Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Tian (A1L022026)
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya.
Karena atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW sebagai panutan
dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling Populasi Khusus di prodi bimbingan dan konseling dengan judul
“BIMBINGAN KONSELING POPULASI KHUSUS (PSK)”
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap
para pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik
Allah SWT, dan kekurangan adalah milik kita.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian PSK,
1
2. Untuk mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi seseorang menjadi PSK,
3. untuk mengetahui arti PSK di mata keluarganya.
4. Untuk mengetahui pandangan masyrakat terhadap PSK dan keluarganya,
5. Untuk mengetahui dampak psikologis yang dialami oleh PSK
6. Untuk mengidentifikasi solusi yang tepat untuk memecahkan masalah PSK di
Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tidak begitu saja diambil oleh subjek yang merupakan wanita berkeluarga.
Keputusan subjek menjadi wanita pekerja seks komersial dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi tidak hanya faktor eksternal yang
berasal dari luar, namun juga faktor internal yang berasal dari dalam diri
subjek.
1) Faktor Eksternal :
Faktor ekonomi, meningkatknya harga barang sehari hari
menyebabkan wanita yang berpendidikan rendah dan tidak
mempunyai keterampilan memilih jalan pintas bekerja sebagai
PSK
Terbukanya peluang menjadi wanita pekerja seks komersial juga
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan subjek
menjadi wanita pekerja seks komersial.
Penerimaan lingkungan yang diperoleh subjek dalam
menjalankan pekerjaannya memperteguh keputusan subjek
menjadi wanita pekerja seks komersial.
Gaya hidup konsumerisme masyarakat jaman sekarang
menyebabkan meningkatnya jumlah PSK.
2) Faktor Internal :
Tekanan yang datang dari teman pergaulannya. Lingkungan
pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga
berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan
hubungan seks, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-
temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari
pacarnya sendiri.
Adanya kebutuhan badaniah. Seks menurut para ahli merupakan
kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
seseorang, jadi wajar jika semua orang menginginkan hubungan
seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak
sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya.
Pelampiasan diri. Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri,
misalnya karena terlanjur berbuat, seorang perempuan biasanya
berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
4
asa dan mencari pelampiasan, sehingga dia memutuskan untuk
tetap melakukan perbuatan bejatnya itu.
Selain faktor di atas terdapat juga faktor-faktor lainnya, yaitu:
a) Kemiskinan, diantara alasan penting yang melatarbelakangi adalah kemiskinan
yang sering bersifat structural. Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang
perempuan memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan penghasilan
yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka harus bekerja sebagai PSK
untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
c) Penipuan, Faktor lain yaitu, penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen
penyalur kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiri pun juga
kerap ditemui.
Penyebab paling dasar atau akar masalah seseorang menjadi PSK bukan karena
nggak punya skill untuk bekerja, bukan juga karena alasan ekonomi yang
mencekik. Penyebabnya bisa ditelaah ke bawah dan itu bisa menimbulkan
berbagai pandangan tentunya. Maksudnya, faktor pencetus itu bisa
diuraikan/ditelaah/ditelusuri dari riwayat kehidupannya saat masih kecil.
5
c) Kenangan masa kecil yang buruk, Tindak pelecehan yang semakin
meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya pemerkosaan pada
anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
7
2. Hiperseks
Seorang individu dapat dikatakan mengalami gangguan mental jika individu
mengalami penuruanan fungsi mental dan penurunan fungsi mental itu
berpengaruh pada prilakunnya yaitu tidak sesuai dengan yang sewajarnya.
Menurut Kartini Kartono (Arifin :2009) gangguan mental ada dua: pertama,
psikoneurosa; kedua ,psikosa. Dalam penggolongannya psikoneurosa terbagi
menjadi 9 kelompok. Salah satu bentuk gangguan yaitu gangguan seksual. Salah
satu dari gangguan seksual adalah hiperseks pada wanita atau biasa dikenal
dengan istilah nymphomania. Nyimphomania merupakan gangguan jiwa yang
cukup rumit. Di Indonesia kasus ini sulit untuk terdeteksi, hal ini disebabkan
beberapa hal, tetapi masalah yang paling jelas dalam permasalahan nymphomania
adalah kurangnya pengetahuan tentang gangguan jiwa ini. Penderita gangguan
nymphomania ini merasakan hasrat seks yang sangat menggebu, meskipun sudah
melakukan hubungan seksual namun terus merasa kurang dan selalu timbul
keinginan untuk melakukan hubungan seksual yang berikutnnya. Secara umum
selain itu, para wanita yang mengalami gangguan ini lebih banyak menghabiskan
waktu untuk hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas.
Karena sebagian besar masyarakat menganggap PSK itu hina, tentu PSK akan
berpikir orang-orang disekitarnya memusuhi dan mengucilkannya, sehingga PSK
merasa takut untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar yang dianggapnya
tidak menerima eksistensinya di tengah masyarakat akibat status pekerjaannya.
3. Pemerintah
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk membantu para PSK untuk keluar dari
pekerjaan hinanya adalah sebagai berikut :
Langkah pertama dan terpenting untuk membantu seorang wts/psk untuk berhenti
dari profesinya adalah melakukan pendekatan dengan cara yang baik. Jangan
sampai kita justru tergiur untuk menjadi pelanggannya, namun jadilah teman yang
baik yang berteman tanpa pamrih. Setelah mendapat kepercayaannya sebagai
teman maka langkah-langkah berikutnya akan dapat lebih mudah untuk
dilakukan.
Apabila si pelacur yang ingin tobat mengalami kesulitan untuk keluar dari dunia
hitam yang digelutinya, maka bantulah dirinya untuk melepaskan diri dari
kesulitannya. Biasanya sang pelacur butuh uang dalam jumlah banyak untuk
menebus dirinya dari mucikari atau mafia prostitusi yang menjeratnya. Jika uang
tidak bisa menyelesaikan masalahnya, maka lakukan cara lain termasuk
melarikannya dari perbudakan seks yang menjeratnya. Jika sudah bisa bebas maka
langkah selanjutnya bisa dijalankan.
Memang butuh modal besar, niat yang baik dan tekad yang kuat untuk menolong
para wanita tuna susila dari profesi pekerja seks komersialnya. Mulai dari
melakukan pendekatan hingga membantunya memberikan pekerjaan layak beserta
9
fasilitas penunjangnya sudah pasti akan membutuhkan biaya, tenaga, waktu dan
pikiran yang tidak sedikit.
Hanya bimbingan agama saja yang mampu membuat seorang pelacur tobat dan
takut untuk kembali ke masa lalunya yang suram. Bimbinglah mereka untuk
menemukan Tuhan Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
selalu siap dan terbuka dalam mengampuni dosa hamba-hambanya yang tidak
musyrik. Buatlah bimbingan konseling secara berkelompok maupun secara
individu yang berlandaskan agama. Ajak mereka menghadiri berbagai pengajian
rutin yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka. Tidak hanya
untuk para mantan wts/psk saja, namun juga untuk orang-orang biasa baik tua
maupun muda.
5) Arahkan Untuk Mendapatkan Suami yang Soleh dan Keluarga yang Islami
Akan menjadi lebih sempuna apabila para mantan penjual diri yang telah kembali
ke jalan yang benar nan lurus tersebut bersanding dengan para lelaki yang soleh
sehingga dapat membuat hidupnya menjadi lebih bahagia dan sejahtera baik di
dunia maupun di akhirat. Tidak ada larangan bagi orang soleh untuk menikah
dengan mantan pezina. Justru bisa jadi mantan pelacur yang telah berubah
menjadi wanita solehah jauh lebih baik dibandingkan dengan wanita biasa yang
tidak solehah. Dengan menjalani rumah tangga yang bernafaskan islam maka
akan sangat kecil sekali kemungkinan seorang mantan pelaku zina bayaran untuk
kembali ke dunia hitam di masa lalunya.
Adapun solusi yang direkomendasikan oleh penulis untuk pemecahan masalah ini antara
lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan pendidikan agama sejak dini
2. Memberikan pelajaran–pelajaran keterampilan agar ia memiliki keterampilan khusus
sehingga dia dapat memiliki pekerjaan yang layak atau setidaknya dapat membuka
usaha sendiri walaupun hanya usaha kecil. Namun, hal tersebut seharusnya tidak lepas
dari campur tangan pemerintah.
3. Memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang dampak dari bekerja secara tidak benar ,
baik dampak jangka panjang, jangka pendek, maupun dampak bagi orang-orang yang
berada di sekitar PSK tersebut (keluarga dan sanak saudaranya).
1
0
4. Mengingat lapangan pekerjaan di Indonesia yang semakin sulit, akan lebih baik jika
pemerintah memberikan pendidikan tentang budaya, bahasa, teknologi dari beberapa
negara. Selain itu, pemerintah juga perlu mempermudah, bahkan menggratiskan
perizinan migrasi penduduk ke luar negeri. Sehingga para PSK bisa di kirim menjadi
TKI ke luar negeri dengan bekal ilmu dan keterampilan yang baik.
1
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan-pembahasan yang dipaparkan oleh penulis, didapatkan
beberapa kesimpulan untuk menjawab masalah pekerja seks komersil, yaitu sebagai
berikut: Para wanita pekerja seks komersial memilih profesi tersebut bukan
dikarenakan faktor untuk memuaskan hasrat atau kesenangan seks semata, tapi juga
karena berbagai faktor eksternal, utamanya himpitan ekonomi. Dampak psikologis
yang cenderung dialami oleh PSK dapat berupa rasa bersalah, hiperseks, kesulitan
berinteraksi dengan masyarakat luar, dan juga akan berdmapak pada psikologis
anak dan keluarganya. Masalah pekerja seks komersial dapat diselesaikan dengan
beberapa cara, seperti memberikan bimbingan agama pada para PSK, mengajarkan
bahaya pergaulan bebas kepada anak sejak dini, dll. Dan yang tidak kalah
pentingnya adalah masalah pekerja seks komersil ini tidak dapat terpecahkan jika
tidak ada campur tangan yang besar dari pemerintah, mulai dari penyediaan
lapangan pekerjaan atau mengadakan pelatihan keterampilan untuk para PSK.
1
2
DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzaky, M. Hamdani Bakran. 2001. Psikoterapi Konseling Islam. Fajar Pustaka Baru.
Yogyakarta
Kartini Kartono, 2001,Patologi Sosial,Jakarta: Rajawali
Surya, Mohamad. 2003. Psikologi Konseling. Pustaka Bani Quraisy: Bandung
1
3