
inklusif pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif lewat kurikulum yang
berperan bagi at kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual.
Selain itu, pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan siswa
untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda berbeda
budaya, budaya, memberi memberi kesempatan kesempatan untuk bekerja

2
Winataputra,Materi dan pembelajaran IPS SD ,(Jakarta: Pusat Penerbitan UT. Jakarta,2008),hal.46
bekerja bersama bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis
atau rasnya secara langsung. Pendidikan IPS adalah program pendidikan yang
membina peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dalam suasana
kedamaian. Indikatornya, setelah peserta didik mempelajari IPS, akan memiliki
sejumlah kompetensi yaitu berkomunikasi, beradaptasi, bersinergi dengan baik
dan selalu berpikir positif terhadap orang lain (Saidiharjo, 2004). 3Penerapan IPS
di sekolah dasar dimaksudkan bahwa bahan kajian ilmu sosial seperti geografi,
sejarah, ekonomi, sosiologi diintegrasikan ke dalam berbagai topik ke beberapa
mata pelajaran.

B. Rumus Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan global?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan multikultural.


2. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan global.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Multikultural Pada Pembelajaran IPS


1. Pendidikan Multikultural

Pendidikan Multikultural di selenggarakan dalam upaya


mengembangkan kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari
berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka
miliki, dan sikap positif terhadap perbedaan budaya,ras dan etnis..
Pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan yang
memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari peserta
didik sebagai salah satu untuk membentuk sikap multicultural. Strategi

3
Saidiharjo,Konsep dasar ilmu pengetahuan social,(Yogyakarta:Program Pascasarjana UNY,2004),hal.74
ini sangat bermanfaat, sekurang kurang nya bagi sekolah sebagai
lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep
kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan dan demokrasi dalam arti
luas 4. Sementara itu Hilda Hernandes mengemukakan denisi klasik
yaitu: Pertama, menekankan esensi pendidikan multikultural sebagai
perspektif yang mengakui realitas politik, social dan ekonomi yang
dialami oleh masing masing individu dalam pertemuan manusia yang
kompleks dan beragam (plural) secara kultur. Kedua, pendidikan
multikultural merupakan sebuah empowering yaitu pendidikan yang
selayaknya dan seharusnya bisa untuk anak didik.5
Banks (skeel, 1995) menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang
berbasis multikultural dapat diindentifikasi seperti berikut:memfungsikan
peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka
ragam, membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif
terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan,
memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam
mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya, membantu peserta
didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan member
gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok.
James banks menjelaskan bahwa pendidikan multikultural
memiliki beberapa dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang lain,
yaitu: Pertama, Content integration yaitu mengintegrasikan berbagai
budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar,
generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu. Kedua, The
Knouledge Construction proses, yaitu membawa siswa untuk memahami
implikasi budaya kedalam sebuah mata pelajaran (disiplin). Ketiga, An
Quity Paedagogy, yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara
belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa
beragam baik dari segi ras, budaya (culture) ataupun social (social).
Keempat, Prejudice Reduction, yaitu mengidentifikasi karakteristik ras

4
Ischak SU, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: UT Depdikbud,1997),hal.78
5
Liliweri,Alo,Prasangka dan Konflik:Komunikasi Budaya Masyarakat Multikultural, (Yogyakarta :
LKiS,2005),hal.68
siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. Kemudian, melatih
kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi
dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya
menciptakan budaya akademik yang toleran dan inklusif.6
Berdasarkan keempat strategi pembelajaran di atas, pola
pembelajaran berbasis berbasis multikultural multikultural dilakukan
dilakukan untuk meningkatkan meningkatkan kesadaran kesadaran diri
siswa terhadap nilai-nilai keberbedaan dan keberagaman yang melekat
pada kehidupan siswa lokal sebagai faktor yang sangat potensial dalam
membangun cara pandang kebangsaan untuk menguatkan kembali
intagritas bangsa.

2. Pendidikan Multicultural Pada Pembelajaran IPS

Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial adalah program pendidikan


yang memanfaatkan ilmu-ilmu sosial untuk tercapainya tujuan
pendidikan. Contohnya pendidikan geografi, pendidikan sejarah,
pendidikan ekonomi, pendidikan pendidikan kewarganegaraan,
kewarganegaraan, pendidikan pendidikan sosiologi, sosiologi, dan
sebagainya sebagainya . Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial yang dalam
literature asing dikenal dengan social studies yang dapat diartikan
sebagai penelaahan tentang masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (Social
Studies) menurut Mayhood dkk., (1991: 10), adalah “The Social Studies
are comprissed of those aspests of history, geography, and pilosophy
which in practice are selected for instructional purposes in schools and
collengs” Pendidikan IPS merupakan pendidikan pendidikan yang
mengembangkan mengembangkan pengetahuan, pengetahuan, sikap dan
ketrampilan ketrampilan sosial dalam rangka membentuk pribadi warga
negara yang baik dan merupakan program pendidikan sosial pada jalur
pendidikan sekolah.7

6
Banks,J.A.1993.“MulticulturalEducation:HistoricalDevelopment,Dimension,andPractice”.
ReviewofResearchinEducation.
7
Salam Rosidah dkk., Sumber Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Guru Kelas
SD, (Jakarta: Dirjen GTK Kemendikbud,2016)
Pembelajaran IPS Terpadu dirancang secara sistematis tujuannya
untuk meningkatkan pemahaman dan penanaman sikap siswa. Di dalam
proses pembelajaran pembelajaran banyak meli banyak melibatkan
peran batkan peran aktif antara guru dengan guru dengan siswa, sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui materi,
metode, media dan evaluasi pembelajaran. Ellis (1997: 6) menjelaskan
hakikat pembelajaran pembelajaran IPS sebagai IPS sebagai berikut
“social berikut “social studies studies is the area of the curriculum
curriculum dedicated to the study of human beings, it lends it self quite
naturally to the care and nurturing of the individual child”. Maksudnya
bahwa lingkup wilayah IPS dalam kurikulum diabadikan pada
pembelajaran umat manusia secara alami menjaga dan mengembangkan
karakter dan pribadi anak. Jadi, Pembelajaran IPS merupakan
pembelajaran yang menyangkut segala aspek hubungan dalam kehidupan
manusia.8
Esensi tujuan pembelajaran IPS adalah perubahan perilaku dan
tingkah laku positif siswa sesuai dengan budaya, nilai, kebiasaan dan
tradisi yang berlaku berlaku di dalam masyarakatnya. masyarakatnya.
Dalam penelitian penelitian ini lebih mengarah pada tercapaianya pola
sikap pada diri siswa untuk saling menghormati, menghargai, toleransi
terhadap budaya lain. Sehingga output dari pembelajaran pembelajaran
IPS Terpadu melalui melalui pendidikan pendidikan multikultural
multikultural dapat mencapai mencapai proses belajar mengajar yang
aktif dan lebih bermakna.
Dengan pembelajaran yang berbasis multikultural dapat
membawa perubahan dari budaya yang berfokus pada guru menuju
budaya pembelajaran yang berfokus pada siswa. Pendidikan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak
yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun
.Yang mereka pedulikan adalah sebagai (kongrit) dan bukan masa depan

8
Rahmad,Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial pada SD,Jurnal Madrasah Ibtidaiyah(OKTOBER,2016)
,Vol.2,No.1,hal.67-68
yang belum bisa mereka pahami (abstrak) padahal bahan materi ips
penuh dengan pesan – pesan yang bersifat abstrak, konsep – konsep
seperti waktu, perubahan, kesinambungan (contuinuity), arah mata angin,
lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan,
permintaan atau kelangkaan. Ada upaya mengubah paradigma
pembelajaran ips yang cenderung berorientasi kognitif menuju ips yang
berorientasi pada afektif dan psikomotor. Pendekatan pembelajaran yang
bersifat kognitif telah terbukti menghasilkan intelektual yang tidak peduli
dengan nilai, sikap kultur dan masyarakatnya.

B. Pendidikan Global Pada Pembelajaran IPS


1. Pendidikan Global

Menurut Sapriya (2017, p. 120-124), bahwa pendidikan global


merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan tentang dunia
kepada para siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat terdapat saling
keterkaitan keterkaitan antar budaya, budaya, umat manusia, manusia, dan
kondisi planet bumi. Pada umumnya, tujuan pendidikan pendidikan setiap
mata pelajaran untuk kondisi saat ini menekankan pada kemampuan siswa
dalam berpikir kritis, namun ada hal yang unik dalam pendidikan global
yakni fokus substansinya yang pendidikan global yakni fokus substansinya
yang berasal dari halhal mendunia rasal dari halhal mendunia yang semakin
bercirikan pluralisme, interdependensi, dan perubahan.9
Tujuan pendidikan global ialah untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia
yang sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman
etnis, pluralisme budaya, dan semakin saling ketergantungan. Perlunya
meningkatkan orientasi para siswa dalam wawasan internasional semakin
disadari. Meskipun demikian, khusus di Indonesia upaya untuk
meningkatkan dan memperluas pemahaman global pada lembaga pendidikan
dasar dan menengah masih perlu diberdayakan. Berikut penjelasan lebih
mendalam tentang pendidikan global.

9
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajarannya.( Bandung: PT Remaja,2017),hal.120-124
2. Pendidikan Global Pada Pembelajaran IPS SD

Pendidikan akan hanya dianggap bermakna apabila ditujukan sebagai


persiapan siswa dalam menghadapi tugas hidupnya kelak dimasyarakat.
Dalam hal ini pembelajaran IPS di SD dapat memberikan sumbangan yang
mampu bermasyarakat, mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu
memecahkan masalah masalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapinya di
masyarakat. Belajar ips tidak hanya tentang masyarakat, tetapi belajar
bagaimana cara bermasyarakat, baik secara local maupun global.

Mengingat kehidupan yang makin lama makin penuh dengan tantangan


pembelajaran IPS di SD hendaknya memasukkan pendidikan global dalam
pem dalam pembelajarannya. Mengajar IPS dengan memasukkan
memasukkan pendidikan pendidikan global dalam proses pembelajaran
adalah mencari suatu kesempatan (strategi) untuk memperjelas kondisi
manusia sebagai makhluk individu maupun sosial dalam kurikulum, supaya
peserta didik dapat mengenal kualitas manusia yang unik dan merupakan
makhluk yang berharga. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kekuatan
hidup supaya mereka mempunyai harapan besar terhadap masa depan dan
mampu berperan aktif dalam memberi kontribusi terhadap persoalan-
persoalan global.
Jarolimek & Parker (1993) menyebutkan beberapa pengalaman untuk
mengembangakan orientasi global pada siswa SD, antara lain:
1) Menggunakan pengalaman sehari-hari untuk memulai;
2) Pengalaman belajar bersifat sederhana dan berorientasi pada
kebutuhan/pengalaman siswa;
3) Usahakan menggunakan pengalaman langsung terhadap sesuatu yang
akan diselidiki/dipelajari;
4) Gunakan buku-buku, cerita-cerita yang menceritakan tentang
negara/bangsa-bangsa lain di dunia;
5) Pelajari perbedaan cara hidup masyarakat/ bangsa Pelajari perbedaan
cara hidup masyarakat/ bangsa di belahan dunia; belahan dunia;
6) Gunakan kejadian-kejadian aktual karena merupakan sumber isu-isu
yang sangat berarti, serta dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk menilai dan membedakan antara fakta dan pendapat. 10
Mengajar dengan memasukkan pendidikan global dalam pembelajaran
IPS, dapat dilakukan melalui pengalaman sehari-hari anak dalam hal, musik,
seni, ilmu pengetahuan, sebagai contoh, ketika peserta didik di SD belajar
IPS dengan topik rumah dan keluarga. Saatnya guru memulai
mengembangkan pengertian, pengertian, bahwa orang-orang di seluruh
dunia membutuhkan rumah dan mereka membangun rumahnya dengan cara
yang berbeda-beda dan memiliki variasi berbeda-beda yang dapat
menunjukkan identitas dari suatu bangsa. Dengan memulai pembelajaran
yang demikian guru sudah mengawalinya dengan pendidikan global yang
dapat memberi “pesan” bahwa ada persamaan dan perbedaan yang mendasar
pada setiap bangsa di dunia yang dikarenakan oleh perbedaan geografi,
kultur, sejarah, termasuk cara hidup di dunia modern. Pembelajaran dengan
pendidikan global dapat diintegrasikan ke
dalam pembelajaran pembelajaran IPS di sekolah sekolah dasar dengan
berbagai berbagai cara dan bentuk (model).
Berikut ini ada lima hal pokok yang diketengahkan dalam
mengorganisasikan model-model dalam mengembangkan pendidikan global
dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar antara lain: dengan pembelajaran
yang menekankan pada aspek-aspek sebagai berikut:
a) (budaya lokal), yaitu studi secara mendalam tentang satu
kebudayaan yang kemudian diintegrasikan dalam pembelajaran IPS;
b) (pengalaman), yaitu mempersiapkan gambargambar secara
komprehensif tentang sekelompok masyarakat;
c) Contributions (kontribusi), yaitu pembelajaran yang menekankan
pada kontribusi masyarakat, bangsa dan negara serta kebudayaan
yang berbeda;

10
Toni Nasution,M.Pd,Konsep Dasar IPS, (Yogyakarta : Samudra Biru,2018),hal.191-198
d) (interkultural), yaitu pembelajaran yang menekankan pada
membandingkan kebudayaan yang berbeda dengan isu-isu yang
sedang dihadapi;
e) Personal (kepribadian), yaitu pembelajaran yang menekankan
pada bagaimana bagaimana peserta peserta didik, individu individu
secara pribadi pribadi dapat dipengaruhi dipengaruhi oleh
kebudayaan lainnya.
Lima hal tersebut di atas tidaklah mungkin untuk dikembangkan
seluruhnya pada tingkat (kelas).Guru yang profesional profesional diberi
kesempatan kesempatan untuk mengembangkan mengembangkan
pembelajaran pembelajaran dengan pendidikan global dengan konsisten,
pada kebutuhan peserta didik disesuaikan dengan tingkat perkembangan
berpikir pesert kir peserta didik.
Dari lima aspek tersebut diatas penulis hanya memberikan contoh
beberapa model pembelajaran saja untuk memasukkan pendidikan global
dalam pembelajaran ips di sekolah dasar, contoh; ingin mengajarkan topic
“keluarga” dikelas dua kita bisa menyiapkan suatu contoh dari anak sendiri,
namun juga disertai contoh tentang keluarga – keluarga dari daerah lain yang
ada diseluruh nusantara yang memiliki latar belakang yang berbeda, baik
dalam pola hidup maupun budayanya. Dengan demikian peserta didik
mengerti makna keberbedaan dalam kehidupan, sehingga mereka dapat
saling menghargai antar sesama.
Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini dalam mengajarkan topik
keluarga hanya terbatas pada silsilah dan pembagian tugas antaranggota
keluarga tersebut, tanpa mengkaji secara mendalam dan tanpa mengaitkan
dengan aspek-aspek kehidupan lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya mengembangkan


kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari berbagai perspektif
budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap
positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis. (Farris & Cooper, 1994).
Pendidikan 94). Pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan
yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari peserta
didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural
2. Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial adalah Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial
adalah program pe program pendidikan yang ndidikan yang memanfaatkan
ilmu-ilmu sosial untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Contohnya pendidikan geografi, pendidikan sejarah, pendidikan geografi,
pendidikan sejarah, pendidika pendidikan ekonomi, pendidikan n ekonomi,
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan sosiologi, dan sebagainya
(Saidiharjo, 2004).
3. Menurut Sapriya (2017, p. 120-138), bahwa pendidikan global merupakan
upaya untuk menanamkan suatu pandangan tentang dunia kepada para da
para siswa dengan siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat saling
keterkaitan antar budaya, umat manusia, dan kondisi planet bumi.
4. Pendidikan Global pada Pembelajaran IPS SD Pendidikan hanya akan
dianggap bermakna apabila ditujukan sebagai persiapan siswa dalam
menghadapi tugas hidupnya kelak di masyarakat. Dalam hal
ini pembelajaran IPS di SD dapat memberikan sumbang pembelajaran IPS
di SD dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam yang berharga
dalam rangka mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang mampu
bermasyarakat, mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu
memecahkan masalahmasalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapinya di
masyarakat.
B. SARAN

Dengan tersusun makalah ini kami selaku penulis berharap makalah ini kami
selaku penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat
memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan setiap orang yang
membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Ischak SU, dkk. (1997). Pendidikan IPS di SD. UT Depdikbud. Jakarta

Sapriya, (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajarannya. PT Remaja : Bandung.

Winataputra., (2008). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Pusat Penerbitan UT. Jakarta

Banks,J.A.(1993).“MulticulturalEducation:HistoricalDevelopment,Dimension,andPract
ice”.ReviewofResearchinEducation.

Dr. Rahmat Hidayat, MA, (2019) Ilmu Pendidikan, Medan ; Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)

Toni Nasution,M.Pd,( 2018) .Konsep Dasar IPS, Yogyakarta : Samudra


Biru,2018),hal.191-198

Rahmad,Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial pada SD,Jurnal Madrasah


Ibtidaiyah(OKTOBER,2016) Vol.2,No.1,hal.67-68

Liliweri,Alo.(2005).Prasangka&Konflik:KomunikasiLintasBudayaMasyarakatMultikult
ural.Yogyakarta.LKiS.

Salam Rosidah dkk., (2016). Sumber Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata
Pelajaran/Paket Keahlian Guru Kelas SD. Dirjen GTK Kemendikbud. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai