Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEJUJURAN DAN KEDISIPLINAN

Disusun oleh :

Kelompok 3
Fuji astuti (331 14 029)

Muhammad Ihsan Yasin (331 14 030)

Ade Irma (331 14 035)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam
selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya di jalan yang benar.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kuliah etika dan profesi yang
berjudul Etika dan Profesi

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca. Dan sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan di hati karena kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................................


B. Tujuan .................................................................................................................................
C. Rumusan Masalah ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kejujuran dan kedisiplinan ...............................................................................


B. Pentingnya/manfaat Kedisiplinan dan Kejujuran dan kerugian ........................................
C. Macam-macam kejujuran dan kedisiplinan .......................................................................
D. Hal-Hal ..............................................................................................................................
E. Peran Orang Tua ...............................................................................................................
F. Cara Membangun ..............................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman sekarang yang semakin berkembangnya teknologi berdampak pada pola
pikir yang serba cepat dan instan. Memang semakin maju dan semakin baik, tetapi disisi
lain ada dampak negative yang sedang melanda Negara kita, tentunya Negara Indonesia.
Masalahnya yaitu seperti bencana korupsi, kolusi, dan nepotisme serta maraknya
pelanggaran nilai moral oleh remaja.
Salah satu factor bencana korupsi tersebut terjadi karena tidak adanya sikap jujur
dari dalam diri para pejabat pemerintahan, yang serba instan membuat sikap jujur jarang
diterapkan. Menerapkan sikap jujur sebenarnya tidaklah sulit. Dimulai dengan niat yang
sungguh-sungguh dan dibiasakan dalam kehidupan sehari hari, maka sifat itu akan
tertanam pada diri kita dengan sendirinya.
Adapun dalam maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat dipandang
sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri. Pemicu utamanya diduga adalah situasi dan
kondisi keluarga yang negative. Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada
pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua karena mereka bertanggung
jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada anak. Orang
tua yang mampu menghayati keadaan anaknya dan sebaliknya anak menghayati dunia
orang tua maka terjadi pertemuan makna diantaranya. Masing-masing anggota keluarga
secara bersama-sama dapat saling membantu untuk membuat pedoman diri dlam
mengarahkan dirinya agar senantiasa untuk memiliki dan meningkatkan nilai-nilai mral
untuk dipolakan dalam kehidupannya. Peran orang tua guna mengembangkan disiplin
dalam diri anak sangatlah berarti. Anak yang hidup dalam keluarga yang harmonis
senantiasa akan mendapatkan dorongan dalam menggali potensi dirinya untuk berprilaku
positif dan mendisiplinkan dirinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari kejujuran dan kedisiplinan
2. Macam-macam kejujuran dan kedisiplinan
3. Cara membangun kejujuran dan kedisiplinan
4. Manfaat kejujuran dan kedisiplinan

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui makna dari kejujuran dan kedisiplinan
2. Untuk mengetahui macam-macam dari kejujuran dan kedisiplinan
3. Untuk mengetahui cara membangun kejujuran dan kedisiplinan
4. Untuk mengetahui manfaat dari kejujuran dan kedisiplinan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kejujuran dan Kedisiplinan
1. Kejujuran
Kejujuran adalah sebuah pengakuan yang dilakukan oleh seseorang baik itu
perbuatan yang baik maupun buruk. Bila seseorang berhadapan
dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang
sesuatu atau fenomena tersebut dan bila dia menceritakan informasi tentang gambaran
tersebut kepada orang lain tanpa ada perubahan (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap
yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.

Kejujuran juga merupakan kata-kata yang mengandung 3 unsur yaitu :

KEBENARAN. Kejujuran adalah apa yang Anda katakan adalah benar


KEBAIKAN. Kejujuran adalah apa yang Anda katakan adalah sesuatu yang
baik
KEGUNAAN. Kejujuran adalah apa yang Anda ingin beritahukan adalah
berguna

Jadi pengertian kejujuran secara luas adalah jika apa Anda yang beritahukan adalah
sesuatu yang benar, baik, dan berguna

Selain itu jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau
mencocokan antara Informasi dengan fenomena. Dalam hal ini misalnya seseorang
memberikan berita atau informasi sebelum terjadinya peristiwa atau fenomena, yaitu dia
mengatakan dia akan hadir dalam pertemuan di sebuah gedung bulan depan. Kalau
memang dia hadir pada waktu dan tempat yang telah di sampaikannya itu maka
seseorang itu bersikap jujur. Dengan kata lain jujur juga berkaitan dengan janji. Disini
jujur berarti mencocokan atau menyesuaikan ungkapan (informasi) yang disampaikan
dengan realisasi (fenomena). Contoh lain misalnya seorang tukang bekerja berdasarkan
sebuah pedoman kerja. Dalam pedoman kerja (tertulis atau tidak) ada ketentuan sebuah
perbandingan yakni 3 : 5. Tapi dalam pelaksanaan kerja Tukang tersebut tidak mengikuti
angka perbandingan itu, dia membuat perbandingan yang lain yakni 3 : 6, Peristiwa ini
jelas memperlihatkan si Tukang tidak mengikuti ketentuan yang ada dalam pedoman
kerja. Dengan demikian berarti si Tukang tidak bersikap jujur. Dalam kasus ini sang
Tukang tidak berusaha menyesuaikan informasi yang ada dengan fenomena (tindakan
yang dilaksanakan ).
Dalam agama Islam sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokan
antara Informasi dengan fenomena dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu bernilai tak
terhingga
Adapun unsur-unsur jujur/kejujuran :
Berkata dengan benar hal yang terjadi
Dilandasi dengan keikhlasan, tidak dengan keterpaksaan
Menganut kepercayaan
Merupakan fakta dan tidak berdusta

2. Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti taat dan patuh terhadap suatu
peraturan yang yang berlaku, dan mendapat imbuhan ke-dan-an jadi kedisiplinan bisa
diartikan suatu sikap yang taat dan patuh terhadap suatu peraturan, ketentuan, etika,
norma dan kaidah yang berlaku, Sehingga disiplin mengacu pada pola tingkah laku
dengan ciri :
Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah
menjadi norma, etik, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat
Adanya perilaku yang dikendalikan
Adanya ketaatan (obedience)

tanpa adanya suatu peraturan maka tidak akan tercapailah suatu kedisiplinan , dengan
adanya suatu peraturan akan melatih seseorang untuk disiplin dalam segala hal , dan
dengan sikap yang selalu disiplin membuat seseorang berhasil dengan apa yang
seseorang tersebut impikan itulah sebabnya kedisiplinan adalah modal utama suatu
keberhasilan.

Untuk mencapai suatu keberhasilan seseorang harus mulai hidup disiplin ,


kedisiplinan harus dimulai dari kecil , agar di saat dewasa nanti seseorang tersebut
biasa mencapai suatu keberhasilan. Dan kedisiplinan dapat dimulai dari lingkungan
keluarga , kemudian di lingkungan belajar mengajar dan lingkungan masyarakat .
Kedisiplinan di lingkungan keluarga dimulai daritidur dan bangun tepat
waktu, taat melakukan shalat 5 waktu (ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa), merapikan tempat tidur dan kamar, makan dengan teratur, kemudian,
melakukan kegiatan secara teratur, melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah
tangga (membantu orang tua), menyiapkan dan membenahi keperluan
belajarnya, mematuhi tata tertib di rumah, menjaga kebersihan rumah.
Kedisiplinan di lingkungan mengajar misalnya pelaksanaan tata tertib, tidak
terlambat, membuang sampah pada tempat sampah
Kedisiplinan di lingkungan masyarakat bisa berupa ketaatan terhadap rambu-
rambu lalu lintas, kesopanan dalam bertamu, menjaga kebersihan lingkungan,
menjaga keamanan lingkungan, kesopanan dalam bertamu dan tidak
mengganggu tetangga

Kedisiplinan dapat dilatih dengan menekankan pada pikiran dan watak untuk
menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh dan sebagainya. Latihan- latihan itu
dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh dapat dilihat pada penanaman
kedisiplinan di kalangan angkatan bersenjata, ibadah puasa dapat digolongkan
sebagai latihan yang tujuannya untuk penanaman kedisiplinan guna mempertinggi
daya kendali diri. Orang-orang yang berdisiplin adalah orang yang mampu
mengendalikan dirinya. Tetapi perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi
yang pesat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam masyarakat berupa pergeseran
nilai-nilai serta tradisi yang ada, yang berpengaruh terhadap sikap serta pandangan
hidup manusia, sehingga terjadi hal-hal yang tak terkendali. Hal ini memperjelas
pengertian bahwa pada hakikatnya kedisiplinan mengandung beberapa unsur, yakni
ketaatan, pengetahuan, kesadaran, ketertiban perasaan
senang di dalam menjalankan tugas dan mematuhi atau mentaati segala peraturan
perundangan yang berlaku. Sehingga peran kedisiplinan adalah sebagai pencipta
suatu kondisi di mana individu, masyarakat dan aparatur pemerintah mematuhi semua
peraturan dan ketentuan yang ada sehingga tercapainya suatu keadaan yang
tertib dan teratur.

B. Macam-Macam Kejujuran dan Kedisiplinan


1. Macam-macam Kejujuran
Menurut tempatnya, kejujuran ada 3 macam yaitu :
Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan
langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin
mencapai ria-Nya.
Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur.
Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat
Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang
terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syariat seperti
dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan
semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara
jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan
dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan
pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.
Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampakdan
terang di antara macam-macam kejujuran
Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga
tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini
juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang dirid ai Allah
Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Merealisasikan
kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan, maupun jujur dalam
perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu
lemah, adakalanya pula menjadi kuat.

Menurut objeknya, kejujuran ada 3 macam, yaitu


Jujur Kepada Allah : Jujur dengan keyakinan direalisasikan dengan
cara melakukan perbuatan berdasarkan ketentuan syari secara ikhlas semata-
mata karena Allah swt, sebab perbuatan karena makhluk (riya) hakekatnya
sama saja dengan perbuatan menipu Allah, orang yang riya perbuatannya
hanya sebatas dhohir saja patuh dan mengabdi kepada sang khalik, namun
bathinnya menghamba kepada makhluk.
Kepada Diri Sendiri : di luarnya tampak baik dan mulia begitu juga di
dalamnya dan berpenampilan sesuai dengan keadaan kita (tidak berlebihan).
Kepada Orang Lain : apabila kita dibutuhkan keterangan sebenarnya sebagai
saksi kita harus berkata sejujurnya dan memberikan keterangan yang benar.

2. Macam-macam Kedisiplinan
Disiplin pribadi
Adalah pengarahan diri ke setiap tujuan yang diinginkan melalui latihan dan
peningkatan kemampuan. Disiplin pribadi merupakan perintah kerelaan untuk
melakukan disiplin
Disiplin social
Adalah perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang berkembang melalui
kewajiban pribadi dalam individu. Hidup bermasyarakat adalah fitrah
manusia. Dilihat dari latar belakang budaya manusia memiliki latar belakang
yang berbeda. Oleh karena itu setiap manusia memiliki watak dan tingkah
laku yang berbeda. Maka dari itu dengan cara disiplin mengikuti aturan
masyarakat, manusia dapat menghargai manusia yang lainnya. Disiplin social
berawal dari dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan dan tata tertib
yang berlaku baik itu di lingkungan belajar mengajar, masyarakat, maupun
Negara

Disiplin nasional
Adalah kemampuan dan kemauan mengendalikan diri untuk mematuhi sebuah
peraturan yang telah ditentukan oleh Negara. Negara adalah alat untuk
memperjuangkan keinginan bersama. Oleh karena itu adanya masyarakat yang
disiplin akan bisa mewujudkan keinginan Negara
Disiplin Ilmu
Mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan sebagai ilmuwan. Jika
seorang ilmuwan memiliki disiplin ilmu, maka ilmuwan tersebut memiliki
kode etik (aturan) dan perilaku yang baik. Sebagai contoh : seorang ahli nuklir
jika tidak memiliki disiplin ilmu maka keahlian yang dimilikinya digunakan
untuk menghancurkan sebuah Negara dan bukan untuk kepentingan umat
manusia bersama. Seorang ilmuwan sejati tidak akan melakukan perbuatan
yang bertolak belakang dari pengetahuannya.
Displin tugas
Yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan oleh atasan atau
kepala sekolah. Bentuk-bentuk ketaatan kepada atasan adalah sebagai berikut :
Mendengarkan dan memahami perintah dengan sebaik-baiknya.
Memohon penjelasan sampai jelas kemudian melaksanakannya dengan
baik
Melipatgandakan kesabaran saat melaksanakan perintah tersebut,
ikhlas dan tidak mengurangi atau menambah sedikitpun
Melaksanakan dengan segera perintah tersebut, walaupun tidak sesuai
dengan pendapat atau keinginannya. Saling memberi dan menerima
nasihat
Meminta izin dalam setiap urusan dan memberikan masukan sebelum
pemimpin mengambil keputusan

C. Cara Membangun Kejujuran dan Kedisiplinan


1. Cara membangun Kejujuran
Senantiasa bermunajat kepada Allah (berdoa) untuk dijadikan sebagai
hamba yang jujur dan amanah. Allah lah yang membolak-balikkan hati kita,
Allah lah yang menggenggam kehidupan kita, Dialah Yang Maha
mengabulkan doa kita.
Berlatihlah dengan sekuat tenaga dan usaha untuk berlaku jujur kepada
siapa saja dan dimana saja termasuk jujur kepada diri sendiri. Berlatih
merupakan sebuah sikap pembiasaan dalam berpola dan berprilaku yang akan
membentuk sebuah kebiasaan yang baik dalam diri seseorang. Jika Anda
enggan untuk berlatih, maka jangan harap Anda akan mendapatkannya.
Ketahuilah bahwa didunia ini tidak ada yang terjadi secara tiba-tiba,
semuanya berproses mengikuti hukum alamnya (sunatullah).
Berjanjilah dan bertekatlah mulai hari ini untuk berlaku jujur. Berjanji
dan bertekat dengan sungguh-sungguh merupakan modal yang sangat penting
dalam membangun sikap jujur dalam diri Anda. Bila perjanjian itu tidak
pernah terwujud dan tekat itu tidak pernah Anda ucapkan lakukan, maka itu
sebuah awal dari keruntuhan dalam diri Anda untuk membangun bingkai
kejujuran.
Yakinlah bahwa sikap jujur memiliki keistimewaan dan pahala yang luar
biasa disisi Allah. Dengan keyakinan seperti ini akan membangkitkan diri
Anda untuk membangun dan mempertahankan kejujuran Anda.
Tanamkan dalam jiwa Anda, bahwa Anda berada dalam pengawasan
Allah sepanjang waktu. Jika Anda merasa memiliki perasaan adanya
pengawasan Allah terhadap kehidupan Anda, tentu akan mampu membangun
dan menumbuhkan kesadaran Anda untuk berbuat yang terbaik termasuk
berprilaku jujur dimanapun Anda berada

2. Cara membangun kedisiplinan


Pertama, mulailah dengan memotivasi diri Anda sendiri. Hal utama yang
Anda perlukan untuk membangun disiplin yaitu memotivasi diri Anda untuk
terbiasa disiplin dalam berbagai kesempatan. Mungkin pada awalnya
kebiasaan ini cukup berat untuk Anda jalankan, namun setelah Anda dipaksa
menjalankannya setiap hari, maka lama-kelamaan hal tersebut akan menjadi
budaya yang tertanam kuat dalam diri Anda.
Kedua, membuat target yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Dengan
membuat sebuah target dengan batas waktu tertentu, maka secara tidak
langsung Anda akan mulai belajar disiplin dan merencanakan segala hal
dengan teratur, guna mencapai target sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Meskipun berawal dari perasaan terpaksa, namun jika dilakukan
berulang-ulang maka pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang
Anda lakukan dengan suka rela.
Ketiga, biasakan untuk tidak menunda segala tugas Anda. Sebisa
mungkin kerjakan semua tugas dengan segera, sebab semakin lama Anda
menunda sebuah pekerjaan maka akan semakin sulit juga Anda untuk
memulainya kembali. Inilah yang menjadi kebiasaan buruk kita, terbiasa
menggampangkan sebuah pekerjaan dan menundanya hingga akhirnya hasil
yang didapatkan juga kurang optimal.
Keempat, memiliki tekad dan komitmen yang kuat. Tanpa adanya tekad
dan komitmen yang kuat, maka semua jadwal yang telah Anda susun dan
semua target yang telah Anda tentukan hanya akan menjadi wacana saja.
Karena itu, kuatkan tekad dan komitmen Anda untuk mulai belajar disiplin.
Bila Anda masih kesulitan, mulailah dari hal-hal yang paling mudah. Hingga
akhirnya tekad dan komitmen Anda semakin hari semakin meningkat.
Kelima, action (lakukan) dari sekarang. Setelah Anda merencanakan semua
jadwal dengan rapi, dan berkomitmen kuat untuk belajar disiplin. Selanjutnya
terapkan semuanya dalam kehidupan sehari-hari Anda. Biasakan budaya
disiplin dari sekarang, dan lihatlah perubahan besar yang akan Anda
dapatkan.

D. Manfaat Kejujuran dan Kedisiplinan


1. Manfaat Kejujuran
Memperluas pergaulan
Orang yang jujur akan mudah bergaul dan pasti akan di senangi banyak orang,
karena orang lain tidak akan merasa curiga dan khawatir terhadap perkataan
dan perilaku orang yang jujur. Sebaliknya pula, bila seseorang tidak jujur
apalagi telah di cap pembohong, maka orang banyak akan selalu membenci
dan mencurigai orang pembohong itu. Adapun yang di katakan dan di perbuat
oleh orang pembohong akan senantiasa di anggap dusta oleh orang lain.
Menjadikan masyarakat hidup dalam kedamaian dan ketentraman
Bila sifat jujur sudah melekat pada setiap masyarakat. Maka, kehidupan di
masyarakat pun akan menjadi damai, tentran, dan saling peduli serta saling
mempercayai antara satu anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya serta
pun tidak menimbulkan kerugian terhadap orang lain. Jika seorang pemimpin
bertindak jujur dan adil maka rakyatnya pun akan taat, patuh, dan
menghormati pemimpinnya. Jika yang tua sayang pada yang muda, maka
yang muda akan hormat kepada yang tua.
Mendapatkan ridho dari Allah
Jujur membawa perilakunya senantiasa berkata dan berbuat baik. Sedangkan
kebaikan akan membawa manusia memperoleh ridho dari Allah . Dan bila
Allah ridho kepada hamba-Nya, maka akan di anugerahkan rahmat kepada
hamba-Nya.
Memperoleh kesuksesan
Dengan memiliki sifat jujur orang akan memperoleh kesuksesan. Contoh : ada
seorang pengusaha yang sukses, ia bisa sukses karena ia dipercaya oleh
banyak orang. Para klien pun akan berdatangan dan merasa senang karena
proyeknya didatangi oleh orang yang jujur

Memiliki nama baik


Jikalau kita sering berbuat jujur, maka akan banyak orang mengetahui hal
tersebut. Dan jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut maka mereka
akan membicarakan tentang kejujuranmu
Pedoman
Jika kita sering jujur, maka kita akan menjadi pedoman bagi banyak orang

2. Manfaat kedisiplinan
Menumbuhkan kepekaan
Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya pada
orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya
kepada orang lain, termasuk orang tuanya. Jadinya, anak akan mudah
menyelami perasaan orang lain juga.
Menumbuhkan kepedulian
Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain.Disiplin
membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab,
mampu memecahkan masalah dengan baik ,cepat dan mudah.
Mengajarkan keteraturan
Anak jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola
waktunya dengan baik
Menumbuhkan ketenangan
Menurut penelitian menunjukkan bayi yang tenang/jarang menangis ternyata
lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Di tahap
selanjutnya bahkan ia bisa cepat berinteraksi dengan orang lain.
Menumbuhkan percaya diri
Sikap ini tumbuh berkembang pada saat anak diberi kepercayaan untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan sendiri.
Menumbuhkan kemandirian
Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan
sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.Disiplin
merupakan bimbingan yang tepat pada anak untuk sanggup menentukan
pilihan yang bijak.
Menumbuhkan keakraban
Anak menjadi cepat akrab dan ramah terhadap orang lain karena
kemampuannya beradaptasi lebih terasah.
Membantu perkembangan otak
Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat, disini ia
menjadi peniru perilaku yang piawai. ia mampu mencontoh dengan sempurna
tingkah laku orang tua yang disiplin dengan sendirinya akan membentuk
kebiasaan dan sikap yang positif.
Membantu anak yang sulit
Kadang-kadang kita lupa pada anak yang berkebutuhan khusus yang
memerlukan penangan khusus, melalui disiplin yang menekankan keteraturan
anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik.
Menumbuhkan kepatuhan
Hasilnya anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orangtua atas kemauan
sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya
kemauan pada diri manusia dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan cenderung
berdampak positif daripada negative. Dan jika menerapkan sikap jujur, secara tidak
langsung kita telah melatih kemampuan kita
Kedisiplinan berarti taat dan patuh terhadap suatu peraturan, ketentuan, etika,
norma dan kaidah yang berlaku, Sehingga disiplin mengacu pada pola tingkah. Dan
disiplin merupakan modal utama dalam suatu keberhasilan

B. Saran
Mulailah bersikap jujur dari sekarang
Selalu bersikap jujur walau itu pahit, karena dengan tidak jujur, masalah tidak
akan selesai melainkan akan menambah masalah
Ingatlah bahwa Allah selalu tahu, walaupun itu tidak tampak
Seseorang yang sukses belajar dari pengalamannya sendiri melalui
pendisiplinan diri

DAFTAR PUSTAKA
http://revimezrandom.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-jujurkejujuran.html
http://aisyahindahsari.blogspot.co.id/2013/04/arti-sebuah-kejujuran-dan-kedisiplinan.html
http://revimezrandom.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-jujurkejujuran.html
http://afa-belajar.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-bentuk-kedisiplinan-di.html
http://aisyahindahsari.blogspot.co.id/2013/04/arti-sebuah-kejujuran-dan-kedisiplinan.html
https://supriyadikaranganyar.wordpress.com/materi-ajar/civics/semester-2/kejujuran-
kedisiplinan-dan-senang-bekerja/
http://www.habibullahurl.com/2015/08/macam-macam-kejujuran.html
Modul pendidikan Anti Korupsi
http://artikel-artikel-umum.co.id/2011/04/membangun-kejujuran.html
septikurniawati.blogspot.co.id/2013/04/kejujuran dan kedisiplinan.html
http://irul-arief.mywapblog.com/manfaat-kejujuran-dalam-kehidupan.xhtml
http://sitimaimai.blogspot.co.id/2013/04/manfaat-kejujuran-dan-kesiplinan.html
https://adhvara.wordpress.com/2010/02/14/manfaat-disiplin/
Aktivitas Siswa:
1. Identifikasilah jenis-jenis kejujuran di sekitarmu, baik di rumah maupun di sekolah atau di
lingkungan masyarakat, termasuk kategori kejujuran yang manakah!
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur
dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.

1. Jujur dalam niat dan kehendak, contohnya pura-pura jujur. Orang yang pura-pura
jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
2. Jujur dalam ucapan, contohnya menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan
dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-
saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.
3. Jujur dalam perbuatan, contohnya melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang
diridai Allah Swt.

2. Jelaskan hubungannya antara perilaku jujur yang diamati dengan akibat yang ditimbulkan!

Setiap apapun terjadi didunia ini selalu memiliki sisi baik dan buruk, sisi positif dan negatif.
Begitupun halnya dengan perilaku jujur. Terkait perilaku jujur terdapat dampak positif dan
dampak negatifnya masing-masing. Dimana dampak positif dari perilaku jujur adalah seseorang
akan tenang dalam menjalani kehidupan dan tidak akan dihantui oleh rasa bersalah karena
kebobohongannya. Sedangkan dampak negatif dari perilaku jujur adalah seringkali seseorang
yang berperilaku jujur kehidupannya dimanfaatkan oleh para pemain-pemain politik dan para
pembohong.

3. Buatlah contoh perilaku jujur kepada Allah Swt., kepada orang lain, dan kepada diri sendiri!

Kepada Allah : Jujur dengan keyakinan direalisasikan dengan cara melakukan perbuatan
berdasarkan ketentuan syari secara ikhlas semata-mata karena Allah swt, sebab perbuatan
karena makhluk (riya) hakekatnya sama saja dengan perbuatan menipu Allah, orang yang riya
perbuatannya hanya sebatas dhohir saja patuh dan mengabdi kepada sang khalik, namun
bathinnya menghamba kepada makhluk.
Kepada Diri Sendiri : di luarnya tampak baik dan mulia begitu juga di dalamnya dan
berpenampilan sesuai dengan keadaan kita (tidak berlebihan).
Kepada Orang Lain : apabila kita dibutuhkan keterangan sebenarnya sebagai saksi kita harus
berkata sejujurnya dan memberikan keterangan yang benar.

4. Carilah dalil naqli maupun aqli

Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran
mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar". (QS: Al-
Maidah Ayat: 119)

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-
orang yang benar. (QS: At-Taubah Ayat: 119)

1. Kapan jujur itu melemah dan kapan jujur itu menjadi kuat?

Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat. Pada waktu kuat, maka dikatakan
sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat.
Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda
kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain
mengetahuinya.
Jujur akan kuat apabila didukung dengan iman yg kuat sebaliknya jujur akan lemah
apabila iman yg dimiliki seseorang juga lemah sehingga akan mudah terhasut oleh ketakutan diri
sendiri untuk berkata jujur apalagi apabila jujur itu dapat membahayakan ataupun
mempermalukan diri kita sendiri.

2. Apakah hukum orang yang jujur tetapi melebih-lebihkan?


Kita harus akui dengan jujur, bahwa ada dari kita yang kadang dalam menyampaikan
sesuatu, suka melebih-lebihkan/menambah-nambahkan, entah kenapa, sehingga jarang
sekali, kita bisa menyampaikan sesuatu dengan pas, tidak ditambah-tambahkan dan tidak
dikurangi. Dalam kaitan dengan ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar,
maka itu disebut ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah,
karena kebiasaan kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan.
Ketahuilah, omongan yang kita tambah-tambahkan / lebih-lebihkan itulah, yang termasuk
fitnah. Banyak ayat suci Al Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang
keras segala bentuk ghibah dan fitnah, diantaranya:
1) Allah SWT berfirman, Sesungguhnya mengada-adakan kebohongan hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang
pendusta. (Al-Nahl: 105).
2) Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: Tahukah kalian apa itu ghibah?
Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw:
engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat:
Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab
Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah
mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah
membuat kedustaan atasnya.(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

3. Bagaimana pendapat anda jika sahabat kita berbohong dan kita mengungkapkan
kebohongan itu kepada orang lain sehingga tali silaturahmi terputus.
Kita sering diajarkan bahwa berbohong itu tidaklah baik karena akan merugikan diri dan
sekitar kita. Tapi benarkah itu? Lalu apa yang sebenarnya terjadi bila sahabat kita
berbohong dan kita mengungkapka kebohongan itu kepada orang lain ?
Sebelum saya menjawab lebih jauh, saya ingin menyampaikan sekilas apa itu
kebohongan.
Bohong atau berbohong adalah suatu pernyataan palsu yang diberikan secara sengaja ke
pihak lain dimana kemungkinan besar orang ini telah mengetahui pernyataan aslinya
(kejujurannya).
Dalam dunia ini banyak sekali jenis kebohongan dimulai dari pemalsuan, setengah
berbohong, penipuan, menggertak, bohong jujur (memberikan pernyataan salah yang
orangnya sendiri saja mempercayai pernyataan tersebut sebagai sesuatu yang benar), dan
bohong putih (white lie) dimana merupakan kebohongan untuk kebaikan orang lain.
Dan Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kita sering sekali diajarkan dan melihat di
berbagai media bahwa berbohong bukanlah hal yang baik seperti dapat merugikan kita
dan orang lain. Apalagi kebohongan itu diungkapkan lagi kepada orang lain, sangat
banyak kerugiannya. Dan salah satu kerugiannya adalah ;
Menyebabkan stress : Sama seperti kebanyakan hal negatif lainnya, kebohongan juga
dapat menyebabkan stres dan rasa tidak nyaman. Sebagai bukti nyata, Anda dapat
melihat polygraph machine (lebih kita kenal sebagai "lie etector"). Walaupun alat ini
disebut sebagai alat untuk mengetahui atau mendeteksi kebohongan, pada kenyataannya
yang mereka deteksi bukan kebohongan itu sendiri melainkan stres yang terjadi pada saat
kita mengatakan sesuatu. Selain itu kebohongan juga dapat memutuskan tali silaturrahmi

4. Bagaimana cara anda merealisakikan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
hati maupun dalam perkataan?
Dengan membiasakan diri berlaku jujur baik dalam hati maupun perkataan kepada orang
lain. Selain itu, kita juga harus menumbuhkan rasa ketakutan akan akibat dari berbohong.
Bahwa berbohong akan mengakibatkan hati kita tidak tenteram dan tidak dipercayai
orang lain. Karena apabila anda melakukan satu kebohongan, maka akan timbul
kebohongan-kebohongan lain.
(http://mifmiriza.blogspot.co.id/2016/01/macam-macam-kejujuran.html)

Anda mungkin juga menyukai