Anda di halaman 1dari 10

URGENSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural

Dosen Pengampu: Udung Hari Darifah, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun oleh:

Lu'lu Mahmudatul R (2003003732)

Encep Wahyudin (

Ilham Nawawi (2003003800)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pendidikan Multikultural ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Rasulullah saw juga kepada keluarga, sahabat, tabi’in tabi’atnya sampai
kepada kita selaku umatnya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami
tentang “Urgensi Pendidikan Multikultural”. Dengan ini penulis berharap agar materi
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu penulis meminta masukan demi
perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak. Semoga hal yang telah
penulis sampaikan bisa bermanfaat bagi pembaca serta memberikan inspirasi baru.
Aamiin

Ciamis, 21 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2

A. Landasan Pengembangan Kurikulum Nasional.............................................................2

B. Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural.......................................................3

BAB III PENUTUP.....................................................................................................5

A. Kesimpulan..................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan beragam sukubangsa, bahasa, agama dan


perbedaan sosial lainnya. Keberagaman ini membuat Indonesia menjadi negara yang
kaya akan budaya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Kesadaran akan keberagaman bangsa Indonesia dalam beberapa dekade terakhir


ini terusik dengan adanya beberapa peristiwa yang mencerminkan anti keberagaman.
Kerusuhan Mei 1998, misalnya, memunculkan kembali dengan dikotomi pribumi dan
non-pribumi. Berbagai konflik lain seperti yang terjadi di Ambon, Poso, Madura, dan
Bogor, seolah mempertanyakan kembali komitmen bangsa Indonesia untuk mengakui
keberagaman dan hidup dalam keragaman.

Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa di banyak tempat, keragaman masih


merupakan salah satu pemicu konflik dan diskriminasi. Oleh karenanya dipandang
perlu untuk lebih melihat dan memperlakukan perbedaan dan keragamaan itu secara
lebih positif..

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana landasan pengembangan kurikulum nasional ?
2. Bagaimana cara menuju masyarakat yang multikultural ?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui landasan pengembangan kurikulum nasional.
2. Dapat mengetahui cara menuju masyarakat yang multikultural.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Pengembangan Kurikulum Nasional


Pendidikan multikultural sebagai landasan pengembangan kurikulum menjadi
sangat penting apabila dalam memberikan sejumlah materi dan isi pelajaran yang
harus dikuasai oleh peserta didik dengan ukuran dan tingkatan tertentu.
Pengembangan kurikulum yang berdasarkan pendidikan multikultural dapat
dilakukan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengubah filosofi kurikulum dari yang berlaku secara serentak seperti


sekarang menjadi filosofi pendidikan yang sesuai dengan tujuan, misi, dan fungsi
setiap jenjang pendidikan dan unit pendidikan.

b. Harus merubah teori tentang konten (curriculum content) yang mengartikan


nya sebagai aspek substantif yang berisi fakta, teori, generalisasi, menuju
pengertian yang mencakup nilai moral, prosedur, proses, dan keterampilan
(skills) yang harus dimiliki generasi muda.

c. Teori belajar yang digunakan harus memperhatikan unsur keragaman sosial,


budaya, ekonomi, dan politik.

d. Proses belajar yang dikembangkan harus berdasarkan cara belajar


berkelompok dan bersaing secara kelompok dalam situasi yang positif. Dengan
cara tersebut, perbedaan antara individu dapat dikembangkan sebagai suatu
kekuatan kelompok dan siswa terbiasa untuk hidup dengan keberanekaragaman
budaya.

e. Evaluasi yang digunakan harus meliputi keseluruhan aspek kemampuan dan


kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan dan konten yang dikembangkan.

2
B. Menuju Masyarakat yang Multikultural
Inti dari cita-cita reformasi Indonesia adalah mewujudkan masyarakat sipil
yang demokratis, dan ditegakkan hukum untuk supremasi keadilan, pemerintah
yang bersih dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial serta rasa aman dalam
masyarakat yang menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan
kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia.

Corak masyarakat Indonesia yang BhinekaTunggal Ika bukan hanya


merupakan keanekaragaman suku bangsa saja melainkan juga menyangkut
tentang keanekaragaman budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia secara
menyeluruh.

Eksistensi keberanekaragaman tersebut dapat terlihat dari terwujudnya sikap


saling menghargai, menghormati, dan toleransi antar kebudayaan satu sama lain.
Berbagai konsep yang relevan dengan multikulturalisme antara lain adalah
demokrasi, keadilan dan hukum, nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaan dalam
perbedaan yang sederajat, suku bangsa, kesukubangsaan, kebudayaan suku
bangsa, keyakinan keagamaan, ungkapan-ungkapan budaya, domain privat dan
publik, HAM, hak budaya komuniti, dan kosnep-konsep lain yang relevan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan :

Cita-cita reformasi yang nampaknya mengalami kemacetan dalam


pelaksanaannya sebaiknya digulirkan kembali. Secara model, alat penggulir bagi
proses-proses reformasi dapat dioperasionalkan dan dimonitor, yakni dengan
mengaktifkan model multikulturalisme untuk meninggalkan masyarakat
majemuk, dan secara bertahap memasuki masyarakat multikultural Indonesia.

Sebagai model, masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat


berdasarkan ideologi multikulturalisme, atau bhinneka tunggal ika yang
multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat
nasional dan lokal. Bila pengguliran proses-proses reformasi yang terpusat pada
terbentuknya masyarakat multikultural Indonesia itu berhasil, maka tahap

3
berikutnya adalah mengisi struktur-struktur, atau pranata-pranata, dan
organisasi-organisasi sosial yang tercakup dalam masyarakat Indonesia.

Isi dari struktur-struktur atau pranata-pranata sosial tersebut mencakup reformasi


dan pembenahan dalam kebudayaan-kebudayaan yang ada, dalam nilai-nilai
budaya dan etos, etika, serta pembenahan dalam hukum dan penegakan hukum
bagi keadilan. Dalam upaya ini harus dipikirkan adanya ruang-ruang fisik dan
budaya bagi keanekaragaman kebudayaan yang ada setempat pada tingkat local,
atau pada tingkat nasional serta berbagai corak dinamikanya. Upaya ini dapat
dimulai dengan pembuatan pedoman etika dan pembakuannya sebagai acuan
bertindak, sesuai dengan adab dan moral dalam berbagai interaksi yang terserap
dalam hak dan kewajiban pelakunya dalam berbagai struktur kegiatan dan
manajemen. Pedoman etika ini akan membantu upaya-upaya pemberantasan
KKN secara hukum. Upaya-upaya tersebut tidak akan mungkin dapat
dilaksanakan bila pemerintah nasional dan pemerintah-pemerintah daerah dalam
berbagai tingkatan tidak menginginkan atau menyetujuinya.

Ketidakinginan merubah tatanan yang ada biasanya berkaitan dengan berbagai


fasilitas dan keistimewaan yang diperoleh dan dimiliki oleh para pejabat dalam
hal akses dan penguasaan atas sumber-sumber daya yang ada, serta
pendistribusiannya. Mungkin peraturan yang ada, berkenaan dengan hal itu
harus direvisi, termasuk revisi untuk meningkatkan gaji dan pendapatan para
pejabat, sehingga peluang untuk melakukan KKN dapat dibatasi atau ditiadakan.
Bersamaan dengan upaya-upaya tersebut, sebaiknya Depdiknas R.I. mengadopsi
pendidikan multikulturalisme untuk diberlakukan dalam pendidikan sekolah,
dari tingkat SD sampai dengan SLTA.

Multikulturalisme sebaiknya termasuk dalam kurikulum sekolah, dan


pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai pelajaran ekstra kurikuler atau menjadi
bagian dari kurikulum sekolah (khususnya untuk daerah-daerah bekas konflik
berdarah antarsukubangsa, seperti di Poso, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, dan berbagai tempat lainnya). Dalam sebuah diskusi dengan tokoh-

4
tokoh Madura, Dayak, dan Melayu di Singkawang baru-baru ini, mereka semua
menyetujui dan mendukung ide diselenggarakannya pelajaran multikulturalisme
di sekolah-sekolah guna mencegah terulangnya kembali konflik berdarah
antarsukubangsa yang pernah mereka alami (lihat Suparlan 2002)

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan multikultural sebagai landasan pengembangan kurikulum menjadi
sangat penting.
Pengembangan kurikulum yang berdasarkan pendidikan multikultural dapat
dilakukan dengan mengubah filosofi kurikulum dari yang berlaku, Teori belajar
yang digunakan harus memperhatikan unsur keragaman sosial, budaya, ekonomi,
dan politik.

Masyarakat Indonesia bukan hanya merupakan keanekaragaman suku bangsa


saja melainkan juga menyangkut tentang keanekaragaman budaya yang ada
dalam masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

Keberanekaragaman tersebut dapat terlihat dari terwujudnya sikap saling


menghargai, menghormati, dan toleransi antar kebudayaan satu sama lain.

6
DAFTAR PUSTAKA

Adhani, Y. (2014). Konsep Pendidikan Multikultural sebagai Sarana Alternatif


Pencegahan Konflik. Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal,
1(1), 111-121.

Puspita, Y. (2018). Pentingnya Pendidikan Multikultural. In Prosiding Seminar


Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, 5(5).

Slamet. (2019, December). Nilai-nilai Multikulturalisme : Sebuah Implikasi &


Tantangan Negara-Bangasa Indonesia ke Depan. In Prosiding Seminar N
asional LPPM UMP , 224-231.

Anda mungkin juga menyukai