Disusun oleh :
Kelas IC
Nadya Novitasari (K7119180)
DESEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Autis pertama kali diperkenalkan dalam suatu makalah pada tahun 1943
oleh seorang psikiatris Amerika yang bernama Leo Kanner. Ia menemukan
sebelas anak yang memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu tidak mampu berkomunikasi
dan berinteraksi dengan individu lain dan sangat tak acuh terhadap lingkungan di
luar dirinya, sehingga perilakunya tampak seperti hidup dalam dunianya sendiri.
Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang
berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi.
Dalam Pendidikan Luar Biasa kita banyak mengenal macam macam Anak
Berkebutuhan Khusus. Salah satunya anak Autis.
Anak autis juga merupakan pribadi individu yang harus diberi pendidikan baik itu
keterampilan, maupun secara akademik.Permasalahan yang dilapangan terkadang
setiap orang tidak mengetahui tentang anak autis tersebut. Oleh kerena itu kita
harus kaji lebih dalam tentang anak autis. Dalam pengkajian tersebut kita butuh
banyak informasi mengenai siapa anak autis, penyebabnya dan lainnya.
Dengan adanya bantuan baik itu pendidikan secara umum.
Dalam masyarakat nantinya anak-anak tersebut dapat lebih mandiri dan
anak-anak tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada dan dimilikinya yang
selama ini terpendam karena ia belum bisa mandiri. Oleh karena itu makalah ini
nantinya dapat membantu kita mengetahui anak autis tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah makalah ini, antara lain:
1. Apakah pengertian autis ?
2. Apa faktor penyebab?
3. Bagaimana gejala autis?
4. Bagaimana karakteristik autis ?
5. Apakah hambatan-hambatan anak autis ?
6. Bagaimana terapi penunjang bagi anak autis ?
1
2
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana anak luar biasa, terutama anak autis.
Yang mana ingin mengetahui:
1. Pengertian autis
2. Faktor penyebab
3. Gejala autis
4. Karakteristik autis
5. Hambatan-hambatan anak autis
6. Terapi penunjang bagi anak autis
7. Pendekatan pembelajaran anak autis
8. Model pelayanan pendidikan anak autis
9. Proses kegiatan belajar mengajar
10. Hambatan dan solusi belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AUTIS
Kata autisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
‘aut’ yang berarti ‘diri sendiri’ dan ‘ism’ yang secara tidak langsung menyatakan
‘orientasi atau arah atau keadaan (state). Sehingga autisme dapat didefinisikan
sebagai kondisi seseorang yang luar biasa asik dengan dirinya sendiri (Reber,
1985 dalam Trevarthen dkk, 1998).
Pengertian ini menunjuk pada bagaimana anak-anak autis gagal bertindak
dengan minat pada orang lain, tetapi kehilangan beberapa penonjolan perilaku
mereka. Ini, tidak membantu orang lain untuk memahami seperti apa dunia
mereka.
Secara etimologi : anak autis adalah anak yang memiliki gangguaan
perkembangan dalam dunianya sendiri.
Autis Menurut Para Ahli Yaitu:
1. Leo Kanner (Handojo,2003) autisme merupakan suatu jenis
gangguan perkembangan pada anak, mengalami kesendirian,
kecenderungan menyendiri.
2. Chaplin (2000) mengatakan : (1) cara berpikir yang dikendalikan
oleh kebutuhan personal atau diri sendiri (2) menanggapi dunia
berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri (3) Keyakinan ekstrim
dengan fikiran dan fantasi sendiri.
3. American Psych: autisme adalah ganguan perkembangan yang
terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup diri. Gangguan
ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi
komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku “Sumber dari Pedoman
Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Austistik”. (American Psychiatic
Association 2000)
Anak autistic adalah adanya 6 gejala/gangguan, yaitu dalam bidang
Interaksi social; Komunikasi (bicara, bahasa, dan komunikasi); Perilaku, Emosi,
dan Pola bermain; Gangguan sensoris; dan perkembangan terlambat atau tidak
norma. Penampakan gejala dapat mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil
3
4
(biasanya sebelum usia 3 tahun) (Power, 1983). Gangguan autisme terjadi pada
masa perkembangan sebelum usia 36 bulan “Sumber dari Pedoman Penggolongan
Diagnotik Gangguan Jiwa” (PPDGJ III) Autisme adalah suatu kondisi yang
mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya
tidak dapat membentuk hubungan social atau komunikasi yang normal.
Jadi anak autisme merupakan anak yang mengalami gangguan
perkembangan yang sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur sebelum 3
tahun mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya.
Ditinjau dari segi pendidikan : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan
perkembangan komunikasi, sosial, perilaku pada anak sesuai dengan kriteria
DSM-IV sehingga anak ini memerlukan penanganan/layanan pendidikan secara
khusus sejak dini.
Ditinjau dari segi medis : anak autis adalah anak yang mengalami
gangguan/kelainan otak yang menyebabkan gangguan perkembangan komunikasi,
sosial, perilaku sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak ini memerlukan
penanganan/terapi secara klinis.
Ditinjau dari segi psikologi : anak autis adalah anak yang mengalami
gangguan perkembangan yang berat bisa ketahui sebelum usia 3 tahun, aspek
komunikasi sosial, perilaku, bahasa sehingga anak perlu adanya penanganan
secara psikologis.
Ditinjau dari segi sosial anak autis adalah anak yang mengalami gangguan
perkembangan berat dari beberapa aspek komunikasi, bahasa, interaksi sosial,
sehingga anak ini memerlukan bimbingan ketrampilan sosial agar dapat
menyesuaikan dengan lingkungannya.
Jadi Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi
otak yang bersifat pervasive (inco) yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi, dan gangguan interaksi sosial, sehingga ia mempunyai
dunianya sendiri.
5
C. GEJALA AUTIS
Gejala anak autis antara lain;
I. Interaksi sosial
Tidak tertarik untuk bermain bersama teman
Lebih suka menyendiri
Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk
bertatapan
Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan
apa yang inginkan
II. Komunikasi
Perkembangan bahasa lambat
Senang meniru atau membeo
Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
Kadang kata yang digunakan tidak sesuai artinya
Mengoceh tanpa arti berulang-ulang
Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
6
9. Terapi Musik
program fungsional seperti bina diri, bakat, dan minat yang sesuai dengan
potensi mereka.
5. Program Sekolah di Rumah
Program ini diperuntukkan bagi anak autistik yang tidak mampu
mengikuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya. Anak-
anak autistik yang non verbal, retardasi mental atau mengalami gangguan
serius motorik dan auditorinya dapat mengikuti program sekolah di rumah.
Program dilaksanakan di rumah dengan mendatangkan guru pembimbing
atau terapis atas kerjasama sekolah, orangtua dan masyarakat.
6. Panti (griya) Rehabilitasi Autis
Anak autistik yang kemampuannya sangat rendah, gangguannya
sangat parah dapat mengikuti program di panti (griya) rehabilitasi autistik.
Program dipanti rehabilitasi lebih terfokus pada pengembangan:
a. Pengenalan diri.
b. Sensori motor dan persepsi
c. Motorik kasar dan halus
d. Kemampuan berbahasa dan komunikasi
e. Bina diri, kemampuan sosial
f. Ketrampilan kerja terbatas sesuai minat, bakat dan potensinya.
a. Evaluasi Proses
Evaluasi Proses ini dilakukan dengan cara seketika pada
saat proses kegiatan berlangsung dengan cara meluruskan atau
membetulkan perilaku menyimpang atau pembelajaran yang
sedang berlangsung seketika itu juga. Hal ini dilakukan oleh
pembimbing dengan cara memberi reward atau demonstrasi secara
visual dan kongkrit..
b. Evaluasi Bulan
Evaluasi ini bertujuan untuk memberikan laporan
perkembangan atau permasalahan yang ditemukan atau dihadapi
oleh pembimbing di sekolah. Evaluasi bulanan ini dilakukan
dengan cara mendiskusikan masalah dan perkembangan anak
antara guru dan orang tua anak autistik guna mendapatkan
pemecahan masalah (solusi dan pemecahan masalah), antara lain
dengan mencari penyebab dan latar belakang munculnya masalah
serta pemecahan masalah macam apa yang tepat dan cocok untuk
anak autistik yang menjadi contoh kasus.
c. Evaluasi Catur Wulan
Evaluasi ini disebut juga dengan evaluasi program yang
dimaksud sebagai tolok ukur keberhasilan program secara
menyeluruh. Apabila tujuan program pendidikan dan pengajaran
telah tercapai dan dapat dikuasai anak, maka kelanjutan program
dan kesinambungan program ditingkatkan dengan bertolak dari
kemampuan akhir yang dikuasai anak, sebaliknya apabila program
belum dapat terkuasai oleh anak maka diadakan pengulangan
program (remedial) atau meninjau ulang apa yang menyebabkan
ketidak berhasilan pencapaian program.
16
5. Orang Tua
Untuk memberikan wawasan pada orang tua, perlu dibentuk
Perkumpulan Orang Tua Siswa, sebagai sarana penyebaran berbagi
pengalaman sesama seperti informasi baru dari informasi internet, buku-
buku bahkan jika mungkin tatap muka dengan tokoh yang berkaitan dalam
pendidikan untuk anak autistik atau anak dengan kebutuhan khusus.
6. Masalah Sarana Belajar
Dengan menyediakan materi-materi yang mungkin diperlukan
untuk kepentingan terapi anak-anaknya misalnya :
Textbook berbahasa Inggris dan Indonesia,
Buku-buku pelajaran
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Autisme dapat didefinisikan sebagai kondisi seseorang yang luar biasa
asik dengan dirinya sendiri (Reber, 1985 dalam Trevarthen dkk, 1998).
Adapun factor penyebabnya adalah gangguan gnetik, gangguan pada sisitem saraf,
ketidak seimbangan kimiawi, kemungkinan lain. Adapula gejalanya diantaranya
interaksi social, komunikasi, pola bermain, gangguan sensoris, perkembangan
terlambat, gejala muncul.
Anak autis memiliki minat yang terbatas, mereka cenderung untuk
menyenangi lingkungan yang rutin dan menolak perubahan lingkungan, minat
mereka terbatas artinya mereka apabila menyukai suatu perbuatan maka akan
terus menerus mengulang perbuatan itu. anak autistik juga menyenangi
keteraturan yang berlebihan.
B. SARAN
Dari hasil makalah yang telah dibuat, penulis menyarankan agar kita lebih
peduli bagi anak-anak barkebutuhab khusus terutama bagi anak autis. Sebagai
manyarakat secara umum kita harus bisa menerima anak-anak tersebut.
Semoga makalah ini menjadi rujukan bagi kita untuk bisa memberikan layanan
pendidikan bagai anak-anak autis.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ellah Siti Chalidah (2005), Terapi permainan bagi anak yang memerlukan layanan
http://sekolahautismeal-ihsan.com/artikel/sekilas-tentang-autisme.html
19