Dosen Pengampu :
Mayang T. Afriwilda, M.Pd
Rita Sinthia S.Psi., M.Si
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayang- Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “ dimensi praksis konseling
multicultural “ ini dengan sebaik mungkin. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Mayang T.
Afriwilda, M.Pd. Selaku dosen mata kuliah konseling lintas budaya.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,
walaupun demikian, kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.5 Strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang responsif dalam keberagaman….9
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
iii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
hubungan interpersonal, institusi dan masyarakat secara keseluruhan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diambil beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian konseling multikultural
2. Untuk mengetahui kompetensi konselor konseling multikultur
3. Untuk mengetahui i tantangan yang dihadapi konselor dalam konseling multikultular
4. Untuk mengetahui apa saja pengaruh budaya dalam proses konseling multikultural
5. Untuk mengetahui strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang
responsif dalam keberagaman
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Meningkatkan kinerja akademik: Bimbingan dan konseling multikultural dapat
berdampak positif pada kinerja akademik siswa. Ketika siswa merasa diterima,
didukung, dan dihargai di lingkungan sekolah, mereka cenderung lebih termotivasi dan
terlibat dalam pembelajaran.
4
mereka datang dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghindari prasangka
atau asumsi yang tidak tepat.
2. Pemahaman tentang Budaya Siswa
Guru BK perlu mengembangkan pengetahuan yang mendalam tentang budaya siswa
yang mereka layani. Mereka harus memahami nilai-nilai, norma sosial, praktik
keluarga, dan pengalaman hidup yang mempengaruhi siswa secara emosional dan
akademik.
3. Komunikasi Antarbudaya
Guru BK harus mampu berkomunikasi dengan efektif dalam konteks antarbudaya.
Mereka perlu menggunakan bahasa yang inklusif, menghindari asumsi, dan
memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi nonverbal siswa. Guru BK juga perlu
mendengarkan dengan empati dan mengajukan pertanyaan yang sesuai untuk
memahami kebutuhan dan pengalaman siswa.
4. Adaptasi dan Fleksibilitas
Guru BK perlu mampu menyesuaikan pendekatan mereka dalam memberikan
bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan budaya siswa. Mereka harus
fleksibel dalam menggunakan strategi dan teknik yang relevan dan efektif dalam
konteks budaya yang berbeda.
5. Pengetahuan tentang Masalah Kesehatan Mental Budaya
Guru BK perlu memiliki pemahaman tentang bagaimana budaya dapat memengaruhi
kesehatan mental siswa. Mampu mengidentifikasi dan memahami isu-isu budaya yang
terkait dengan stres, trauma, depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya
yang mungkin dialami siswa dari berbagai budaya.
6. Kolaborasi dan Kemitraan
Guru BK perlu bekerja sama dengan guru, orang tua, dan staf sekolah lainnya untuk
menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi siswa multikultural.
Guru BK harus dapat membangun hubungan kolaboratif dan kemitraan yang kuat
dengan semua pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan
dan konseling multikultural.
7. Kesadaran Diri
Guru BK perlu memiliki kesadaran diri yang tinggi tentang identitas budaya, nilai-nilai,
dan sikap pribadi mereka sendiri. Memahami bagaimana identitas mereka dapat
5
mempengaruhi hubungan dengan siswa dan menjadi contoh yang baik dalam
mempromosikan penghargaan terhadap keberagaman budaya.
8. Pengembangan Profesional
Guru BK harus terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam
konteks multikultural. Berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional
yang berfokus pada konseling multikultural, membaca literatur terkait, dan terus belajar
dari pengalaman praktik mereka.
Dengan mengembangkan kompetensi-kompetensi bimbingan dan konseling multikultural,
guru BK diharapkan dapat memberikan layanan yang sensitif dan relevan bagi siswa dari
berbagai latar belakang budaya, membantu mereka meraih potensi penuh secara akademik,
sosial, dan emosional.
6
g) Kecenderungan bias dan stereotip: Dalam masyarakat multikultural, dihadapkan pada
berbagai kendala dan sangat berpotensi terjadinya bias
Dengan memahami dan mengatasi tantangan ini, konselor dapat lebih efektif dalam
membantu klien yang berbeda budaya dan mempromosikan kesejahteraan mental yang
inclusif.
2.5 Strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang responsif dalam
keberagaman
Terdapat beberapa strategi layanan bimbingan dan konseling multikultural yang dapat
diterapkan di sekolah, antara lain:
7
1. Penilaian Budaya
Guru BK dapat melakukan penilaian budaya untuk memahami latar belakang budaya siswa
secara lebih mendalam. Hal ini melibatkan penggunaan instrumen dan teknik penilaian yang
mencakup aspek budaya seperti kepercayaan, nilai, dan norma-norma budaya.
2. Individualisasi Layanan
Guru BK perlu mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan konteks budaya yang
unik. Mereka dapat mengadaptasi pendekatan, strategi, dan teknik konseling untuk
mencocokkan dengan kebutuhan individu dari latar belakang budaya yang berbeda.
3. Promosi Penerimaan dan Keamanan
Guru BK dapat menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan penerimaan bagi siswa dari
latar belakang budaya yang beragam. Ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan
saling percaya, mendengarkan dengan empati, dan menunjukkan penghargaan terhadap
keberagaman budaya.
4. Penggunaan Sumber Daya Multikultural
Guru BK dapat memanfaatkan sumber daya multikultural dalam layanan bimbingan dan
konseling. Ini mencakup menggunakan buku, materi, dan sumber daya lain yang
mencerminkan keberagaman budaya, serta memanfaatkan pengetahuan dan keahlian dari
anggota staf yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
5. Pembinaan Karir Multikultural
Guru BK dapat membantu siswa dari latar belakang budaya yang beragam dalam memahami
pilihan karir yang sesuai dengan nilai-nilai, minat, dan bakat mereka. Hal ini melibatkan
memberikan informasi tentang berbagai jalur karir yang tersedia, serta mempertimbangkan
faktor budaya dalam pengambilan keputusan karir.
6. Pelatihan Keterampilan Hidup
Guru BK dapat memberikan pelatihan keterampilan hidup yang relevan dengan konteks
budaya siswa. Ini mencakup keterampilan komunikasi lintas budaya, keterampilan resolusi
konflik, dan keterampilan adaptasi budaya untuk membantu siswa berfungsi secara efektif
dalam lingkungan multikultural.
7. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Komunitas
Guru BK dapat bekerja sama dengan orang tua dan komunitas untuk mendukung bimbingan
dan konseling multikultural.
8
Ini melibatkan pertemuan dengan orang tua siswa untuk memahami perspektif budaya
mereka, melibatkan orang tua dalam perencanaan layanan, dan melibatkan komunitas dalam
mendukung keberhasilan siswa dari latar belakang budaya yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi dimensi praktis konseling multikultural adalah pentingnya memahami dan
menghormati keberagaman budaya dalam konteks layanan konseling. Konselor perlu
memiliki kepekaan terhadap perbedaan budaya, nilai, dan norma, serta menerapkan
pendekatan yang inklusif untuk memenuhi kebutuhan klien dari berbagai latar belakang.
Dengan demikian, konseling multikultural dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan dan pemulihan klien secara holistic
9
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, R. (2017). Sosial Budaya Dalam Konseling Multikultural. Hikmah, 11(2), 251-
270.
Wahab, Rochmat. 2019. Konseling Multikultural. Diakses pada 28 Januari 2024 dari
https://timesindonesia.co.id/kopi-times/227678/konseling-multikultural.
10
11