Di Susun Oleh :
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Maslaah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Anak Saat Remaja..................................................................... 4
2.2. Sikap Orang Tua Dalam Berinteraksi Dengan Anak................................. 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
karena dari situlah dasar perilaku anka tersebut. Banyak orang tua yang tidak
ada masalah dengan perubahan tersebut, namun banyak juga yang mengalami
konflik disebabkan karena perubahan cara berkomunikasi Dan pada waktu
orang tua menyadari kekurangan ini, keadaan sudah menjadi terlanjur untuk
diselamatkan. Fakta pun menunjukan bahwa karena perubahan anak menjadi
dewasa sering kali menyebabkan komunikasi orang tua dan anak menjadi
sedikit terhambat pula. Agar komunikasi senantiasa bebas dan terbuka, maka
pandangan orang tu terhadap anak harus pula bertambah sesuai
perkembangan anak.
PEMBAHASAN
4
5
bagi anak remaja untuk bersikap arogan, keras kepala, tidak penurut, suka
melawan.
Banyak orangtua menerapkan konsep atau metode cara mendidik remaja
yang baro-meternya hanya ambisi agar anak tersebut harus sesuai dengan apa
yang orangtua inginkan dan harapkan. Bukan konsep bagaimana anak
tersebut bisa mengerti, memahami apa yang menjadi tanggung jawab seorang
anak remaja pda usianya agar bisa menjadi anak yang memiliki rasa percaya
diri dan tanggung jawab pada dirinya. Orangtua yang hanya bisa mendoktrin
anak, mendikte anak jangan harap bisa mencetak anak yang berorientasi pada
pemahaman anak remaja untuk menjadi dirinya percaya diri serta punya rasa
tanggung jawab. Anak bukanlah sebuah boneka hanya untuk mainan dan
ditimang-timang atau robot yang cara kerjanya hanya menekan tombol on/off,
namun anak adalah sebuah individu yang sangat unik apabila kita sebagai
orangtua bisa memahaminya.
Dorongan sebagai penyemangat remaja agar ia tidak lekas putus asa.
Motivasi untuk memberikan acuan, sehingga remaja memiliki banyak nasihat
sebagai arah jalan hidupnya. Solusi untuk membantu menyelesaikan masalah
bagi remaja, serta dukungan sebagai langkah untuk meningkatkan
kepercayaan diri remaja dengan pilihan yang ia putuskan. Berbagai norma
tetap menjadi panduan dalam mendidik remaja. Norma kesopanan
mengajarkan etiket hidup, norma kesusilaan mengajarkan kepribadian diri,
norma hukum melatih disiplin bertanggung jawab, dan norma agama
petunjuk jalan arah hidup, keempatnya selalu berkaitan.
Pemantauan meliputi seluruh aspek kehidupan remaja. Baik pemantauan
pergaulan, pendidikan, psikologis jiwa, kesehatan reproduksi, maupun
kondisi fisik. Komunikasi yang efektif dan menyenangkan dalam keluarga
dapat menjadi jalan bagi orang tua untuk dapat membina anaknya supaya
anaknya dapat tercipta sebagai remaja yang handal, tangguh, dan berkwalitas
supaya tegar dalam menghadapi masa depan. Sebab remaja adalah generasi
muda penerus bangsa yang harus dijaga agar tidak rusak akibat terkoyak
perkembangan jaman yang selain membawa dampak positif juga negatif.
7
Oleh sebab itulah remaja yang nantinya akan menjadi pilar penyangga masa
depan bangsa harus benar-benar dijaga dan dididik dengan baik.
Adanya komunikasi aktif dengan anak, rasa kasih dan rasa sayang yang
selalu hadir dalam setiap komunikasi, anak merasa terlindungi, diperhatikan
serta merasa dipedulikan dan dihargai. Ada beberapa cara agar bisa
menjadikan seorang anak bisa menurut, segan terhadap orangtua :
1. Komunikasi aktif tanpa membedakan anak
Pada dasarnya seorang anak dari lahir yang pertama kita dengar
adalah tangisan, setelah tangisan adalah ucapan, dengan ucapan tersebut
secara ketelatenan orangtua akan muncul sebuah pembicaraan yaitu
komunikasi. Anak butuh komunikasi dari orangtua, tanpa adanya sebuah
komunikasi kita sebagai orangtua tidak akan mengerti apa kemauan anak
tersebut, begitu juga anak remaja yang sedang tumbuh dan berkembah
baik secara psikologi maupun perkembangan organ tubuh. Dan orangtua
jangan sampai membuat kesenjangan komunikasi anak yang satu dengan
yang lainnya, itu akan menimbulkan kecemburuan komunikasi yang pada
akhirnya akan timbul mis-komunikasi.
2. Didik dengan agama yang baik
Pendidikan agama dalam lingkungan keluarga sangatlah dibutuhkan
dan diharuskan, karena akan menyangkut perkembangan moralitas anak
agar tidak terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang akan merugikan
masa depannya. Dan agama adalah bagian dari pembentukan jati diri
seorang anak, agar bisa memilih dalam pergaulan diluar lingkungan
rumah, disekolah, ditempat berkumpulnya anak-anak remaja. Apabila
penekanan dalam hal akidah seorang yang beragama, sebagai orangtua
harus tegas dan terarah serta disini orangtua tidak ada istilah toleransi.
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang.
Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja?
Sesuai dengan per-kembangannya kemampuan kritis psikologi remaja
hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai
membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi
8
diperlukan agar remaja tidak salah arah, karena dimasyarakat amat banyak
pengaruh negatif yang dapat menyengsarakan masa depan remaja. Setelah
itu ajaklah mereka berdiskusi dimana pendidik dapat men-dengarkan
dengan sabar segala isi hati dan keluhan mereka. Biarkan mereka bebas
berkarya dan berekspresi tapi dengan catatan mereka harus tetap
dibimbing dan diawasi. Pengaruh pergaulan sangatlah mudah bagi anak
remaja untuk mentukan sebuah pilihan untuk mencapai tujuannya, sebagai
orangtua harus tanggap apa yang menjadi pilihan seorang anak agar tidak
salah pilih. Berilah pilihan-pilihan yang merangsang jiwa anak secara
bijak untuk berkembang dalam dunianya dan jiwa sianak tersebut, agar
mereka merasa memiliki serta hormat dengan orangtua. Namun jangan
sekali-kali orangtua membuat kesalahan dengan penekanan-penakanan
yang berakibat anak tersebut menjadi tidak bersimpati terhadapap
penympaian orang tua, karena ada unsur penekanan. Karena kita sebagai
orangtua terhadap anak tidak bisa memiliki jiwanya dan orang tua hanya
bisa memiliki raganya, dan jiwa anak akan berkembang dengan sendiri
sesuai nalurinya. Namun itu semua sebagai orangtua tetap memberikan
yang terbaik bagi anak-anaknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fungsi komunikasi bagi orang tua dan anak adalah agar tidak terjadi
kesalah pahaman antara orang tua dan anak serta dapat menjalin hubungan
yang baik dan erat antara orang tua dan anak.
Masalah umum yang timbul dalam komunikasi antara orang tua dan anak
adalah kurangnya perhatian orang tua kepada anakyang mengakibatkan anak
akan mecari bentuk perhatian ke lingkungan, sehingga anak akan
mengungkapkannya dengan perbuatan yang biasa disebut kenakalan remaja.
11
12
3.2 SARAN
Hubungan orang tua dan anak tidak terlepas dari adanya perbedaan
karakter diantara keduanya. Dalam berbagai pendapat yang telah diuraikan
sebelumnya, hanya dijelaskan mengenai perbedaan karakter antara anak dan
orang tua sehingga memicu miss communication diantara kedua. Hal yang
belum terungkap dari berbagai pendapat tersebut, adalah perbedaan karakter
yang dapat memicu keefektifan komunikasi diantara keduanya sehingga
penulis perlu menyarankan untuk meneliti lebih lanjut perbedaan karakter
keduanya.
Fajeri, Nor. 2014. “Makalah belajar dan pembelajaran komunikasi orang tua
dengan anak”. (http://cahaya-fajeri.blogspot.com/2020/10/makalah-belajar-
dan-pembelajaran.html ,diakses pada tanggal 12 september 2020, pukul 18.30
WIT)
Kesimpulan.com . 2014. “Gaya pengasuhan atau pola asuh orang tua pada
remaja”. (http://www.kesimpulan.com/2009/04/gaya-pengasuhan-atau-pola-
asuh-orang.html ,diakses pada tanggal 12 September 2020, pukul 19.45 WIT)
13