PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hudud bentuk jama dari kata had artinya pembatas antara dua hal.
Sedangkan hudud adalah hukuman-hukuman tertentu yang ditetapkan
oleh syara sebagai sangsi hokum terhadap kejahatan selain pembunuhan
dan penganiayaan. Kejahatan-kejahatan yang diancam dengan hudud
ialah zina, qadzar, minum-minuman keras, mencuri, merampok, dan
bughah (pemberontak).
Zina dinyatakan oleh agama sebagai perbuatan melanggar hokum yang
tentu saja dan sudah seharusnya diberi hukuman maksimal, mengingat
akibat yang ditimbulkannya sangatlah buruk, lagi pula mengundang
kejahatan, dan dosa. Hubungan bebas (free sex) dan segala bentuk
hubungan kelamin lainnya di luar ketentuan agama adalah perbuatan
yang membahayakan dan mengancam keutuhan masayarakat, disamping
sebagai perbuatan yang sangat nista. Allah Swt. Berfirman dalam Surah
al-Isra Ayat 32.
yang artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, itu (zina) sungguh
suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk. QS. Al-Isra Ayat 32 .
Zina yang mewajibkan hukuman ialah memasukkan kemaluan laki-
laki sampai tekuknya ke dalam kemaluan perempuan yang diingini lagi
haram karena zat perbuatan itu. Terkecuali yang tidak diingini misalnya
mayat atau tidak haram karena zat perbuatan, misalnya bercampur
dengan istri sewaktu haid. Perbuatan itu tidak mewajibkan hukuman zina
meskipun perbuatan itu haram, begitu juga mencampuri binatang.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Zina dan Hukum Zina
2. Hukum Zina dan Macam Zina
3. Hikmah Dilarangnya Perzinaan
4. Pengertian Qazf
5. Syarat Gugurnya Had Qazf
6. Hikmah Dilarangnya Menuduh Zin
C. Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai bahaya zina
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zina
Pengertian zina ( ) adalah persetubuhan antara pria dan wanita yang
tidak memiliki ikatan perkawinan yang sah menurut agama. Islam
memandang perzinaan sebagai dosa besar yang dapat menghancurkan
tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat. Berzina dapat diibaratkan
seperti memakai barang yang bukan menjadi hak miliknya. Menurut Ibnu
Rusyd dalam bukunya BIDAYATUL MUJTAHID, Zina adalah setiap
pesetubuhan yang terjadi bukan karena pernikahan yang sah, bukan
karena semu nikah, dan bukan pula karena pemilikan ( terhadap hamba).
Perbuatan zina sangat dicela oleh agama dan dilaknat oleh Allah. Pelaku
perzinaan dikenakan sanksi hukuman berat berupa rajam. Mengenai
larangan berzina, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra ayat 32 yang
artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, itu (zina) sungguh suatu
perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.
Yang dimaksud perbuatan mendekati zina yang dilarang adalah
berpacaran yang mengakibatkan pelakunya ingin melakukan zina.
Mendekati sesuatu yang dapat merangsang nafsu sehingga mendorong
diri kepada perbuatan zina juga termasuk perbuatan mendekati zina.
Begitu pula dengan perbuatan yang berpotensi mendorong nafsu seperti
menonton aurat dan mengkhayalkannya adalah mendekati perzinaan.
Menurut Al-Ghazali, perbuatan keji (dosa besar) yang tampak adalah zina,
sedangkan dosa besar yang tersembunyi adalah mencium, menyentuh
kulit, dan memandang dengan syahwat.
2
Adapun yang dipergunakan untuk menetapkan secara yakin menurut
syara bahwa seorang itu telah berzina, ada dua macam yaitu.
a. Empat orang saksi laki-laki yang semuanya adil. Dan keempat
memberikan kesaksian yang sama tentang tempat, waktu. Pelaku, dan
cara melakukannya. Jika syarat-syarat tidak terpenuhi, maka belum
dapat ditetapakan secara syarI bahwa yang bersangkutan tidak
berbuat zina.
b. Pengakuan pelaku, seperti dilakukan pada masa Nabi sebagaimana
3
7. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.(QS. Al-Isra :
32)
D. Bentuk-Bentuk Zina
Apakah macam-macam perzinaan yang ada di masyarakat? Zina dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1. Zina muhshan, yaitu zina yang dilakukan oleh seorang laki-laki atau
perempuan yang sudah pernah menikah. Hukuman zina muhshan
adalah harus dirajam sampai mati, jika memenuhi saksi sejumlah
empat orang.
2. Zina ghairu muhshan, yaitu zina yang dilakukan seorang laki-laki atau
perempuan yang belum pernah menikah atau masih perjaka/gadis.
4
5. Terjerat hukuman berupa rajam sebanyak seratus kali atau sampai
mati. Hukuman sosial bagi keluarga pelaku zina juga berlaku di
masyarakat, dan hukuman ini akan berlaku seumur hidup.
2. HUKUM QADZAF
Menuduh berzina (qadzaf) adalah salah satu kejahatan yang
hukumnya haram, bahkan merupakan salah satu dosa besar terdapat
dalam al-quran.
(An-Nur:23-24) sunah rasul
Korban dari bisa mengenai perempuan dan laki-laki. Peremuan baik
ditanyakan secara jelas dalam sebagai contoh, mengingat tuduhan
palsu terhadap perempuan lebih serius dan dan lebih jahat sifatnya
ketimbang tuduhan palsu terhadap laki-laki.
Unsur menuduh zina (jarimah qazf) ada tiga yaitu menuduh zina atau
mengingkari nasab, orang yang dituduh itu muhsan, dan bukan
pezina ,serat ada iktiqad jahat. Orang yang menuduh zina harus dapat
membuktikan kebenaran tuduhannya. Tuduhan zina harus diucapakan
dalam bahasa yang tegas (eksplisit), seperti, Hai Pezina, atau Aku
telah melihatmu berzina.
5
4. SYARAT-SYARAT BERLAKUNYA HAD QADZAF
Had qadzaf wajib dilanjutkan terhadap penuduh berzina, jika telah
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Tertuduh berzina adalah muhsan dalam arti : Islam, balig,
berakalberzina tidak membedakan apakah yang bersangkutan
sudah pernah kawi atau belum.
b. Penuduh adalah orang yang sudah balig, berakal dan bukan orang
tua tertuduh (ayah, ibu, nenek dan seterusnya)
c. Tuduhan berzina benar-benar terjadinya secara syara yaitu dapat
ditetapkan dengan salah satu dari dua kemungkinan.
1. Kesaksian dari orang saksi laki-lakiyang adil dan merdeka
terhadap tuduhan yang dilemparkan.
2. Pengakuan si penuduh sendiri.
6
1. Hindari mendekati tempat-tempat maksiat yang dapat memberikan
peluang dan kesempatan untuk berzina. Sekali kita melangkah masuk
ke tempat tersebut, akan sulit untuk berpaling dari beragam
kemaksiatan.
2. Jangan mendekati hal-hal yang menjurus kepada perbuatan zina,
seperti berpacaran, berciuman, berpelukan dengan lawan jenis,
menonton film porno, atau membaca buku-buku yang di dalamnya
terdapat konten pornografi. Mendekati hal-hal yang menjurus kepada
zina akan menyebabkan orang tersebut terobsesi untuk melakukan
perzinaan.
3. Memilih teman bergaul yang saleh dan tidak suka mengunjungi
tempat-tempat maksiat. Sebab, teman yang saleh akan menebarkan
kebaikan kepada temannya, serta selalu mengingatkan tentang
bahaya perzinaan.
4. Menambah ilmu pengetahuan agama dengan menghadiri majelis-
majelis taklim. Selain itu, kita juga perlu mengunjungi orang-orang
saleh yang akan mengingatkan diri untuk selalu waspada terhadap
godaan nafsu dan jebakan ilusi setan dalam perzinaan.
5. Membaca buku-buku keislaman yang secara spesifik mengingatkan
pembacanya mengenai bahaya perzinaan. Dengan memahami
bahayanya, seseorang akan menyadari pentingnya menghindari zina
dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Membaca Al-Quran sambil merenungi tafsirnya, mengindahkan sabda-
sabda Nabi, dan mendengarkan nasihat ulama tentang pentingnya
menjauhi segala macam dosa, termasuk berzina dan mendekati zina.
Pergaulan bebas masyarakat modern sangat rentan terhadap perilaku
perzinaan. Mari menjaga tingkah laku diri kita sehingga terhindar dari
bahaya perzinaan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda dalam
usaha membentengi keluarga dari akibat buruk perzinaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
Zina adalah segala persetubuhan diluar nikah. Asal persetubuhan itu
belum atau tidak disahkan dengan nikah atau tidak dapat disahkan
dengan kedua belah pihak atau tidak suka misal pihak yang seorang
memaksa atau memperkosa atas pihak lain.
Perempuan dan laki-laki yang tidak muhsan, misalnya perempuan yang
tidak atau belum bersuami dan laki-laki yang belum beristri dilakukan
hukuman sebagi berikut dalam ayat, yaitu dipukul cambuk , atau dengan
rotan 100 kali, dihadapan khalayak ramai kaum muslim dan orang atau
laki dan perempuan terbentang. Orang-orang yang tidak patut berzina,
karena hidupnya berbenteng oleh pandangan masyarakat, sehingga
pandangan umum sudah menggangap dia tidak patut berbuat demikian.
Yaitu kedua baligh, berakal, lagi merdeka dan laki-lakinya beristri dan
perempuannya ada bersuami dihubungkan keberatan dari suaminya atau
istrinya yang sah. Hukumannya ialah rajam, yaitu diikat dan dibawa
ketengah kumpulan orang ramai, lalu dilempari batu sampai mati.
B. Kesan
Dengan adanya makalah ini saya menjadi lebih tahu mengenai bahaya
zina, dan sebagai generasi muda menjadi lebih termotivasi untuk tumbuh
menjadi pribadi yang lebih taat kepada Allah SWT
C. Pesan
Semoga makalah ini bisa memberi manfaat untuk setiap yang
membacanya, dan juga jika ada kekurangan dalam penyusunan makalah
ini saya minta kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
8
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/1673.pdf
http://www.icrawl.org/4319731991-pengertian-dan-hukum-zina
http://www.harian-aceh.com/fokus/1824-maraknya-zina-di-negeri-
syariat.html
Prof.Dr.M.Mutawalli Asy-Syarawi. 2000. Dosa Dosa Besar . gema insane
press. Jakarta.
USt. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S. 2002. Fiqih Islam Lengkap pedoman
hukum ibadah umat islam dengan berbagai permasalahannya. Terbit
terang. Surabaya
http://almanhaj.or.id/content/2251/slash/0 , http://id.wikipedia.org/wiki/Zina
, http://gaulgayarasul.wordpress.com/2006/12/30/5-jurus-jurus-penangkal-
zina/
[1] Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S, FIQIH ISLAM LENGKAP (Surabaya,
TERBIT TERANG:2005), 532.
[2] M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 2 (Solo, AQILA:2013), 27.
[3] H. Sulaiman Rasjid, FIQIH ISLAM (Bandung, Sinar Baru
Algensindo:1994), 436.
[4] TEAM MUSYAWARAH GURU BINA PAI,LKS FIQIH
(Sragen,PENERBIT AKIK PUSAKA:2011) 23
[5] M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 2 (Solo, AQILA:2013) 28
[6] M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 2 (Solo, AQILA:2013) 29
[7] TEAN MUSYAWARAH GURU BINA PAI,LKS FIQIH
(Sragen,PENERBIT AKIK PUSAKA:2011) 23
[8] Roli Abdul Rohman-M. Khamzah, Menjaga Akidah dan Akhlak 2 (Solo,
AQILA:2013) 68
[9] M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 2 (Solo, AQILA:2013) 30
[10] TEAM MUSYAWARAH GURU BINA PAI,LKS FIQIH
(Sragen,PENERBIT AKIK PUSAKA:2011) 25
[11] M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 2 (Solo, AQILA:2013) 31
[12] TEAM MUSYAWARAH GURU BINA PAI,LKS FIQIH
(Sragen,PENERBIT AKIK PUSAKA:2011) 25
[13] M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 2 (Solo, AQILA:2013) 32
[14] M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih 2 (Solo, AQILA:2013) 32
[15] TEAM MUSYAWARAH GURU BINA PAI,LKS FIQIH
(Sragen,PENERBIT AKIK PUSAKA:2011) 27
[16] TEAM MUSYAWARAH GURU BINA PAI,LKS FIQIH
(Sragen,PENERBIT AKIK PUSAKA:2011) 27