PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan yang di anggap wajar dalam masyarakat adalah
pernikahan heteroseksual atau nikah dengan lawan jenis. Maka tidaklah
salah ketika pernikahan homoseksual atau nikah dengan sesame jenis
banyak mendapat kontroversi di masyarakat karena di anggap aneh,
menyimpang dari hukum syara, dan yang lebih ironis lagi di bilang sakit
jiwa. Karena hal itulah pemakalah mencoba untuk membahas bagaimana
pernikahan homoseksual yang hidup di Negara kita (Indonesia), dengan
membandingkannya pada Negara tetangga yaitu Malaysia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan pernikahan heteroseksual dan
homoseksual ?
2. Bagaimana kehidupan kaum homoseksual dan peraturan pemerintah di
Indonesia ?
3. Dan bagaimana pula peraturan pemerintah terhadap homoseksual di
Malaysia ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih
muda lagi memahami bagaimana peraturan pemerintah di dua Negara itu
memperlakukan kaum homoseksual.
BAB II
PERNIKAHAN SESAMA JENIS (LGBT) DI INDONESIA DAN
MALAYSIA
A. PENGERTIAN
Perilaku Homoseksual adalah perilaku seksual yang ditujukan pada
pasangan sejenis, yang bila terjadi pada kaum wanita sering disebut lesbianisme.
Homoseksualitas sudah sering terjadi sepanjang sejarah umat manusia, reaksi
berbagai bangsa di berbagai kurun waktu sejarah terhadap homoseksualitas
ternyata berlainan. Dalam praktik sulit membagi orang kedalam dua kelompok:
homoseksual dan heteroseksual,keduanya merupakan dua kutub yang ekstrem.
Banyak masyarakat yang memandang heteroseksualitas sebagai perilaku seksual
yang wajar, sedangkan homoseksualitas secara tradisional dipandang sebagai
gangguan mental. Sisi lain yang perlu dicatat ialah bahwa homoseksualitas dapat
meliputi sejumlah hal, seperti kecendrungan, aktivitas, status, peran, atau konsepdiri, serta bahwa seseorang tidak harus sama-sama homoseksual disegala sisi atau
bidang tersebut.
Dalam masyarakat yang sudah lebih toleran teradap homoseksual, sering
ditemukan komunitas gay. Yang mana, komunitas gay adalah wilayah geografis
yang terdapat subkultur homoseksual beserta aneka pranatanya. Komunitas
homoseksual, sistem nilai, teknik komunikasi, dan pranata-pranata suportif
maupun protektif, seperti tempat tinggal, toko pakaian, toko buku, gedung
bioskop, dan sebagainya yang bersifat unik dan eksklusif, khusus untuk kaum
homoseksual. Tetapi di Indonesia kita belum pernah mendengar adanya komunitas
semacam ini.1
Adapun faktor penyebab tejadinya homoseksualitas bisa bermacammacam,seperti karena kekurangan hormon lelaki selama masa pertumbuhan,
karena mendapat pengalaman homoseksual yang menyenangkan pada masa
1
Ann Landers. 1983. Problema dan Romantika Remaja (Terjemahan). Bina Pustaka:
Jakarta. Hal. 5-6.
Moertihko. Transeksual dan Waria. Surya Murti publishing. Solo. Hal. 76.
Ibid. hal. 9.
lain dimana pilihan mereka untuk menjadi Homo atau Lesbian itu adalah hak asasi
mereka. Tetapi, di Indonesia Homo atau Lesbian tidak bisa diterima bahkan
ditolak karena budaya kita dibatasi oleh konstitusi-konstitusi HAM yang berlaku
di Indonesia. HAM tanpa batas itu sekuler tetapi Indonesia bukanlah negara
Liberal yang menganut paham kebebasan melainkan menganut paham yang lebih
didasari oleh agama dan budaya masyarakat yang telah ada sejak dulu. Apalagi
jika mereka melakukan pernikahan sesama jenis dan menginginkan pengakuan
masyarakat atas pernikahan itu selayaknya pernikahan yang dilakukan masyarakat
pada umumnya, di Indonesia sendiri belum mempunyai peraturan ataupun kaedah
mengenai pernikahan sesama jenis tersebut.
Legalitas pernikahan sesama jenis adalah kewajiban hukum dalam
melindungi setiap individu tanpa membedakan gendernya, pada dasarnya
homoseksualitas maupun lesbian dimata hukum semuanya sama, mereka
mendapat kebebasan memeluk agama, berpendapat, memiliki hak untuk hidup dan
mendapat perlindungan hukum, dan sebagainya. Demikianlah legalitas pernikahan
sesama jenis jika mereka tidak merugikan ataupun menggangu mereka yang
normal, dan kita yang normal bukan membuat mereka menderita dan merasa tidak
diakui karena tindakan penyimpangan itu. Karena Homoseksual adalah suatu
penyakit maka kita harus melakukan upaya untuk penyembuhan terhadap perilaku
itu bukan pada penolakan terhadap penyakitnya tetapi pada tindakannya lah yang
harus dibenahi dan diarahkan pada hal yang sewajarnya. Maka pentingnya kita
untuk memahami Hak asasi manusia sebagai nilai-nila moral yang universal
paling luhur.4
Ahmad Ramali, Dr. Memelihara Kesehatan dalam Hukum Islam. Balai Pustaka. Jakarta.
Hal. 73
Moelyanto. KUHP (kitab undang- undang hukum pidana). Bina Aksara: Jakarta. Hal.
127.
Selain itu, Kompilasi Hukum Islam (KHI) juga secara tidak langsung
hanya mengakui perkawinan antara pria dan wanita, yang dapat kita lihat dari
beberapa pasal-pasalnya di bawah ini:6
Pasal 1 huruf a KHI:
Peminangan ialah kegiatan upaya ke arah terjadinya hubungan
perjodohan antara seorang pria dengan seorang wanita.
Pasal 1 huruf d KHI:
Mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada calon
mempelai wanita, baik berbentuk barang, uang, atau jasa yang tidak
bertentangan dengan hukum Islam.
Pasal 29 ayat (3) KHI:
Dalam hal calon mempelai wanita atau wali keberatan calon mempelai
pria diwakili, maka akad nikah tidak boleh dilangsungkan.
Pasal 30 KHI:
Calon mempelai pria wajib membayar mahar kepada calon mempelai
wanita dengan jumlah, bentuk dan jenisnya disepakati oleh kedua belah
pihak.
Selain itu, mengenai perkawinan sejenis ini, beberapa tokoh juga
memberikan pendapatnya. Di dalam artikel hukumonline yang berjudul Menilik
Kontroversi Perkawinan Sejenis, sebagaimana kami sarikan, Ketua Komisi
Fatwa MUI KH Ma'ruf Amin dengan tegas menyatakan bahwa pernikahan
sejenis adalah haram. Lebih lanjut Ma'ruf Amin mengatakan, Masak laki-laki
sama laki-laki atau perempuan sama perempuan. Itu kan kaumnya Nabi Luth.
Perbuatan ini jelas lebih buruk daripada zina. Penolakan serupa juga dikatakan
oleh pengajar hukum Islam Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Farida
M. Hasan Ali. Masail Fiqhiyah al- haditsah pada Masalah-masalah Kontemporer Hukum Islam.
PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta. Ha.l45
Prihatini. Dia mengatakan bahwa perkawinan sejenis itu tidak boleh karena
dalam Al Quran jelas perkawinan itu antara laki-laki dan perempuan.7
Jadi, dapat kiranya disimpulkan bahwa berdasarkan peraturan perundangundangan di Indonesia perkawinan sesama jenis tidak dapat dilakukan karena
menurut hukum, perkawinan adalah antara seorang pria dan seorang wanita. Pada
sisi lain, hukum agama Islam secara tegas melarang perkawinan sesama jenis.
C. ADA UPAYA LEGALKAN KAWIN SESAMA JENIS KELAMIN
Menteri Agama, Suryadharma Ali, yang juga Ketua Umum Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) mengungkapkan hal tersebut saat berada di
Bandung. Menurutnya, ada sejumlah pihak yang menuntut perubahan UndangUndang Perkawinan, salah satu tuntutannya agar perkawinan antar sesama jenis
kelamin dilegalkan oleh Pemerintah Indonesia dengan kedudukan hukum setara
dengan legalitas perkawinan normal antara lelaki dan perempuan. Saat ini ada
keinginan untuk merubah Undang-Undang Perkawinan, baik oleh Komnas
Perempuan atau lembaga-lembaga lain, termasuk oleh para kaum gay,
homoseksual, maupun lesbian tutur Suryadharma saat mengisi acara penutup
Musyawarah Kerja Wilayah DPW PPP Jawa Barat, di Bandung.
Selanjutnya Suryadharma mengatakan, kelompok penuntut perubahan
tersebut menilai bahwa selama ini Undang-Undang Perkawinan bernuansa
diskriminatif, karena hanya mengatur tentang pernikahan antara laki-laki dan
perempuan. Mereka menganggap itu diskriminatif karena hanya mewadahi
pernikahan bagi laki-laki dan perempuan. Itu yang ingin mereka perjuangkan,
tandasnya.
Namun
Suryadharma
menolak
menjelaskan
secara
detail
nama
Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi. Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam. CV. Haji
Masagung. Jakarta. Hal. 78.
Digilib. Uin-suka.ac.id/3939/BAB%201,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
Download pada hari jumat tanggal 22 Maret 2013 jam 20.00 wib)
10
di
11
Ali Akbar. H. Dr. 1982. Seksualitas ditinjau dari Hukum Islam. Ghalia Indonesia:
Jakarta. Hal. 55.
12
Ibid.
12
liberal di kampus mereka. Sebab, virus liberal ini semakin menampakkan daya
rusaknya terhadap aqidah dan pemikiran Islam. Ironisnya, fenomena ini justru
digerakkan dari sejumlah akademisi di kampus-kampus berlabel Islam. Kita ingat
kembali, bahwa dalam Jurnal Justisia tersebut, dilakukan kampanye besarbesaran untuk mengesahkan perkawinan homoseksual.
Jurnal itu kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul Indahnya
Kawin Sesama Jenis: Demokratisasi dan Perlindungan Hak-hak Kaum
Homoseksual, (Semarang: Lembaga Studi Sosial dan Agama/eLSA, 2005). Dalam
buku tersebut dijelaskan strategi gerakan yang harus dilakukan untuk melegalkan
perkawinan
homoseksual
di
Indonesia,
yaitu
(1)
mengorganisir
kaum
terhadap
motif
Nabi
Luth
dalam
mengharamkan
homoseksual,
sebagaimana diceritakan dalam Al-Quran (Surat al-Araf: 80-84 dan Hud: 77-82).
Semua itu, katanya, tidak lepas dari faktor kepentingan Luth itu sendiri, yang
gagal menikahkan anaknya dengan dua laki-laki, yang kebetulan homoseks.
Ditulis dalam buku ini sebagai berikut:
13
Sayid Sabiq, Fiqh al- sunnah, vol. II, Libanon, Darul Fikar, 1981. Hlm. 361-365.
14
15
terdekatnya pun tidak mampu menghentikan kegiatannya. Namun, jika kita ikuti
kisah perjalanan intelektual Prof. Musdah Mulia, kita sebenarnya tidak terlalu
heran. Sejak awal, cara berpikirnya sudah kacau. Dia seenaknya sendiri
mengubah-ubah hukum Islam, untuk disesuaikan dengan cara pandang dan cara
hidup Barat. Tidak aneh, jika karena sepak terjangnya yang seperti itu, tahun lalu,
pada Hari Perempuan Dunia tanggal 8 Maret 2007, Musdah Mulia menerima
penghargaan International Women of Courage dari Menteri Luar Negeri
Condoleezza Rice di kantor kementerian luar negeri Amerika Serikat (AS),
Washington. Ia dianggap sukses menyuarakan, membela dan mengembalikan hak
perempuan di mata agama dengan cara melakukan pembaruan hukum Islam
termasuk undang-undang perkawinan. Mungkin, setelah mendukung praktik
homoseksual ini, dia akan mendapatkan pujian dan penghargaan jauh lebih tinggi
lagi dari kalangan tertentu.
E. PERNIKAHAN SESAMA JENIS (LGBT) DI MALAYSIA
Hak LGBT tidak dijamin di Malaysia. Bangsa ini tetap zaman penjajah
kod jenayah menjenayahkan sodomi dan gagasan Islam fundamentalis
mempunyai pengaruh besar pada undang-undang negara, politik, norma-norma
budaya dan sikap sosial.
F. KOD JENAYAH
Malaysia mempertahankan era kolonial larangan jenayah pada sodomi
(dan juga seks oral), ditakrifkan secara luas untuk merangkumi tindakan
heteroseksual dan homoseksual, dengan hukuman yang mungkin termasuk denda,
hukuman penjara yang lama dan bahkan hukuman fizikal. Sebuah ayat dari kod
jenayah, juga memberikan hukuman tambahan untuk orang yang dihukum kerana,
"ketidaksenonohan kotor dengan lelaki lain".[14] Selain undang-undang sekular,
warga Muslim juga mungkin akan dikenakan bayaran di mahkamah Islam khusus.
[15]
14
15
Sodomylaws.Org
Sodomylaws.Org
16
Telah ada beberapa perbincangan awam mengenai reformasi undangundang sehingga membebaskan swasta, non-komersil, tindakan seksual antara
orang dewasa. Beberapa ahli parti pembangkang utama, telah menyatakan
sokongan untuk seperti reformasi, terutama Latheefa Koya dan Anwar Ibrahim
tetapi ini bukan kedudukan rasmi parti. Tidak ada parti politik atau ahli parlimen
yang dipilih secara rasmi telah mencadangkan seperti reformasi.[16]
Pada tahun 1994, kerajaan melarang sesiapa sahaja yang homoseksual,
biseksual atau transeksual muncul di media kerajaan dikawal.[17]
Pada tahun 2001 bekas Perdana Menteri Mahathir Mohamad menyatakan
bahawa negara akan mengusir setiap menteri kabinet berkunjung asing atau
diplomat yang gay.[18] Mohamad juga memberi amaran menteri gay di negaranegara asing untuk tidak membawa pasangan mereka saat mengunjungi negara
ini.[19] Anak perempuan Mahathir, Marina Mahathir, menyeru mengakhiri
diskriminasi berdasarkan orientasi seksual.[20]
Pada tahun 2005 Tentera Laut Diraja (RMN) kepala Mohd Anwar Mohd
Nor menyatakan bahawa Tentera Laut tidak akan pernah menerima homoseksual.
[21]
Sodomylaws.Org
http://www.ilga.info/Information/Legal_survey/Asia_Pacific/malaysia.htm
18
Sodomylaws.Org
19
Gay ministers barred, Malaysia tells UK
20
PM's daughter slams Malaysian anti-gay group
21
Sodomylaws.Org
17
17
melobi
undang-undang
jenayah
yang
lebih
ketat
terhadap
tahu Anwar adalah seorang homoseksual kerana pemandu lelaki Anwar dan
penulis pidato lelaki baik menyatakan di mahkamah bahawa mereka mempunyai
hubungan seksual dengan Anwar.[22]
Pada bulan Julai 2008, Anwar ditangkap lagi, dituduh sodomi dengan
bekas pembantu lelaki. Penangkapan terjadi sesaat setelah Anwar mengaku berada
dalam kedudukan untuk mencabar kerajaan campuran selepas kejayaan
pembangkang dalam pilihan raya Mac.[23] However, he was released on bail and
won the campaign for his former seat in Parliament, and currently leads the
opposition in Parliament.
J. PERTUBUHAN LGBT DI MALAYSIA
Tidak ada kumpulan kepentingan ada untuk mengalakkan semata-mata hak
LGBT.
Sebaliknya koalisi longgar NGO, seniman dan individu telah terbentuk
dengan dalih menetapkan hak-hak seksualiti tahunan festival Seksualiti Merdeka.
Seksualiti Merdeka adalah festival tahunan yang terdiri dari kata-kata,
persembahan, main, workshop, dan forum, untuk mengalakkan hak-hak
keseksualan sebagai hak asasi manusia, untuk memberi individu dan masyarakat
terpinggir, dan untuk mencipta platform untuk berkongsi. Selain mengatur
program ini festival tahunan, ahli gabungan ini juga terlibat dalam penulisan surat
kempen, akan melakukan pemutaran filem rutin dan perbincangan, advokasi
akademik dan latihan pelatih.
Kumpulan-kumpulan yang terlibat dalam Seksualiti Merdeka juga sendiri
menganjurkan untuk hak-hak LGBT dalam rangka advokasi hak asasi manusia.
Ini termasuk menubuhkan pertubuhan hak asasi manusia seperti Jawatankuasa
Hak Asasi Manusia dari Malaysian Bar, SUARAM, PT Foundation, KRYSS,
Womens Candidacy Initiative, Persatuan Kesedaran Komuniti Selangor
(Empower), Purple Lab, Matahari Books, dan The Annexe Gallery.
22
23
Former PM says gays should not rule mostly Muslim Malaysia | News | Advocate.com
Malaysia's Anwar Ibrahim arrested
19
HIV infections in Malaysia could surge to 300,000 by 2015, official warns International
Herald Tribune
20
HIV/AIDS | Malaysia Health Ministry Cannot Promote Condom Use To Prevent Spread of
HIV, Official Says GlobalHealthReporting.org
21
BAB III
22
PENUTUP
Kesimpulan
Di Indonesia : Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan (UU Perkawinan), perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri.
Selain itu, di dalam Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan dikatakan juga bahwa
perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya. Ini berarti selain negara hanya mengenal
perkawinan antara wanita dan pria, negara juga mengembalikan lagi hal tersebut
kepada agama masing-masing.
Mengenai perkawinan yang diakui oleh negara hanyalah perkawinan
antara pria dan wanita juga dapat kita lihat dalam Pasal 34 ayat (1) UndangUndang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (UU
Adminduk) beserta penjelasannya dan Pasal 45 ayat (1) Peraturan Daerah
Provinsi DKI Jakarta No. 2 Tahun 2011 tentang Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil (Perda DKI Jakarta No. 2/2011) beserta penjelasannya.
Di Malaysia : Hak LGBT tidak dijamin di Malaysia. Bangsa ini tetap
zaman penjajah kod jenayah menjenayahkan sodomi dan gagasan Islam
fundamentalis mempunyai pengaruh besar pada undang-undang negara, politik,
norma-norma budaya dan sikap sosial.
Malaysia mempertahankan era kolonial larangan jenayah pada sodomi
(dan juga seks oral), ditakrifkan secara luas untuk merangkumi tindakan
heteroseksual dan homoseksual, dengan hukuman yang mungkin termasuk denda,
hukuman penjara yang lama dan bahkan hukuman fizikal. Sebuah ayat dari kod
jenayah, juga memberikan hukuman tambahan untuk orang yang dihukum kerana,
"ketidaksenonohan kotor dengan lelaki lain".Selain undang-undang sekular, warga
Muslim juga mungkin akan dikenakan bayaran di mahkamah Islam khusus.
DAFTAR PUSTAKA
23
24