Anda di halaman 1dari 15

DIMENSI PRAKSIS KONSELING MULTIKULTURAL

Dosen Pengampu :
Mayang T. Afriwilda, M.Pd
Rita Sinthia S.Psi., M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 4

Sari Rahayu (A1L022002)


Yeni Rahmawati (A1L022006)
Muliati meliala (A1L022018)
Latifah Dewi Indriyani (A1L022042)
Serli Ramayanti (A1L022052)
Kharisma Nengsi Saputri (A1L022056)
Lorenza Nanda Savitri (A1L022072)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayang- Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “ dimensi praksis konseling
multicultural “ ini dengan sebaik mungkin. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Mayang T.
Afriwilda, M.Pd. Selaku dosen mata kuliah konseling lintas budaya.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,
walaupun demikian, kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, 20 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MATERI DIMENSI PRAKSIS KONSELING MULTIKULTURAL............................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

1.3 Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

2.1 Pengertian konseling multikultural.......................................................................................6

2.2 Kompetensi konselor konseling multikultur.........................................................................7

2.3 Tantangan yang dihadapi konselor dalam konseling multikultular......................................8

2.4 Pengaruh budaya dalam proses konseling multicultural......................................................9

2.5 Strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang responsif dalam keberagaman….9

BAB III..........................................................................................................................................10

PENUTUP.....................................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10

iii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konseling multikutural adalah pendekatan integratif yang menggunakan teori dasar
kultural sebagai landasan untuk memilih ide dan teknik konseling. konseling
multikultural merupakan salah satu tipe konseling yang menekankan konselor dan konseli
yang berbeda budaya sebagai hasil dari suatu kehidupan bermasyarakat yang memiliki
lingkungan sosial, budaya dan etnik yang unik. Konseling multikultural dalam konteks
lembaga pendidikan menurut Erford (2004) lebih menitikberatkan pada relasi layanan
konselor profesional dengan peserta didik yang didalamnya terdapat penghargaan
terhadap konteks budaya. Konselor dalam proses layanan konseling multikultural dituntut
secara penuh memahami aspek bahasa, nilai, keyakinan, kelas sosial, tingkat akulturasi,
ras dan etnis dari konseli, dan selalu menggunakan teknik serta intervensi konseling yang
konsisten dengan nilai budaya. Corey (2005:24) mengemukakan bahwa dalam konseling
multikultural memiliki tiga dimensi kompetensi, yaitu : (1) Keyakinan dan sikap, (2)
Pengetahuan, dan (3) Keterampilan dan strategi intervensi. Keyakinan dan sikap konselor
menyangkut persoalan bias personal, nilai-nilai dan masalah yang akan dihadapi serta
kemampuan bekerja dalam perbedaan budaya, sedangkan faktor pengetahuan
menyangkut kemampuan membangun komunikasi personal secara profesional untuk
memberikan layanan kepada klien dengan pemahaman latar belakang budaya yang
beragam.
Kompetensi yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan menggunakan metode
dan strategi dalam menjelaskan tujuan konseling secara konsisten dalam latar perspektif
budaya yang bervariatif. Pelaksanaan konseling multikultural bukan sekedar tercapainya
pemahaman dan penerimaan diri individu, akan tetapi secara luas mencakup berbagai
pengentasan kecemasan akibat perubahan sosial, hubungan interpersonal, hubungan
dengan lingkungan yang disebabkan berbagai hal baik perubahan paradigma kebijakan,
teknologi. Berupaya menyadarkan konseli agar bisa menghasilkan perubahan lingkungan
yang signifikan, tujuan institusional dan sosial berfokus pada identifikasi hambatan yang
bersumber dari kondisi multikultur dan menghambat perkembangan multikultur itu
sendiri serta menggantikan daerah dengan politik positif keragaman dalam keluarga,

1
hubungan interpersonal, institusi dan masyarakat secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konseling multikultural?
2. Jelaskan kompetensi konselor konseling multikultural!
3. Apa saka tantangan konselor dalam konseling multikultural ?
4. Apa saja pengaruh budaya dalam proses konseling multikultural?
5. Jelaskan strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang responsif
dalam keberagaman!

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diambil beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian konseling multikultural
2. Untuk mengetahui kompetensi konselor konseling multikultur
3. Untuk mengetahui i tantangan yang dihadapi konselor dalam konseling multikultular
4. Untuk mengetahui apa saja pengaruh budaya dalam proses konseling multikultural
5. Untuk mengetahui strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang
responsif dalam keberagaman

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian konseling multicultural


Bimbingan dan konseling multikultural adalah serangkain proses pemberian bantuan
dengan memperhatikan dimensi dalam budaya yang berkaitan dengan nilai dan identitas
seseorang atau sekelompok orang yang akan dipadukan dengan strategi kultural dalam proses
pelaksanaan layanan (Akhmadi, 2017).Bimbingan dan konseling multikultural di sekolah
adalah suatu proses bimbingan dan konseling yang mempertimbangkan keberagaman budaya
dan latar belakang siswa dalam memberikan layanan BK di sekolah.Hal ini melibatkan
pengakuan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya, nilai, norma, dan kepercayaan
siswa serta memperhatikan pengaruh budaya dalam membentuk identitas dan pemahaman
siswa terhadap dunia.Tujuan bimbingan dan konseling multikultural di sekolah adalah untuk
memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa dari berbagai latar belakang budaya dan
etnis. Beberapa tujuan utama bimbingan dan konseling multikultural di sekolah adalah:

1. Mempromosikan pemahaman antarbudaya: Melalui bimbingan dan konseling


multikultural, siswa dapat memahami dan menghargai keanekaragaman budaya.
Mereka belajar untuk menghormati nilai-nilai, keyakinan, dan tradisi dari berbagai
kelompok etnis.

2. Membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang beragam:


Bimbingan dan konseling multikultural membantu siswa merasa diterima dan nyaman
dalam lingkungan sekolah yang beragam. Ini membantu mereka mengatasi rasa
canggung atau ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat perbedaan budaya.

3. Mendorong inklusi dan persamaan: Bimbingan dan konseling multikultural berperan


dalam mempromosikan inklusi dan persamaan di sekolah. Siswa didorong untuk
berinteraksi dengan siswa dari berbagai latar belakang budaya dan belajar tentang
kesamaan yang mereka miliki. Ini dapat mengurangi prasangka dan diskr1minasi di
antara siswa.

4. Mengembangkan kompetensi lintas budaya: Bimbingan dan konseling multikultural


membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk berinteraksi secara efektif dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang
berbeda. Mereka belajar mengenali perbedaan budaya, memahami konflik yang
mungkin muncul, dan mengembangkan strategi untuk berkomunikasi dengan baik.

3
5. Meningkatkan kinerja akademik: Bimbingan dan konseling multikultural dapat
berdampak positif pada kinerja akademik siswa. Ketika siswa merasa diterima,
didukung, dan dihargai di lingkungan sekolah, mereka cenderung lebih termotivasi dan
terlibat dalam pembelajaran.

6. Mengurangi disparitas pendidikan: Bimbingan dan konseling multikultural dapat


membantu mengurangi disparitas pendidikan antara siswa dari berbagai latar belakang
budaya. Dengan memperhatikan kebutuhan khusus siswa dari kelompok minoritas,
sekolah dapat menyediakan dukungan yang tepat dan memastikan kesempatan yang
sama bagi semua siswa.

Dalam keseluruhan, tujuan bimbingan dan konseling multikultural di sekolah adalah


untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, menghargai, dan mempromosikan
keanekaragaman budaya, serta membantu siswa mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk hidup dan bekerja dalam masyarakat yang
multikultural.

Dalam prosesnya, Guru BK harus memahami dan menghormati keberagaman budaya,


menghindari diskr1minasi, dan membangun hubungan yang saling percaya dengan siswa
dari latar belakang budaya yang berbeda. Bimbingan dan konseling lintas budaya
membantu siswa untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda dan memperoleh pemahaman
tentang keberagaman sebagai aset yang positif dan berharga. Dengan demikian, bimbingan
dan konseling multikultural dapat membantu siswa untuk menjadi individu yang lebih
berpengetahuan dan toleran serta mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara
global yang efektif di dunia yang semakin terhubung secara global. Pendekatan layanan
bimbingan dan konseling multikultural di sekolah, sesuai dengan kondisi Indonesia,
hendaknya dilaksanakan berdasarkan semangat bhinneka tuggal ika, yaitu kesamaan di
atas keragaman (Rohiman & Pamuji, 2017). Implementasi pendekatan ini adalah, Guru
BK perlu memperhatikan dan memberikan pertimbangan yang baik berkaitan dengan
bahasa, nilai etis, keyakinan, kehidupan sosial, dan tingkat akulturasinya. Kondisi ini akan
dapat menghilangkan hambatan perbedaan-perbedaan latar budaya siswa. Sehingga
layanan BK dapat berjalan efektif dengan memilih teknik yang konsisten terhadap latar
belakang kultural yang dibawa siswa.

2.2 Kompetensi konselor konseling multikultur


Guru Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki peran yang sangat penting dalam
menyediakan bimbingan dan konseling yang efektif bagi siswa dari berbagai latar
belakang budaya. Untuk menjalankan tugas ini dengan baik, Guru BK perlu
mengembangkan kompetensi-kompetensi multikultural berikut:
1. Kesadaran Budaya
Guru BK perlu memiliki pemahaman yang baik tentang budaya mereka sendiri dan
kepekaan terhadap perbedaan budaya lainnya. Mereka harus mengakui bahwa siswa

4
mereka datang dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghindari prasangka
atau asumsi yang tidak tepat.
2. Pemahaman tentang Budaya Siswa
Guru BK perlu mengembangkan pengetahuan yang mendalam tentang budaya siswa
yang mereka layani. Mereka harus memahami nilai-nilai, norma sosial, praktik
keluarga, dan pengalaman hidup yang mempengaruhi siswa secara emosional dan
akademik.
3. Komunikasi Antarbudaya
Guru BK harus mampu berkomunikasi dengan efektif dalam konteks antarbudaya.
Mereka perlu menggunakan bahasa yang inklusif, menghindari asumsi, dan
memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi nonverbal siswa. Guru BK juga perlu
mendengarkan dengan empati dan mengajukan pertanyaan yang sesuai untuk
memahami kebutuhan dan pengalaman siswa.
4. Adaptasi dan Fleksibilitas
Guru BK perlu mampu menyesuaikan pendekatan mereka dalam memberikan
bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan budaya siswa. Mereka harus
fleksibel dalam menggunakan strategi dan teknik yang relevan dan efektif dalam
konteks budaya yang berbeda.
5. Pengetahuan tentang Masalah Kesehatan Mental Budaya
Guru BK perlu memiliki pemahaman tentang bagaimana budaya dapat memengaruhi
kesehatan mental siswa. Mampu mengidentifikasi dan memahami isu-isu budaya yang
terkait dengan stres, trauma, depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya
yang mungkin dialami siswa dari berbagai budaya.
6. Kolaborasi dan Kemitraan
Guru BK perlu bekerja sama dengan guru, orang tua, dan staf sekolah lainnya untuk
menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi siswa multikultural.
Guru BK harus dapat membangun hubungan kolaboratif dan kemitraan yang kuat
dengan semua pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan
dan konseling multikultural.
7. Kesadaran Diri
Guru BK perlu memiliki kesadaran diri yang tinggi tentang identitas budaya, nilai-nilai,
dan sikap pribadi mereka sendiri. Memahami bagaimana identitas mereka dapat

5
mempengaruhi hubungan dengan siswa dan menjadi contoh yang baik dalam
mempromosikan penghargaan terhadap keberagaman budaya.
8. Pengembangan Profesional
Guru BK harus terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam
konteks multikultural. Berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional
yang berfokus pada konseling multikultural, membaca literatur terkait, dan terus belajar
dari pengalaman praktik mereka.
Dengan mengembangkan kompetensi-kompetensi bimbingan dan konseling multikultural,
guru BK diharapkan dapat memberikan layanan yang sensitif dan relevan bagi siswa dari
berbagai latar belakang budaya, membantu mereka meraih potensi penuh secara akademik,
sosial, dan emosional.

2.3 Tantangan yang dihadapi konselor dalam konseling multikultular


Konselor dalam konseling multikultural mengalami berbagai tantangan yang spesifik,
termasuk:
a) Enkapsulasi (encapsulation): Konselor yang terkunci dalam budaya sendiri dengan
kesadaran kurang terhadap budaya lain, yang membuat mereka lebih susah untuk
menjelajahi dan memahami perspektif klien yang berbeda
b) Etika profesional: Memahami dan menerapkan etika profesional yang sesuai dalam
situasi multikultural, termasuk pengertian dan toleransi terhadap berbagai budaya
c) Bahasa dan komunikasi: Memahami dan mengendalikan bahasa yang berbeda, serta
mengatasi kesalahan dalam komunikasi yang mungkin timbul akibat perbezaan
budaya
d) Persepsi klien: Memahami dan mengatasi persepsi klien yang berasal dari kendala-
kendala budaya, termasuk persepsi yang ditentukan oleh power distance, collectivism,
dan lain-lain
e) Profesialisasi: Memahami dan mengembangkan kompetensi profesional yang sesuai
dalam konseling multikultural, termasuk ketrampilan dalam menyediakan lingkaran
sosial yang fleksibel dan mendorong pertumbuhan klien
f) Pengembangan strategi: Memilih dan mengembangkan strategi yang sesuai dalam
mengatasi tantangan konseling multikultural, termasuk pengembangan program yang
responsif terhadap kebutuhan klien yang beragam

6
g) Kecenderungan bias dan stereotip: Dalam masyarakat multikultural, dihadapkan pada
berbagai kendala dan sangat berpotensi terjadinya bias
Dengan memahami dan mengatasi tantangan ini, konselor dapat lebih efektif dalam
membantu klien yang berbeda budaya dan mempromosikan kesejahteraan mental yang
inclusif.

2.4 Pengaruh budaya dalam proses konseling multicultural


Budaya merupakan salah satu aspek yang tidak terpisahkan dari manusia. Oleh karena
itu, bagi konselor penting untuk mengetahui budaya sebagai konteks bertindak untuk
mendapatkan nilai nilai yang jelas mengenai apa yang melatar belakangi munculnya
perilaku manusia, serta masalah yang dihadapi. Selain itu, konselor akan menyadari nilai
yang mempengaruhi individu dan masyarakat melalui latar belakang budayanya
 Pengaruh budaya dalam proses konseling multikultural sangat penting karena
budaya dapat menentukan dan menemukan metode pemahaman individu dan
metode/teknik konseling
 Konseling multikultural memerlukan kombinasi keterampilan dalam hal proses
dan tujuan yang berbeda, dan konselor harus dapat membuat keputusan atas layak
tidaknya suatu pendekatan konseling yang didasarkan atas referensi budaya klien
 Konseling dengan pendekatan multikultural akan dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, sosial, ciri khas individu, dan sebagainya
 Konselor multikultural perlu memahami proses yang kompleks dalam anggota
kelompok dan masyarakat yang membangun pandangan dunia mereka, sikap
dasar, nilai, norma, dan sebagainya
 Model konseling lintas budaya memerlukan kompetensi konselor untuk
memahami individu, baik yang terkait dengan sosial politik maupun sosial budaya
individu

2.5 Strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang responsif dalam
keberagaman

Strategi dan implementasi praktik konseling multikultural yang responsif melibatkan


kesadaran budaya, penyesuaian terapeutik, dan keterlibatan aktif terhadap perbedaan budaya
dalam konteks konseling.

Terdapat beberapa strategi layanan bimbingan dan konseling multikultural yang dapat
diterapkan di sekolah, antara lain:

7
1. Penilaian Budaya
Guru BK dapat melakukan penilaian budaya untuk memahami latar belakang budaya siswa
secara lebih mendalam. Hal ini melibatkan penggunaan instrumen dan teknik penilaian yang
mencakup aspek budaya seperti kepercayaan, nilai, dan norma-norma budaya.
2. Individualisasi Layanan
Guru BK perlu mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan konteks budaya yang
unik. Mereka dapat mengadaptasi pendekatan, strategi, dan teknik konseling untuk
mencocokkan dengan kebutuhan individu dari latar belakang budaya yang berbeda.
3. Promosi Penerimaan dan Keamanan
Guru BK dapat menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan penerimaan bagi siswa dari
latar belakang budaya yang beragam. Ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan
saling percaya, mendengarkan dengan empati, dan menunjukkan penghargaan terhadap
keberagaman budaya.
4. Penggunaan Sumber Daya Multikultural
Guru BK dapat memanfaatkan sumber daya multikultural dalam layanan bimbingan dan
konseling. Ini mencakup menggunakan buku, materi, dan sumber daya lain yang
mencerminkan keberagaman budaya, serta memanfaatkan pengetahuan dan keahlian dari
anggota staf yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
5. Pembinaan Karir Multikultural
Guru BK dapat membantu siswa dari latar belakang budaya yang beragam dalam memahami
pilihan karir yang sesuai dengan nilai-nilai, minat, dan bakat mereka. Hal ini melibatkan
memberikan informasi tentang berbagai jalur karir yang tersedia, serta mempertimbangkan
faktor budaya dalam pengambilan keputusan karir.
6. Pelatihan Keterampilan Hidup
Guru BK dapat memberikan pelatihan keterampilan hidup yang relevan dengan konteks
budaya siswa. Ini mencakup keterampilan komunikasi lintas budaya, keterampilan resolusi
konflik, dan keterampilan adaptasi budaya untuk membantu siswa berfungsi secara efektif
dalam lingkungan multikultural.
7. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Komunitas
Guru BK dapat bekerja sama dengan orang tua dan komunitas untuk mendukung bimbingan
dan konseling multikultural.

8
Ini melibatkan pertemuan dengan orang tua siswa untuk memahami perspektif budaya
mereka, melibatkan orang tua dalam perencanaan layanan, dan melibatkan komunitas dalam
mendukung keberhasilan siswa dari latar belakang budaya yang berbeda.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari materi dimensi praktis konseling multikultural adalah pentingnya memahami dan
menghormati keberagaman budaya dalam konteks layanan konseling. Konselor perlu
memiliki kepekaan terhadap perbedaan budaya, nilai, dan norma, serta menerapkan
pendekatan yang inklusif untuk memenuhi kebutuhan klien dari berbagai latar belakang.
Dengan demikian, konseling multikultural dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan dan pemulihan klien secara holistic

9
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, I. (2022). Kompetensi Konselor Multikultural: Esensi Dalam


Mengimpelementasikan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. In Prosiding Seminar
Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang (pp. 155-165).

Siregar, R. (2017). Sosial Budaya Dalam Konseling Multikultural. Hikmah, 11(2), 251-
270.

Wahab, Rochmat. 2019. Konseling Multikultural. Diakses pada 28 Januari 2024 dari
https://timesindonesia.co.id/kopi-times/227678/konseling-multikultural.

10
11

Anda mungkin juga menyukai