Anda di halaman 1dari 18

AGAMA ISLAM

MAKALAH TENTANG HUKUM PACARAN DALAM


ISLAM

OLEH :

ASWINDA DARWIS
(J1B119026)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan sesuai batas waktu yang
ditetapkan.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas Agama islam yang diberikan oleh
bapak La Ode Wahidin, S.Pd,M.Pd.I selaku dosen agama islam. “hukum pacaran
dalam islam” merupakan judul yang penulis berikan untuk makalah ini, dengan baik
dan kiranya dapat berguna bagi pembaca maupun penulis yang masih jauh dari kata
kesempurnaan. Makalah ini berisi tentang pengertian pacaran, hukum pacaran dalam
islam, konsekuensi pacaran, dan hikmah dilarang pacaran. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada remaja tentang pandangan Islam
mengenai Pacaran.
Dalam upaya penyelesaian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan inipenulis mengucapkan
terima kasih yang sebasar besarnya kepada berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekeliruan dan kekurangan, karena itu dengan kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kaum khalayak
terutama remaja. Penulis juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Tiada gading yang tak retak.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Penyususun
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................i


KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pacaran...................................................................................................................2
B. Islam Melarang Pacaran........................................................................................2
C. Konsekuensi Pacaran...............................................................................................6
D. Konsep Islam Mengelola Hubungan Sepasang Remaja yang Sedang Jatuh Cinta.8
E. Hikmah Dilarangnya Pacaran dalam Islam.........................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Makalah ini akan membahas suatu masalah yang tidak asing di kalangan
remaja yaitu “Hukum pacaran dalam islam” yang akan meliputi pengertian pacaran,
hukum pacaran dalam islam, konsekuensi pacaran, dan hikmah dilarang pacaran.
Topik ini penting untuk dibahas mengingat hal ini sudah biasa dilakukan sebagian
orang terutama sebagian besar remaja, baik yang bertujuan untuk menikah maupun
hanya karena adanya berbagai alasan yang tentunya berdasarkan hawa nafsu semata.
Tidak hanya itu pacaran juga banyak menimbulkan dampak negatifbaik untuk diri
sendiri maupun pihak lain. Oleh karena itu penulis penulis menganggap masalah
pacaran cukup penting untuk dibahas agar kita mengetahui dan memahami sesuai
norma-norma dalam agama islam.
Dengan latar belakang tersebut makalah ini penulis memberi judul ” Hukum Pacaran
dalam islam”.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian pacaran ?
2. Bagaimana hukum pacaran dalam Islam ?
3. Adakah konsekuensi berpacaran ?
4. Bagaimana konsep Islam mengatur hubungan sepasang remaja yang sedang jatuh
cinta ?
5. Apa hikmah dilarang pacaran ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian pacaran
2. Untuk mengetahui hukum pacaran dalam islam
3. Untuk mengetahui konsekuensi berpacaran
4. Untuk mengetahui konsep islam mengatur hubungan remaja saat jatuh cinta.
5. Mengambil hikmah dilarangnya pacar
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pacaran
Pacaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata “pacar”
yang diberi akhiran-an. Pacar itu sendiri memiliki arti kekasih atau lawan jenis yang
tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Dengan demikian pacaran
adalah proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam
rangkaian tahap pencarian kecocokan untuk menuju kehidupan berkeluarga yang
dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih
sangat jauh dari tujuan utamanya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh
dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata
membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.
Dan dalam islam itu sendiri pacaran memiliki pengertian hubungan kedekatan
antar dua insan manusia bukan mukhrim yang terjadi sebelum menikah. Hubungan
kedekatan ini, terjadi atas persetujuan kedua pihak yang berdasarkan keinginan dan
kepentingan masing-masing individu. Individu tersebut tidak berada dalam hubungan
yang sah dan melakukan hal-hal yang merupakan aspek dan frase dalam Al Qur’an
tentang pacaran dijelaskan dalam Surat Al- Israa ayat 32 “Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu
jalan y ang buruk”. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya

B. Islam Melarang Pacaran

Sebelumnya kita mengetahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan


perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang mendekati zina.
ً‫س ِّبيل‬ َ ‫شةً َو‬
َ ‫ساء‬ ِّ ْ‫َوالَ ت َ ْق َربُوا‬
ِّ َ‫الزنَى ِّإنَّهُ َكانَ ف‬
َ ‫اح‬

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32).

Hal-hal yang termasuk ke dalam zina antara lain, saling memandang, merajuk
atau manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dll), berdua-
duaan, dan lainnya. Dikarenakan unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka
tentu saja hal-hal yang di dalamnya terdapat unsur tersebut adalah dilarang, termasuk
dengan aktifitasnya yakni Pacaran. Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits
berikut:
Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan:
"Tidak ada yang ku perhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil
dari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW
bersabda: "Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang
pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya
lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap
dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang
membenarkan atau mendustakannya." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

Tingkatan berpacaran yang terdapat didalamnya mengenai berbagai hal apa saja yang
mereka lakukan sudah masuk kedalam hal yang dilarang oleh Allah Swt yakni
mendekati zina. Hal lain yang dijadikan landasan bahwa pacaran dilarang dalam
islam ialah sebagai berikut :

1. Menahan Pandangan Pada yang Bukan Muhrimnya


Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadist, merupakan ajaran mulia
yang suci dan mensucikan manusia dari perbuatan hina. Allah Swt dalam Surat An
Nur ayat 31 menjelaskan bahwa Allah telah menentukan batas-batas mengenai aurat
yang dilarang untuk diperlihatkan kepada bukan muhrimnya oleh wanita,dan juga
menahan pandangannya. Bagaimana mungkin dalam hal memandang saja Allah Swt
menyuruh untuk tidak melakukannya terlalu lama ? apalagi pacaran yang sampai
bergenggaman tangan ? Atau berbicara berdua sambil berpandang-pandangan ?
Melakukan pacaran artinya telah melakukan hal yang lebih daripada sekedar
menahan pandangan. Dan sudah jelas, itu merupakan suatu hal yang salah juga
merupakan perbuatan yang zalim. Mereka hanya melandaskan hawa nafsu semata dan
membenarkan tindakan salah yang tetap mereka kerjakan. Sungguh orang-orang yang
mengetahui bahwa pacaran itu dilarang namun masih mengerjakannnya adalah orang-
orang yang nyata berlaku sombong kepada Allah Swt. Bagaimana mungkin seseorang
yang telah mengetahui bahwa pacaran itu dilarang oleh Allah Swt, namun tetap saja
mengerjakannya ? Ini berarti ia tidak yakin pada hukum akhirat, ia telah merasa Allah
Swt bukan apa-apa karena ia berani melanggar TuhanNya. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah Surat Al-A’araaf ayat 16 yaitu :
“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka
mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina.”
2. Menjaga Kesucian
Menjaga kesucian adalah adalah hal yang paling ditekankan untuk
dilaksanakan dari Allah Swt dan tidak ada satupun pacaran yang menjaga kesucian
batiniah tersebut. Sesungguhnya Allah Swt telah memberikan jalan yang mulia untuk
mendapatkan cinta yakni dengan menikah bukanlah dengan cara pacaran, tapi
mengapa cinta itu haruslah ternodai dengan pacaran ? Allah Swt telah jelas
mengatakan bahwa “dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga
kesuciannya, sehingga Allah mencukupkan karuniaNya kepadanya”.
Pacaran telah menyalahi kodratNya. Pacaran telah melanggar aturan kesucian
yang ditetapkan oleh Allah Swt, karena pacaran merupakan jalan setan yang
ditujukan kepada manusia agar mereka berpaling dari kebenaran.
3. Dilarang Menurutkan Hawa Nafsu
Alasan banyak orang berpacaran karena menurtkan hawa nafsunya semata,
padahal Allah telah melarang kita untuk mengikuti hawa nafsu yang tidak
berlandaskan ilmu dan membawa kita kepada jurang kesesatan.
Ketika pasangan tersebut pacaran maka mereka telah menutkan hawa nafsunya yang
telah melenceng dari kebenaran walaupun hanya dengan berbicara berdua di
Handphone maupun di taman yang sepi dengan tertawa lepas.

C. Konsekuensi Pacaran
Hidup ini adalah suatu pilihan. Hanya saja setiap pilihan pasti akan ada
konsekuensi yang harus diterima. Setiap pilihan juga haruslah dipikir secara matang
dengan pemikiran yang jernih dan logika. Jangan sampai salah memilih yang akan
berakibat pada suaru penyesalan dan kerugian.
Pada saat cinta datang dalam hidup kita sebaiknya segera memilih. Apakah
harus merespon cita yang datang dalam ataukah justru sebaiknya memilih tidak
menanggapinya dan menanti saat yang tepat untuk menyemainya? Adapun beberapa
konsekuensi dari berpacaran yaitu :
1. Tak fokus mengikuti pelajaran
Mengikuti pelajaran sambil pacaran atau pacaran sambil belajar. Nampaknya
tidak mungkin keduannya bisa berjalan. Bukankah kita tahu bahwa susahnya
membagi perhatian antara memperhatikan pacar dengan memperhatikan pelajaran.
Konon di Jepang, intensitas penggunaan handphone bisa mempengaruhi prestas
belajar di sana. Karena mereka saling menghabiskan waktu untuk telpon-telponan,
maka waktu untuk belajar menjadi berkurang. Hal ini akan berdampak pada prestasi
belajar mereka yang menurun drastis.
Lain halnya dengan Singapura, ada peraturan yang cukup bagus. Disana ada hukuman
bagi remaja yang kedapatan berpacaran di sekolah. Mereka akan disidang dan
dipertontonkan di muka umum bahwa anak tersebut adalah melanggar hukum.
Sehingga ada dua efek jera yang ditimbulkan, yakni agar ia malu dengan perbuatan
yang telah ia lakukan dan agar ia merasa jera untuk tidak pacaran di sekolah
kemudian harinya.
Pelajaran di sekolah sangatlah membutuhkan perhatian yang besar. Bila kita
adalah seorang pelajar maka belajar merupakan tugas wajib kita sebagai pelajar.
Pelajaran sekolah yang sedemikian banyak tentu tidaklah mudah untuk dikuasai.
Perlu mempunyai strategi jitu untuk mengatasi itu semua. Apalagi setiap pelajaran
ternyata sangat membutuhkan keseriusan, pikiran yang terang dan ketelitian.
Pelajaran haruslah menjadi yang utama, sebab jika nilai kita jelek, kita sendirilah
yang merasa rugi. Pacar kita yang sok imut dan baik hati itu pun tak bisa berbuat apa-
apa. Resiko bila pacaran terus menerus bisa jadi keduanya akan bernasib sama. Tidak
ada rasa malu untuk berdua-duaan, sayang-sayangan dilihat orang, padahal baju
seragam SMA masih menempel .
Bisa jadi itu hanya kepalsuan saja, karena ada sesuatu dari diri kita, atau
hanya ingin mengambil keuntungan dari hubungan cinta yang sedang kita jalani.
Pikiran kamu akan tersita dengan kesibukan menyemai cinta bersamanya.
2. Masa Muda Menjadi Gelisah
Masa muda yang indah adalah masa muda yang penuh dengan keberkahan.
Hidup berkah di bawah petunjuk islam. Di ridhai oleh Allah dan sesuai dengan
sunnah nabi. Hidup akan menjadi tenang, nyaman, dan tidak tergesa-gesa. Hati
menjadi penuh dengan kedamaian, tidak akan pernah merasa gelisah.
Sementara itu, bila masa muda kita diisi dengan dosa, khawatirnya jika kita
selalu merasa gelisah. Di masjid tidak akan betah, ikut pengajian uga tidak mau.
Selalu saja dikejar-kejar oleh berbagai persoalan hidup. Ada perasaan ingin bertaubat
atas apa yang telah diperbuat tetapi selalu gagal dengan kondisi sekitar. Dosa yang
sudah menggunung susah untuk diluruskan. Kembalilah kepada islam kembali
kepada Allah yang Maha Pengampun Dosa.
3. Menambah Musuh
Mengapa bisa menambah musuh ? Karena dengan berakhirnya pacaran maka
tentu saja mantan pacar menjadi sosok yang dibenci. Apalagi bila putusnya karena
adanya kasus pendahuluan. Adanya pihak ketiga, perselingkuhan, dan berbagai
persoalan lainnya. Mantan pacar akan menjadi musuh luar biasa. Dongkol bukan
main kalau melihat wajahnya. Akhirnya dia menjadi musuh, tidak malah jadi teman.
Berbeda dengan konsep pertemanan dan persahabatan. Sama sekali tidak ada istilah
mantan teman, maupun mantan sahabat. Kalau berteman ya untuk selamanya.
Semakin banyak pacar kamu, maka semakin banyak pula mantan kamu. Kalau
mantannya sudah banyak. Bisa jadi musuhpun bertambah banyak. Kita akan dikenal
sebagai cowok atau cewek yang suka gont-ganti pacar. Sejak SMP sudah mulai
pacaran, bayangkan kalo nikah umur 30-an, sudah berapa banyak mantan yang
bergelimpangan di jalan pacaran.
Berbeda dengan pertemanan dan persahabatan. Teman seribu masih bisa
dikatakan sedikit, musuh satu sudah merasa kebanyakan. Kita selalu membutuhkan
teman,semakin banyak teman kita,maka akan semakin berwarna hidup kita. Tak perlu
ada kata cinta yang membual, tak perlu beradegan mesra mengundang dosa, hanya
sebuah pertemanan yang saling menjaga hati dan perasaan.

D. Konsep Islam Mengelola Hubungan Sepasang Remaja yang Sedang Jatuh Cinta
‫ض ِّة َو ْال َخ ْي ِّل‬
َّ ‫ب َو ْال ِّف‬ َ ‫ير ْال ُم َقن‬
ِّ ‫ط َرةِّ ِّمنَ الذَّ َه‬ ِّ ‫ساء َو ْالبَنِّينَ َو ْالقَن‬
ِّ ‫َاط‬ َ ِّ‫ت ِّمنَ الن‬ َّ ‫اس حُبُّ ال‬
ِّ ‫ش َه َوا‬ ِّ َّ‫ُزيِّنَ ِّللن‬
ِّ ‫ع ْال َحيَاةِّ الدُّ ْنيَا َوّللاُ ِّعندَهُ ُح ْسنُ ْال َمآ‬
‫ب‬ ِّ ‫س َّو َم ِّة َواأل َ ْنعَ ِّام َو ْال َح ْر‬
ُ ‫ث ذَلِّكَ َمت َا‬ َ ‫ْال ُم‬
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(QS.Al- Imran ayat
: 14)
Surat diatas menjelaskan bahwa sanya sudah dijelaskan bahwa dalam diri
manusia telah ditanamkan benih-benih cinta yang bisa tumbuh sewaktu-waktu ketika
menemukan kecocokan jiwa. Islam tidak melarang adanya cinta, karena semua itu di
luar kendali manusia.
Agama Islam juga tidak melarang seseorang untuk berkasih dan bercinta, hal
ini merupakan naluri manusia. Namun, Islam menghendaki cinta yag menjaga
kesucian dan ketulusan, sehingga ditetapkan pedoman yang harus ditaati agar tidak
terjerumus dalam kemaksiatan.
Konsep islam mengatur hubungan antara sepasang remaja yang di mabuk
cinta disunnahkan untuk segera menghalalkan hubungan mereka dengan cara
menikah jika sudah siap untuk berumah tangga. Dan calon suami mampu membayar
mahar dan menafkahinya. Adapun prosedur bagi laki-laki yang bersungguh-sungguh
ingin meminang wanita agar lebih mengenal dan mengetahui perilakunya, seperti
berikut :
a. Mengirimkan delegasi untuk menyelidiki pasangannya dengan syarat delegasi
tersebut adil, dapat dipercaya, satu mahram dengan calon yang akan diselidiki.
b. Berbicang, duduk bersama namun harus disertai mahramnya (seperti adik,
kakak, teman maupun sahabatnya.)
c. Tidak ada keraguan maupun prasangka akan ditolaknya lamaran.
Selain ada langkah diatas nabi Muhammad Saw, memberikan cara bagi seseoranng
yang hendak memilih pasangannya, yaitu mendahulukan pertimbangan keberagaman
dibanding motif kekayaan, keluarga maupun kecantikan dan ketampannan.
Adapun bagi para remaja yang belum siap untuk menapaki jenjang menikah
dan ingin menguasai diri agar tidak terkena dosa maka ada beberapa hal yang bisa
dilakukan yakni :
a. Lebih Giat Menyibukkan Diri
Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan
memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran
tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Oleh karena itu, untuk memangkas
kerinduan seseorang hendaknya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat
baik untuk dunia atau akhirat. Hakikat dari rasa rindu adalah kesibukan hati yang
kosong. Di kala sepi sendiri, tanpa aktivitas muncullah bayangan sang kekasih,
wajah, gerak-gerik, dan segala yang berkaitan dengannya. Seluruhnya hanya sekedar
bayangan dan khayalan yang berakhir dengan kesedihan diri. Tiada manfaatnya
sedikit pun bagi kehidupan kita.
Ibnul Qayyim menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada Imam Asy
Syafi’i. Ia berkata,
ِّ ‫َونَ ْفسُكَ ِّإ ْن أ َ ْشغَلَتْ َها ِّبال َح‬
ِّ ‫ق َو ِّإالَّ ا ْشتَغَلَتْكَ ِّبال َب‬
‫اط ِّل‬
“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan
tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”
b. Bayangkan Kekurangan Si Dia
Ingatlah selalu, orang yang engkau rindukan bukanlah pribadi yang sempurna. Ia
sangat banyak kekurangan, sehingga tidak layak untuk dipuja, disanjung atau
senantiasa dirindukan. Orang yang dirindukan sebenarnya tidak seperti yang
dikhayalkan dalam lamuman.Ibnul Jauzi berkata, “Sesungguhnya manusia itu penuh
dengan najis dan kotoran. Sementara orang yang dimabuk cinta senantiasa melihat
kekasihnya dalam keadaan sempurna. Disebabkan cinta ia tidak lagi melihat adanya
aib.”
Kita bisa menghukumi sesuatu dengan timbangan keadilan sedangkan orang yang
sedang kasmaran tengah dikuasai oleh hawa nafsunya sehingga tak dapat bersikap
dengan adil. Kecintaannya menutupi seluruh aib yang dimiliki oleh pasangannya.
Para ahli hikmah berkata, “Mata yang diliputi oleh hawa nafsu akan menjadi buta.”
Semoga Allah memberi taufik. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya
segala kebaikan menjadi sempurna.
c. Berusaha untuk Ikhlas dalam Beribadah
Ikhlas adalah obat manjur penyakit rindu. Jika seseorang benar-benar ikhlas
menghadapkan diri pada Allah, maka Allah akan menolongnya dari penyakit rindu
dengan cara yang tak pernah terbetik di hati sebelumnya. Cinta pada Allah dan
nikmat dalam beribadah akan mengalahkan cinta-cinta lainnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan
manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan
menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik
daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya,
melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena
adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan
cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”
Hati yang tidak ikhlas akan selalu diombang-ambingkan nafsu, keinginan, tuntutan
serta cinta yang memabukkan. Keadaannya tak beda dengan sepotong ranting yang
meliuk ke sana kemari mengikuti arah angin.
d. Menghindari Nyanyian dan Film Percintaan
Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan
kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan
mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang
ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai
angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian,
sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan.
Demi keselamatan dan kejernihan hati. Sehingga sempat diungkapkan oleh beberapa
ulama nyanyian adalah mantera-mantera zina.

E. Hikmah Dilarangnya Pacaran dalam Islam

1. Cinta adalah perasaan suci yang seharusnya dijaga kesuciannya yakni dengan
menempuh jalan yang benar yaitu menikah. Pacaran hanya akan mengotori cinta itu
sendiri dengan kegiatan haram yang dilakukan oleh dua insan manusia karena
berlandaskan hawa nafsu yang membawa pada keburukan. Dengan melakukan
pernikahan, maka tidak ada lagi batas atau aturan yang membelenggu untuk dapat
bersatu atas dua insan manusia yang saling mencintai. Aturan kesucian yang dijaga
oleh insan manusia akan memberikan dampak yang sangat kuat dari sisi psikologis
para pencinta untuk terus bersama selama-lamanya dijalan kebenaran. Cinta yang
suci tersebut terus terjaga kesuciannya dalam jalan yang benar. Yakni jalan dari
aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’an :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (An-Nisa ayat 1)

Menikah adalah salah satu aturan yang membuka jalan kesucian untuk tahap
selanjutnya. Setiap ayat yang disebutkan dalam al-qur’an selalu menggunakan kata
isteri untuk kedekatan hubungan antara pria dan wanita yang bukan muhrim. Karena
Allah telah menegaskan bahwa, hubungan kedekatan antar pria dan wanita yang
bukan muhrimnya hanya boleh terjalin dalam hubungan pernikahan. Diakhir ayat,
Allah mengatakan, “sesungguhnya Allah sesalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Allah senantiasa melihat apa yang kita lakukan bahkan apa yang terbesit dihati. Maka
tetaplah diajalan kesucian cinta, yakni menikah. Pacaran haram dalam islam.

2. Memberikan kekuatan pada hati manusia untuk setia. Ketika yang dicinta begitu
mudah didapatkan maka begitu mudah pula dilepaskan. Kesetian menjadi tanda tanya
besar yang tidak mungkin bisa dijaga. Kesetiaan adalah hal yang paling ditekankan
oleh Allah Swt. bukankah raslullah bersabda bahwa “hal yang halal untuk dilakukan
tapi paling dibenci oleh Allah adalh cerai”. Dari sabda rasulullah ini, sebenarnya telah
mengajarkan kepada kita bahwa Allah, sangat menekankan kesetian terhadap
pasangan hidup setelah menikah. Tetapi, pacaran telah merusak kekuatan tersebut.
Pacaran telah memberikan ruang terbuka untuk ketidaksetiaan. Pacaran telah merusak
kesetiaan pada pasangan pernikahan. Bahkan, jika pacar kita tersebut beberapa bulan
kemudian, menjadi pasangan hidup kita, maka sesungguhnya, tela lemahlah kekuatan
itu, karena telah diawali oleh tindakan yang melenceng dari jalan kebenaran. Ketika
jalan kebenaran itu dijaga, maka kuatlah setia, tetapi jika telah dilanggar pada
awalnya maka telah lemahlah setia. Allah telah menciptakan aturan demi kebahagiaan
manusia itu sendiri. Demi, terjaganya bumi ini dari kehancuran. Bumi ini tercipta
dengan aturan yang benar oleh Allah, maka ia terus bertahan, seperti itu pula aturan
yang ditetapkan oleh manusia. Dan ketika manusia tersebut membangkang, maka
rusaklah tatanan kehidupan.
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”(Yusuf
ayat 53)

Pacaran yang berasal dari nafsu yang menyuruh kepada kejahatan


sepantasnyalah kita untuk menghindarinya, walaupun telah terlaksana, maka
bertobatlah, sungguh Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.

3. Mempertahankan manusia untuk senantiasa bertindak dijalan kebenaran dan


mencegahnya lemah karena perasaan. Perasaan lemah setiap insan manusia akan
menuntun mereka pada jalan yang salah.
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu.”(Al-Baqarah ayat 147)
Pacaran itu, sebagian orang menganggapnya memiliki hal positif didalamnya,
padahal sesungguhnya itu adalah keraguan dari hal-hal yang salah untuk dibenarkan.
Allah Swt. telah dengan jelas berkata bahwa kebenaran itu hanya datang dariNya,
bukan dari pemikiranmu sendiri yang hanya berlandaskan hawa nafsu.
Senantiasa berada dijalan kebenaran , maka akan selalu terjaga untuk tidak
melanggar aturan. Tidak melanggar aturan akan memperbesar kemungkinan untuk
menggapai surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan hukum pacaran dalam islam, dapat penulis simpulkan
sebagai berikut :
1. Dalam islam, pacaran memiliki pengertian hubungan kedekatan antar dua insan
manusia bukan mukhrim yang terjadi sebelum menikah.
2. Pacaran adalah hal yang dilarang dalam islam karena mendekati zina,tidak
menjaga pandangan,tidak menjaga kesucian,dan menurutkan hawa nafsu yang
tidak berlandaskan pengetahuan ilmu.
3. Konsep Islam megelola hubungan sepasang remaja yang sedang jatuh cinta
yaitu prosedur yang dibenarkan bagi laki-laki yang sungguh-sungguh
berkeinginan meminang seorang wanita :
a. Mengirim delegasi untuk menyelidiki masing-masing pasangannya,
dengan syarat delegasi tersebut harus adil, dapat dipercaya dan satu
mahram atau satu jenis dengan calon yang diselidiki.
b. Berbincang-bincang, duduk bersama namun harus disertai dengan
mahramnya.
c. Tidak ada keraguan atau prasangka akan ditolaknya lamarannya.
d. Dan bagi remaja yang belum siap untuk menikah yaitu :
e. Lebih giat menyibukkan diri
f. Ikhlas dalam beribadah
g. Menghindari nyanyian dan fil bernuansa percintaan
Orang-orang yang pacaran termaksud orang-orang yang melanggar perintah
Allah dan rasulNya adalah orang-orang yang zalim. Dan tempat kembali orang-orang
yang zalim adalah neraka. Maka, orang-orang yang pacaran tempat kembalinya ialah
neraka, kecuali mereka yang bertobat dan memohon ampunan Allah, sungguh Allah
Maha Pengampun lagi Penyayang.
B. Saran
1. Bagi para remaja pada umumnya, “Pegang terus etika pergaulan dalam
keseharian sesuai dengan syariat agama.”
2. Bagi para remaja Islam yang sedang jatuh cinta dan sudah
berkeinginan menikah, “Lakukan ta’aruf Islami lalu (Khitbah) dan segeralah
menikah.”
3. Jangan melakukan pacaran, karena pacaran hanya akan menuntunmu kejalan
bukan kebenaran yang pada akhirnya akan membuka jalan lebar bagimu untuk
menemui neraka.
DAFTAR PUSTAKA

SODIQ, BURHAN. 2010. “KARENA CINTA HARUS MEMILIH”, SOLO,


GAZZAMEDIA
www.google.co.id
www.remajaislam.com
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi ke-3. Jakarta : Balai Pustaka, 2005.

Anda mungkin juga menyukai