Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

( Menjauhi Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina Untuk Melindungi Harkat dan Martabat
Manusia.)

ANGGOTA:

1. Muhammad Nasril Ilham

2. Abdullah Hariyanto

3. Ahmad Robit

4. Ahmad Salman F

5. Dandy Putra R

6. Gus Danil

7. M Ivan Al Aziz

8. M Robert Fernando

9. Rizkiy Robinsyah

10. Rohmad Dani

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

DINAS PENDIDIKAN

UPT SATUAN PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 GRATI

jl.Raya Sumurwaru No.32 Nguling Telp (0343) 481017

PASURUAN Kode Pos 67184

KATA PENGANTAR
[Dengan rendah hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
nikmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Menjauhi Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina Untuk Melindungi Harkat dan Martabat
Manusia".

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang kritis terhadap fenomena sosial
yang kompleks, yaitu zina, dan mendiskusikan dampaknya terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat. Sebagai upaya konstruktif, makalah juga mengeksplorasi solusi-solusi yang
dapat diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber
pengetahuan dan introspeksi bagi pembaca.

Terima kasih

Harapannya makalah ini dapat memberikan pemahaman dan solusi yang konstruktif terkait
dengan tema yang sensitif ini.

Grati, Januari 2024

Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Zina
B. Pengertian Zina Menurut Mazhab Dan Pendapat Iman
C. Hukum Bagi Pezina
D. Hukuman bagi Yamg Menuduh Zina
E. Jenis Jenis Zina
F. Bahaya dan Akibat Buruk zina
 BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

makalah ini merinci signifikansi kajian mengenai zina, sebuah isu yang memilukan yang
melibatkan pelanggaran norma agama dan nilai-nilai masyarakat. Zina, dalam konteks
kehidupan sosial, menciptakan tantangan serius yang dapat menghancurkan kestabilan
individu, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menguraikan kompleksitas fenomena zina serta menganalisis dampaknya yang meluas ke
dalam berbagai dimensi kehidupan.

Dalam ranah agama, zina dianggap sebagai pelanggaran etika moral yang serius.
Kedalamannya terletak pada keterkaitannya dengan norma-norma keagamaan yang mengatur
perilaku individu. Sementara itu, dari perspektif sosial dan budaya, perbuatan ini dapat
mencetuskan stigma dan ketidaksetujuan yang berpotensi mengakibatkan isolasi sosial.
Dalam pandangan ini, memahami akar masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya zina menjadi krusial untuk merancang strategi pencegahan yang efektif.

Dampak zina tak hanya terbatas pada individu yang terlibat, tetapi juga mempermeable ke
dalam struktur keluarga. Konsekuensi psikologis, emosional, dan ekonomi yang timbul akibat
zina dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Oleh karena itu,
makalah ini juga akan menyelidiki dampak zina terhadap hubungan intrafamilial dan upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis yang timbul.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian zina?

2. Apa saja hukum hokum zina?

3. Apa saja jenis jenis zina?

4. Apa akibat dari perbuatan zina?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zina

Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, Allah SWT selalu memberi pengetahuan tentang
zina baik dalam Al Quran maupun hadits. Di dalamnya, Allah SWT selalu mengajarkan
hamba-Nya untuk berbuat kebaikan dan menghindari perbuatan zina salah satu anjuran yang
perlu diikuti.

Perbuatan zina adalah sebagai perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki yang
bukan mahramnya (bukan pasangan halal). Dalam Islam, melarang umatnya untuk mendekati
zina, karena zina adalah salah satu dosa besar yang bisa mendatangkan siksa pedih bagi
pelakunya. Tak hanya mendatangkan dosa besar, zina juga bisa menimbulkan kemudharatan
lain seperti penyakit menular seksual.

Secara bahasa, kata zina merupakan bentuk mashdar dari kata kerja bahasa Arab, yaitu zana
yang memiliki arti berbuat jahat. Sedangkan secara terminologi, zina diartikan sebagai
perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya tanpa
melalui jalur pernikahan yang sah. Definisi di atas merupakan pengertian zina besar. Selain
zina besar, ada pula yang disebut dengan dengan zina kecil. Hal itu diartikan sebagai
perbuatan yang dapat menghantarkan seseorang melakukan zina besar.

B. Pengertian Zina Menurut Mazhab Dan Pendapat Imam

1. Mazhab Al-Hanafiyah

Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa pengertian zina adalah hubungan seksual yang
dilakukan seorang laki-laki kepada seorang perempuan pada kemaluannya, yang bukan budak
wanitanya dan bukan akad yang syubhat. Definisi ini menegaskan kriteria zina itu dilakukan
oleh laki-laki dan perempuan. Kalau laki-laki melakukannya dengan sesama jenis atau
perempuan dengan sesama jenis, maka tidak termasuk kriteria zina, walaupun tetap berdosa.

2. Mazhab Al-Malikiyah

Mazhab Al-Malikiyah mendefinisikan bahwa pengertian zina adalah hubungan seksual yang
dilakukan oleh seorang mukallaf yang Muslim pada faraj adami (manusia), yang bukan
budak miliknya, tanpa ada syubhat dan dilakukan dengan sengaja.Definisi ini menjelaskan
kalau tidak terjadi hubungan seksual seperti percumbuan, bukan termasuk zina, meski tetap
diharamkan. Makna yang dilakukan oleh seorang mukallaf artinya orang yang akil baligh,
sehingga bila pelakunya orang gila atau anak kecil, maka bukan termasuk zina.

3. Mazhab Asy-Syafi’iyah
Mazhab Asy-Syafi’iyah memberikan definisi tentang pengertian zina adalah masuknya ujung
kemaluan laki-laki meskipun sebagiannya ke dalam kemaluan wanita yang haram, dalam
keadaan syahwat yang alami tanpa syubhat.

Asy-Syairazi dari mazhab Asy-Syafi’iyah mendefinisikan zina adalah hubungan seksual yang
dilakukan oleh seorang laki-laki dari penduduk darul-Islam kepada seorang perempuan yang
haram baginya, yaitu tanpa akad nikah atau syibhu akad atau budak wanita yang dimiliki,
dalam keadaan berakal, bisa memilih dan tahu keharamannya.

4. Mazhab Al-Hanabilah

Pengertian zina dari mazhab Al-Hanabilah adalah hilangnya hasyafah penis laki-laki yang
sudah baligh dan berakal ke dalam salah satu dari dua lubang wanita, yang tidak ada
hubungan ishmah antara keduanya atau syubhah. Hukuman bagi pelaku zina dibedakan
menurut jenis-jenisnya.

Yaitu zina muhsan dan zina ghairu muhshan adalah zina yang dilakukan oleh mereka yang
belum sah atau belum pernah menikah.Masing-masing diberikan hukuman yang berbeda.
Bagi pezina ghairu muhsan dijatuhi hukuman 100 kali cambukan dan diasingkan selama
setahun. Sedangkan bagi pezina muhsan dijatuhi hukuman rajam. Hukuman tersebut
berdasarkan hadis, yaitu:

“Ambillah dariku! Ambillah dariku! Sungguh Allah telah memberi jalan kepada mereka.
Jejaka yang berzina dengan gadis didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Dan
orang yang telah menikah melakukan zina didera seratus kali dan dirajam.” (H.R. Muslim
dari Ubadah bin Shamit).

Sedangkan hukum status anak zina dalam pandangan Islam adalah sebagai
berikut:Hukumnya tetap menjadi anak yang fitrah (lahir keadaan suci tanpa dosa).Tetap
mendapatkan jaminan masuk surga bersama orang-orang yang soleh, asal juga ikut serta
melakukan amal soleh sebagaimana kaum muslimin yang lain juga melakukannya, yaitu
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Allah SWT telah memperingatkan tentang zina ini dengan tegas. Larangan ini tertulis dalam
Al-Qur’an surat al-Isra ayat 32

‫َو اَل َتْقَر ُبوا الِّز ٰن ٓى ِاَّنٗه َك اَن َفاِح َش ًةۗ َو َس ۤا َء َس ِبْيًل‬

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

Dalam arti lain, ini adalah perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak
terikat oleh hubungan pernikahan. Tak hanya itu, zina juga diartikan sebagai perbuatan
bersenggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan dengan seorang perempuan yang
bukan istrinya. Hal ini pun juga berlaku bagi seorang perempuan yang terikat perkawinan
dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya.

C. Hukum Bagi Pezina


Hukum pezina dibedakan menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:

1. Orang Menikah

Hukum seseorang yang berzina dan telah menikah adalah rajam atau dilempari batu sampai
mati.Hal ini tertuang dalam Ubâdah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ ‫ َو الَّثـّيِـُب ِبالَّثـّيِـِب َج ْلـُد ِم اَئـٍة‬، ‫ َاْلِبْك ـُر ِباْلِبْك ِر َج ـْلـُد ِم اَئـٍة َو َنـْفُي َس َنـٍة‬: ‫ َقـْد َجَع ـَل الّٰل ـُه َلـُهَّن َس ِبـْيـاًل‬، ‫ ُخ ُذ ْو ا َع ّنِـْي‬، ‫ُذ ْو ا َع ّنِـْي‬
‫َو الـَّرْج ُم‬

Artinya: “Ambillah dariku, ambillah dariku. Allâh telah menetapkan ketentuan bagi mereka
Perjaka yang berzina dengan perawan (hukumannya) dicambuk seratus kali dan dibuang
selama setahun, dan laki-laki yang sudah pernah menikah (yang berzina) dengan perempuan
yang sudah pernah menikah (hukumannya) adalah dicambuk seratus kali dan dirajam.
Hukuman rajam adalah hukuman bagi orang yang berzina, di mana ia dibenamkan ke dalam
tanah sampai sebatas dadanya, kemudian dilempari dengan batu beramai-ramai sampai mati!”

2. Belum Menikah

Sedangkan pada seseorang yang belum menikah, hukuman zina diganti dengan hukum
cambuk sebanyak 100 kali serta diasingkan selama satu tahun.Sebagaimana Allâh Azza wa
Jalla berfirman:

ۖ‫الَّز اِنَيُة َو الَّز اِني َفاْج ِلُدوا ُك َّل َو اِحٍد ِم ْنُهَم ا ِم اَئَة َج ْلَدٍةۖ َو اَل َتْأُخ ْذ ُك ْم ِبِهَم ا َر ْأَفٌة ِفي ِد يِن ِهَّللا ِإْن ُكْنُتْم ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر‬
‫﴾ الَّز اِني اَل َيْنِكُح ِإاَّل َزاِنَيًة َأْو ُم ْش ِرَك ًة َو الَّز اِنَيُة اَل َيْنِكُح َها ِإاَّل َزاٍن َأْو ُم ْش ِرٌك ۚ َو ُحِّر َم‬٢﴿ ‫َو ْلَيْش َهْد َع َذ اَبُهَم ا َطاِئَفٌة ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
‫َٰذ ِلَك َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬

Artinya: “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya
seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allâh, jika kamu beriman kepada Allâh dan hari kemudian;
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang
beriman.Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan
perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-
laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang
mukmin.” [An-Nur/24:2-3]

Hukuman ini bisa dijatuhkan apabila pelakunya sudah baligh dan berakal, perbuatan zina
dilakukan atas kemauan kedua belah pihak, pelakunya mengetahui bahwa zina merupakan
perbuatan yang dilarang Allah, dan ada seseorang yang menjadi saksi bahwa yang
bersangkutan benar-benar telah melakukan zina.

D. Hukuman Bagi Yang Menuduh Zina


Setiap Muslim dilarang menuduh orang lain melakukan perbuatan zina tanpa adanya bukti
yang kuat. Perbuatan menuduh orang lain termasuk kategori tindak kejahatan dalam Islam.

Bagi muslim, perbuatan menuduh zina dalam Islam diancam dengan hukuman berupa dera
atau cambuk sebanyak 80 kali jika tuduhan tersebut tidak terbukti benar. Namun, hukuman
ini bisa gugur apabila penuduh bisa mendatangkan empat orang saksi bahwa yang
bersangkutan betul-betul melakukan zina.

Tidak lain, ini merupakan perbuatan yang dilarang keras oleh Allah SWT. Hal ini merupakan
salah satu dosa terbesar, setelah sifat syirik dan membunuh.

Sebagaimana ini diterangkan dalam surat Al Furqan ayat 68 yang artinya:

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya)”

C. Jenis Jenis Zina

Dalam Islam, ada beberapa jenis zina yang perlu diketahui beserta perbedaannya, yaitu
sebagai berikut:

1. Zina Al-Lamam

Adapun jenis zina yang pertama adalah zina Al-Lamam, yakni perbuatan keji yang berkaitan
dengan panca indera.

Hal ini dijelaskan dalam riwayat Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:

“Telah diterapkan bagi anak-anak Adam yang pasti terkena, kedua mata zinanya adalah
melihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berkata-kata, tangan
zinanya adalah menyentuh, kaki zinanya adalah berjalan, hati zinanya adalah keinginan
(hasrat) dan yang membenarkan dan mendustakannya adalah kemaluan.” (HR. Muslim)

zina Al-Laman terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yakni:

- Zina ain yaitu ketika seseorang memandang lawan jenisnya dengan rasa hawa nafsu
(zina mata).
- Zina qalbi yaitu ketika memikirkan atau berimajinasi tentang lawan jenis dengan
perasaan senang dan bahagia (zina hati).
- Zina ucapan (lisan) yaitu ketika membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan
perasaan senang (mulut).
- Zina tangan (yadin) yaitu terjadi ketika seseorang dengan sengaja memegang bagian
tubuh lawan jenisnya diikuti dengan perasaan senang, bahagia atau penuh dengan
hawa nafsu (zina tangan).

Zina kaki adalah zina yang terjadi saat seseorang melangkahkan kakinya menuju perzinahan
2. Zina Muhsan

Tidak hanya itu, terdapat jenis zina lain bagi orang yang telah menikah dan melakukan
perselingkuhan hingga melakukan hubungan intim. Biasanya, jenis zina ini terjadi karena
melakukan hubungan intim yang bukan mahramnya.

Selain berdosa, jenis zina yang ini juga berpotensi menimbulkan bahaya berupa timbulnya
penyakit kelamin. Oleh karena itu, hindarilah perbuatan zina dan lakukanlah hubungan
seksual hanya dengan pasanganmu yang sah secara agama.

Hal ini tertuang dalam ayat dan hadis terkait larangan berzina dalam pernikahan:

‫َياَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتُخ وُنوا َهَّللا َو الَّرُسوَل َو َتُخ وُنوا َأَم اَناِتُك ْم َو َأْنُتْم َتْع َلُم وَن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Anfal: 27)

Sebaiknya, seseorang yang telah memiliki ikatan pernikahan hendaknya bisa menjaga diri
dari orang lain yang bukan mahramnya.

3. Zina Gairu Muhsan

Selain itu, terdapat jenis zina yang dilakukan bagi seseorang yang belum terikat dalam
pernikahan. Ini disebut dengan Zina Gairu Muhsan. Tak jarang, pasangan yang belum
menikah mendapat godaan dan hawa nafsu yang tinggi. Sehingga, mereka terlepas dan
melakukan perbuatan zina.

Allah SWT telah menyebutkan bahwa jangan pernah bersimpati atau berbelas kasihan pada
seseorang yang berbuat zina. Ini adalah bagian dari dosa besar sehingga tak ada alasan untuk
merasa kasihan atau bersimpati, baik keluarga sekalipun. Bagaimanapun, mereka yang
berbuat zina harus dihukum berat akibat perbuatannya tersebut.

F. Bahaya dan Akibat Buruk Zina

Zina ternyata tak hanya berdosa jika dilakukan, namun terdapat bahaya yang mengintai.
Berikut jenis bahaya akibat perbuatan zina:

1. Dosa Besar

Seperti kita ketahui, zina termasuk dalam dosa besar yang tak dapat dielakkan. Dosa yang
kita dapat ini secara tak sadar dapat merusak akhlak dan menghilangkan sikap wara’
(menjaga diri daripada berbuat dosa).Seseorang yang berzina dengan banyak orang, dosanya
lebih besar dibandingkan mereka yang berzina dengan satu orang saja. Adapun ini juga
berlaku bagi mereka yang berzina dengan terang-terangan dosanya akan lebih besar.

2. Menghilangkan Cahaya Wajah


Berbuat zina tak lain dapat menghancurkan harga diri di hadapan Allah SWT maupun sesama
manusia. Karenanya, bahaya zina ini dapat menghilangkan ‘cahaya’ pada wajah. Rasa malu
yang dimiliki membuat wajah menjadi suram, gelap, dan tidak segar.

3. Pandangan Buruk

Allah SWT tidak menyukai orang yang melakukan zina. Bahaya lain dari perbuatan keji ini
yakni membuat pandangan orang lain menjadi buruk.

Artinya, orang di sekitar akan memandang kita dengan sebelah mata. Zina mengeluarkan bau
busuk yang mampu ‘dihirup’ oleh orang-orang yang memiliki qalbun salim (hati yang bersih)
melalui mulut atau badannya.Mulai saat ini jangan sampai kita ‘tercebur’ dalam perbuatan
zina yang dibenci oleh Allah SWT.

4. Mendapatkan Sanksi Sosial Jika Perbuatannya Diketahui Masyarakat

Perbuatan zina akan mendapatkan sanksi sosial jika perbuatan ini diketahui orang yang jelas
bisa salah satu akan dituntut di pengadilan jika salah satu pelaku atau salah satu orang tua
tidak terima dengan perbuatan mereka. Biasanya akan mendapatkan hukum rajam di agama
Islam.

5. Pelaku Zina Akan Disempitkan Hatinya Oleh Allah Swt

Pelaku zina akan disempitkan hatinya oleh Allah SWT, sehingga ia enggan melakukan
perbuatan terpuji. Pelaku akan disempitkan hatinya untuk berbuat kebaikan. Misalnya dalam
kehidupan sehari-hari akan marah-marah, merasa tidak tenang, dan sebagainya

. 6. Allah Swt Akan Mencampakkan Pelaku Zina Dan Membuatnya Tidak Pernah Cukup
Atas Semua Yang Telah Dimilikinya.

Allah SWT akan membenci orang yang berbuat zina dan mencampakkan pelaku zina.
Membuatnya tidak pernah cukup atas apa yang dimilikinya, harta benda dan kebahagiaan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, kita telah membahas secara mendalam tentang permasalahan zina. Dari
analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa zina merupakan perbuatan terlarang dalam
banyak nilai dan norma agama serta masyarakat. Penyebab dan dampak zina juga telah
dibahas sebagai bagian penting dalam pemahaman kompleksitas isu ini. Oleh karena itu,
perlunya upaya serius untuk meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan nilai-nilai moral
dalam masyarakat guna mengatasi dan mencegah tindakan zina.

Anda mungkin juga menyukai