Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MULTICULTURAL EDUCTION MELALUI


PEMBELAJARAN IPS

DOSEN PENGAMPU :
AYATULLAH M. AL- FATH, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
1. SALSA DIVA NUGROHO (2286202053)
2. DEVITA ARIF HARDIANTI (2286202059)
3. DIVA PUTRI SULUNGKU (2286202058)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PACITAN
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulliah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok dari Pak Ayatullah untuk mata kuliah
Konsep Dasar IPS SD dengan judul : “Multicultural Education Melalui
Pembelajaran IPS”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepeas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
karena terbatasnya pengalaman serta pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pacitan, 26 Oktober 2022

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
2.1. Hakikat Pendidikan Multikultural.................................................2
2.2. Tujuan Pendidikan Multikultural...................................................4
2.3. Prinsip Pendidikan.........................................................................4
2.4. implementasi................................................................................5
2.4. Penerapan Pendidikan Multikultural...........................................7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang memiliki ragam budaya, suku, etnis yg mendiami
pulau pulau secara terpisah. kemajemukkan yang ada pada Indonesia, bhineka
Tunggal Ika sebagai pemersatu. Mengakui sebuah perbedaan bukan berarti wajib
diseragamkan tetapi disaat yg sama perlu adanya toleransi serta saling
menghormati keberagaman tadi. Hal ini dibutuhkan sebab keragaman acapkali
menyebabkan terjadinya pergeseran serta permasalahan di tengah rakyat.
Pengakuan serta kesadaran akan keberagaman yang ada itulah yg dikenal menjadi
pluralisme
Kemajemukan yg terdapat di bangsa Indonesia disatukan di sebuah semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yg diambil dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular
yg berisi keanekaragamn, berbeda-beda namun satu (unity in diversity). Itu berarti
sekalipun bangsa Indonesia tidak sama pada aspek suku, kepercayaan , ras, budaya,
bahasa wilayah namun menjadi satu pada bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hendaknya dipahami bahwa kesatuan bukan perihal keseragaman,
namun kesatuan berbicara perihal kebersamaan pada keragaman. Adapun terdapat
disparitas, tetapi hal itu sebagai sebuah kekhasan atau keunikan bangsa Indonesia,
keragaman ialah kekayaan bangsa yg wajib disyukuri, keberagaman adalah aset yg
berharga bagi bangsa Indonesia, keragaman bukanlah perpecahan namun kekuatan
bangsa. oleh sebab itu diharapkan pemahaman perihal diversity serta pluralisme
dapat menciptakan harmonisasi rakyat Indonesia.
Upaya menciptakan harmonisasi itu perlu adanya penanaman nilai-nilai
kebersamaan serta toleransi melalui proses pendidikan multikultural pada sekolah.
Pendidikan multikultural sebagai sangat krusial melihat empiris keadaan rakyat
Indonesia yg beragam dan rawan terjadinya permasalahan sosial (Mania, 2010;
Rosyada, 2014), di lingkup internasional pula diakui perlunya memasukkan
kebijakan serta praktik pendidikan multikultural pada sekolah (Zilliacus & Holm,
2017), oleh karena itu sekolah perlu merancang pendidikan multikultural yg bisa
mengakomodir semua keberagaman peserta didiknya. Pendidikan multikultural
pada sekolah perlu dikembangkan dengan menyampaikan peluang yg sama pada
semua siswa tanpa membedakan perlakuan berdasar etnis, budaya serta
kepercayaan dan menyampaikan hak-hak yg sama bagi minoritas untuk upaya
memperkuat persatuan serta kesatuan, ciri-ciri nasional serta gambaran bangsa
pada global internasional.
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Multikultural


Pendidikan multikultural sendiri ialah cara melihat rakyat lebih luas.
Pendidikan multikultural mempunyai 3 hal krusial yaitu gagasan dan kesadaran
pentingnya keragaman budaya, gerakan pembaharuan pendidikan, serta proses
pendidikan (Murdiono, 2012). pada konteks pembelajaran, pendidikan
muktikultural perlu diimplementasi melalui beberapa mekanisme, pertama
penyiapan kurikulum dalam memilih kompetensi yg wajib dimiliki peserta didik
terkait multikulturalisme dalam mata pelajaran yg relevan.Selanjutnya perumusan
materi sesuai kompetensi yg hendak dicapai diikuti dengan rumusan proses
pembelajaran yg memberikan kesempatan bagi siswa untuk rangka pelatihan serta
pengembangan perilaku, selain pengetahuan dan keterampilan sosial meningkatkan
pengembangan perilaku multikuktural pada penerapannya, pendidikan
multikultural diposisikan menjadi 3 bagian yaitu menjadi falsafah pendidikan,
pendekatan pendidikan, serta bidang kajian/studi (Nurcahyono, 2018). Pendidikan
multikultural ialah sebuah kebijakan sosial berdasarkan prinsip prinsip
pemeliharaan budaya dan saling memiliki serta rasa hormat diantara komunitas
budaya di masyarakat (Indrapangastuti, 2014).
Selain itu, pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan
peserta didik untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yg tidak sinkron
budaya, memberi kesempatan buat bekerja beserta menggunakan orang atau
komunitas orang yang tidak selaras etnis atau rasnya secara langsung.
Indikatornya, sesudah peserta didik menyelidiki IPS, akan mempunyai sejumlah
kompetensi yaitu berkomunikasi, menyesuaikan diri, bersinergi dengan baik serta
selalu berpikir positif terhadap orang lain (Saidiharjo, 2004). Pendidikan
multikultural sangat efektif ditanamkan di sekolah-sekolah yg mempunyai
disparitas latar belakang siswa yg majemuk. Lingkungan sekolah dapat
memberikan pengalaman eksklusif bagi siswa untuk menghadapi keberagaman,
sebab di Indonesia banyak ditemukan sekolah-sekolah berbasis keagamaan seperti
madrasah, sekolah kristen, serta sekolah-sekolah lain berbasis agpeeama yang
dianut, keadaan sekolah semacam itu dapat mengakibatkan duduk perkara bagi
yang menjalankan pendidikan multikultural (Sulaswari, 2018). Di samping itu,
pendidikan Indonesia mulai kehilangan semangatnya dari tujuan pendidikan
nasional. Sekolah perlu mendesain kurikulum pendidikan multikultural yg
terintegrasi menggunakan pembelajaran untuk membentuk lingkungan yg lebih
luas serta lebih inklusif (Arifudin, 1970; Hunt, 2020; Rosyada, 2014).
Pendidikan multikultural merupakan pengakuan atas realitas ekonomi,sosial dan
ekonomi politik dalam kehidupan sosial secara kultural dan kompleks dan
mencerminkan pentingnya pentingnya ras ,budaya ,agama ,etnis ,orientasi seksual
dan gender ,status sosial ,ekonomi dan eksklusi dalam proses pendidikan, dengan
kata lain pendidikan sebagai media transformasi pengetahuan dapat memberikan
dengan menghormati dan menghargai nilai-nilai multikultural yang ada
keanekaragaman dari konteks dan sosiokultural yang melingkupinya (Hilda
Hernandez dalam Mahfud). Multikulturalisme adalah kepercayaan dan interpretasi
identitas menilai keragaman budaya dan etnis dengan tujuan mengubah struktur
pendidikan memungkinkan siswa dari berbagai ras ,etnis dan budaya, pria, wanita
atau siswa berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama atas prestasi akademik di
sekolah (James Banks karya Suryana (2015:196). Pendidikan multikulturalisme
adalah proses pengembangan potensi manusia menjunjung tinggi rasa hormat
terhadap martabat dan nilai orang dari mana saja dan budaya apa pun yang muncul
darinya keanekaragaman budaya, ras, etnis, dan mobilitas agama (Ainurrafiq
dalam karya Sauqi). Pendidikan multikultural dapat memberikan kompetensi untuk
melaksanakan pendidikan multikultural sejak dini agar anak dapat menerima dan
memahami perbedaan budaya yang memengaruhi perbedaan penggunaan perilaku
pribadi, adat istiadat yang ada di dalam masyarakat, adat tata pemerintahan,
perilaku sosial dan adat istiadat masyarakat.
Pendidikan multikultural secara operasional yaitu acara pendidikan yang
menyediakan tempat belajar bagi pembelajar sinkron dengan kebutuhan cendekia
juga sosial murid (Suryana, 2015:198). Menjadi negara yg mempunyai jumlah
penduduk banyak, Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultural
terbesar di global, mempunyai suku bangsa, budaya dan bahasanya majemuk,
agama, keadaan sosial ekonomi, keanekaragaman kepercayaaan serta jenis kelamin
(Suryana, 2015). Adanya situasi kemajumukan maka dirasakan perlu
dikembangkanya perilaku toleransi bagi murid SD yg baru mengenal situasi
keberagaman serta sosial yg tidak selaras. Sikap menghargai bisa terbentuk serta
ada pada antara keragaman, sehingga bisa mewujudkan ketentraman, ketenangan
pada tatanan kehidupan rakyat. (Farikhatin et al, 2016). Buat menerapkan
pendidikan multikultural dengan taraf keberhasilan, seluruh variabel sekolah saling
terkait serta mempunyai kipra serta tanggung jawab masing-masing karena sekolah
menjadi sistem sosial.
Menghasilkan perilaku sosial peserta didik melalui aktivitas pembelajaran
dengan memanfaatkan keragaman pada pergaulan tanpa memandang
keanekaragaman budaya, ras, keadaan jasmaniah, jenis kelamin juga status sosial
masing-masing peserta didik (Pratiwi, Masfuah dan Rondli, 2018. Pemikiran
sekolah menjadi sistem sosial menggambarkan bahwa kita wajib merumuskan serta
memulai manajemen atau strategi perubahan yg mereformasi seluruh lingkungan
sekolah menjadi menerapkan sistem pendidikan multikultural (Jun, 2016). Adapun
secara luas pendidikan multikultural termasuk semua peserta didik tanpa
membeda-bedakan , contohnya gender, etnis, ras, budaya, strata sosial, serta
kepercayaan yang dianutnya. Pendidikan mutikultural merupakan pendidikan yg
bertujuan buat menjembatani keanekaragaman rasial serta ketidaksetaraan antara
group sosial rakyat (Shen, 2019). ). Keberagaman penduduk Indonesia menjadi
penduduk beragam yg mempunyai keberagaman suku, budaya, adat istiadat serta
keberagaman kepercayaan, ras, dan lain sebagainya.
Pendidikan Indonesia mulai kehilangan semangatnya dari tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menegaskan Bila pendidikan
adalah perjuangan dalam mendorong tumbuhnya kepribadian, mencakup kekuatan
serta kepribadian lahir batin, nalar dan budi, serta jasmani anak (Andarwati, 2017).
Multikultural mempunyai arti yaitu keragaman budaya, yg terbentuk berasal istilah
‘multi’ yaitu plural, poly, atau majemuk, serta ‘kultur’ yg berarti budaya.
Kebudayaan ialah karakteristik sikap insan yg dipelajari bukan diwariskan secara
genetik, serta khususnya kebudayaan komunitas rakyat tidak selaras dengan
komunitas lainnya. Multikulturalisme ,pada sisi lain, merupakan gerakan yg
mengakui keragaman budaya serta eksistensi budaya nya, terdapat 3 aspek primer
multikulturalisme yaitu kecenderungan antara harkat dan prestise insan, disparitas
budaya pada rakyat, serta persepsi kebudayaan yg tidak selaras karena semua
elemen sosial budaya (Julaiha 2014). Pendidikan dan nilai multikultural pada
global meliputi, membentuk kerangka berpikir keberagaman yg komprehensif di
lingkungan sekolah, mengerti keragaman bahasa sekolah, membentuk perilaku
ramah gender pada sekolah, membentuk pemahaman kritis danempati terhadap
ketidakadilan serta disparitas sosial, membentuk perilaku anti segregasi etnis,
penilaian disparitas keterampilan, Hormati disparitas usia (Najmina, 2018).
Adanya disharmonisasi perseteruan bersumber di beberapa macam faktor baik
dari faktor politik, agama, sosial, ekonomi ataupun campur tangan penguasa,cara
mengatasi hal itu dengan menanamkan pemikiran, sikap, serta tindakannya sesuai
dengan nilai-nilai toleransi. Saat berbicara hubungan sosial sudah ada bentuk
akomodasi tanpa memakai persetujuan resmi (Kimball Young dalam Rohman
2011:277) . Menjadi negara yg mempunyai jumlah penduduk yg sangat merlimpah
negara Indonesia menjadi bagian negara multikultural terbesar di global,
mempunyai suku bangsa serta budaya dan bahasanya majemuk, agama yg dianut,
keadaan sosial dan ekonomi (Suryana, 2015). Berakibat rakyat Indonesia menjadi
multikultural ,hal ini menjadi tantangan dalam mempersatukan negara Indonesia
sebagai rakyat yg bertenaga pada keberagaman dan keragaman. Hal tadi bisa
dilakukan dengan memberikan pengajaran tentang pendidikan multikultural sedini
mungkin sehingga ditanamkan pada murid.
B. Tujuan Pendidikan Multikultural
Pada pembelajaran seorang guru tanggung jawab memberikan pendidikan atau
pengetahuan terhadap siswanya dengan melihat perbedaan yg terjadi di kehidupan
mereka sehari-hari. Menjadi alat alternatif pemecahan masalah krusial adanya
pendidikan multikultural pada Indonesia. Pendidikan multikultural mempunyai
kipra yg krusial buat meminimalisasi serta mencegah terjadinya perseteruan
dengan melalui pendidikan multikultural siswa diinginkan tidak meninggalkan
akar budaya bangsnya, serta pendidikan multikultural sangat relevan dan memadai
saat ini. Walaupun demikian untuk menghadapi arus globalisasi para siswa itu
diwajibkan untuk menerapkan pendidikan multikultural itu sendiri. Pendidikan
multikultural merupakan pendidikan yg bertujuan menjembatani perbedaan rasial
serta ketidaksetaraan antara aneka kelompok sosial masyarakat (Shen, 2019).
Pendidikan multikultural artinya pemahaman wacana berita informasi seputar
peserta didik pendatang serta cara yg lebih baik dalam melayani kebutuhan belajar
sosial mereka (Mahiri, 2017).
C. Prinsip-Prinsip Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural menjadi gerakan pembaharuan serta proses dalam
membentuk lingkungan setara buat siswa, setidaknya mempunyai 5 prinsip (Arifin,
2012) : Prinsip pertama menjelaskan tentang pendidikan multikultural merupakan
gerakan politik yang bertujuan menjamin keadilan sosial bagi semua warga rakyat
tanpa memandang latar belakang yg ada. Prinsip kedua : pendidikan multikultural
yang mengandung 2 dimensi antara lain pembelajaran (kelas) serta kelembagaan
(sekolah) serta antara keduaanya tidak dapat dipisahkan, namun justru wajib
ditangani lewat reformasi yg komprehensif. Prinsip ketiga : pendidikan
multikultural menekankan reformasi pendidikan yang komprehensif bisa dicapai
hanya lewat analisis kritis atas sistem kekuasaan dan privileges untuk bisa
dilakukan reformasi komprehensif pada pendidikan. Prinsip keempat : menjelaskan
tujuan pendidikan multikultural ialah menyediakan bagi setiap peserta didik
jaminan memperoleh kesempatan guna mencapai prestasi yang baik dan sesuai
dengan kemampuan yg dimiliki. Prinsip kelima : pendidikan multikultural yaitu
pendidikan yg baik untuk semua peserta didik, tanpa memandang latar
belakangnya.
Pada proses menelaah kepustakaan pendidikan multikultural pada SD ini
ditemukan beberapa hal primer pada pedagogi pendidikan multikultural yaitu:
1. Pedagogi semenjak dini terkait pendidikan multikultural karena perilaku
kebutuhan multikultural ditanamkan serta ditumbuhkan semenjak dini (Dike,
2017).
2. Mengintegrasikan berbagai macam mata pelajaran menggunakan pendidikan
multikultural adalah cara efektif atau efisien dalam menumbuhkan perilaku
pada setiap pedagogi yg diajarkan (Watkins, Lean, Noble, 2016).
3. Strategi serta pendekatan bervariasi sangat diperlukan pada pendidikan
multikultural hal ini dimengerti supaya peserta didik bisa cepat dalam
memahami esensi dari pendidikan multikultural,contoh negeri Thailand
menerapkan acara pendidikan bilingual yg terintergrasi pada pendidikan
multikultural (Arphattananon, 2018).
4. Kipra guru sebagai guru adalah ujung tombak keberhasilan pada pendidikan
multikultural (Susiloningsih, 2020).

D. Implementasi Pendidikan Multikultural


Karena peserta didik akan cepat mencontoh tauladan serta sikap sesuai dengan
tindakan yg ditunjukkan guru hal ini sinkron dengan pengembangan keahlian guru
melalui aktivitas pengembangan pendidikan multikultural sehingga pembelajaran
lebih bermakna. Selain hal utama pada pendidikan multikultural, ditemukan juga
kendala pada pendidikan multikultural yaitu masih minimnya pembinaan guru
terhadap pedagogi berbasis pendidikan multikultural (Pratiwi, Masfuah dan Rodli,
2018). Lingkungam sekolah yg pluralisme sebagai akibat perilaku kurangnya
toleransi, pengintegrasian pendidikan multikultural kurang tampak disetiap mata
pelajaran. Adapun manfaat dari Pendidikan multikultural melalui pembelajaran ips
antara lain lebih menekankan sebagai sebuah pendidikan yang bersifat anti rasis
serta memperhatikan keterampilan-keterampilan mengenai pengetahuan dasar bagi
rakyat global bersifat krusial bagi seluruh siswa sehingga dapat menembus semua
aspek sistem pendidikan, menyebarkan perilaku, pengetahuan serta keterampilan
yg memungkinkan siswa bekerja bagi keadilan sosial, yg artinya proses atau usaha
dimana pengajar serta anak didik bersama-sama mengkaji pentingnya variabel
budaya bagi keberhasilan akademik, menerapkan ilmu pendidikan yg kritis
sehingga memberikan perhatian dalam bangunan pengetahuan sosial serta
membantu siswa dalam berbagai keterampilan pada saat membentuk keputusan
disertai tindakan sosial (Neito dan Bone, 2012). Dalam hakikatnya pendidik arah
belajar mengajar di sekolah hendaknya bukan cuma berkaitan pada keberhasilan
tetapi dapat mengerti materi, namun pula memperhatikan aspek emosional serta
psikomotorik pun perlu perhatian (Ekasari, 2017).

PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL

FALSAFAH PENDIDIKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN BIDANG KAJIAN STUDI

Gambar : implementasi pendidikan multikultural

Pendidikan multikultural menjadi falsafah pendidikan, maka kekayaan serta


keragaman yg dimiliki oleh bangsa Indonesia bisa dimanfaatkan buat
meningkatkan keragaman budaya yg ada. Sedangkan menjadi bidang kajian atau
studi dimana multilkulturalisme yg terintegrasi di mata pelajaran, contohnya Ilmu
Pengetahuan Sosial. Ketiga komponen tadi bisa digambarkan serta dapat
meningkatkan sistem pendidikan. untuk pendekatan pendidikan secara kontekstual.

Pendidikan multikultural yaitu pendidikan yg mempersiapkan semua peserta


didik secara aktif menuju kecenderungan struktur di organisasi serta forum
sekolah. Selain itu, pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan
peserta didik dalam menyebarkan rasa hormat kepada orang, memberikan
kesempatan bekerja bersama dalam individu atau kelompok yg tidak selaras pada
etnis atau rasnya secara pribadi. Pendidikan guru serta perilaku positif guru
terhadap pendidikan multikultural mempunyai kiprah krusial untuk hayati pada
rasa toleransi menjadi tenang serta penuh rasa saling menghormati sehingga
mendapatkan seluruh ciri-ciri dengan kekayaan budaya mereka tanpa takut akan
pemisahan (Yilmaz, 2016). Dalam penerapan aktivitas mengajarkan pendidikan
multikultural juga wajib
diajarkan di ruang kelas, sekolah, dan supaya membagun pemahaman kritis peserta
didik dan guru perihal apa yg terjadi saat ini (Au, 2017). Hal ini dapat
menumbuhkan nilai-nilai positive pada peserta didik. Pengajar serta peserta didik
mempunyai kiprah menjadi demonstrator, pengelola kelas, perantara serta
evaluator sedangkan peserta didik menjadi subject pada pendidikan multikultural.
(Kirom, 2017).

E. Penerapan Pendidikan Multikultural pada Pembelajaran ips

Pendidikan IPS artinya program pendidikan yg membina siswa untuk jadi


rakyat negara yg baik, indikatornya sesudah siswa menelaah IPS, akan mempunyai
beberapa kompetensi yaitu grub komunikasi, mengikuti keadaan, bersinergi
berpikir positif terhadap orang lain (Saidiharjo). Ada beberapa manfaat pendidikan
multikultural diantarannya yaitu mencegah perilaku radikalisme pada era
globalisasi (Latifah, 2018). Jadi, Pembelajaran IPS ialah pembelajaran yang
menyangkut segala aspek korelasi pada kehidupan insan, esensi tujuan
pembelajaran IPS merupakan perubahan sikap dan tingkah laku positif peserta
didik selaras dengan budaya, nilai, norma serta tradisi yang berlaku pada
masyarakat. Pendidikan multikultural yaitu sebuah kebijakan sosial sesuai prinsip
prinsip pemeliharaan budaya serta saling mempunyai serta rasa hormat diantara
kelompok budaya pada masyarakat (Indrapangastuti, 2014)dari Banks (2007),
pendidikan multikultural intinya adalah acara pendidikan bangsa supaya komunitas
multikultural bisa berpartisipasi untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yg ideal
bagi bangsanya.
Pendidikan IPS artinya program pendidikan yg membina siswa untuk jadi
rakyat negara yg baik, indikatornya sesudah siswa menelaah IPS, akan mempunyai
beberapa kompetensi yaitu grub komunikasi, mengikuti keadaan, bersinergi
berpikir positif terhadap orang lain (Saidiharjo). Adapun beberapa tujuan yg akan
dikembangkan untuk diri peserta didik dalam proses pendidikan multikultural
(Zamroni, 2011), yaitu:
a. peserta didik mempunyai critical thinking yg maksimal, oleh karena itu
mampu mengkaji materi yg disampaikan secara kritis dan konstruktif
b. peserta didik mempunyai kesadaran atas sifat curiga kepada pihak lain yang
dimiliki, dan menyelidiki mengapa serta dari mana sifat itu timbul, dan terus
menelaah bagaimana cara menghilangkan sifat curiga tadi
c. peserta didik mengetahui bahwa setiap ilmu bagaikan sebuah pisau bermata
2, terdapat sisi baik serta terdapat sisi jelek. Semua tergantung pada yg
mempunyai ilmu tersebut.
d. peserta didik mempunyai keterampilan yg dikuasai.
e. peserta didik bersifat sebagai learning person, belajar sepanjang hayat masih
di kandung badan.
f. peserta didik mempunyai cita-cita untuk menempati posisi sebagaimana
ilmu yg dipelajari. tetapi, menyadari bahwa posisi tersebut wajib dicapai
dengan kerja keras.
g. peserta didik dapat mengkaji keterkaitan apa yg dipelajari dengan syarat dan
duduk perkara yg dihadapi bangsa.
Adapun penerapan pendidikan multikultural melalui pembelajaran ips pada
peserta didik (Yaya Suryana, 2015: 213):
1. Memperkenalkan beragam bentuk rumah dan baju adat dari etnis yang
berbeda.
2. Mengajak siswa mencari makanan yang bebrbeda dari berbagai daerah
secara bergantian
3. Mendengarkan lagu-lagu daerah
4. Cara berpakaian yang berbeda, baik dari suku bangsa maupun luar negeri.
5. Memperkenalkan tokoh-tokoh pejuang dari berbagai daerah
6. Tempat dan cara beribadah yang berbeda
7. Meminta siswa yang berbeda etnis untuk menceritakan tentang upacara
sebuah perkawinan yang berbeda dikeluarga luasnya
8. Memperkenalakn bebrapa kosakata penting yang berasal dari suku bangsa
atau negara (ras) lain. Misalnya matur nuwun (Jawa), muliate (Batak), thank
you (Inggris), kamsia (Cina) dan sebagainya.
9. Memeperkenalkan panggilan untuk laki-laki dan perempuan. Misalnya upik
(Minangkabau), ujang (Sunda), koko (Cina).
KESIMPULAN
Pendidikan multikultural merupakan pengakuan atas realitas ekonomi,sosial dan ekonomi
politik dalam kehidupan sosial secara kultural dan kompleks dan mencerminkan pentingnya
pentingnya ras ,budaya ,agama ,etnis ,orientasi seksual dan gender ,status sosial ,ekonomi dan
eksklusi dalam proses pendidikan, dengan kata lain pendidikan sebagai media transformasi
pengetahuan dapat memberikan dengan menghormati dan menghargai nilai-nilai multikultural
yang ada keanekaragaman dari konteks dan sosiokultural yang melingkupinya .
Multikulturalisme adalah kepercayaan dan interpretasi identitas menilai keragaman budaya dan
etnis dengan tujuan mengubah struktur pendidikan memungkinkan siswa dari berbagai ras ,etnis
dan budaya, pria, wanita atau siswa berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama atas prestasi
akademik di sekolah James Banks karya Suryana . Pendidikan multikulturalisme adalah proses
pengembangan potensi manusia menjunjung tinggi rasa hormat terhadap martabat dan nilai
orang dari mana saja dan budaya apa pun yang muncul darinya keanekaragaman budaya, ras,
etnis, dan mobilitas agama . Pendidikan multikultural dapat memberikan kompetensi untuk
melaksanakan pendidikan multikultural sejak dini agar anak dapat menerima dan memahami
perbedaan budaya yang memengaruhi perbedaan penggunaan perilaku pribadi, adat istiadat yang
ada di dalam masyarakat, adat tata pemerintahan, perilaku sosial dan adat istiadat masyarakat.
Pendidikan multikultural secara operasional yaitu acara pendidikan yang menyediakan tempat
belajar bagi pembelajar sinkron kebutuhan cendekia juga sosial murid . Menjadi negara yg
mempunyai jumlah penduduk banyak, Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultural
terbesar di global, mempunyai suku bangsa, budaya dan bahasanya majemuk, agama, keadaan
sosial ekonomi, keanekaragaman kepercayaaan serta jenis kelamin .Semenjak dini terkait
pendidikan multikultural karena perilaku kebutuhan multikultural ditanamkan serta ditumbuhkan
semenjak dini .Berbagai macam mata pelajaran menggunakan pendidikan multikultural adalah
cara efektif atau efisien dalam menumbuhkan perilaku pada setiap pedagogi yg diajarkan ,serta
pendekatan bervariasi sangat diperlukan pada pendidikan multikultural hal ini dimengerti supaya
peserta didik bisa cepat dalam memahami esensi dari pendidikan multikultural,contoh negeri
Thailand menerapkan acara pendidikan bilingual yg terintergrasi pada pendidikan
multikultural ,sedangkan di Korea menerapkan pedagogi multukultural yg menyesuaikamn
geografis. Sebagai guru adalah ujung tombak keberhasilan pada pendidikan
multikultural .Karena peserta didik akan cepat mencontoh tauladan serta sikap sesuai dengan
tindakan yg ditunjukkan guru hal ini sinkron dengan pengembangan keahlian guru melalui
aktivitas pengembangan pendidikan multikultural sehingga pembelajaran lebih bermakna. Selain
hal utama pada pendidikan multikultural, ditemukan juga kendala pada pendidikan multikultural
yaitu masih minimnya pembinaan guru terhadap pedagogi berbasis pendidikan multikultural .
Lingkungam sekolah yg pluralisme sebagai akibat perilaku kurangnya toleransi, pengintegrasian
pendidikan multikultural kurang tampak disetiap mata pelajaran. Pendidikan multikultural
bertujuan bagi sebuah pendidikan bersifat anti rasis yg memperhatikan keterampilan-
keterampilan serta pengetahuan dasar bagi rakyat global bersifat krusial bagi seluruh siswa
sehingga dapat menembus semua aspek sistem pendidikan, menyebarkan perilaku, pengetahuan
serta keterampilan yg memungkinkan siswa bekerja bagi keadilan sosial, yg artinya proses atau
usaha dimana pengajar serta anak didik bersama-sama mengkaji pentingnya variabel budaya bagi
keberhasilan akademik, menerapkan ilmu pendidikan yg kritis sehingga memberikan perhatian
dalam bangunan pengetahuan sosial serta membantu siswa dalam berbagai keterampilan pada
saat membentuk keputusan disertai tindakan sosial . Dalam hakikatnya pendidik arah belajar
mengajar di sekolah hendaknya bukan cuma berkaitan pada keberhasilan tetapi dapat mengerti
materi, namun pula memperhatikan aspek emosional serta psikomotorik pun perlu perhatian .
Pendidikan multikultural yaitu pendidikan yg mempersiapkan semua peserta didik secara
aktif menuju kecenderungan struktur di organisasi serta forum sekolah. Selain itu, pembelajaran
berbasis multikultural berusaha memberdayakan peserta didik dalam menyebarkan rasa hormat
kepada orang, memberikan kesempatan bekerja bersama dalam individu atau kelompok yg tidak
selaras pada etnis atau rasnya secara pribadi. Pendidikan guru serta perilaku positif guru terhadap
pendidikan multikultural mempunyai kiprah krusial untuk hayati pada rasa toleransi menjadi
tenang serta penuh rasa saling menghormati sehingga mendapatkan seluruh ciri-ciri dengan
kekayaan budaya mereka tanpa takut akan pemisahan . Dalam penerapan aktivitas mengajarkan
pendidikan multikultural juga wajib diajarkan di ruang kelas, sekolah, dan supaya membagun
pemahaman kritis peserta didik dan guru perihal apa yg terjadi saat ini .
DAFTAR PUSTAKA

Akbarjono, A. (2018). Eksistensi Guru Dalam Penanaman Nilai Pendidikan Islam


Multikultural Di Era Milenial. At-Ta’lim : Media Informasi Pendidikan Islam,
17(2), 171. https://doi.org/10.29300/attalim.v17i2.1408
Arphattananon, T. (2018). Multicultural education in Thailand. Intercultural Education,
29(2), 149–162. https://doi.org/10.1080/14675986.2018.1430020
Au, W. (2017). When Multicultural Education Is Not Enough. Multicultural
Perspectives, 19(3), 147–150. https://doi.org/10.1080/15210960.2017.1331741
Dike, D. (2017). Pendidikan Multikultural Sekolah Dasar di Wilayah 3T. Sereal Untuk,
(1), 277–3287.
Farikhatin, A., Suryaningsih, A., Wibawa, D. B. S. A. E. A., Sari, E. Y., Mutakhim, I.
R. I., Ma‟rifah, I., … Suwandi. (2016). Mengelola Keragaman di Sekolah. In
Mengelola keragaman di sekolah: Gagasan dan pengalaman guru.
Gorski, P. C. (2016). Making better multicultural and social justice teacher educators: a
qualitative analysis of the professional learning and support needs of
multicultural teacher education faculty. Multicultural Education Review, 8(3),
139–159. https://doi.org/10.1080/2005615X.2016.1164378
Jun, E. J. (2016). Multicultural education course put into practice. Multicultural
Education Review, 8(2), 83–98.
https://doi.org/10.1080/2005615X.2016.1184921
Kirom, A. (2017). Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Multikultural. Al Murabbi, 3(1), 69–80. Retrieved from
http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/pai/article/view/893
Latifah, N. (2018). BAHASA INDONESIA. In Mengembangkan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Era Disrupsi" Kerjasama PGSD - POR UMS.
Nur Latifah, Arita Marini, Arifin Maksum. Pendidikan Multukultural di Sekolah Dasar
http://ojs.unpkediri.ac.id/pgsd 51 │Volume 6│Nomor 2│Januari 2021
Loe, S. (2017). Mencerahkan bakat Menulis (Tilarasma, ed.). Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Mahiri, J. (2017). Introduction: multicultural education 2.0. Multicultural Education
Review, 9(3), 143–144. https://doi.org/10.1080/2005615X.2017.1346555
Pratiwi, I. A., Masfuah, S., & Rondli, W. S. (2018). Pendidikan Multikultural
Berbantuan Metode Pictorial Riddle Untuk Meningkatkan Karakter Kreatif dan
Bersahabat Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 8(2), 109–119. https://doi.org/10.24246/j.js.2018.v8.i2.p109-119
Retnasari, L., & Hidayat, M. T. (2018). Pendidikan multikultural dengan pendekatan
aditif di sekolah dasar. 28(1), 16–21.
Santosa, P. (2015). Metodologi Penelitian Sastra: Paradigma, Proposal, Pelaporan,
dan Penerapan.
Shen, S. (2019). Teaching „multiculturally‟: geography as a basis for multicultural
education in Korea. Multicultural Education Review, 11(1), 37–58.
https://doi.org/10.1080/2005615X.2019.1567092
Suryana, Y. dan R. (2015). Pendidikan Multikultural "Satu Upaya Penguatan jati Diri
bangsa. Bandung: CV Pustaka Setia.
Susiloningsih, W. (2020). Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar “Kajian Analitis
Dalam Prespektif Filsafat.” Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan,
20(1), 82–88. https://doi.org/10.30651/didaktis.v20i1.4488
Watkins, M., Lean, G., & Noble, G. (2016). Multicultural education: the state of play
from an Australian perspective. Race Ethnicity and Education, 19(1), 46–66.
https://doi.org/10.1080/13613324.2015.1013929
Yılmaz, F. (2016). Multiculturalism and multicultural education: A case study of
teacher candidates‟ perceptions. Cogent Education, 3(1), 1–13.
https://doi.org/10.1080/2331186X.2016.1172394

Anda mungkin juga menyukai