DISUSUN OLEH :
1. Nurrahwati Setya Hasan (1122004)
2. Annisa Sarah Fauza (1122027)
3. Khitta El Manzyla (1122036)
4. Mutiara Permata Hati (1122045)
5. Adi Tiyar Bukhares (1122053)
6. Ghinia Yusri Annur (1122056)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadiran-Nya yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang membahas mengenai materi tentang perzinaan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fatimah, S.H., M.H. selaku dosen mata
kuliah pengantar hukum islam yang telah memberikan tugas makalah ini kepada
kami.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam proses pembuatan tugas makalah ini.
Oleh karena itu, kami selaku kelompok yang menyusun makalah ini memohon
maaf apabila sekiranya dalam tugas makalah ini masih terdapat kesalahan baik
secara penulisan maupun materi yang disampaikan.
Kami selaku penyusun berharap makalah tentang teori terbentuknya negara ini
dapat memberikan manfaaat bagi pembacanya.
Tentunya, saran dan kritik yang diberikan mengenai makalah ini akan berarti bagi
kami untuk perbaikan pada tugas makalah berikutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zina adalah hubungan seksual ilegal yang dilakukan oleh seorang pria
dan seorang wanita di luar ikatan pernikahan. Larangan berzina, baik
yang terkandung dalam Al-Qur'an maupun hadits, selain untuk
menjunjung tinggi kebaikan dan kejahatan, juga dimaksudkan untuk
menjaga keturunan dan/atau kehormatan. Manusia diciptakan oleh
Allah SWT sebagai makhluk budaya (beradab). Sebagai makhluk
berbudaya, impuls biologis manusia diatur sedemikian rupa dengan
berbagai institusi kehidupan. Meskipun manusia adalah makhluk
biologis, kehidupan seks manusia berbeda dengan perilaku seks
hewan. Pengertian perzinahan menurut hukum Islam berbeda dengan
pengertian perzinahan (overspel/perzinahan) dalam KUHP Indonesia,
atau perzinahan dalam KUHP Pakistan dan KUHP India. Salah satu
tujuan utama hukum Islam, (maqosid al-Syariah) adalah untuk
melindungi keturunan, kehormatan manusia dan keberadaan manusia.
Tidak mudah untuk membuktikan terjadinya perzinahan. Untuk
menuduh seseorang berzina diperlukan setidaknya empat saksi yang
melihat perbuatan itu. Untuk menjatuhkan sanksi/pidana rajam (Surat
An-Nuur ayat 2-3) dan (Surat An-Nissa ayat 15) sesuai dengan prinsip
Legi a posterior derogat legi a priori, hukuman rajam dalam hadits
telah dimasukkan oleh Surah An-Nuur ayat 2-3 dan Surah An-Nissa
ayat 15.
Nabi Muhammad saw. Dalam hadisnya menjelaskan secara terperinci
macam-macam perzinaan. Zina tidak hanya sekedar terjadinya
hubungan intim antara pasangan yang berlainan jenis,tetapi segala
perbuatan yang dilakukan anggota tubuh terhadap lawan jenis dengan
menyentuh,meraba,memegang,melangkah,serta keinginan atau angan-
angan berbuat asuli. Semua tindakan dan hasrat ini termasuk dalam
perbuatan zina.
c. Media sosial
Era informasi dan digital sangat gampang diakses oleh
siapapun. Tidak hanya informasi yang positif tetapi
informasi negatif yang dapat diakses. Salah satu hal negatif
yang sering diakses oleh masyarakat adalah konten
pornografi.
Rasa ingin tahu remaja terhadap seks cenderung tinggi. Hal
ini tentunya disebabkan oleh adanya perubahan hormon
dalam tubuh remaja yang sedang bergejolak. Pernyataan ini
didukung oleh adanya data penelitian yang dilakukan oleh
Komisi Perlindungan Anak (KPA) pada 4500 siswa SMP
dan SMA tahun 2013 di kota-kota besar Indonesia didapat
sebanyak 97% menyatakan bahwa mereka telah mengakses
situs pornografi dan juga menonton film porno melalui
internet. Dengan demikian, media massa mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seks bebas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari zina dalam Islam?
2. Apa saja dampak dari perbuatan zina?
3. Apa saja jenis-jenis zina dalam Islam?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari zina
2. Mengetahui dampak yang diakibatkan apabila melakukan
perbuatan zina
3. Mengetahui jenis-jenis zina dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isi
Definisi Zina dalam Pandangan Islam Zina (bahasa Arab; الزنا,)
adalah perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan
yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan).
Berikut beberapa definisi zina oleh para imam, diantaranya ;
a. Mazhab Al-Hanafiyah
Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan pengertian zina adalah
hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki kepada
seorang perempuan pada kemaluannya, yang bukan budak
wanitanya dan bukan akad yang syubhat. Definisi ini
menegaskan kriteria zina itu dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan. Kalau laki-laki melakukannya dengan sesama jenis
atau perempuan dengan sesama jenis, maka tidak termasuk
kriteria zina, walaupun tetap berdosa.
b. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab Al-Malikiyah mendefinisikan pengertian zina adalah
hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang mukallaf yang
Muslim pada faraj adami (manusia), yang bukan budak
miliknya, tanpa ada syubhat dan dilakukan dengan sengaja.
Definisi ini menjelaskan kalau tidak terjadi hubungan seksual
seperti percumbuan, bukan termasuk zina, meski tetap
diharamkan. Makna yang dilakukan oleh seorang mukallaf
artinya orang yang akil baligh. Sehingga bila pelakunya orang
gila atau anak kecil, maka bukan termasuk zina.
c. Mazhab Asy-Syafi'iyah
Mazhab Asy-Syafi'iyah memberikan definisi tentang
pengertian zina adalah masuknya ujung kemaluan laki-laki
meskipun sebagiannya ke dalam kemaluan wanita yang
haram, dalam keadaan syahwat yang alami tanpa syubhat.
Asy-Syairazi dari mazhab Asy-Syafi'iyah mendefinisikan
zina adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang
laki-laki dari penduduk darul-Islam kepada seorang
perempuan yang haram baginya, yaitu tanpa akad nikah atau
syibhu akad atau budak wanita yang dimiliki, dalam keadaan
berakal, bisa memilih dan tahu keharamannya.
d. Mazhab Al-Hanabilah
Pengertian zina dari mazhab Al-Hanabilah adalah hilangnya
hasyafah penis laki-laki yang sudah baligh dan berakal ke
dalam salah satu dari dua lubang wanita, yang tidak ada
hubungan ishmah antara keduanya atau syubhah.
A. Kesimpulan
Zina adalah sebagai perbuatan bersenggama antara
perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya (bukan
pasangan halal). Dalam Islam, melarang umatnya untuk
mendekati zina, karena zina adalah salah satu dosa besar
yang bisa mendatangkan siksa pedih bagi pelakunya.
Tak hanya mendatangkan dosa besar, zina juga bisa
menimbulkan kemudharatan lain seperti penyakit
menular seksual. Oleh karena itu, Allah SWT melarang
keras hamba-Nya untuk mendekati zina. Larangan ini
tertuang dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 32.
Wa lā taqrabuz-zinā innahụ kāna fāḥisyah, wa sā`a
sabīlā
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu
sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang
buruk.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat mengenai
materi zina dalam islam. Kami selaku kelompok
penyusun makalah ini berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya. Kami mohon maaf apabila
masih banyak kekurangan dapat segi penulisan.
Terima kasih.