LANDASAN TEORI
A. Zina
1. Pengertian Zina
Secara bahasa kata zina berasal dari bahasa Arab, yaitu زنا- يسنى-زنى
dengan wanita yang bukan istrinya.1 Zina menurut Fuqaha ialah perbuatan
dua alat kelamin dari jenis yang berbeda dan tidak terikat oleh akad nikah
1
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Jangan Dekati Zina! Sesungguhnya Zina Perbuatan Keji
dan Seburuk-Buruk Jalan, (Bogor: PT. Pustaka at-Taqwa, 2016), h. 24
2
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), h. 436
3
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), h. 69
4
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2008), Cet. Ke-2, Jilid 9, h. 279
21
22
tersebut.
Zina terbagi atas dua macam, yaitu zina muhsan dan ghairu
muhsan. Zina muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang telah
baligh, berakal, merdeka dan telah menikah, baik masih terikat perkawinan
maupun telah bercerai. Zina ghairu muhsan yaitu perbuatan zina yang
dilakukan oleh laki-laki dan wanita yang belum menikah atau tidak ada
yang sah secara syariah Islam, atas dasar suka sama suka dari kedua belah
pihak tanpa keraguan (syubhat) dari para pelaku zina yang bersangkutan.
Zina merupakan suatu perbuatan yang sangat tercela dan para pelaku zina
Dorongan seksualitas pada usia remaja mulai matang dan rasa ingin tahu
5
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, op.cit., h. 58
23
seorang muslim yang berzina adalah seorang muslim yang kurang kadar
keimanannya.
6
Ibid., h. 60
24
hilangnya moral remaja dan semakin jauh dari ajaran agama, sehingga
perzinaan. 7
pada saat ini para pemuda melakukan prilaku yang menyimpang dan
perzinaan.
7
Elon Suparlan, “Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina Di Kecamatan Seluma Utara
Kabupaten Seluma Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Qiyas, III, 2 (2018), h. 167
8
Rahmahtiah, “Studi Kasus Pernikahan Dibawah Umur”, Jurnal al-Daulah, UIN Alaludin
Makasar, V, 1 (2016), h. 152
25
yang mengarah kepada perbuatan zina, baik itu dari menahan pandangan,
dan umumnya, disertai oleh dorongan untuk melarikan diri dari tanggung
telah menjadi rahasia umum bagi kita semua, karena itu dalam Islam
9
Abdurrahman Zein, Islam, Aqidah dan Syari’ah, (Jakarta: Pustaka Amani, 1998), h. 37
10
Ahmad Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani,
2006), h. 238
26
kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS,
bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. 12
orang dengan gaya hidup seks bebas. Sementara itu, penularan penyakit
sentuhan kulit.
melalui ibu yang telah dijangkiti virus tersebut kepada bayinya ketika
11
Subhan Nur, Zina: Problematika dan Solusinya, (Jakarta: Qisthi Press, 2007), h. 58
12
A. A. Gde Muninjaya, AIDS di Indonesia: Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya,
(Jakarta: EGC, 1998), h. 76
27
Dampak negatif dari sex bebas adalah anak haram yang tidak
yang harus mengawasi, siapa yang harus memberikan cinta sebagai hak
dalam masalah ini yang lebih difokuskan adalah status hukum anak
zina.
Anak zina adalah anak yang lahir akibat hubungan intim yang
dilakukan tanpa adanya hubungan yang sah bukan suami istri. Secara
tersebut, tetapi kepada kedua orang tuanya (yang tidak sah menurut
hukum).14 Oleh karena itu, anak hasil zina pun harus diperlakukan
orang tuanya, sebagaimana yang didapatkan oleh anak yang lahir dari
melalui jalan yang diharamkan Islam, dari hak yang tidak bisa
tidak memiliki nasab dengan ayah biologisnya, anak hasil zina tidak
biologisnya bukan mahram bagi anak itu, ayah biologisnya tidak bisa
sadar bahwa yang dilakukannya itu perbuatan haram, dan tidak dipaksa.
14
Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum
Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 81
29
Para ulama mazhab sepakat, bahwa bila zina terbukti maka tidak ada
dengan orang-orang yang lahir dari mani orang tuanya. Sebab, anak itu
Jika salah satu dari pasangan suami istri berbuat zina dan
suami akan nekad menyiram wajah istrinya dengan air keras yang
yang demikian.
Qur’an dengan cara perbandingan atau biasa juga disebut dengan metode
dari kata مقرانة- يقارن-قارن. Secara bahasa, kata muqaran pada dasarnya
Qur’an atau suatu surat tertentu dengan cara membandingkan antara ayat
dengan ayat, antara ayat dengan hadis Nabi SAW dan antara pendapat
17
Abdul Mustaqim, op.cit., h. 19
18
M. Quraish Shihab, Ensiklopedi al-Qur’an Kajian Kosa Kata, ( Jakarta: Lentera Hati,
2007), h. 796
19
Abdul Mustaqim, op.cit., h. 20
31
maupun bil-ma’tsur.
kemiripan redaksi yang berbicara tentang masalah atau kasus yang sama
atau diduga sama. Termasuk dalam objek bahasan metode ini adalah
dalam ayat, serta situasi dan kondisi ketika ayat tersebut diturunkan.20
20
Ibid., h. 22
32
Ada tiga aspek yang menjadi kajian utama dalam metode tafsir
muqaran, yaitu:
yaitu ayat-ayat yang memiliki perbedaan redaksi dalam dua atau lebih
masalah atau kasus yang sama, ayat-ayat yang memiliki redaksi mirip
perbedaan. Bahwa objek kajian metode tafsir ini hanya terletak pada
21
Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir 2, (Yogyakarta: Teras, 2006), h. 46
33
terlihat bertentangan
hadis yang shahih saja yang akan dikaji dalam aspek ini, apabila ingin
22
Nasaruddin Baidan, op.cit., h. 69
34
adalah:23
tidak.
ayat tersebut.
23
Ibid., h. 70
35
ini akan terlihat bahwa suatu ayat al-Qur’an dapat ditinjau dari berbagai
memunculkan sikap toleran atas perbedaan itu. Hal ini juga akan
pilihan.
d) Mufasir dituntut untuk mengkaji berbagai ayat dan hadis serta pendapat
mufasir lain.
24
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), h. 111
36
adalah:
pemecahan masalah. 25
pemikiran baru.
25
Ibid., h. 112