Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PROFESI

KELOMPOK 5 :
SIH WENING SIVANELLA
DEWI YUSTIKA ARSYAD
HARDIANTI
ANDI SELVIANTI
MUSFIRAH NURAMADHANI
Etika dan Profesi

 Etika Berasal dari bahasa  Istilah profesi telah dimengerti oleh


Yunani Ethos, Yang berarti banyak orang bahwa suatu hal yang
norma-norma, nilai-nilai, berkaitan dengan bidang yang
kaidah-kaidah dan ukuran- sangat dipengaruhi oleh pendidikan
ukuran bagi tingkah laku dan keahlian, sehingga banyak
manusia yang baik. Etika orang yang bekerja tetap sesuai.
berkaitan dengan konsep Tetapi dengan keahlian saja yang
yang dimiliki oleh individu diperoleh dari pendidikan kejuruan,
atau masyarakat untuk juga belum cukup disebut profesi.
menilai apakah tindakan- Tetapi perlu penguasaan teori
tindakan yang telah sistematis yang mendasari praktek
dikerjakannya itu salah atau pelaksanaan, dan hubungan antara
benar. teori dan penerapan dalam praktek.
Honest (Kejujuran)
Yang dimaksud dengan kejujuran ialah hal yang
brhubungan dengan pengertian tentang
kebenaran.Kebenaran artinya keadaan (hal dan
sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal)
yang sesungguhnya. Nilai kejujuran Contoh: menyampaikan
menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan secara terus terang kepada
adalah yang dikatakan, dan apa yang dikatakan pasien mengenai status atau
adalah apa yang dikerjakan.Kejujuran dan
keadilan merupakan kunci pokok dalam
masalah gizi yang dialami
berbuat, bekerja dan berinteraksi dengan oleh pasien tanpa
lingkungan. Hal ini sangat disadari mengingat menyembunyikan sesuatu
suatu hasil kerja bila tidak dilandasi dengan hal.
kejujuran, merupakan suatu awal yang buruk
dan malapetaka kejujuran ini juga termasuk
dalam langkah-langkah beretika profesi.
Kejujuran yaitu penuh kepercayaan, bersifat
jujur, sungguh-sungguh, blak-blakan, dan terus
terang.
Integrity (Kepercayaan)

Integritas yaitu memegang prinsip, melakukan


kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani dan penuh
pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat
jahat dan saling percaya. Tegritasa dalah suatu konsep
berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan,
nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-
prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang
dihasilkan.
Integritas yang sesungguhnya adalah melakukan
hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain
tidak mengetahuinya apakah kau melakukannya atau
tidak ” - Oprah Winfrey
Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki
karakter kuat. Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer”,
yang berarti :
-Sikap yang teguh mempertahankan prinsip ,tidak mau korupsi, dan
menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.

- Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh


sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan; kejujuran.

Contoh: seorang ahli gizi yang melakukan penyuluhan


namun ditentang oleh masyrakat karena perbedaan
pemahaman , ahli gizi tersebut tetap melakukan penyuluhan
dan berusaha untuk memberikan pemahaman kepada
masyrakat
Objektivity (Kejujuran)

Objektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


merupakan sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan
pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil
putusan atau tindakan.

Objektivitas berkaitan dengan kebutuhan untuk


mempertahankan kebijakan yang bersifat tidak memihak.
Dalam hal ini, seorang ahli gizi bertanggung jawab untuk:

1. Mengomunikasikan informasi secara wajar dan objektif

2. Mengungkapkan seluruh informasi relevan yang diharapkan


dapat memengaruhi pasien dalam memahami laporan,
komentar, dan rekomendasi yang diberikan
Objektivitas mesti dipahami sebagai sikap yang tidak hanya
berdiri pada pandangan sendiri, tetapi sebagai sikap yang
terbuka dan kritis terhadap berbagai pandangan.
Prinsip objektivitas sendiri berarti setiap anggota harus
menjaga objektivitas dan
TRANSPARANSI (Hal Yang Nyata)

Transparansi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal tembus


cahaya; keadaan nyata, jelas, jernih. Transparansi menurut Krina (2013) adalah
prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memeroleh
informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni tentang kebijakan proses
pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.
Secara umum, pengertian transparansi adalah suatu hal yang nyata, jelas,
terbuka, dan dapat dipertanggung jawabkan keberadaannya. Dalam hal ini kata
transparansi lebih ditekankan sebagai bentuk tindakan/sikap yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak atau orang lain yang
berkepentingan pada sebuah hal yang mereka kerjakan.
Bila dikaitkan dengan profesi gizi maka transparansi merujuk pada
keterbukaannya kepada pasien atau teman sejawat mengenai informasi secara nyata
dan jelas, tanpa ada yang ditutup-tutupi serta dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
CONFIDENTIALITY (KERAHASIAAN)

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 )


adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
PENGERTIAN CONFIDENTIALITY

Confidentiality merupakan aspek yang menjamin kerahasiaan data atau


informasi. System yang digunakan untuk menimplementasikan e-procurement
harus dapat menjamin kerahasiaan data yang dikirim ,ditrima, dan disimpan
.bocornya informasi dapat berakibat batalnya proses pengadaan.Kerahasiaan ini
dapat diimplementasikan dengan berbagai cara, seperti misalnya menggunakan
teknologi kriptografi dengan melalukan proses enkripsi(pnyadian pengkodean)
pada transmisi data, pengolahan data(aplikasi dan database).dan penyimpanan data
(storage).
CONTOH KASUS

seorang dokter maupun tenaga medis yang menangani pasien


menjaga dan meng-back-up setiap data informasi yang dimiliki dari
pasien tersebut baik itu nama , alamat, penyakit yang didierita,dan
sebagainya.
RESPECTABILITY (KEHORMATAN)

Respectability (kehormatan) yaitu kehormatan yang diberikan oleh pemerintah Republik


Indonesia kepada perorangan ataupun instansi. Nama-nama tanda kehormatan biasanya diambil
dari Bahasa Sanskertayang artinya disesuaikan dengan jenis bidang pengabdian tertentu dan tingkat
tanda kehormatan. Pada saat ini berlaku Undang-undang Nomor 20 tahun 2009 (Tentang Gelar, Tanda
Jasa, dan Tanda Kehormatan) dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 (Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan).
Berdasarkan dua produk hukum ini maka ada beberapa tanda kehormatan yang tidak akan diberikan
lagi (e.g. Bintang Sewindu APRI) dan ada beberapa tanda kehormatan yang baru (e.g. Bintang
Kemanusiaan). Tanda kehormatan bintang lebih tinggi derajatnya daripada tanda kehormatan
satyalancana.
ACCOUNTABILITY (TANGGUNG JAWAB)

Etika berasal dan bahasa Latin Mosatau


Mores (jamak), artinya moral. Menurut Accountability (akuntabilitas), prinsip ini
Kamus Besar Bahasa Indonesia berhubungan erat dengan fidelity yang berarti
versi online (2017), Etika adalah bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan
ilmu tentang apa yang baik dan apa dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
yang buruk dan tentang hak dan Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana
kewajiban moral (akhlak) disebutkan tindakan seorang professional dapat dinilai dalam
bahwa etika adalah apa yang baik dan situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
apa yang buruk dan tentang hak dan Akuntabilitas mengandung arti dapat
kewajiban moral. mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang
dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari
tindakan tersebut. Tanggung jawab profesi dengan
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
professional harus menggunakan pertimbangan
moral dan professional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
13

Contohnya, seorang ahli


gizi bertanggung jawab
melindungi masyarakat
umum khususnya tentang
penyalahgunaan
pelayanan, informasi yang
salah dan praktik yang
tidak etis berkaitan dengan
gizi, pangan termasuk
makanan dan terapi
gizi/diet. Ahli gizi
hendaknya senantiasa
memberikan pelayanannya
sesuai dengan informasi
faktual, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya
Obedience to the law (ketaatan kepada hukum),
sikap taat berarti menjaga, memelihara, tunduk atau
patuh atas ketertiban atau suatu ketentuan orang
OBEDIENCE TO THE LAW
lain. Sikap taat diwujudkan dalam kemauan untuk (KETAATAN PADA HUKUM
menjalankan perintah dan menjauhi larangan.
Dengan demikian, sikap taat terhadap hukum
adalah tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan
yang digariskan oleh hukum yang berlaku dengan Contoh : Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi
memenuhi kewajiban yang dibebankan dan tidak mengabdikan diri dalam upaya memelihara dan
melanggar hal-hal yang dilarang dalam hukum. memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan
dan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan
gizi, pendidikan gizi, pengembangan ilmu dan
teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi
Manusia memiliki hak untuk mendapatkan
dalam menjalankan profesinya harus senantiasa
sumber-sumber yang mereka perlukan bagi
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
kesehatan. Kode etik kesehatan masyarkat di
Esa, menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang
dasari oleh pasal 25 Deklarasi University Hak-
dilandasi oleh falsafah dan nilainilai Pancasila,
hak Asasi Manusia, yang berbunyi “Semua
Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar
orang berhak mendapatkan standar kesehatan
dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi
dan kesejahteraannya dan keluarganya. Hal ini
Indonesia serta etik profesinya.
terkait dalam nilai (obedience to the law).
LOYALTY (KESETIAAN)
Loyalty (loyalitas), suatu konsep yang
melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal
balik terhadap pihak yang secara professional. Ini
berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan
orang lain secara nilai dan tujuan sendiri.
Hubungan profesional dipertahankan dengan cara
menyusun tujuan bersama, menepati janji,
menentukan masalah dan prioritas, serta
mengupayakan pencapaian kepuasan bersama.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang
tinggi dan hubungan dengan pihak yang harmonis,
maka aspek loyalitas harus dipertahankan.
Kode etik profesi gizi dalam etik loyalty
Prinsip loyalty dibutuhkan individu Menunjukan sikap percaya diri, berpengetahuan
untuk menghargai janji dan luas,dan berani mengemukakan pendapat serta
komitmennya terhadap orang lain. senantiasa menunjukan kerendahan hati dan
mau menerima pendapat orang lain yang benar.
Te n a g a k e s e h a t a n s e t i a p a d a
Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa loyal dan
komitmennya dan menepati janji serta taat asa di organisasi tempat di mana ahli gizi
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan 16 dipekerjakan. Menunjukan kesetiaan dalam
dan kesetiaan adalah kewajiban berbagai hal yang berkaitan dengan profesi dan
seseorang untuk mempertahankan organisasi dalam melaksanakan tugas.
komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan tenaga
kesehatan terhadap kode etik yang Contohnya : Seorang Sarjana Kesehatan
menyatakan bahwa tanggung jawab Masyarakat (SKM) menepati janjinya dalam
dasar dari tenaga kesehatan adalah usaha peningkatan dan perbaikan kesehatan di
masyarakat sesuai dengan program yang telah
untuk meningkatkan kesehatan,
dibuat.
mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan
penderitaan.
Kesimpulan
17
Etika profesi merupakan prinsip-prinsip moral yang digunakan untuk
menjalankan profesi. Dengan adanya etika profesi ini diharapkan anggota
profesi dapat bertindak dengan kapasitas profesional. Untuk bisa bertindak
sebagai seorang yang professional dalam dunia kerja hendaknya senantiasa
mengamalkan 9 komponen kode etik berikut :
1. Honesty
2. Integrity
3. Transparancy
4. Accountability
5. Confidentiality
6. Objectivity
7. Respectfulness
8. Obedience The Law
9. Loyality

Anda mungkin juga menyukai