Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia tentu melakukan suatu aktivitas dan tindakan untuk mencapai tujuan yang ia
harapkan. Pada kenyataannya tidak sedikit orang yang melakukan segala tindakan untuk mencapai
tujuannya, baik itu berupa tindakan baik maupun tindakan buruk. Yang terpenting ia mampu mencapai
tujuan yang ia harapkan. Dalam hal ini, perlu adanya suatu patokan atau tolak ukur untuk mengatur
tindakan manusia. Antara norma dengan nilai itu saling berkaitan, yang mana dalam nilai terdapat norma
dan aturan yang berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan baik atau buruknya suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang. Namun, sebelum membahas terlalu jauh mengenai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, organisasi maupun pendidikan terlebih dahulu harus memhami apa itu nilai. Dengan begitu
kedepannya kita dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk dari nilai.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkaitan dengan nilai. Misalkan kita mengatakan
bahwa orang itu baik atau lukisan itu indah. Berarti kita melakukan penilaian terhadap suatu objek. Baik
dan indah adalah contoh nilai. Manusia memberikan nilai pada sesuatu. Sesuatu itu dikatakan adil, baik,
cantik, anggun, dan sebagainya.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah pengertian nilai?

2. Bagaimanakah penyerapan/pembentukan niali?

3. Apa yang dimaksud dengan nilai personal/pribadi dan nilai luhur profesi?

4. Bagaimana hal-hal yang menyangkut tentang kebijaksanaan dan nilai-nilai?

5. Apakah pertimbangan tentang nilai-nilai?

1.3 Tujuan penulisan

1. Memahami tentang pengertian nilai


2. Memahami tentang penyerapan/pembentukan nilai
3. Memahami tentang nilai personal/pribadi dan nilai luhur profesi
4. Memahami tentang kebijaksanaan dan nilai-nilai
5. Memahami tentang pertimbangan nilai-nilai

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi
terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan
sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan
tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-
undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan
untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai Instrumental.

2.2 Penyerapan Atau Pembentukan nilai

a. Pengertian Dasar Etika


Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih
dimengerti sebagai filsafat moral.
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan;
sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan. Menurur
filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga
berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.

b. Pengenalan Etika Umum


1) Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan
tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita menghancurkan integritas
kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan
kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.

2
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga
pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung
jawab tanpa kebebasan.
Batas-batas kebebasan meliputi :
 Faktor internal
 Lingkungan
 Kebebasan orang lain
 Generasi penerus yang akan datang
2) Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu
yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan. Sedangkan Norma adalah
aturan-aturan yang menyertai nilai.
3) Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan hukum
objek.
4) Amoral dan Immoral
Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with, out of
spere of moral, non moral, diluar etis,Non moral. Sedangkan Immoral berarti opposed to
morality, morally evil, yang berarti bertengtangan dengan moralitas yang baik, secara moral
butuk, tidak etis.
5) Moral dan Agama
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting dari tingkah laku
moral adalah agama. Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan, dasarna adalah
agama melarang untuk melakukannya. Agama mengatur bagaimana cara kita hdup. Setiap agama
mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya. Dalam agama
kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut filsafat moral , kesalahan moral adalah
pelanggaran prinsip etis,. Bagi penganut agama, Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.

c. Kode Etik Bidan Indonesia


Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/
Mengkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan
Indonesia. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
pengabdian profesi.

Etika individu dipengaruhi atau dibentuk oleh beberapaa hal:keluarga,faktur


situasi,nilai,moral,agama,pengalaman,dan pengaruh teman.Ada tiga pendekatan dasar terhadap
perilaku etis :
1. Pendekatan utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat

3
daritindakan tersebut.
2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang
harusdihormati dalam semua keputusan.3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan
keputusan harus wajar, adil dan tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi
individual dan bagi kelompok

2.3 Nilai personal pribadi dan nilai luhur profesi

Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang konsisten dan
menjadi control internal bagi seseorang, serta merupakan komponen intelektual dan emosional
dari seseorang.

Pengertian nilai luhur


Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap orang, dimana
sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam etika
profesi seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan pelayanan
pada klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta
hubungan yang baik antara bidan dan klien.

Penerapan nilai luhur


Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur dimanapun dan kapanpun dia
memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam praktek kebidanan sangat
menunjang dalam proses pelayanan serta pemberian asuhan pada klien.
Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur
tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara individu menerapakan dan mengelola dalam
kehidupannya.
Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi juga pada rekan – rekan
seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat secara umum. Sebab hubungan yang dijalin
berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan,
khususnya dalam praktek kebidanan.
Nilai – nilai luhur yang sangat diperlukan oleh bidan yaitu :
 Kejujuran
 Lemah lembut
 Ketetapan setiap tindakan
 Menghargai orang lain

Dasar pelayanan kebidanan yang baik

4
 Rasa kecintaan pada sesama manusia
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong dalam menghadapi
pasien
 Mengembangkan sikap tidak semena – mena terhadap orang lain
 Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan
 Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
 Berani membela kebenaran dan keadilan
 Mengmbangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
 Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya

2.4 Kebijaksanaan & Nilai-nilai

Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan yang
berkualiatas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan kebidanan.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut pada forum atau
kegiatan ilmiah baik formal atau non formal dengan teman, sejawat, profesi lain maupun
masyarakat. Salah satu perilaku etis adalah bila bidan menampilkan prilaku pengambilan
keputusan yang etis dalam membantu memecahkan masalah klien. Dalam membantu
memecahkan masalah ini bidan menggunakan dua pedekatan dalam asuhan kebidanan, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan prinsip.
Pendekatan berdasarkan prinsip sering dilakukan dalam etika kedokteran atau kesehatan untuk
menawarkan bimbingan tindakan khusus.
2. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral. Hubungan bidan dengan
pasien merupakan pusat pedekataan berdasarkan asuhan, dimana memberikan perhatian khusus
kepada pasien.
Dalam rangka penempatan terhadap jenis tenaga kesehatan tertentu ditetapkan
kebijaksanaan melalui pelaksanaan masa bakti terutama bagi tenaga kesehatan yang sangat
potensial di dalam kebutuhan penyelenggaraan upaya kesehatan. Disamping itu tenaga kesehatan
tertentu yang bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi wewenang
sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat dengan hak dan
kewajibarnya. Kompetensi dan kewenangan tersebut menunjukan kemampuan professional yang
baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan tersebut.
Dari sejumlah tenaga medis tersebut, bidan merupakan salah satu unsur tenaga medis yang
berperan dalam mengurangi angka kematian bayi dan ibu yang melahirkan, baik dalam proses
persalinan maupun dalam memberikan penyuluhan atau panduan bagi ibu hamil. Melihat
besarnya peranan bidan tersebut, maka haruslah ada pembatasan yang jelas mengenai hak dan
kewajiban dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan bidan tersebut. Maka, dibuatlah Kode Etik
bidan, dimana kode etik tersebut merupakan suatu pernyataan kemprehensif dan profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggota untuk melaksanakan praktek profesinya, baik yang

5
berhubungan dengan klien sebagai individu, keluarga, masyarakat, maupun terhadap teman
sejawat, profesi dan diri sendiri, sebagai kontrol kualitas dalam praktek kebidanan.
Untuk melengkapi peraturan yang ada, maka dibuatlah sebuah kode etik yang dibuat oleh
kelompok-kelompok profesi yang ada di bidang kesehatan, dengan ketentuan pokok bahwa
peraturan yang dibuat tersebut tidak bertentangan dengan peraturan yang ada di atasnya. Contoh
kode etik profesi adalah kelompok dokter yang mempunyai kode etik kedokteran, dan untuk
kelompok bidan mempunyai kode etik kebidanan. Dalam kode etik tersebut terdapat pengenaan
sanksi apabila ada pelanggaran yang berupa sanksi administratif, seperti penurunan pangkat,
pencabutan izin atau penundaan gaji.
Proses implementasi kebijakan dapat dirumuskan sebagai tindakan-tindakan baik dari
institusi pemerintah maupun swasta atau kelompok masyarakat yang diarahkan oleh keinginan
untuk mencapai tujuan sebagaimana dirumuskan di dalam kebijakan. Sedangkan implementasi
adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau
dirumuskan. Fokus perhatian inplementasi kebijakan mencakup kejadian-kejadian dan kegiatan-
kegiatan yang timbul sesudah diberlakukannya kebijakan negara, baik usaha untuk
mengadministrasikannya maupun akibat/dampak nyata pada masyarakat. Kebijakan
ditransformasikan secara terus menerus melalui tindakan-tindakan implementasi sehingga secara
simultan mengubah sumber-sumber dan tujuan-tujuan yang pada akhirnya fase implementasi
akan berpengaruh pada hasil akhir kebijakan.
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, seorang bidan harus melakukan tindakan dalam praktek kebidanan secara etis, serta
harus memiliki etika kebidanan yang sesuai dengan nilai-nilai keyakinan filosofi profesi dan
masyarakat. Selain itu bidan juga berperan dalam memberikan persalinan yang aman,
memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan alat
untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih.
Dalam melakukan praktek kebidanan, seorang bidan berpedoman pada KEPMENKES
Nomor 900/ MENKES/ S/ VII/ 2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan. Tugas dan wewenang
bidan terurai dalam Bab V Pasal 14 sampai dengan Pasal 20, yang garis besarnya adalah : bidan
dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga berencana, dan pelayanan kesehatan
masyarakat.. Sebagai pedoman dan tata cara dalam pelaksanaan progesi, sesuai dengan
wewenang peraturan kebijaksanaan yang ada, maka bidan harus senantiasa berpegang pada kode
etik bidan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Hal yang dilematis terjadi ketika kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
meningkat, terutama pelayanan bidan, tidak dibarengi oleh keahlian dan keterampilan bidan
untuk membentuk suatu mekanisme kerja pelayanan yang baik. Masih sering dijumpai pelayanan
bidan dengan seadanya, lamban dengan disertai adanya pemungutan biaya yang mahal. Oleh
karena itu, diperlukan penegakan hukum terhadap pelanggaran kode etik bidan. Berdasarkan hal
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian hukum mengenai Penegakan

6
Hukum Terhadap Pelanggaran Kode Etik Bagi Bidan Dalam Menjalankan Profesinya Di
Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

2.5 Pertimbangan nilai-nilai

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing” melaksanakan suatu proyek
termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai – nilai personal dalam praktik kebidanan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesional, yaitu :

1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2. Alturisme (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan,
komitmen, asuhan, kedermawanan / kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap kejujuran, harga diri
dan toleransi.
4. Freedom (kebebasan)
Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin, serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human digrity (martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia sebagai individu,
termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
6. Justice ( keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal. Temasuk objektifitas, moralitas,
integritas, dorongan dan keadilan serta keawajaran.
7. Truth (kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita. Termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan, dan
reflektifitas yang rasional.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai makhluk yang beradab, manusia harus memiliki nilai-nilai di dalam segala aspek
kehidupannya agar segala aspek terlaksana dengan baik dan terarah sesuai dengan kebijaksanaan
dan pertimabngan-pertimbangan terhadap nilai-nilai.

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Marimbi,Hanum.2008.Etika dan kode etik.Yogyakarta:Mitra Cendikia Press

Wahyuningsih,HP.,Zen,A.Y.,2005.Etika profesi kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai