Anda di halaman 1dari 17

JAWABAN UAS

MATA KULIAH CHARACTER BUILDING

Disusun oleh :

EVIA EKA PARAMITA

NIM : 484012010032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

POLITEKNIK BHAKTI KARTINI

KARAWANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman sekarang yang semakin berkembangnya teknologi berdampak pada pola
pikir yang serba cepat dan instan. Memang semakin maju dan semakin baik, tetapi disisi
lain ada dampak negative yang sedang melanda Negara kita, tentunya Negara Indonesia.
Masalahnya yaitu seperti bencana korupsi, kolusi, dan nepotisme serta maraknya
pelanggaran nilai moral oleh remaja.
Salah satu factor bencana korupsi tersebut terjadi karena tidak adanya sikap jujur
dari dalam diri para pejabat pemerintahan, yang serba instan membuat sikap jujur jarang
diterapkan. Menerapkan sikap jujur sebenarnya tidaklah sulit. Dimulai dengan niat yang
sungguh-sungguh dan dibiasakan dalam kehidupan sehari hari, maka sifat itu akan
tertanam pada diri kita dengan sendirinya.
Adapun dalam maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat dipandang
sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri. Pemicu utamanya diduga adalah situasi dan
kondisi keluarga yang negative. Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada
pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua karena mereka bertanggung jawab
secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada anak. Orang tua yang
mampu menghayati keadaan anaknya dan sebaliknya anak menghayati dunia orang tua
maka terjadi pertemuan makna diantaranya. Masing-masing anggota keluarga secara
bersama-sama dapat saling membantu untuk membuat pedoman diri dlam mengarahkan
dirinya agar senantiasa untuk memiliki dan meningkatkan nilai-nilai mral untuk dipolakan
dalam kehidupannya. Peran orang tua guna mengembangkan disiplin dalam diri anak
sangatlah berarti. Anak yang hidup dalam keluarga yang harmonis senantiasa akan
mendapatkan dorongan dalam menggali potensi dirinya untuk berprilaku positif dan
mendisiplinkan dirinya.
Hubungan antar professional adalah suatu kegiatan antar pekerjaan dan profesi
dalam memenuhi kebutuhan untuk mampu beraktifitas dan menghasilkan sesuatu. Dalam
aktifitas tersebut maka mereka akan berhubungan dengan manusia lainnya untuk
memenuhi kebutuhan. Hubungan antar professional dapat dilakukan dalam kalangan
profesi apapun sesuai keahlian dalam bidangnya masing-masing. Tetapi dalam makalah ini
akan dibahas tentang hubungan antar professional dalam pelayanan kesehatan.

Dalam hubungan antar professional, mereka harus memiliki tanggung jawab yang
tinggi terhadap profesinya, mencangkup banyak hal dari konsekuensi profesi yang
dijalaninya. Para professional biasanya menemukan diri mereka dalam hubungan
profesionalnya dengan orang lain, mencangkup pekerja dan pekerjaan, klien dan
professional, professional dengan professional lainnya, serta masyarakat dengan
profesionalnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kejujuran, Kedisiplinan, Profesionalisme


1. Kejujuran

Kejujuran adalah sebuah pengakuan yang dilakukan oleh seseorang baik itu
perbuatan yang baik maupun buruk. Bila seseorang berhadapan
dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran
tentang sesuatu atau fenomena tersebut dan bila dia menceritakan informasi
tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan
realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.

Kejujuran juga merupakan kata-kata yang mengandung 3 unsur yaitu :

 KEBENARAN. Kejujuran adalah apa yang Anda katakan adalah benar


 KEBAIKAN. Kejujuran adalah apa yang Anda katakan adalah sesuatu yang
baik
 KEGUNAAN. Kejujuran adalah apa yang Anda ingin beritahukan adalah
berguna

Jadi pengertian kejujuran secara luas adalah jika apa Anda yang beritahukan adalah sesuatu
yang benar, baik, dan berguna

Selain itu jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau
mencocokan antara Informasi dengan fenomena. Dalam hal ini misalnya seseorang
memberikan berita atau informasi sebelum terjadinya peristiwa atau fenomena, yaitu dia
mengatakan dia akan hadir dalam pertemuan di sebuah gedung bulan depan. Kalau
memang dia hadir pada waktu dan tempat yang telah di sampaikannya itu maka seseorang
itu bersikap jujur. Dengan kata lain jujur juga berkaitan dengan janji. Disini jujur berarti
mencocokan atau menyesuaikan ungkapan (informasi) yang disampaikan dengan realisasi
(fenomena). Contoh lain misalnya seorang tukang bekerja berdasarkan sebuah pedoman
kerja. Dalam pedoman kerja (tertulis atau tidak) ada ketentuan sebuah perbandingan yakni
3 : 5. Tapi dalam pelaksanaan kerja Tukang tersebut tidak mengikuti angka perbandingan
itu, dia membuat perbandingan yang lain yakni 3 : 6, Peristiwa ini jelas memperlihatkan
si Tukang tidak mengikuti ketentuan yang ada dalam pedoman kerja. Dengan demikian
berarti si Tukang tidak bersikap jujur. Dalam kasus ini sang Tukang tidak berusaha
menyesuaikan informasi yang ada dengan fenomena (tindakan yang dilaksanakan ).
Dalam agama Islam sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau
mencocokan antara Informasi dengan fenomena dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu
bernilai tak terhingga
Adapun unsur-unsur jujur/kejujuran :
 Berkata dengan benar hal yang terjadi
 Dilandasi dengan keikhlasan, tidak dengan keterpaksaan
 Menganut kepercayaan
 Merupakan fakta dan tidak berdusta

2. Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti taat dan patuh terhadap suatu
peraturan yang yang berlaku, dan mendapat imbuhan ke-dan-an jadi kedisiplinan bisa
diartikan suatu sikap yang taat dan patuh terhadap suatu peraturan, ketentuan, etika,
norma dan kaidah yang berlaku, Sehingga disiplin mengacu pada pola tingkah laku
dengan ciri :
 Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah
menjadi norma, etik, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat
 Adanya perilaku yang dikendalikan
 Adanya ketaatan (obedience)

tanpa adanya suatu peraturan maka tidak akan tercapailah suatu kedisiplinan , dengan
adanya suatu peraturan akan melatih seseorang untuk disiplin dalam segala hal , dan
dengan sikap yang selalu disiplin membuat seseorang berhasil dengan apa yang
seseorang tersebut impikan itulah sebabnya kedisiplinan adalah modal utama suatu
keberhasilan.
Untuk mencapai suatu keberhasilan seseorang harus mulai hidup disiplin ,
kedisiplinan harus dimulai dari kecil , agar di saat dewasa nanti seseorang tersebut biasa
mencapai suatu keberhasilan. Dan kedisiplinan dapat dimulai dari lingkungan keluarga
, kemudian di lingkungan belajar mengajar dan lingkungan masyarakat .
 Kedisiplinan di lingkungan keluarga dimulai daritidur dan bangun tepat waktu,
taat melakukan shalat 5 waktu (ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa),
merapikan tempat tidur dan kamar, makan dengan teratur, kemudian,
melakukan kegiatan secara teratur, melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah
tangga (membantu orang tua), menyiapkan dan membenahi keperluan
belajarnya, mematuhi tata tertib di rumah, menjaga kebersihan rumah.
 Kedisiplinan di lingkungan mengajar misalnya pelaksanaan tata tertib, tidak
terlambat, membuang sampah pada tempat sampah
 Kedisiplinan di lingkungan masyarakat bisa berupa ketaatan terhadap rambu-
rambu lalu lintas, kesopanan dalam bertamu, menjaga kebersihan lingkungan,
menjaga keamanan lingkungan, kesopanan dalam bertamu dan tidak
mengganggu tetangga

Kedisiplinan dapat dilatih dengan menekankan pada pikiran dan watak untuk
menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh dan sebagainya. Latihan- latihan itu
dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh dapat dilihat pada penanaman
kedisiplinan di kalangan angkatan bersenjata, ibadah puasa dapat digolongkan sebagai
latihan yang tujuannya untuk penanaman kedisiplinan guna mempertinggi daya kendali
diri. Orang-orang yang berdisiplin adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya.
Tetapi perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam masyarakat berupa pergeseran nilai-nilai serta tradisi yang
ada, yang berpengaruh terhadap sikap serta pandangan hidup manusia, sehingga terjadi
hal-hal yang tak terkendali. Hal ini memperjelas pengertian bahwa pada hakikatnya
kedisiplinan mengandung beberapa unsur, yakni ketaatan, pengetahuan, kesadaran,
ketertiban perasaan senang di dalam menjalankan tugas dan mematuhi atau mentaati
segala peraturan perundangan yang berlaku. Sehingga peran kedisiplinan adalah
sebagai pencipta suatu kondisi di mana individu, masyarakat dan aparatur pemerintah
mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang ada sehingga tercapainya suatu keadaan
yang
tertib dan teratur.

3. Profesionalisme
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S.
Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional
sendiri berarti bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan
latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua
kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran).Kedua hal itu merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan.Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi)
yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya.

Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya.Komitmen


tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-
menerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dan lain sebagainya.

B. Macam-Macam Kejujuran, Kedisiplinan, dan Profesionalisme


1. Macam-macam Kejujuran
Menurut tempatnya, kejujuran ada 3 macam yaitu :
 Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah
seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai riḍa-
Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur. Orang yang pura-
pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat
 Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang
terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam
kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan semisalnya.
Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan
dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan
kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-
saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam
ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampakdan terang di antara
macam-macam kejujuran
 Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga
tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini
juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diriḍai Allah
Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Merealisasikan
kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan, maupun jujur dalam
perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu
lemah, adakalanya pula menjadi kuat.

Menurut objeknya, kejujuran ada 3 macam, yaitu


 Jujur Kepada Allah : Jujur dengan keyakinan direalisasikan dengan
cara melakukan perbuatan berdasarkan ketentuan syar’i secara ikhlas semata-
mata karena Allah swt, sebab perbuatan karena makhluk (riya’) hakekatnya
sama saja dengan perbuatan menipu Allah, orang yang riya’ perbuatannya
hanya sebatas dhohir saja patuh dan mengabdi kepada sang khalik, namun
bathinnya menghamba kepada makhluk.
 Kepada Diri Sendiri : di luarnya tampak baik dan mulia begitu juga di
dalamnya dan berpenampilan sesuai dengan keadaan kita (tidak berlebihan).
 Kepada Orang Lain : apabila kita dibutuhkan keterangan sebenarnya sebagai
saksi kita harus berkata sejujurnya dan memberikan keterangan yang benar.
2. Macam-macam Kedisiplinan
 Disiplin pribadi
Adalah pengarahan diri ke setiap tujuan yang diinginkan melalui latihan dan
peningkatan kemampuan. Disiplin pribadi merupakan perintah kerelaan untuk
melakukan disiplin

 Disiplin social
Adalah perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang berkembang melalui
kewajiban pribadi dalam individu. Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia.
Dilihat dari latar belakang budaya manusia memiliki latar belakang yang
berbeda. Oleh karena itu setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang
berbeda. Maka dari itu dengan cara disiplin mengikuti aturan masyarakat,
manusia dapat menghargai manusia yang lainnya. Disiplin social berawal dari
dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan dan tata tertib yang berlaku
baik itu di lingkungan belajar mengajar, masyarakat, maupun Negara

 Disiplin nasional
Adalah kemampuan dan kemauan mengendalikan diri untuk mematuhi sebuah
peraturan yang telah ditentukan oleh Negara. Negara adalah alat untuk
memperjuangkan keinginan bersama. Oleh karena itu adanya masyarakat yang
disiplin akan bisa mewujudkan keinginan Negara

 Disiplin Ilmu
Mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan sebagai ilmuwan. Jika
seorang ilmuwan memiliki disiplin ilmu, maka ilmuwan tersebut memiliki kode
etik (aturan) dan perilaku yang baik. Sebagai contoh : seorang ahli nuklir jika
tidak memiliki disiplin ilmu maka keahlian yang dimilikinya digunakan untuk
menghancurkan sebuah Negara dan bukan untuk kepentingan umat manusia
bersama. Seorang ilmuwan sejati tidak akan melakukan perbuatan yang
bertolak belakang dari pengetahuannya.
 Displin tugas
Yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan oleh atasan atau kepala
sekolah. Bentuk-bentuk ketaatan kepada atasan adalah sebagai berikut :
 Mendengarkan dan memahami perintah dengan sebaik-baiknya.
Memohon penjelasan sampai jelas kemudian melaksanakannya dengan
baik
 Melipatgandakan kesabaran saat melaksanakan perintah tersebut, ikhlas
dan tidak mengurangi atau menambah sedikitpun
 Melaksanakan dengan segera perintah tersebut, walaupun tidak sesuai
dengan pendapat atau keinginannya. Saling memberi dan menerima
nasihat
 Meminta izin dalam setiap urusan dan memberikan masukan sebelum
pemimpin mengambil keputusan

3. Macam – macam profesionalisme

Ada 4 ciri‐ciri profesionalisme:


a) Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
yangbersangkutan dengan bidang tadi.
b) Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah
dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil
keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
c) Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
d) Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam
memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.
C. Cara Membangun Kejujuran dan Kedisiplinan
1. Cara membangun Kejujuran
 Senantiasa bermunajat kepada Allah (berdoa) untuk dijadikan sebagai
hamba yang jujur dan amanah. Allah lah yang membolak-balikkan hati kita,
Allah lah yang menggenggam kehidupan kita, Dialah Yang Maha mengabulkan
doa kita.
 Berlatihlah dengan sekuat tenaga dan usaha untuk berlaku jujur kepada
siapa saja dan dimana saja termasuk jujur kepada diri sendiri. Berlatih
merupakan sebuah sikap pembiasaan dalam berpola dan berprilaku yang akan
membentuk sebuah kebiasaan yang baik dalam diri seseorang. Jika Anda
enggan untuk berlatih, maka jangan harap Anda akan mendapatkannya.
Ketahuilah bahwa didunia ini tidak ada yang terjadi secara tiba-tiba, semuanya
berproses mengikuti hukum alamnya (sunatullah).
 Berjanjilah dan bertekatlah mulai hari ini untuk berlaku jujur. Berjanji
dan bertekat dengan sungguh-sungguh merupakan modal yang sangat penting
dalam membangun sikap jujur dalam diri Anda. Bila perjanjian itu tidak pernah
terwujud dan tekat itu tidak pernah Anda ucapkan lakukan, maka itu sebuah
awal dari keruntuhan dalam diri Anda untuk membangun bingkai kejujuran.
 Yakinlah bahwa sikap jujur memiliki keistimewaan dan pahala yang luar
biasa disisi Allah. Dengan keyakinan seperti ini akan membangkitkan diri
Anda untuk membangun dan mempertahankan kejujuran Anda.
 Tanamkan dalam jiwa Anda, bahwa Anda berada dalam pengawasan
Allah sepanjang waktu. Jika Anda merasa memiliki perasaan adanya
pengawasan Allah terhadap kehidupan Anda, tentu akan mampu membangun
dan menumbuhkan kesadaran Anda untuk berbuat yang terbaik termasuk
berprilaku jujur dimanapun Anda berada
2. Cara membangun kedisiplinan
 Pertama, mulailah dengan memotivasi diri Anda sendiri. Hal utama yang
Anda perlukan untuk membangun disiplin yaitu memotivasi diri Anda untuk
terbiasa disiplin dalam berbagai kesempatan. Mungkin pada awalnya kebiasaan
ini cukup berat untuk Anda jalankan, namun setelah Anda dipaksa
menjalankannya setiap hari, maka lama-kelamaan hal tersebut akan menjadi
budaya yang tertanam kuat dalam diri Anda.
 Kedua, membuat target yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Dengan
membuat sebuah target dengan batas waktu tertentu, maka secara tidak
langsung Anda akan mulai belajar disiplin dan merencanakan segala hal dengan
teratur, guna mencapai target sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Meskipun berawal dari perasaan terpaksa, namun jika dilakukan berulang-
ulang maka pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang Anda lakukan
dengan suka rela.
 Ketiga, biasakan untuk tidak menunda segala tugas Anda. Sebisa mungkin
kerjakan semua tugas dengan segera, sebab semakin lama Anda menunda
sebuah pekerjaan maka akan semakin sulit juga Anda untuk memulainya
kembali. Inilah yang menjadi kebiasaan buruk kita, terbiasa menggampangkan
sebuah pekerjaan dan menundanya hingga akhirnya hasil yang didapatkan juga
kurang optimal.
 Keempat, memiliki tekad dan komitmen yang kuat. Tanpa adanya tekad dan
komitmen yang kuat, maka semua jadwal yang telah Anda susun dan semua
target yang telah Anda tentukan hanya akan menjadi wacana saja. Karena itu,
kuatkan tekad dan komitmen Anda untuk mulai belajar disiplin. Bila Anda
masih kesulitan, mulailah dari hal-hal yang paling mudah. Hingga akhirnya
tekad dan komitmen Anda semakin hari semakin meningkat.
 Kelima, action (lakukan) dari sekarang. Setelah Anda merencanakan semua
jadwal dengan rapi, dan berkomitmen kuat untuk belajar disiplin. Selanjutnya
terapkan semuanya dalam kehidupan sehari-hari Anda. Biasakan budaya
disiplin dari sekarang, dan lihatlah perubahan besar yang akan Anda dapatkan.
D. Manfaat Kejujuran, Kedisiplinan, dan Profesionalisme
1. Manfaat Kejujuran
 Memperluas pergaulan
Orang yang jujur akan mudah bergaul dan pasti akan di senangi banyak orang,
karena orang lain tidak akan merasa curiga dan khawatir terhadap perkataan
dan perilaku orang yang jujur. Sebaliknya pula, bila seseorang tidak jujur
apalagi telah di cap pembohong, maka orang banyak akan selalu membenci dan
mencurigai orang pembohong itu. Adapun yang di katakan dan di perbuat oleh
orang pembohong akan senantiasa di anggap dusta oleh orang lain.
 Menjadikan masyarakat hidup dalam kedamaian dan ketentraman
Bila sifat jujur sudah melekat pada setiap masyarakat. Maka, kehidupan di
masyarakat pun akan menjadi damai, tentran, dan saling peduli serta saling
mempercayai antara satu anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya serta
pun tidak menimbulkan kerugian terhadap orang lain. Jika seorang pemimpin
bertindak jujur dan adil maka rakyatnya pun akan taat, patuh, dan menghormati
pemimpinnya. Jika yang tua sayang pada yang muda, maka yang muda akan
hormat kepada yang tua.
 Mendapatkan ridho dari Allah
Jujur membawa perilakunya senantiasa berkata dan berbuat baik. Sedangkan
kebaikan akan membawa manusia memperoleh ridho dari Allah . Dan bila
Allah ridho kepada hamba-Nya, maka akan di anugerahkan rahmat kepada
hamba-Nya.
 Memperoleh kesuksesan
Dengan memiliki sifat jujur orang akan memperoleh kesuksesan. Contoh : ada
seorang pengusaha yang sukses, ia bisa sukses karena ia dipercaya oleh banyak
orang. Para klien pun akan berdatangan dan merasa senang karena proyeknya
didatangi oleh orang yang jujur
 Memiliki nama baik
Jikalau kita sering berbuat jujur, maka akan banyak orang mengetahui hal
tersebut. Dan jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut maka mereka
akan membicarakan tentang kejujuranmu
 Pedoman
Jika kita sering jujur, maka kita akan menjadi pedoman bagi banyak orang

2. Manfaat kedisiplinan
 Menumbuhkan kepekaan
Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya pada
orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada
orang lain, termasuk orang tuanya. Jadinya, anak akan mudah menyelami
perasaan orang lain juga.
 Menumbuhkan kepedulian
Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain.Disiplin membuat
anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab, mampu
memecahkan masalah dengan baik ,cepat dan mudah.
 Mengajarkan keteraturan
Anak jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya
dengan baik
 Menumbuhkan ketenangan
Menurut penelitian menunjukkan bayi yang tenang/jarang menangis ternyata
lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Di tahap
selanjutnya bahkan ia bisa cepat berinteraksi dengan orang lain.
 Menumbuhkan percaya diri
Sikap ini tumbuh berkembang pada saat anak diberi kepercayaan untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan sendiri.
 Menumbuhkan kemandirian
Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan
sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.Disiplin
merupakan bimbingan yang tepat pada anak untuk sanggup menentukan pilihan
yang bijak.
 Menumbuhkan keakraban
Anak menjadi cepat akrab dan ramah terhadap orang lain karena
kemampuannya beradaptasi lebih terasah.
 Membantu perkembangan otak
Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat, disini ia
menjadi peniru perilaku yang piawai. ia mampu mencontoh dengan sempurna
tingkah laku orang tua yang disiplin dengan sendirinya akan membentuk
kebiasaan dan sikap yang positif.
 Membantu anak yang “sulit”
Kadang-kadang kita lupa pada anak yang berkebutuhan khusus yang
memerlukan penangan khusus, melalui disiplin yang menekankan keteraturan
anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik.
 Menumbuhkan kepatuhan
Hasilnya anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orangtua atas kemauan
sendiri.

3. Manfaat Profesionalisme

Profesionalisme adalah suatu keharusan bagi setiap orang dalam bidang bisnis yang
berfokus pada pencapaian tujuan dan pengembalian keuntungan yang lebih tinggi.
Keuntungan dari kode etik ini menyaring melalui setiap fase hari kerja, dari
komunikasi dengan rekan kerja hingga persiapan untuk pengadaan meeting dan
memastikan bahwa semua tenggat waktu proyek dipenuhi tanpa pertanyaan.
Beberapa manfaat atau keuntungan memiliki sikap profesionalisme, diantaranya yaitu:

1. Keteguhan adalah aset

Bagian dari profesionalisme adalah menjadikan diri kita sebagai anggota tim bisnis
yang konsisten. Ini termasuk datang tepat waktu untuk rapat dengan informasi yang
baik tentang tugas yang ada dengan sikap fokus dan siap.

Sikap ini akan menanamkan kepercayaan pada atasan kita bahwa kita serius dengan
pekerjaan kita dan menganggap serius tujuan perusahaan. Hal ini dapat mengarah pada
proyek yang semakin penting dan peran yang lebih menonjol dalam proyek tersebut.

2. Memiliki kemungkinan besar dipromosikan

Dengan menunjukkan keteguhan kita, kita menjadikan diri kita aset bagi atasan kita.
Menjadi komponen penting dalam manajemen berarti bahwa ketika seorang manajer
dipromosikan.

Dengan kata lain, atasan kita akan ingin membawa kita ke jenjang perusahaan
bersamanya karena kita adalah seorang profesional yang dapat diandalkan saat tugas
itu penting untuk keberlanjutan kesuksesan perusahaan. Menaiki tangga perusahaan
memerlukan lebih banyak tanggung jawab dan, tentu saja, gaji yang lebih besar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya
kemauan pada diri manusia dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan cenderung
berdampak positif daripada negative. Dan jika menerapkan sikap jujur, secara tidak
langsung kita telah melatih kemampuan kita
Kedisiplinan berarti taat dan patuh terhadap suatu peraturan, ketentuan, etika,
norma dan kaidah yang berlaku, Sehingga disiplin mengacu pada pola tingkah. Dan disiplin
merupakan modal utama dalam suatu keberhasilan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara kejujuran,
kedisiplinan, dan profesionalisme saling berhubungan satu sama lain, karena merupakan
bagian dari integritas.

Anda mungkin juga menyukai