Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA

KEPADA ANAK REMAJA

Di Susun Oleh :

Sri Rahayu Burhan

POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN MALUKU


PROGRAM STUDI KEBIDANAN AMBON
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraukatuh,

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit


sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayahNya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KOMUNIKASI EFEKTIF
ORANG TUA KEPADA ANAK REMAJA”. Dalam penyusunannya, penulis
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuskesan berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagian dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.

Ambon, 14 September 2020


Penulis

(Sri Rahayu Burhan)

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Maslaah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Anak Saat Remaja..................................................................... 4
2.2. Sikap Orang Tua Dalam Berinteraksi Dengan Anak................................. 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keluarga merupakan lingkungan pendidikan utama bagi seseorang karena
disanalah seseorang mulai mengenal segala sesuatunya hingga mereka
menjadi tau dan mengerti. Dimana semua ini tidak akan terlepas dari
tanggung jawab keluarga terutama orang tua yang memegang peran penting
bagi kehidupan anaknya, oleh karena itu orang tua bertanggung jawab atas
proses pembentukan perilaku anak, sehingga diharapkann selalu memberikan
arahan, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anak melalui
interaksi antara orang tua dengan anak dalam lingkungan keluarga. Namun,
dalam kehidupan saat ini peranan orang tua sebagai pendidik anak semakin
memperhatinkan. Banyak sekali orang tua yang menjadikan kesibukan
bekerja sebagai alasan desakan kebutuhan ekonomi, profesional serta hobi.
Padahal, tanpa kita sadari hal tersebut membuat kedekatan orang tua dan
anaknya semakin berkurang. Kondisi tersebut yang apabila tanpa kita sadari
lama-kelamaan akan menjadi penghalang terhadap hubungan orang tua
dengan anak. Dalam hal ini, anak akan tumbuh berkembang semakin dewasa
dan perlu diingat pada saat anak tumbuh semakin dewasa komunikasi adalah
masalah kebiasaan. Jika anak sudah dibiasakan berkomunikasi sejak masih
dalam kandungan maka komunikasi tersebut berpeluang besar tidak akan
mengalami kerenggangan. Sementara, seseorang yang disebut anak tidak
akan terus menerus menjadi anak-anak melainkan bertumbuh kembang
menjadi dewasa. Perubahan anak akan membawa pula perubahan cara
berkomunikasi kepada orang tua.. Perubahan anak menjadi dewasa juga
sering kali membuat orang tua merasa perilaku anaknya seperti tidak logis
dan tidak sesuai dengan akal sehat, maka untuk memahami anak, membina
kehidupan jasmaniah, kecerdasaan, perkembangan sosial dan emosionalnya,
orang tua dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang erilaku ankanya,

1
2

karena dari situlah dasar perilaku anka tersebut. Banyak orang tua yang tidak
ada masalah dengan perubahan tersebut, namun banyak juga yang mengalami
konflik disebabkan karena perubahan cara berkomunikasi Dan pada waktu
orang tua menyadari kekurangan ini, keadaan sudah menjadi terlanjur untuk
diselamatkan. Fakta pun menunjukan bahwa karena perubahan anak menjadi
dewasa sering kali menyebabkan komunikasi orang tua dan anak menjadi
sedikit terhambat pula. Agar komunikasi senantiasa bebas dan terbuka, maka
pandangan orang tu terhadap anak harus pula bertambah sesuai
perkembangan anak.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Sikap yang seperti apakah yang dibutuhkan orang tua dalam
berkomunikasi untuk menghadapi perubahan anak saat remaja?

1.3 TUJUAN MASALAH


Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui peranan penting serta perubahan komunikasi yang terjadi
saat anak berubah menjadi remaja
2. Memberikan informasi tentang solusi serta sikap yang dibutuhkan orang
tua dalam berkomunikasi dengan anak.

1.4 MANFAAT MAKALAH

Manfaat makalah ini bagi penulis :


Penulis dapat lebih mengetahui lebih jauh tentang bagaimana cara
berkomunikasi dengan orang tua. Setelah memahami banyak sumber, penulis
mendapatkan banyak gambaran bagaimana kondisi cara berkomunikasi orang tua
dengan anak saat ini. Makalah ini juga menjadikan acuan bagi penulis untuk terus
meneliti sehingga dapat berbagi informasi kepada pembaca.
Manfaat makalah ini bagi pembaca :
Pembaca dapat mengetahui kendala komunikasi dengan orang tua yang
mungkin tidak disadari sebelumnya. Kemudian, pembaca juga mengetahui lebih
3

jauh bagaimana cara mengatasi masalah tersebut sehingga kedepan diharapkan


dapat merubah kondisi yang kurang baik dalam berkomunikasi dengan orang tua.
Mengetahui peranan penting orang tua dalam memberikan pendidikan lewat
berkomunikasi adalah hal yang sangat penting untuk menentukan seperti apa
kehidupan anak nantinya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERUBAHAN ANAK DENGAN ORANG TUA SAAT REMAJA


Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan ini di
mana pun dan kapan pun, termasuk dalam lingkungan keluarga. Pembentukan
komunikasi intensif, dinamis dan harmonis dalam keluarga pun menjadi
dambaan setiap orang. Peranan keluarga terutama orangtua, menjadi amat
penting bagi pembentukan karakter seorang anak, terlebih lagi bila anak
tersebut mulai memasuki masa remaja. Masa remaja merupakan masa
transisi atau masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada
masa remaja, seseorang akan mengalami berbagai perubahan mengenai
dirinya, baik perkembangan fisik maupun psikologis. Remaja pada umum-
nya sangat rentan terhadap pengaruh dari lingkungannya. Karena di masa
inilah remaja banyak mengalami berbagai problema mengenai jiwa
psikologisnya.
Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki masalah-maslahnya sendiri.
Walaupun tidak dialami oleh semua remaja, salah satu masalah mereka
adalah dengan orang tua. Pernahkah kamu merasa orang tuamu tidak
memahamimu? Atau kamu merasa apa saja yang kamu lakukan salah dimata
mereka. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu dan orang tuamu?
Mengapa hubungan kalian tak sebaik dulu ketika kalian masih anak-anak.
Keluarga merupakan tempat di mana proses interaksi sosial primer
berlangsung dan menjadi tempat ditanamkannya pendidikan moral dan
agama. Sehingga keluarga terutama orangtua harus ikut bertanggung jawab
dalam membimbing anaknya. Orangtua menjadi sumber utama informasi dan
menjadi motor pengawasan dan pembinaan terhadap perkembangan para
generasi muda yang nantinya akan melanjutkan cita-cita bangsa. Komunikasi
efektif dapat menjadi jalan bagi orangtua untuk memantau dan membimbing
anaknya. Namun terkadang, orangtua dan remaja terlalu sibuk dengan

4
5

kegiatannya masing-masing sehingga enggan untuk berbincang-bincang


bersama.
Remaja cenderung menganggap bahwa mencurahkan isi hati kepada
orangtua adalah hal yang tidak begitu menyenangkan. Karena mereka
mengira jika nantinya orangtua akan terlalu mengatur dirinya. Remaja juga
merasa dirinya ragu-ragu dan malu untuk menceritakan isi hatinya. Demikian
pula orangtua yang kadang malas untuk bercengkrama dengan anaknya.
Bahkan ada anggapan jika komunikasi remaja dengan orang tua sering
bermasalah. Sehingga tak heran, bila hubungan kekeluargaan menjadi kurang
harmonis akibat tidak ada jalinan komunikasi yang baik. Bila begitu
pengawasan dan pemantauan keluarga terhadap remaja menjadi sulit.
Padahal melalui komunikasi efektif antara remaja dan keluarga terutama
orangtua, dapat diketahui berbagai perkembangan dan masalah yang sedang
dialami remaja, agar yang lebih dewasa dapat menuntunnya. Luangkan waktu
sejenak untuk berdiskusi, berkomunikasi aktif, bercanda serta apapun yang
membuat seorang anak merasa dimiliki dan diperhatikan.
Bila remaja yang berkembang di lingkungan kurang kondusif,
kematangan emosional-nya terhambat. Sehingga sering mengalami akibat
negatif berupa tingkah laku “salah tidak sesuai”, misalnya Agresif : melawan,
keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya. Lari dari
kenyataan (regresif): suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkon-
sumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang.

2.2 SIKAP ORANG TUA DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK


Sikap orang tua terhadap remaja akan sangat mempengaruhi bagaimana
seorang remaja itu bersikap dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Orang
tua yang bersikap otoriter, keras dan menyukai hal-hal yang jelas tidak
mencerminkan perilaku baik terhadap anak remaja. Jadi setiap hukuman atau
disiplin tidak dicarikan dengan kelembutan, penerimaan, dan alasan. Tingkah
laku orang tua ini dapat menciptakan suatu konsep diri yang menekankan
6

bagi anak remaja untuk bersikap arogan, keras kepala, tidak penurut, suka
melawan.
Banyak orangtua menerapkan konsep atau metode cara mendidik remaja
yang baro-meternya hanya ambisi agar anak tersebut harus sesuai dengan apa
yang orangtua inginkan dan harapkan. Bukan konsep bagaimana anak
tersebut bisa mengerti, memahami apa yang menjadi tanggung jawab seorang
anak remaja pda usianya agar bisa menjadi anak yang memiliki rasa percaya
diri dan tanggung jawab pada dirinya. Orangtua yang hanya bisa mendoktrin
anak, mendikte anak jangan harap bisa mencetak anak yang berorientasi pada
pemahaman anak remaja untuk menjadi dirinya percaya diri serta punya rasa
tanggung jawab. Anak bukanlah sebuah boneka hanya untuk mainan dan
ditimang-timang atau robot yang cara kerjanya hanya menekan tombol on/off,
namun anak adalah sebuah individu yang sangat unik apabila kita sebagai
orangtua bisa memahaminya.
Dorongan sebagai penyemangat remaja agar ia tidak lekas putus asa.
Motivasi untuk memberikan acuan, sehingga remaja memiliki banyak nasihat
sebagai arah jalan hidupnya. Solusi untuk membantu menyelesaikan masalah
bagi remaja, serta dukungan sebagai langkah untuk meningkatkan
kepercayaan diri remaja dengan pilihan yang ia putuskan. Berbagai norma
tetap menjadi panduan dalam mendidik remaja. Norma kesopanan
mengajarkan etiket hidup, norma kesusilaan mengajarkan kepribadian diri,
norma hukum melatih disiplin bertanggung jawab, dan norma agama
petunjuk jalan arah hidup, keempatnya selalu berkaitan.
Pemantauan meliputi seluruh aspek kehidupan remaja. Baik pemantauan
pergaulan, pendidikan, psikologis jiwa, kesehatan reproduksi, maupun
kondisi fisik. Komunikasi yang efektif dan menyenangkan dalam keluarga
dapat menjadi jalan bagi orang tua untuk dapat membina anaknya supaya
anaknya dapat tercipta sebagai remaja yang handal, tangguh, dan berkwalitas
supaya tegar dalam menghadapi masa depan. Sebab remaja adalah generasi
muda penerus bangsa yang harus dijaga agar tidak rusak akibat terkoyak
perkembangan jaman yang selain membawa dampak positif juga negatif.
7

Oleh sebab itulah remaja yang nantinya akan menjadi pilar penyangga masa
depan bangsa harus benar-benar dijaga dan dididik dengan baik.
Adanya komunikasi aktif dengan anak, rasa kasih dan rasa sayang yang
selalu hadir dalam setiap komunikasi, anak merasa terlindungi, diperhatikan
serta merasa dipedulikan dan dihargai. Ada beberapa cara agar bisa
menjadikan seorang anak bisa menurut, segan terhadap orangtua :
1. Komunikasi aktif tanpa membedakan anak
Pada dasarnya seorang anak dari lahir yang pertama kita dengar
adalah tangisan, setelah tangisan adalah ucapan, dengan ucapan tersebut
secara ketelatenan orangtua akan muncul sebuah pembicaraan yaitu
komunikasi. Anak butuh komunikasi dari orangtua, tanpa adanya sebuah
komunikasi kita sebagai orangtua tidak akan mengerti apa kemauan anak
tersebut, begitu juga anak remaja yang sedang tumbuh dan berkembah
baik secara psikologi maupun perkembangan organ tubuh. Dan orangtua
jangan sampai membuat kesenjangan komunikasi anak yang satu dengan
yang lainnya, itu akan menimbulkan kecemburuan komunikasi yang pada
akhirnya akan timbul mis-komunikasi.
2. Didik dengan agama yang baik
Pendidikan agama dalam lingkungan keluarga sangatlah dibutuhkan
dan diharuskan, karena akan menyangkut perkembangan moralitas anak
agar tidak terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang akan merugikan
masa depannya. Dan agama adalah bagian dari pembentukan jati diri
seorang anak, agar bisa memilih dalam pergaulan diluar lingkungan
rumah, disekolah, ditempat berkumpulnya anak-anak remaja. Apabila
penekanan dalam hal akidah seorang yang beragama, sebagai orangtua
harus tegas dan terarah serta disini orangtua tidak ada istilah toleransi.
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang.
Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja?
Sesuai dengan per-kembangannya kemampuan kritis psikologi remaja
hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai
membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi
8

mereka juga mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan di


masyarakat yang gaya hidupnya kurang mempedulikan nilai agama,
bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah
idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan
dan ujian
3. Menghargai pendapat anak
Keluarga adalah sebuah komunitas kecil yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak, namun setiap individu dalam keluarga adalah bagian yang saling
terkait antara satu dengan yang lainnya. Dan disini akan selalu adanya
sebuah konflik intern keluarga, yang biasa terjadi antara ayah dan ibu,
kakak dengan adik, itu tidak bisa dielak atau dipungkiri. Dalam lingkaran
komuni-kasi keluarga pasti akan timbul sebuah pendapat, baik dari
orangtua maupun dari anak itu sendiri. Disini orangtua harus berlaku bijak
dalam menyelesaikan konflik, karena sekecil apapun seorang anak adalah
berhak untuk berbicara ataupun mengeluarkan pendapat, otomatis
pendapat tersebut sesuai dengan kapasitas sebagai seorang anak yang pola
pikirnya masih standar seorang anak. Namun sebagai orangtua tidak boleh
meremehkan sebuah pendapat dari seorang anak, karena anak adalah
bagian dari keluarga. Setiap pendapat anak adalah sebuah wacana, agar
anak tersebut dalam hidup bersosialisasinya akan bisa berkembang dan
apabila terjadi sesuatu yang akan memungkinkan anak tersebut sudah tidak
asing lagi, karena dalam lingkungan keluarga sendiri sudah terbiasa untuk
menyampaikan pendapat. Menghargai pendapat itu adalah sebuah tindakan
yang sangat bijak apalagi sebagai orang tua, karena seoang anak apabila
pendapatnya, atau hasil karyanya dihargai oleh orang tua itu sebuah
kebanggaan tersendiri yang diterima oleh seorang anak.
4. Berani meminta maaf kalau memang kesalahan ada di orangtua
Sebaik apapun seorang manusia, secerdas apapun seorang professor,
sealim apapun seorang ulama, setiap langkah dalam hidupnya sekecil
apapun pasti akan selalu mengalami sebuah kesalahan atau kekeliruan, itu
adalah manusiawi. Ada dua kalimat yang kebanyakan orang sulit untuk
9

mengucapkannya permintaan maaf dan terimakasih, padahal kalimat


tersebut adalah sebuah ucapan yang sangat mulia, karena setiap manusia
tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan. Namun sebagai orang tua
terkadang sering mengalami permasalahan atau kesalahan terhadap anak,
baik itu di sengaja maupun tridak, tapi jarang orangtua meminta maaf
kepada anaknya. Karena mungkin itu gengsi atau merasa setiap apa yang
dilakukan orangtua adalah selalu benar, hal semacam ini adalah sebuah
dilema, yang sebenarnya aplikasi psikologis yang sangat mendidik agar
memberi contoh yang baik terhadap anak. Dengan contoh tersebut seorang
anak akan membiasakan diri dalam keluarga untuk saling meminta maaf,
jadi bukan hanya anak saja yang selalu meminta maaf kepada oranagtua,
tetapi sebaliknya itu adalah sebuah sikap yang sangat demokratis serta
bijak dalam bekomunikasi keluarga.
5. Didik anak dengan santun, bicara yang tegas jangan mendoktrin
Mendidik adalah sebuah kewajiban dan tanggung jawab orangtua
terhadap anak dan apalagi perkembangan masa remaja saat ini, tidak bisa
dipungkiri peran aktif orangtua dalam dunia remaja sangatlah dibutuhkan
sekali. Namun mendidik anak adalah bukan sekedar menyekolahkan saja,
dan diserahkan terhadap guru yang mengajar, tetapi lebih dari itu, masih
banyak cara mendidik anak agar anak menjadi harapan serta kenginan
orangtua yang baik. Agar menjadi anak yang baik sesuai dengan harapan
tidaklah semudah dalam bayangan, akan tetapi itu bisa terjadi, apabila kita
sebagai orangtua bisa bersikap tanggap, bijak dan santun dalam cara
penyampaian, tegas dalam ucapan serta tidak mendoktrin dalam
keinginan-nya. Apabila itu bisa disikapi oleh kita sebagai orangtua, tidak
menutup kemungkinan anak akan menjadi sosok yang diidamkan oleh
orangtua serta menjadi sosok yang diharapkan oleh keluarga serta berguna
bagi agama, bangsa dan negara.
6. Berilah pilihan, bukan penekanan
Peranan orang tua dan sekolah sangat penting sebab remaja ini
belum siap untuk bermasyarakat. Bimbingan orang tua dan guru sangat
10

diperlukan agar remaja tidak salah arah, karena dimasyarakat amat banyak
pengaruh negatif yang dapat menyengsarakan masa depan remaja. Setelah
itu ajaklah mereka berdiskusi dimana pendidik dapat men-dengarkan
dengan sabar segala isi hati dan keluhan mereka. Biarkan mereka bebas
berkarya dan berekspresi tapi dengan catatan mereka harus tetap
dibimbing dan diawasi. Pengaruh pergaulan sangatlah mudah bagi anak
remaja untuk mentukan sebuah pilihan untuk mencapai tujuannya, sebagai
orangtua harus tanggap apa yang menjadi pilihan seorang anak agar tidak
salah pilih. Berilah pilihan-pilihan yang merangsang jiwa anak secara
bijak untuk berkembang dalam dunianya dan jiwa sianak tersebut, agar
mereka merasa memiliki serta hormat dengan orangtua. Namun jangan
sekali-kali orangtua membuat kesalahan dengan penekanan-penakanan
yang berakibat anak tersebut menjadi tidak bersimpati terhadapap
penympaian orang tua, karena ada unsur penekanan. Karena kita sebagai
orangtua terhadap anak tidak bisa memiliki jiwanya dan orang tua hanya
bisa memiliki raganya, dan jiwa anak akan berkembang dengan sendiri
sesuai nalurinya. Namun itu semua sebagai orangtua tetap memberikan
yang terbaik bagi anak-anaknya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Fungsi komunikasi bagi orang tua dan anak adalah agar tidak terjadi
kesalah pahaman antara orang tua dan anak serta dapat menjalin hubungan
yang baik dan erat antara orang tua dan anak.

Masalah umum yang timbul dalam komunikasi antara orang tua dan anak
adalah kurangnya perhatian orang tua kepada anakyang mengakibatkan anak
akan mecari bentuk perhatian ke lingkungan, sehingga anak akan
mengungkapkannya dengan perbuatan yang biasa disebut kenakalan remaja.

Faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan antara komunikasi


orang tua dan anak adalah :

 Kesibukan orang tua menjadikan kurangnya komunikasi dengan anak


 Remaja enggan menceritakan permasalahannya kepada orang tua

Solusi atau langkah-langkahyang ditempuh untuk menangani masalah


komunikasi orang tua dengan anak adalah :
 Komunikasi aktif tanpa membedakan anak
 Didik dengan agama yang baik
 Menghargai pendapat anak
 Berani meminta maaf kalau memang kesalahan ada di orangtua
 Didik anak dengan santun, bicara yang tegas jangan mendoktrin
 Berilah pilihan, bukan penekanan

11
12

3.2 SARAN

Hubungan orang tua dan anak tidak terlepas dari adanya perbedaan
karakter diantara keduanya. Dalam berbagai pendapat yang telah diuraikan
sebelumnya, hanya dijelaskan mengenai perbedaan karakter antara anak dan
orang tua sehingga memicu miss communication diantara kedua. Hal yang
belum terungkap dari berbagai pendapat tersebut, adalah perbedaan karakter
yang dapat memicu keefektifan komunikasi diantara keduanya sehingga
penulis perlu menyarankan untuk meneliti lebih lanjut perbedaan karakter
keduanya.

Diharapkan kepada para Pembaca agar memperhatikan poin-poin penting


dalam makalah ini untuk menerapkan dalam keluarga, lebih khusus pada saat
kita mendidik sang buah hati, agar dia bisa berkembang menjadi individu
yang baik di kemudian hari. Tingkah laku yang baik yang ditunjukkan
seseorang mencerminkan kebaikan dari keluarga yang membesarkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Psikologi remaja. Ali. M dkk. bumi aksara. Jakarta. Hal 89-90

Psikologi remaja. Dadang sulaeman. penerbit mandar maju. bandung. Hal 71

Anita L. Vangelis.2004.Handbook of Family Comunication.USA:Lawrence


Elbraum Press. hal 349

Fajeri, Nor. 2014. “Makalah belajar dan pembelajaran komunikasi orang tua
dengan anak”. (http://cahaya-fajeri.blogspot.com/2020/10/makalah-belajar-
dan-pembelajaran.html ,diakses pada tanggal 12 september 2020, pukul 18.30
WIT)

Kesimpulan.com . 2014. “Gaya pengasuhan atau pola asuh orang tua pada
remaja”. (http://www.kesimpulan.com/2009/04/gaya-pengasuhan-atau-pola-
asuh-orang.html ,diakses pada tanggal 12 September 2020, pukul 19.45 WIT)

13

Anda mungkin juga menyukai