Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PENGANTAR HUKUM ISLAM


PERZINAAN

DISUSUN OLEH :
1. Nurrahwati Setya Hasan (1122004)
2. Annisa Sarah Fauza (1122027)
3. Khitta El Manzyla (1122036)
4. Mutiara Permata Hati (1122045)
5. Adi Tiyar Bukhares (1122053)
6. Ghinia Yusri Annur (1122056)

UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA


FAKULTAS HUKUM
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadiran-Nya yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang membahas mengenai materi tentang perzinaan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fatimah, S.H., M.H. selaku dosen mata
kuliah pengantar hukum islam yang telah memberikan tugas makalah ini kepada
kami.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam proses pembuatan tugas makalah ini.
Oleh karena itu, kami selaku kelompok yang menyusun makalah ini memohon
maaf apabila sekiranya dalam tugas makalah ini masih terdapat kesalahan baik
secara penulisan maupun materi yang disampaikan.
Kami selaku penyusun berharap makalah tentang teori terbentuknya negara ini
dapat memberikan manfaaat bagi pembacanya.
Tentunya, saran dan kritik yang diberikan mengenai makalah ini akan berarti bagi
kami untuk perbaikan pada tugas makalah berikutnya.

Jakarta, 28 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zina adalah hubungan seksual ilegal yang dilakukan oleh seorang pria
dan seorang wanita di luar ikatan pernikahan. Larangan berzina, baik
yang terkandung dalam Al-Qur'an maupun hadits, selain untuk
menjunjung tinggi kebaikan dan kejahatan, juga dimaksudkan untuk
menjaga keturunan dan/atau kehormatan. Manusia diciptakan oleh
Allah SWT sebagai makhluk budaya (beradab). Sebagai makhluk
berbudaya, impuls biologis manusia diatur sedemikian rupa dengan
berbagai institusi kehidupan. Meskipun manusia adalah makhluk
biologis, kehidupan seks manusia berbeda dengan perilaku seks
hewan. Pengertian perzinahan menurut hukum Islam berbeda dengan
pengertian perzinahan (overspel/perzinahan) dalam KUHP Indonesia,
atau perzinahan dalam KUHP Pakistan dan KUHP India. Salah satu
tujuan utama hukum Islam, (maqosid al-Syariah) adalah untuk
melindungi keturunan, kehormatan manusia dan keberadaan manusia.
Tidak mudah untuk membuktikan terjadinya perzinahan. Untuk
menuduh seseorang berzina diperlukan setidaknya empat saksi yang
melihat perbuatan itu. Untuk menjatuhkan sanksi/pidana rajam (Surat
An-Nuur ayat 2-3) dan (Surat An-Nissa ayat 15) sesuai dengan prinsip
Legi a posterior derogat legi a priori, hukuman rajam dalam hadits
telah dimasukkan oleh Surah An-Nuur ayat 2-3 dan Surah An-Nissa
ayat 15.
Nabi Muhammad saw. Dalam hadisnya menjelaskan secara terperinci
macam-macam perzinaan. Zina tidak hanya sekedar terjadinya
hubungan intim antara pasangan yang berlainan jenis,tetapi segala
perbuatan yang dilakukan anggota tubuh terhadap lawan jenis dengan
menyentuh,meraba,memegang,melangkah,serta keinginan atau angan-
angan berbuat asuli. Semua tindakan dan hasrat ini termasuk dalam
perbuatan zina.

“Dari Abu Hurairah,dari Nabi saw. berkata: “Allah telah menetapkan


atas keturunan Adam bagian dari. Dia mengetahui yang demikian
tanpa dipungkiri. Kedua mata zinanya adalah pandangan (yang
diharamkan). Zina kedua telinganya adalah mendengar (yang
diharamkan). Lidah (lisan) zinanya adalah perkataan (yang
diharamkan). Zina tangan adalah memegang (yang diharamkan). Kaki
zinanya adalah ayunan Langkah (ketempat yang haram) dan hati
berkeinginan dan berangan-anga,sedangkan kemaluan membenarkan
atau mendustakan”.

Berdasarkan hadist diatas zina tidak hanya sebetas hubungan badan


yang dilakukan antara dua orang yang berlainan jenia tanpa ikatan
pernikahan yang sah,tetapi termasuk segala sesuatu yang mengarah
atau menjerumuskan seseorang. Memandang lawan jenis dengan
syahwat,membaca atau menonton film porno,medengarkan sesuatu
yang dapat meningkatkan atau membangkitkan libido,berbicara hal
yang berkaitan dengan seks,menyentuh (memegang atau meraba)
anggota tubuh lawan jenis,lankah kaki menuju tempat perzinahan
termasuk perbuatan zina.
Hadist diatas diperkuat oleh QS. Al-Isra [17]: 32 yang menyatakan
secara umum mengenai larangan umtul mendekati sesuatu yang dapat
memicu atau mengundang perzinaan.

‫اًل‬B‫ِ ي‬B‫ ب‬B‫س‬


َ Bَ‫ء‬B‫ ا‬B‫س‬ َ B‫ ِح‬B‫َ ا‬B‫ ف‬B‫ َن‬B‫ ا‬B‫ َك‬Bُ‫ه‬Bَّ‫ ِإ ن‬Bۖ B‫َ ا‬B‫ ن‬B‫ ِّز‬B‫ل‬B‫ ا‬B‫ا‬B‫و‬Bُ‫َر ب‬B B‫َ ْق‬B‫َو اَل ت‬B
َ ‫َو‬B Bً‫ ة‬B‫ش‬

“Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina merupakan


perbutan yang keji dan jalan yang buruk”

Ayat diatas diawali dengan kalimat larangan mendekati perbuatan


yang dapat menghantarkan pada perbuatan zina hakiki.
Quraish Shihab menafsirkan kalimat ‘la taqrabu” yaitu larangan untuk
mendekati sesuatu yang merangsang jiwa atau nafsu untuk melakukan
zina. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa zina merupakan
segala perbuatan yang dilakukan anggota tubuh,perkataan, keinginan
serta angan-angan yang mendorong kemaluan melakukan hubungan
intim terhadap lawan jenis tanpa ikatan perkawinan yang sah.
Zina Sebagai Perbuatan Buruk Dalam Islam
Menurut ahli tafsir makna hafisyah adalah perbuatan keji. Zamakhsyari
menyatakan bahwa perbuatan zina paling jelek. Islam secara tegas
melarang umat manusia untuk melakukan perbuatan tercela. Zina
merupakan dosa besar ketiga setelah menyekutukan Allah swt.(syirik)
dan pembunuhan tanpa alasan yang dibenerkan. Bahkan dalam ayat lain
disebutkan bahwa perzinahan adalah perbuatan yang melampau batas.
Oleh sebab itu,ganjaran bagi pezina yang telah menikah yaitu rajam
sampai mati. Sedangkan,balasan bagi pelaku yang belum menikah
(ghairu muhson) adalah 100 kali cambuk. Hukuman rajam bagi pezina
muhson dilakukan ditempat umum agar disaksikan oleh masyarakat
luas sebagai peringatan masyarakat agar tidak melakukan zina.

Faktor penyebab terjadinya zina


Zina terjadi bukan karena tidak memiliki alesan atau sebab yang
melatar belakangi,berikut faktor terjadinya perzinaan;
1. Faktor internal
Penyebab internal adalah alasan pribadi. Faktor ini
menimbulkan adanya dorongan dalam diri seseorang umtuk
melakukan perzinahan. Akibat faktor tersebut perkembangan
alat seksual yang tidak terkontrol dengan baik dapat
menjerumuskan pikiran dan hasrat serta tindakan asusila.
Kualitas pribadi yang tidak baik seperti perkembangan
emosional yang kurang,adanya hambatan perkembangan hati
nurani serta tidak mampu mengatur atau mengontrol diri.
2. Faktor eksternal
a. Keluarga
Merupakan tempat anak tumbuh dan besar bersama
bersama keluarga. Keluarga adalah peranan pertama bagi
anak untuk menanamkan akhlak,mengenalakan anak agar
mengerti mengenai seks edukasi untuk mengetahui hal apa
sajayang tidak boleh dan boleh dilakukan. Bila keluarga
tidak memperhatikan anak maka anak bisa saja melakukan
hal-hal yang tidak baik.
b. Pergaulan
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang bergaul
dan berinteraksi dengan masyarakat. Pergaulan
mempengaruhi kehidupan atau sikap seseorang,apabila
individu tersebut bergaul bersama masyarakat yang baik
maka iya akan berperilaku baik. Dan sebaliknya apabila
individu tersebut bergaul bersama kelompok yang memiliki
lingkungan kurang baik maka individu tersebut memiliki
perilaku kurang baik. Nabi saw. dalam hadistnya
memerintah umatnya untuk memilih teman dalam bergaul.

“Abu Burda bin Abdullah berkata,dia tlah mendengar Abu


Burdah bin Abu Musa dari bapaknya ra dia berkata.
Rasulullah saw. Bersabda :’perumpamaan teman yang baik
dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan
pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan
memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli
minyak wangi dirinya. Sedangkan pandai besi,bisa jadi
(percikan apinya) mengenai tubuhmu atau bajumu,dan
kalaupun tidak kamu akan mendapatkan bau yang tak
sedap”
Hadist diatas merupakan gambaran adanya pengaruh
terhadap perilaku maupun pandangan pertemanan. Sealin
itu akan terjadi perubahan perilaku,persepsi masyarakat
bergantung kepada dengan siapa seseorang itu berteman.

c. Media sosial
Era informasi dan digital sangat gampang diakses oleh
siapapun. Tidak hanya informasi yang positif tetapi
informasi negatif yang dapat diakses. Salah satu hal negatif
yang sering diakses oleh masyarakat adalah konten
pornografi.
Rasa ingin tahu remaja terhadap seks cenderung tinggi. Hal
ini tentunya disebabkan oleh adanya perubahan hormon
dalam tubuh remaja yang sedang bergejolak. Pernyataan ini
didukung oleh adanya data penelitian yang dilakukan oleh
Komisi Perlindungan Anak (KPA) pada 4500 siswa SMP
dan SMA tahun 2013 di kota-kota besar Indonesia didapat
sebanyak 97% menyatakan bahwa mereka telah mengakses
situs pornografi dan juga menonton film porno melalui
internet. Dengan demikian, media massa mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seks bebas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari zina dalam Islam?
2. Apa saja dampak dari perbuatan zina?
3. Apa saja jenis-jenis zina dalam Islam?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari zina
2. Mengetahui dampak yang diakibatkan apabila melakukan
perbuatan zina
3. Mengetahui jenis-jenis zina dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Isi
Definisi Zina dalam Pandangan Islam Zina (bahasa Arab; ‫الزنا‬,)
adalah perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan
yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan).
Berikut beberapa definisi zina oleh para imam, diantaranya ;
a. Mazhab Al-Hanafiyah
Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan pengertian zina adalah
hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki kepada
seorang perempuan pada kemaluannya, yang bukan budak
wanitanya dan bukan akad yang syubhat. Definisi ini
menegaskan kriteria zina itu dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan. Kalau laki-laki melakukannya dengan sesama jenis
atau perempuan dengan sesama jenis, maka tidak termasuk
kriteria zina, walaupun tetap berdosa.
b. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab Al-Malikiyah mendefinisikan pengertian zina adalah
hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang mukallaf yang
Muslim pada faraj adami (manusia), yang bukan budak
miliknya, tanpa ada syubhat dan dilakukan dengan sengaja.
Definisi ini menjelaskan kalau tidak terjadi hubungan seksual
seperti percumbuan, bukan termasuk zina, meski tetap
diharamkan. Makna yang dilakukan oleh seorang mukallaf
artinya orang yang akil baligh. Sehingga bila pelakunya orang
gila atau anak kecil, maka bukan termasuk zina.
c. Mazhab Asy-Syafi'iyah
Mazhab Asy-Syafi'iyah memberikan definisi tentang
pengertian zina adalah masuknya ujung kemaluan laki-laki
meskipun sebagiannya ke dalam kemaluan wanita yang
haram, dalam keadaan syahwat yang alami tanpa syubhat.
Asy-Syairazi dari mazhab Asy-Syafi'iyah mendefinisikan
zina adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang
laki-laki dari penduduk darul-Islam kepada seorang
perempuan yang haram baginya, yaitu tanpa akad nikah atau
syibhu akad atau budak wanita yang dimiliki, dalam keadaan
berakal, bisa memilih dan tahu keharamannya.
d. Mazhab Al-Hanabilah
Pengertian zina dari mazhab Al-Hanabilah adalah hilangnya
hasyafah penis laki-laki yang sudah baligh dan berakal ke
dalam salah satu dari dua lubang wanita, yang tidak ada
hubungan ishmah antara keduanya atau syubhah.

Jenis-jenis zina dalam Islam :


1. Zina Al-Laman
Jenis zina yang pertama ialah zina Al-Laman. Jenis zina ini
bisa terjadi hanya dengan melalui panca indra. Zina Al-
Laman sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis zina
berdasarkan kategorinya. Berikut beberapa jenis zina Al-
Laman, yaitu:
a. Zina ain
Adalah zina yang dilakukan oleh mata saat seseorang
memandang lawan jenisnya dengan perasaan senang atau
penuh hawa nafsu.
b. Zina qalbi
Adalah zina yang dilakukan oleh hati yaitu ketika
memikirkan atau mengkhayalkan lawan jenis dengan
perasaan senang dan bahagia.
c. Zina lisan
Adalah zina yang dilakukan oleh lisan atau ucapan ketika
membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan perasaan
senang.
d. Zina tangan (yadin)
Adalah zina yang dilakukan oleh tangan. Ini terjadi ketika
seseorang dengan sengaja memegang bagian tubuh lawan
jenisnya diikuti dengan perasaan senang, bahagia atau penuh
dengan hawa nafsu.
2. Zina Muhsan
Jenis zina selanjutnya ialah zina muhsan. Zina ini terjadi saat
seorang pasangan yang sudah menikah melakukan
perselingkuhan, seperti melakukan hubungan seksual, dengan
orang yang bukan pasangannya. Selain berdosa, jenis zina
yang ini juga berpotensi menimbulkan bahaya berupa
timbulnya penyakit kelamin. Oleh karena itu, hindarilah
perbuatan zina dan lakukanlah hubungan seksual hanya
dengan pasanganmu yang sah secara agama.
3. Zina Gairu Muhsan
Berbeda dengan zina muhsan yang dilakukan oleh pasangan
yang sah, jenis zina gairu muhsan merupakan jenis zina yang
dilakukan oleh orang yang belum sah menjadi pasangan
suami istri. Jenis zina ini sering kali dilakukan oleh sepasang
kekasih yang tergoda rayuan setan sehingga melampiaskan
nafsu mereka dan berujung pada perbuatan zina.

Hukuman bagi pelaku zina :


Islam telah mengatur semua hal termasuk hukuman bagi
pelaku zina. Hukuman bagi pelaku zina dibedakan menurut
jenis-jenisnya. Yaitu zina mukhsan dan zina ghairu mukhsan
adalah zina yang dilakukan oleh mereka yang belum sah atau
belum pernah menikah.Masing-masing diberikan hukuman
yang berbeda. Bagi pezina ghairu mukhsan dijatuhi hukuman
100 kali cambukan dan diasingkan selama setahun.
Sedangkan bagi pezina mukhsan dijatuhi hukuman rajam.
Hukuman tersebut berdasarkan hadis, yaitu:
“Ambillah dariku! Ambillah dariku! Sungguh Allah telah
memberi jalan kepada mereka. Jejaka yang berzina dengan
gadis didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
Dan orang yang telah menikah melakukan zina didera
seratus kali dan dirajam." (H.R. Muslim dari Ubadah bin
Samit).
Sedangkan hukum status anak zina dalam pandangan Islam
adalah sebagai berikut:
1. Hukumnya tetap menjadi anak yang fitrah (lahir keadaan
suci tanpa dosa).
2. Tetap mendapatkan jaminan masuk surga bersama
orang-orang yang soleh, asal juga ikut serta melakukan
amal soleh sebagaimana kaum muslimin yang lain juga
melakukannya, yaitu melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya.

Bahaya Perbuatan Zina


Berikut ini ada beberapa bahaya perbuatan zina bagi pelakunya
yang penting untuk Anda pahami, diantaranya:
1. Mendapatkan dosa besar dan dicampakkan oleh Allah SWT.
2. Hilang cahaya dari wajahnya sehingga terlihat kusam dan
muram.
3. Rusak martabat dan harga dirinya di hadapan Allah SWT dan
manusia.
4. Mendapatkan sanksi sosial jika perbuatannya diketahui
masyarakat.
5. Pelaku zina akan disempitkan hatinya oleh Allah SWT
sehingga ia enggan melakukan perbuatan terpuji.
6. Allah SWT akan mencampakkan pelaku zina dan
membuatnya tidak pernah cukup atas semua yang telah
dimilikinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zina adalah sebagai perbuatan bersenggama antara
perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya (bukan
pasangan halal). Dalam Islam, melarang umatnya untuk
mendekati zina, karena zina adalah salah satu dosa besar
yang bisa mendatangkan siksa pedih bagi pelakunya.
Tak hanya mendatangkan dosa besar, zina juga bisa
menimbulkan kemudharatan lain seperti penyakit
menular seksual. Oleh karena itu, Allah SWT melarang
keras hamba-Nya untuk mendekati zina. Larangan ini
tertuang dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 32.
Wa lā taqrabuz-zinā innahụ kāna fāḥisyah, wa sā`a
sabīlā
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu
sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang
buruk.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat mengenai
materi zina dalam islam. Kami selaku kelompok
penyusun makalah ini berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya. Kami mohon maaf apabila
masih banyak kekurangan dapat segi penulisan.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai