Anda di halaman 1dari 7

ESSAI CERMIN ITEGRITAS

ANGKATAN 52 KELOMPOK 2

Oleh :

Daniel Nugraha
UPT PUSKESMAS LOPOK

TUTOR : Dr. H. Prasetya Utama, SKM, M.Kes

PELATIHAN DASAR CPNS KABUPATEN SUMBAWA


2021
TUGAS INDIVIDU
CERMIN INTEGRITAS

Pertanyaan :

1. Apakah anda memiliki nilai – nilai pribadi yang diyakini dan dianut yang berhubungan
dengan pemberantasan korupsi?
2. Bagaimana penerapan nilai – nilai tersebut dalam aktifitas pribadi, pekerjaan, dan
organisasai?
3. Apakah lembaga Anda bekerja atau organisasi Anda memiliki kode etik ?
4. Pernahkah Anda melakukan pelanggaran atas nilai – nilai integritas yang diyakini dan
dianut atau kode etik organisasi, lembaga? Ceritakan salah satu contohnya yang paling
Anda sesali hingga kini.
5. Pernahkan Anda mengakui pelanggaran tersebut? Jika ya, mengapa dan kepada siapa Anda
menceritakannya pengakuan tersebut?
6. Upaya apa yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut?
7. Apakah yang anda lakukan jika ada orang lain yang perilakunya tidak sesuai dengan nilai
nilai dan norma yang Anda yakini?
8. Pernakah Anda menegur orang lain karena yang bersangkutan melanggar nilai- nilai dan
norma yang Anda yakini? Ceritakanlah
9. Pernahkah Anda menyatakan kepada atasan karena ia melanggar nilai-nilai dan norma
yang Anda yakini ? Jika iya, Ceritakan alas an Anda melakukan hal tersebut
10.Pernahkah Anda menentang atasan Anda karena menegur hal -hal yang tidak benar? Jika
ia ceritakan alas an Anda melakukan itu
11.Pernahkah anda menyampaikan kebenaran dalam situasi yang sulit? Jika ia ceritakan
tindakan – tindakan Anda dalam mempraktikkan atau mempertahankan kebenaran tersebut
12.Pernahkah Anda mengalami kerugian – kerugian pribadi yang diakibatkan menyampaikan
suatu kebenaran, Bagaimana Anda menyikapi hal tersebut.
JAWABAN

Setiap individu memiliki nilai-nilai yang dianutnya dalam menjalankan kehidupan


bermasyarakat. Nilai-nilai yang dianut tentu berhubungan erat dengan sikap pemberantasan
korupsi, yang disebut juga sebagai faktor internal anti korupsi. Faktor internal sangat ditentukan
oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi yang diyakini dalam diri setiap individu, termasuk diri
saya pribadi. Nilai-nilai anti korupsi yang saya yakini tersebut antara lain meliputi kejujuran,
kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan,
keberanian dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi perlu diterapkan oleh setiap individu untuk
dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor
eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan
mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan
kontrol kebijakan dalam suatu organisasi/institusi/masyarakat. Oleh karena itu hubungan antara
prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Adapun penerapan nilai-nilai tersebut dalam aktivitas sehari-hari, pekerjaan dan organisasi
dijabarkan sebagai berikut;
1. Kejujuran

Sifat jujur merupakan salah satu bagian dari sifat positif manusia yang menjadi
harga diri seseorang. Ketika saya pribadi sudah berperilaku jujur maka tentunya saya akan
mendapatkan kepercayaan dari banyak orang, baik dengan perkataan, perbuatan, maupun
pekerjaan. Ketika kejujuran sudah ditanamkan dalam diri seseorang, ia akan susah berbuat
kecurangan, walau tak tertangkap kamera atau terlihat oleh sepasang mata.
Nilai kejujuran di lingkungan pekerjaan maupun organisasi diantaranya
mengerjakan tugas yang diberikan atasan dengan sebaik mungkin, menjaga uang yang
dititipkan instansi, tidak menceritakan rahasia instansi, masuk sesuai jadwal yang
ditentukan, menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, tidak Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme, menyampaikan pesan atau titipan atasan, mengembalikan sisa anggaran yang
tidak terpakai, memberikan laporan keuangan sesuai keadaan sebenarnya, memberitahukan
alasan sebenarnya ketika berhalangan hadir, mengakui kesalahan kepada atasan, serta tidak
memposting kejelekan instansi di media sosial.

2. Kepedulian

Arti dari kepedulian adalah mengidahkan atau meghiraukan. Rasa kepedulian dapat
diterapkan dilingkungan sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya. Bentuk
kepedulian saya sebagai ASN adalah mendengarkan keluh kesah, masalah masyarakat
dimana sebagai pelayan publik yang memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah
yang ada untuk ditanggani. Contohnya kasus gizi kurang atau buruk perlu kepedulian untuk
memberikan bantuan tenaga, pikiran, waktu, dana supaya masalah yang ada bisa
dituntaskan. Kita harus memiliki sikap yang berempati.

3. Kemandirian

Kemandirian dapat diartikan sikap mendewasakan diri yaitu dengan tidak


bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab. Hal ini sangat
penting saat bekerja dan berorganisasi, dimana kita harus mengatur orang-orang yang
berada di bawah tanggung jawab kita. Salah satu contoh saya terapkan di lingkungan kerja
kemandirian dalam mengerjakan tugas tidak melibatkan orang lain jika kita mampu
mengerjakannya sendiri. Karna kita sudah diberikan kepercayaan oleh atasan yang harus
dipegang dan dibuktikan dengan pengerjaan tugas yang tepat waktu dalam
mengumpulkannya.

4. Kedisiplinan

Salah satu penerapan kedisiplinan yaitu dapat mengatur dan mengelola waktu yang
ada untuk dipergunakan dengan sebaik - baiknya dalam menyelesaikan tugas baik dalam
lingkup pekerjaan maupun lingkup berorganisasi. Manfaat dari hidup yang disiplin adalah
seseorang dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien. Salah satu
contoh kedisiplinan yaitu tepat waktu masuk kerja menandakan kita sebagai orang yang
taat aturan yang telah dibuat.

5. Tanggung jawab

Saat rasa tanggung jawab sudah tertanam dalam diri, kita akan mengerjakan tugas
dengan sepenuh hati karena berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat diselesaikan
dengan baik dapat merusak citra sendiri di depan orang lain. Seseorang yang memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi mudah untuk dipercaya orang lain dalam masyarakat misalkan
dalam memimpin suatu organisasi. Rasa tanggung jawab ini harus dipupuk didalam diri
menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Tanggung jawab yang dapat saya terapkan
sebagai pelayan publik memberikan pelayanan yang optimal tanpa kepentingan pribadi dan
bisa memegang amanah yang diberikan.

6. Kerja Keras

Kerja keras didasari adanya kemauan. Di dalam kemauan terdapat ketekunan,


keuletan, daya tahan, daya kerja, pendirian, keberanian, keteguhan dan pantang mundur.
Bekerja keras merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan atau target yang
diinginkan. Namun kerja keras tidak berguna jika tidak ada pengetahuan. Jadi yang dapat
kita lakukan ditempat kerja dalam mencapai target harus memiliki pengetahuan yang luas
supaya dapat kita praktikkan dan kita evaluasi. Melakukan terus menerus sampai berhasil
jika gagal coba metode lain yang membuat kita menjadi pribadi yang teguh dalam bekerja.

7. Kesederhanaan

Gaya hidup merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan masyarakat di
sekitar. Dengan gaya hidup sederhana, setiap orang dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.
Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, kita dibina untuk memprioritaskan
kebutuhan di atas keingin. Prinsip hidup sederhana ini merupakan parameter penting dalam
menjalin hubungan dengan teman kerja karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan sikap-sikap negatif lainnya. Prinsip hidup
sederhana juga menghindari seseorang dari keinginan yang berlebihan sehingga menjadi
cikal bakal munculnya kecurangan. Penerapan kesederhaan dalam hidup contohya
memakai baju atau celana yang masih layak tanpa terpengaruh oleh teman yang harus
mementingkan harga diri, status sosial berkelas yang mewah dan bermerek. Jika kita
dituntut mengikuti mereka kita menjadi pribadi yang sombong dan tidak bisa merasakan
hal susah sehingga berdampak buruk bagi diri kita sendiri.

8. Keberanian

Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan membela keberanan,


berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab. Keberanian sangat diperlukan
untuk menentukan kesuksesan dan keberanian semakin matang jika diiringi kenyakinan
dan kenyakinan semakin kuat jika diiringi pengetahuan.

9. Keadilan

Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai apa yang menjadi
haknya. Yakni bertindak professional dan tidak melanggar hukum. Penerapannya dalam
organisasi atau tempat kerja salah satunya tidak mengambil hak orang, mengakui jika
melakukan kesalahan dan berani meminta maaf.
Setiap instansi ataupun organisasi pasti memiliki kode etik. Adapun pada organisasi profesi
saya yaitu PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) memiliki kode etik profesi, beberapa
diantaranya. Ahli gizi berpedoman kepada tanggung jawab dalam memberikan asuhan gizi
individu, keluarga dan masyarakat, ahli gizi memelihara suasana lingkungan yang menghormati
nilai-nilai budaya, adat-istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan
masyarakat, ahli gizi senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan
tradisi luhur. Begitupun dalam institusi tempat saya bekerja, pastinya kami dituntut untuk
memelihara mutu pelayanan disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan sesuai dengan profesi masing-masing. Kode etik dari organisasi profesi maupun
tempat kerja tersebut tentunya sejalan dengan pemberantasan korupsi. Pemberantasan korupsi
dapat diwujudkan dengan menerapkan nilai nilai anti korupsi dan prinsip anti korupsi yaitu
akuntabilitas, transparan, kewajaran, kebijakan, kontrol kebijakan.
Sebagai manusia, tentunya saya tidak lepas dari sikap yang mengarah pada pelanggaran
terhadap nilai-nilai integritas yang diyakini. Kesalahan yang masih saya sesali sampai saat ini
adalah saat berada pada kondisi terdesak beberapa bulan lalu. Saat itu saya sedang bertugas di
pelayanan, lalu suara HP berbunyi menandakan panggilan masuk. Ternyata telepon dari salah satu
RS yang mengabarkan bahwa paman saya yang sebelumnya dijadwalkan untuk operasi dalam
waktu dekat, sudah mendapatkan kamar dan boleh masuk ruang rawat inap pagi itu juga dan diberi
batas waktu sebelum jam 12. Dalam keadaan pandemi seperti sekarang ini, salah satu syarat rawat
inap adalah dengan menyerahkan hasil rapid antigen negatif. Pilihannya bisa melakukan rapid test
di RS setempat atau diluar RS. karena saat itu waktu persiapan kurang lebih satu jam, saya meminta
izin kepada salah satu dokter di tempat saya bekerja agar mengizinkan suami untuk melakukan
rapid antigen disana. Padahal sebenarnya rapid test terbatas diperuntukkan untuk masyarakat yang
bergejala covid 19 atau yang kontak erat dengan pasien covid 19.
Saya mengakui bahwa yang saya lakukan saat itu adalah melanggar nilai integritas yang
saya yakini karena mengambil hak orang yang semestinya berindikasi dilakukan rapid test. Saya
menceritakan penyesalan saya kepada paman dan sepakat untuk tidak melakukannya lagi di lain
waktu.
Selang satu bulan dari kejadian tersebut,tibalah jadwal operasi kedua paman saya. Pihak
Rumah Sakit menelpon, lagi-lagi saat saya sedang berada di pelayanan dan dengan waktu
persiapan yang tidak lama. Namun, saya tidak ingin melakukan kesalahan yang sama. Saat itu
kami sepakat agar paman saya melakukan rapid test di RS setempat.
Di dalam dunia kerja, tentu saya pernah menjumpai perilaku seseorang yang tidak sesuai
dengan nilai integritas, apalagi perilakunya tersebut sering terulang dan belum ada upaya
pencegahan darinya. Sebagai contoh, saat rekan kerja satu ruangan datang ke kantor sering
terlambat, dan sering izin saat jam kerja. Hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap nilai
kedisiplinan yang dapat menghambat jalannya operasional pelayanan. Tentu saja meningkatkan
beban kerja orang lain. Meskipun sebagai orang baru di tempat kerja, saya tak segan untuk
memperingatinya agar memperbaiki kinerja sebisa mungkin. Tentunya dengan bahasa yang sopan.
Saat peringatan itu belum juga memperbaiki kedisiplinan orang tersebut, saya mencoba
berdiskusi dengan senior satu ruangan, berharap akan menemukan titik terang secara internal
dengan kendala yang mengganggu kami tersebut.
Saya belum pernah mengatakan langsung kepada atasan perihal perilakunya tersebut
karena tidak ingin dinilai menjadi orang yang sibuk mencari kesalahan orang lain. Menegurnya
secara langsung dan mendiskusikan dengan teman satu ruangan menjadi pilihan utama saya pada
kasus tersebut.
Selama enam bulan berada di tempat kerja saat ini, saya belum pernah menentang atasan
karena menegur hal-hal yang tidak benar. Namun saat saya menjumpai atasan memberikan
penilaian buruk kepada teman yang lain, sementara saya mengetahui hal tersebut tidaklah benar,
maka saya mencoba mengklarifikasi kebenaran dari kasus tersebut.
Saya pernah berada pada kondisi dilimpahkan pekerjaan yang sebenarnya bukan tanggung
jawab saya. Saat itu saya hendak protes dan berani berbicara kepada yang bersangkutan, karena
secara mendadak mendapat tugas yang belum pernah saya kerjakan, seorang diri, dan dengan
deadline satu jam. Sementara Tupoksi saya di ruangan masih belum selesai. Saya merasa kesal
karena tugas yang seharusnya dikerjakan bertim dan bisa rampung dengan cepat jika dicicil setiap
hari malah terbengkalai, sementara mereka angkat tangan dengan tugas tersebut.
Saya sadari dampak dari keberanian saya mengatakan yang sebenarnya mereka lepas
tanggung jawab, berani mengungkapkan kesalahan mereka namun saya kemas dengan bahasa
yang sopan tentu ada orang yang bisa menerima dan mengakui kesalahan. Ada juga yang
tersinggung dan malah mencibir dan menjelekan dibelakang. Saya menyikapinya dengan sabar
karena saya yakin saya dijalan yang benar untuk kemajuan tempat bekerja bukan untuk
kepentingan pribadi untuk dipuji, dihormati namun semua itu semata mata untuk mengubah
perilaku seseorang lebih baik kedepannya. Saya harus menjadi orang yang sabar, kuat dan tidak
terpengaruh oleh keadaan yang salah.

Anda mungkin juga menyukai