PENDAHULUAN
Hidup di zaman globalisasi yang terus berkembang seperti sekarang, pendidikan seks
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan manusia, terutama
pada anak-anak sejak dini. Akan tetapi disisi lain masyarakat terutama orangtua sangat sulit
untuk membicarakan apa lagi menerapkan pendidikan seks usia dini pada anak-anaknya.
Orangtua cenderung berpikir bahwa seks adalah sesuatu yang sangat tabu dan tidak pantas jika
dibicarakan pada anak-anak. padahal dengan menerapakan pendidikan ini, orangtua telah
memberikan sumbangsi besar bagi perkembangan dan pengetahuan sang anak di masa yang akan
datang.
pendidikan seks pada sang buah hati diantaranya karena pengetahuan yang kurang cukup,
paradigma budaya yang salah dan ketidak-tahuan orangtua bagaimana cara untuk
menyampaikannya.
Pusat studi Hukum Universitas Islam Indonesia menemukan data bahwa 15 persen dari
202 responden remaja berusia 15 sampai 25 tahun sudah melakukan hubungan seks. Mereka
terpengaruh gambar dan tayangan pornografi lewat internet, VCD, TV, dan bacaan-bacaan
cabul.Korban pornografi pun meningkat luar biasa. Pusat sumberdaya Hukum untuk keadilan
gender melansir, pada tahun 2003 kasus korban pornografi dan pornoaksi berjumlah 63. Tahun
berikutnya mencapai 144 kasus, dan hingga pada saat ini mencapai lebih dari 1000 kasus.
mengenai hal yang dianggap tabu sehingga menimbulkan rasa penasaran. Pemberitaan mengenai
pornografi yang sering muncul di media massa baik cetak maupun elektronik mengundang
perhatian publik. di sini Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan masukan dan
pendidikan sehingga anak mampu mem filter segala informasi yang ada.
1.2. Rumusan Masalah
Makalah ini menuruskan mengenai pengertian pendidikan seks dan tujuan adanya pendidikan
seks tersebut.
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan seks (sex education) adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian
informasi tentang masalah seksual. Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang
fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi
"penyalahgunaan" organ reproduksi tersebut. Itu sebabnya, pendidikan seks dapat dikatakan
sebagai cikal bakal pendidikan kehidupan berkeluarga yang memiliki makna sangat penting. Para
ahli psikologi menganjurkan agar anak-anak sejak dini hendaknya mulai dikenalkan dengan
Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai anatomi organ tubuh yang
dapat dilanjutkan pada reproduksi seksualnya dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa
mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta kesiapan mental dan material seseorang.
Sementara Dr. Warih A Puspitosari, M.Sc, Sp.K.J. menjelaskan bahwa “Pendidikan seks usia
dini bukan berarti mengajarkan bagaimana cara melakukan seks. Namun pendidikan seks pada
usia dini menjelaskan tentang organ-organ yang dimiliki manusia dan apa fungsinya”.
Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu
pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin.
Ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi
kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan
pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya
birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah perkawinan,
Pendidikan seks dapat di bedakan menjadi seks instruction dan education in sexuality
Yaitu:
1) Sex Intruction ialah penerangan mengenai anatomi seperti pertumbuhan rambut pada ketiak,
dan mengenai biologi dari repoduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan untuk
pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai
Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks
Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang
arti, fungsi, dan tujuan seks sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar, dan legal.
Tujuan pendidikan seks secara umum, yakni sesuai dengan kesepakatan internasional
”Conference Of Sex Education And Family Panning” pada tahun 1962, adalah untuk
menghasilkan manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia serta tanggung
Tujuan pendidikan seks menurut The Sex Information and Education Council The United
§ Memberi pengetahuan yang memadai kepada siswa mengenai diri siswa sehubungan dengan
§ Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar mengambil keputusan
§ Memberikan cukup pengetahuan tentang penyimpangan dan penyalahgunaan seks agar terhindar
Menurut Kirby, Alter dan Scales (dalam Bruess, 1981:207), tujuan pendidikan seks antara
lain :
§ Mengurangi problem-problem seksual seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak
dikehendaki.
seks adalah :
§ Memberikan informasi yang faktual seluruh aspek seksualitas dan perencanaan keluarga
§ Meningkatkan pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi percaya diri
§ Meningkatkan pemahaman mengenai seks yang berlawanan jenis sehingga dapat meningkatkan
“Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam keluarga,
pekerjaan, dan seluruh kehidupan yang selalu berubah dan berbeda dalam tiap masyarakat dan
kebudayaan, membentuk pengertian tentang peranan seks dalam kehidupan manusia dan
keluarga, mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan
seks, dan membantu seseorang dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil
a) Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses
c) Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang
bervariasi
d) Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada
e) Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan
dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
f) Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat
menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
g) Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi
secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua,
anggota masyarakat.
Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan
membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak.
Hal ini akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak
dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan
antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya.
1) Usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan,
2) Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
3) Isi uraian yang disampaikan harus objektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak,
4) Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan
tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun belum perlu menerangkan
secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan
dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat
5) Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan
cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan
pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.
6) Usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu
untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu
untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar
tentang masalah yang berkaitan dengan seks. Hal ini dianggap penting bagi masyarakat bahwa
siswa memahami informasi yang tepat tentang seks, praktek seksual, pelecehan seksual anak dan
penyakit menular seksual. Namun, seperti semua ideologi, pendidikan seks di sekolah juga
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
tentang masalah seksual yang sangat penting dan baik jika diterapkan pada anak-anak sejak dini.
dengan memberikan pemahaman tentang pendidikan seks anak-anak akan lebih peka pada
berbagai kondisi mengenai seks terutama pada dirinya sendiri dan individu lain disekitarnya.
Selain itu pendidikan seks dapat membuka wawasan positif anak-anak dan menghindarkan diri
Oleh sebab itu sangat dibutuhkan perhatian orang tua dan masyarakat dalam menghadapi
problema remaja agar tidak menjurus pada kenakalan remaja. Pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan remaja yaitu dengan memberi kemudahan bagi remaja dalam pendidikan seperti
memudahkan administrasi keuangan sekolah bagi anak yang tidak mampu sehingga keuangan
sekolah akan sedikit terbantu dan remaja tidak terjerumus pada kejahatan.
3.2. Saran
Fokusnya utama Pendidikan Seks adalah pendidikan dan pengetahuan daripada seks.
Pendidikan Seks mampu menyelamatkan kaum remaja dari keadaan yang tidak sehat atau
berbahaya untuk kesehatannya. Seharusnya Pendidikan Seks tidak dianggap tabu dan tidak
ruang sekolah seharusnya mengambil peran utama untuk memberi Pendidikan Seks ini.
bahan-bahan resmi untuk disediakan setiap sekolah. Lebih banyak dana seharusnya diberikan
dibidang Pendidikan, untuk menyakinkan setiap siswa mengalami kesempatan untuk mengakses
Kepada seluruh pembaca diharapkan pembaca dapat mengerti tentang apa itu pendidikan
seks, bagaimana cara menerapkan pendidikan seks pada anak usia dini dan terus memperluas
DAFTAR PUSTAKA
http://kc12engineer.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pendidikan-seks.html
http://kakaoby.blogspot.co.id/
http://stella-maris.sch.id/detail-article-568-1-manfaat-pendidikan-seks-sejak-dini.html
http://minaah-ilovekorean.blogspot.co.id/2011/11/makalah-pendidikan-seks.html