Dosen Pengampu:
MUHAMMAD YUDI ALI AKBAR M.Si S.Sos.I
&
LUCKY NINDI RIANDIKA M., M.PD.
Disusun Oleh:
Maharani Putri Pongoliu (0011523031)
Ihsan Rizki Wahyudi (0601522008)
Nurtina Putri Aprilia (0601522013)
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
Latar Belakang ............................................................................................................... 4
Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
Terjadinya Prostitusi ...................................................................................................... 5
Wanita dan Prostitusi ..................................................................................................... 6
Prostitusi dalam Islam .................................................................................................... 7
Studi Kasus Terhadap Remaja Laki-Laki Pelaku Prostitusi Di Kabupaten Pati ............... 9
Kajian Diskusi Kelompok ............................................................................................. 11
BAB III ......................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................... 12
Kesimpulan ................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka............................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Prostitusi adalah gejala masyarakat dimana seseorang menjual
dirinya dan melakukan perbuatan-perbuatan tersebut sebagai sumber
mata pencahariaan. Dalam catatan sejarah peradaban manusia profesi
prostitusi telah ada di tengah kehidupan masyarakat atau manusia sejak
manusia itu sendiri ada di planet bumi ini.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah prostitusi tidak hanya dilakukan oleh para artis dan model
saja. Akan tetapi juga melibatkan para pelajar, ABG (anak baru gede) dan
mahasiswi. Sementara itu, tempat mesum di mulai dari hotel bintang lima,
kondominium, penginapan, hingga rumah-rumah kos.
Tentu, hal ini telah membuat prihatin dan sedih para orang tua yang peduli
terhadap pendidikan anak-anaknya. Rupanya, pengaruh lingkungan, teman dan
media elektronik seperti, internet, televisi dan handphone lebih kuat dibandingkan
dengan pendidikan agama di rumah dan sekolah sehingga mereka melakukan
tindakan amoral ini.
5
2.2 Wanita dan Prostitusi
6
Selanjutnya, meskipun kemungkinan ada unsur eros ataupun unsur emosi yang
melukiskan tingkat intimitas, namun pada umumnya terdapat sikap emosi tanpa
pilih kasih.
7
Terhadap dua jenis jarimah perzinahan di atas, syariat Islam
memberlakukan dua jenis uqubah atau sanksi yang berlainan. Sanksi bagi pelaku
zina muhshan adalah hukuman rajam, yaitu pelaku dilempari batu hingga
meninggal. Adapun pelaku zina ghairu muhshan, sanksi hukumannya adalah
hukuman cambuk sebanyak 100 (seratus) kali.
Mazhab Hanafi memperbolehkan sanksi ta‟zir dengan hukuman mati atas
dasar syarat perbuatan tersebut dilakukan berulang-ulang dan akan membawa
kemaslahatan bagi masyarakat.34Berkenaan dengan pelaku zina yang berulang-
ulang seperti Wanita Tuna Susila (WTS) atau Pekerja Seks Komersil (PSK)
maka hukum ta‟zir dapat diterapkan.
Tidak ada hudud yang lebih tepat bagi orang yang menjadikan aktifitas
seksual sebagai profesinya kecuali hukuman mati sebagaimana yang dijelaskan
oleh mazhab Hanafi, Maliki, Syafi‟i dan Hambali. Selain rajam, hukuman
cambuk dapat dijatuhkan dalam rangka memberikan efek jera bagi pelaku zina
ghairu muhsan. Namun, penguasa atau hakim diberikan kewenangan untuk
menetapkan jumlah cambukan melebihi hukuman 100 (seratus) kali sesuai
dengan efek yang timbul di dalam masyarakat.
Hukuman-hukuman tersebut memiliki dasar hukum yaitu Alquran dan
Hadis. Allah swt. berfirman di dalam Alquran Surat An-Nuur/24: 2-3 yaitu:
8
2.4 Studi Kasus Terhadap Remaja Laki-Laki Pelaku Prostitusi Di Kabupaten Pati
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati (Moleong, 2004). Fokus penelitian ini adalah remaja laki-laki yang berada
pada tahap remaja akhir. Data primer diperoleh dari wawancara dengan remaja
laki-laki pekerja seks komersial, LSM penjangkau LSL, Kelompok Dukungan
Sebaya HIV AIDS. Informan kunci berjumlah 2 orang. Penentuan informan
dengan purposif sampling. Penelitian dilaksanakan bulan Juni-November 2014.
Analisis data secara deskriptif. Analisis data yang digunakan dibagi menjadi tiga
bagian yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
9
dari pemilik salon. “Saya mengetahui dunia seperti ini setelah kerja di salon.
Sudah ingin tau caranya dari dulu tapi belum punya informasi. Toh saya kan
sudah berhubungan dengan pasangan dari dulu. Tapi ya suka sama suka. Tidak
dibayar…paling juga dikasih-kasih dikit. Saya dikenalkan oleh pemilik salon
kepada mak-makan”(#Anggrek), mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya
merupakan sumber referensi utama mengenai banyak hal terutama informasi
mengenai pekerja seks komersial.
Seseorang akan menentukan keputusan setelah ia merasa cukup yakin untuk
memilih satu alternatif yang menurutnya paling baik dalam mencapai tujuan
tertentu (Janis dan Mann, 1987). Remaja sebelum mengambil keputusan menjadi
pekerja seks komersial, akan mempertimbangan keuntungan dan kerugian akan
keputusannya. Individu yang telah yakin dengan keputusannya, akan mengambil
sebuah perencanaan tindakan tertentu untuk dilaksanakan. Pengambil keputusan
mulai memikirkan cara untuk mengimplementasikannya dan menyampaikan
keinginannya tersebut kepada orang lain.
10
2.5 Kajian Diskusi Kelompok
11
zina adalah meningkatkan sejatinya adalah suatu hal yang preventif (pencegahan) dan
keimanan dan ketaqwaan keji dalam pandangan Islam. pelajaran berharga bagi orang
kepada Alloh SWT. Semua perzinahan, baik yang Bukan hanya dalam islam saja
2. Faktor Terjadinya bertarif maupun yang tidak yang melarang adanya
Prostitusi bertarif, apakah ia berjenis prostitusi tetapi dalam agama
Hal ini dilatarbelakangi zina muhshan maupun zina non islam juga sangat dilarang
dengan perkembangan ghairu muhshan, sebagaimana Alkitab
modernisasi yang keseluruhannya adalah haram mengatakan “Tuhan Allah
mengakibatkan semakin yang mendatangkan dosa yang melarang orang Israel
meningkatnya angka besar bagi pelakunya. melakukan praktik pelacuran
prostitusi khususnya Prostitusi dapat dikenakan bakti dan semburit bakti serta
dikalangan remaja. hukuman sesuai dengan menolak persembahan dari
Perkembangan ketentuan yang digariskan oleh hasil prostitusi tersebut (Ul.
modernisasi yang ditandai nash Alquran dan Hadis yaitu 23:17-18).” Jika dilihat dari
dengan kemajuan hukuman rajam dan hukuman pandangan agama hindu
tekhnologi, pola hidup cambuk. Dalam pandangan
yang bebas dan hingar umat Hindu pelacuran sangat-
bingar kemewahan, 2. Faktor penyebab sangat dilarang, karena dalam
disalahgunakan oleh terjadinya prostitusi Hindu, tubuh wanita itu
sebagian remaja untuk faktor intern yang menjadi ibarat susu kehidupan bagi
melakukan praktik penyebab generasi keberikutnya, mereka
prostitusi. Kondisi yang maraknya prostitusi dikalangan yang memperjual belikan susu
demikian mengakibatkan remaja antara lain aspirasi kehidupan dalam pandangan
kemerosotan moral kesenangan dunia, hindu hukumnya adalah
dikalangan remaja dan kecenderungan untuk kutukan seumur hidup.
berdampak sangat negatif menghindarkan diri dari Dalam hal ini dapat
bagi kemajuan bangsa ke kesulitan hidup, tekanan disimpulkan bahwa dalam
depan. Dalam upaya ekonomi (kemiskinan), kondisi pandangan agama apapun
mengetahui faktor-faktor keluarga yang tidak harmonis, prostitusi tidak dibenarkan.
penyebab terjadinya bujuk rayu kaum lelaki serta 2. Faktor penyebab
prostitusi dikalangan rasa ingin tahu tentang seks. terjadinya prostitusi
remaja dan realita praktik Pelacuran dalam hal ini juga
prostitusi yang terjadi banyak dipengaruhi oleh
dikalangan remaja, berbagai faktor sosial-budaya,
Maraknya angka yang terjalin erat satu dengan
prostitusi dikalangan yang lain: seperti kemiskinan,
remaja yang ditandai kebiasaan kawin muda,
dengan peningkatan kebiasaan cerai, dan status
jumlah kasus tiap sosial perempuan yang relatif
tahunnya terjadi karena rendah juga merupakan faktor
beberapa faktor yaitu pendorong kenapa perempuan
faktor ekstern yang melacurkan diri.
merupakan faktor diluar
individu.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama yang menghargai peran wanita. Betapa mulianya
wanita, selain diberikan hak dan kewajiban yang proporsional sesuai kodratnya,
wanita juga diberikan keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh laki-laki.
Wanita sangat lekat dengan
Prostitusi, di mana wanita adalah obyek terbesar dari perbuatan prostitusi yang
terjadi di seluruh dunia. Terlepas dari beragam bentuk dan coraknya, prostitusi
yang intinya adalah perzinahan itu sejatinya adalah suatu hal yang keji dalam
pandangan Islam. Semua perzinahan, baik yang bertarif maupun yang tidak
bertarif, apakah ia berjenis zina muhshan maupun zina ghairu muhshan,
keseluruhannya adalah persetubuhan (wathi) haram yang mendatangkan dosa
yang besar bagi pelakunya. Selain menerima dosa atas perbuatannya, pelaku
zina dapat dikenakan hukuman sesuai dengan ketentuan yang digariskan oleh
nash Alquran dan Hadis.
13
Daftar Pustaka
14