DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
DOSEN PENGAMU
Indah Masruroh,M.A
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hakikat Pendidikan
Multikulturalisme” yang insyaallah tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Kepada teman-teman kritik, saran, dan masukan yang
membangun sangat kami butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih
baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita. Aamiin
2
DAFTAR ISI
B.RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................5
C.TUJUAN................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 6
A.PENGERTIAN HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME.......................... 6
B.PROSES PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME..........................................................7
C.STRATEGI PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME.....................................................8
D.JENIS-JENIS MULTIKULTURAALISME......................................................................... 9
E.MULTIKULTURALISME DI INDONESIA........................................................................ 9
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 12
A.KESIMPULAN.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi generasi yang memiliki pengetahuan, wawasan/sikap dan tindakan di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang memperhatikan latar belakang multikulturalisme. Kemajemukan
bangsa Indonesia yang dimiliki adanya perbedaan budaya, suku, ras, agama dapat dijadikan
sumber kekuatan yang sinergis dalam membangun kemajuan bangsa dan negara. Di dalam
mengembangkan pendidikan multikultural di sekolah dapat menggunakan beberapa strategi
baik di dalam kegiatan belajar mengajar, kegiatan-kegiatan sekolah yang lain maupun penerapan
manajemen sekolah berbasis multikural yang menjadi penanggung jawab dan pemimipinya
adalah kepala sekolah. Ciri bangsa Indonesia yang pluralistik dan multikultural menyebabkan
strategi kebudayaan nasional harus diisi dengan nilai-nilai yang tepat, di antaranya adalah prinsip
mutualisme yaitu kebersamaan dan kerja sama yang memberi manfaat kepada semua pihak yang
bekerja sama, bukan hanya searah dan menguntungkan satu pihak saja, berarti menekankan pada
pentingnya memberikan kesempatan bagi berkembangnya masyarakat multikultural yang
3
masing-masing harus diakui haknya untuk mengembangkan dirinya melalui kebudayaan mereka.
Dengan demikian membangun dirinya, membangun tanah leluhurnya termasuk sebagai bagian
dari tanah air Indonesia dengan didasari oleh sikap egalitarian, toleran dan demokratis. Konsep
multikulturalisme kadang-kadang agak membingungkan, karena merujuk sekaligus pada dua hal
yang berbeda, yaitu realitas dan etika atau praktik dan ajaran.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian hakikat multikulturalisme
C.TUJUAN
1. Agar kita mengetahui pengertian dari hakikat pendidikan multikulturaalisme
4
3. Agar mahasiswa mengetahui strategi pendidikan multikulturaalisme
BAB II PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MULTIKULTURALISME
Hakikat multikulturalisme adalah menerima dan menghormati semua perbedaan pada tiap-tiap
aspek kehidupan. Multikulturalisme mengkonsepkan pandangan terhadap keanekaragaman
kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan
terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya di dalam realitas masyarakat
menyangkut nilai-nilai, sistem sosial, praktik buadaya, adat-kebiasaan, dan filosofi politik yang
dianut dalam konteks tertentu yang pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat
diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap
realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan
dalam kesadaran politik yakni keragaman budaya dan etnis di dalam bentuk gaya hidup,
pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun
negara. Ia mendefinisikan pendidikan multikultural adalah ide, gerakan, pembaharuan
pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur
5
lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan
siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu
akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Pembelajaran dengan diskusi ini dapat bertukar pikiran bahwa semua orang dari budaya apapun
ternyata menggunakan hasil kerja orang lain dari budaya lain. Pembelajaran dengan simulasi dan
bermain peran, peserta didik difasilitasi untuk memerankan diri sebagai orang-orang yang
memiliki agama, budaya dan etnik yang berbeda dalam pergaulan sehari-hari. Dalam kegiatan-
6
kegiatan tertentu perlu dilakukan bersama dengan kepanitiaan bersama yang melibatkan aneka
macam latar belakang peserta didik dari berbagai agama, etnik, budaya, bahasa. Melalui
observasi dan studi kasus peserta didik dan guru mengadakan kegiatan bersama di dalam realita
kehidupan masyarakat kultural. Kegiatan tersebut diharapkan untuk dapat mengamati proses
sosial yang terjadi antara individu dan kelompok yang ada, sekaligus untuk melakukan mediasi
bila ada konflik di antara warga masyarakat tersebut. Indonesia merupakan bangsa multietnik
dan multikulturalisme. Keaneka ragaman masyarakat merupakan realitas objektif yang tidak
dapat dipungkiri sebagai sebuah keniscayaan. Aneka masyarakat dan budaya tersebut tercermin
dengan adanya keragaman agama, etnik, bahasa, budaya, wilayah geografis, latar belakang
historis dan psikologis. Perbedaan tersebut pada satu sisi dapat memberi warna positif pada
sistem nilai budaya bangsa, bila terwujud dalam bentuk interaksi yang harmonis, saling
menghargai dan saling kerja sama, namun di sisi lain dapat menjadi sumber konflik, bila tidak
disikapi secara bijak, apalagi untuk dapat menjadikan sebagai satu kesatuan dalam
mengembangkan sumber kekuatan dalam pembangunan bangsa dan negara. Kemajemukan
masyarakat indonesia dapat diberdayakan dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika, walaupun
berbedabeda namun menjadi satu kesatuan, ini adalah acuan normatif dalam mengelola
kemajemukan bangsa menjadi sumber potensi dan kekuatan bangsa Indonesia sebagai cita-cita
bersama dalam mewujudkan demokrasi menuntut adanya apresiasi dan sikap yang bijak
terhadap keragaman diperlukan pengelolaan secara sinergis. Bila tidak dikelola dengan baik, ada
kemungkinan terjadi persaingan antara budaya, etnis, agama yang dapat mendatangkan
permasalahan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh di negara Perancis
masih menyisakan masalah berupa kerusakan besar tahun 2005 sebagai akibat penerapan
konsepsi demokrasi egalitarian lahir, yang tidak memperhatikan pluralitas bangsa. Di dalam
lembaga pendidikan perlu mengembangkan kesadaran kolektif dan kepekaan terhadap kenyataan
kemajemukan, pluralitas bangsa baik etnis, budaya, agama, hingga orientasi politik, karena itu
pendidik dan tenaga kependidikan tidak layak bila memperlihatkan sikap dan perilaku yang
bersifat diskriminatif, menghina, melecehkan etnis, budaya, agama di dalam kehidupan sekolah.
Sikap dan tindakan respek terhadap multietnis dan multikulturaalisme harus menjadi bagian dari
materi pembelajaran atau kurikulum pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, jenis pendidikan
baik sekolah yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat dalam membangun dan
7
mengembangkan budaya baru menuju masyarakat multibudaya yang berbasis saling menghargai,
menghormati dan harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
8
D. JENIS-JENIS MULTIKULTURALISME
Berbagai macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik
multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh
(1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian
Parekh):
9
terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam
percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan
kultural masing-masing.
E. MULTIKULTURALISME DI INDONESIA
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat
kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah
mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan
berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka
konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat
luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya
masyarakat multikultural itu. Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan
terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural
dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat
yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya
masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut. Dari sinilah muncul istilah
multikulturalisme. Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme
pada dasarnya adalah pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai
kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman,
pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat
juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of
recognition” (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence Blum mengungkapkan bahwa multikulturalisme
mencakup suatu pemahaman, penghargaan, dan penilaian atas budaya seseorang, serta
penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai
multikulturalisme tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai
penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun
kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati
setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat
diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
10
yang lain. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari
kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi
geografis, Indonesia memiliki banyak pulau di mana setiap pulau tersebut dihuni oleh
sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah
sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada
keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam. Dalam konsep
multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan
bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi
bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang
menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
1. Letak geografis indonesia
2. Perkawinan campur
3. Iklim
11
DAFTAR PUSTAKA
Elashmawi, F. And Harris, P.R. 1994. Multicultural Management, New Skills for Global
Succes. Malaysia
Yogyakarta: IRCSod.
Naim, NG. & Sauqi, A. 2008. Pendidikan Multikultural, Konsep dan Aplikasi.
12