Anda di halaman 1dari 10

1

HAKIKAT ANAK DENGAN PROBLEMA BELAJAR

OLEH : jamri dafrizal,S.Ag.S.S,M.Hum


LATAR BELAKANG Setiap anak memiliki potensi yang berbeda. Karena perbedaan itu, maka sebenarnya setiap anak memerlukan perlakuan tersendiri sesuai potensi individualnya untuk mencapai perkembangan yang optimal. Memang ada beberapa perlakuan yang sifatnya umum dan dapat diberlakaukan untuk banyak anak, tetapi seharusnya tidak boleh mengorbankan kebutuhan individual terse but. Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan massal. Di tingkat SD misalnya, setiap kelas rata-rata diisi oleh sekitar ! anak dengan seorang guru, Kurikulum yang dipakai untuk ! anak sama, materinya sarna, metode menga"arnya sama, gurunya sama, #aktu bela"arnya sama, dan cara evalauasinya "uga sama. Pola pendidikan semacam ini telah ber"alan berpuluhpuluh tahun dan entah sampai kapan akan berubah. di setiap akhir catur #ulan atau semester, atau akhir tahun mereka akan menerima raport. $da yang masuk rang king sepuluh besar, ada yang tidak masuk, ada yang naik kelas ada yang tidak naik kelas, dan seterusnya. Pertanyaan kemudian muncul, mengapa anak tertentu prestasi bela"arnya tinggi dan anak yang lain prestasi bela"arnya rendah% &a#aban yang umum kita dengar adalah, yang satu anak pintar dan yang lainnya adalah anak bodoh. 'enarkah demikian% Dalam dunia pendidikan kit a tidak pernah mengenal faktor tunggal sebagai penyebab apakah anak sukses atau gagal dalam bela"ar. Kita mengenal faktor internal dan faktor eksternal. $ntara kedua factor tersebut, sebelum kita temukan diagnosisnya, memiliki peluang yang sama untuk men"adi penentu keberhasilan atau kegagalan anak dalam bela"ar di sekolah. 'anyak studi di bidang psikologi pendidikan yang menemukan bah#a tidak sedikit (studi di Indonesia menemukan sekitar )*+, anak-anak yang secara potensial sebenarnya termasuk kategori anak unggul tetapi prestasi bela"ar di sekolah hanya biasa-biasa sa"a bahkan di ba#ah rata-rata prestasi anak yang lain. Mereka ini sering disebut sebagai anak 'under achiever'. Sebaliknya banyak anakanak yang secara potensial sebenarnya biasa-biasa sa"a, tetapi prestasi bela"ar yang dicapai "auh di atas potensi dasarnya. Mereka sering disebut sebagai anak 'over achiever'. 'ertitik tolak pada pemikiran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bah#a di sekolah banyak terdapat anak-anak dengan problema bela"ar. 'isa disebabkan oleh karena faktor intelektif maupun non intelektif, internal maupun eksternal. -.&.$/ P0M'$1$S$/ Pembahasan bab ini dimaksudkan sebagai upaya memperkenalkan . secara agak luas tentang hakekat anak dengan problema bela"ar. Dengan mempela"ari bab ini para pembaca diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman dan sikap yang positif terhadap anak. dengan problema bela"ar serta dapat mencoba memberikan perlakukan yang sesuai dengan kebutuhan khususnya.

A.CAKUPAN PENGERTIAN 2akupan pengertian tentang anak dengan problema bela"ar dapat di"elaskan sebagai berikut. Di sekolah-sekolah umum kita men"umpai anak yang beraneka ragam. $da anak yang cepat tanggap dalam bela"ar, ada anak yang lamban dalam bela"ar di hampir semua mata pela"aran, ada anak yang mengalami kesulitan bela"ar untuk mata pela"aran tertentu, ada anak yang dasar potensinya sebenarnya bagus tetapi prestasi bela"arnya selalu rendah, dan tentu sa"a ada yang perkembangan bela"arnya biasa-biasa sa"a. Menghadapi kondisi seperti itu, pada umumnya guru dalam proses bela"ar menga"ar, cenderung hanya mendasarkan pada pemenuhan kebutuhan anak rata-rata, sedangkan anak dengan kebutuhan bela"ar cepat ataupun lamban cenderung terabaikan. 'erdasarkan hasil berbagai studi, diyakini bah#a mereka inilah yang akhirnya merupakan kelompok potensial mengulang kelas atau putus sekolah. &adi anak yang mengulang kelas atau putus sekolah belum tentu disebabkan karena dasar potensinya yang rendah, tetapi bisa "uga karena faktor lain. 3aktor lain itu bisa timbul dari dalam diri anak, seperti kondisi fisik dan kesehatan, motivasi berla"ar, dan dari luar seperti kondisi sekolah, lingkungan rumah, serta masyarakat. Dalam konteks pendidikan luar biasa, kita mengenal istilah anak berkelainan. $nak berkelainan "uga merupakan salah satu kondisi yang sangat potensial menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam bela"ar yang dapat berdampak mengulang kelas dan putus sekolah. $nak berkelainan (exceptional children) adalah anak yang dalam hal-hal tertentu berbeda dengan anak lain pada umumnya. Perbedaan dapat ter"adi pad a kondisi fisik, kesehatan, kemampuan intelektual, emosional, sosial, persepsi, motorik danlatau neurologis, dan lain-lain. Kelainan dapat berupa kondisi di ba#ah rata-rata dan dapat pula di atas rata-rata. $pabila kelainan ini mengakibatkan gangguan dalam fungsi sehari-hari, terutama dalam bela"ar, sehingga anak memerlukan layanan khusus, penyandangnya disebut anak dengan problema belajar. Pengertian ini mencakup 4$nak dengan Kebutuhan Pendidikan Khusus4 (children with special educational needs). &adi cakupan pengertian dari anak dengan problema bela"ar adalah 5 anak yang karena satu dan lain hal secara signifikan menunjukkan kesulitan dalam mengikuti pendidikan pada umumnya, tidak mampu mengembangkan potensinya secara optimal, prestasi belajar yang dicapai berada di bawah potensinya sehingga mereka memerlukan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasil yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Anak yang mengalami gangguan atau kelainan fisik tertentu dan karena kelainannya tidak menyebabkan gangguan dalam mengikuti pendidikan biasa tidak termasuk anak dengan problema belajar, demikian juga anak berbakat. Akan tetapi jika karena kelainannya atau keberbakatannya mereka mengalami kesulitan dalam penyesuaian belajar, mereka termasuk dalam kategori anak dengan problema belajar. '. SI$P$K$1 $/$K D0/6$/ P78'90M$ '09$&$7 $da beberapa klasifikasi anak dengan problema bela"ar. Data Departemen Pendidikan $merika Serikat misalnya, mengelompokkan anak dengan problema bela"ar (istilah yang digunakan adalah children with special need) men"adi (:, anak berkesulitan bela"ar, (;, gangguan #icara, (), retardasi mental, ( , gangguan emosi, (<, gangguan fisik dan kesehatan (=, gangguan pendengaran, (>, gangguan penglihatan, dan (?, tuna ganda (9ynch 9e#is, :*??,.

Sementara itu ahli lain, $shman dan 0lkins (:** ,, membagi "enis-"enis anak dengan kebutuhan khusus men"adi (:, anak berbakat, (;, gangguan komunikasi, (), berkesulitan bela"ar, ( , gangguan emosi dan perilaku, (<, gangguan penglihatan, (=, gangguan pendengaran, (>, gangguan intelektual, dan (?, gangguan fisik Di di Indonesia anak dengan kebutuhan khusus tersebut dalam @stilah perundang-undangan dikenal sebagai anak berkelainan (Pasal < 5 ; ..SP/ /o. ;!l;!!), dan anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istime#a (Pasal < 5 .. /o. ;!l;!!),. Dalam ..SP/ yang lama /o. ;l:*?* dan PP /o. >;l:**: disebut berkelainan fisik danlatau mental dan atau perilaku. Mereka terdiri atas tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, dan tunaganda. Di samping itu terdapat anak yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Mereka ini berhak mendapatkan perhatian khusus (.SP/ /o. ;!A:*?*, Ps ?5;,. $nak dengan problema bela"ar, tidak secara eksplisit disebutkan dalam ..SP/ :*?*, ..SP/ /o. ;!A;!!) maupun PP /o. >;A:**: tentang Pendidikan 9uar 'iasa. Dengan memperhatikan berbagai literatur serta kebi"akan pendidikan luar biasa di Indonesia, untuk kepentingan pelayanan pendidikan khusus di sekolah umum, semua anak yang memerlukan pendidikan khusus dikategorikan sebagai anak dengan problema bela"ar. Dilihat dari ge"ala yang nampak, anak dengan problema bela"ar dapat digambarkan sebagai berikut 5 :. tidak dapat mengikuti pela"aran seperti yang lain, ;. sering terlambat atau tidak mau menyelesaikan tugas, ). menghindari tugas-tugas yang agak berat, . ceroboh atau kurang teliti dalam banyak hal, <. acuh tak acuh atau masa bodoh, =. menampakkan semangat bela"ar yang rendah, >. tidak mampu berkonsentrasi, mudah berubah-ubah, ?. perhatian terhadap suatu ob"ek sing kat, *. suka menyendiri, sulit menyesuikan diri, :!.murung, ::.suka memberontak, agresif, dan meledak-Iedak dalam merespon ketidakcocokan, has1 bela"ar rendah 2. 3$K-87 P0/B0'$' $/$K M0/6$9$MI P78'90M$ '09$&$7

$da beberapa faktor yang men"adi penyebab anak mengalami problema bela"ar. Secara umum dapat di"elaskan sebagai berikut 5 :. P07'0D$$/ -I/6K$- K0207D$S$/ Setiap anak sekalipun ia lahir kembar, tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini menyebabkan tidak mudah memberikan pelayanan yang sesuai dengan masing-masing anak. &ika perbedaan itu tidak cukup signifikan, maka pelayanan secara massal atau kolektif dapat dilakukan. &ika perbedaan itu sangat mencolok, misalnya tingkat kecerdasan, kreativitas, kecacatan, dan motivasi, maka pada kondisi anak-anak seperti ini, maka diperlukan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan khususnya.

Menurut Mulyasa (;!!), setidaknya ada lima aspek perbedaan individual yang harus diperhatikan agar anak tidak mengalami problema dalam bela"ar. Kelima aspek tersebut adalah perbedaan tingkat kecerdasan, perbedaan kreaivitas, perbedaan cacat fisik, perbedaan kebutuhan khusus, dan perbedaan perkembangan kognisi. $. Perbedaan tingkat kecerdasan Penggolongan terhadap tingkat kecerdasan (IC, seseorang dihitung dengan membagi usia mental dengan usia kronologis serta mengalikannya dengan :!! (-ill, :*>:,. Model pengukuran ini antara lain dikembangkan oleh $lfred 'inet (:*!<,, 9e#is M. -erman (:*:=,, -hurstone (:*)?,. -okoh lain yang "uga dikenal sebagai pengembang tes IC adalah Dechsler yang pertama kali mempublikasikan karyanya pada tahun :* * dan direvisi tahun :*>) dengan nama DIS0 ( echsler !ntelligence "cale for #hildren) untuk anak usia < - := tahun. Sedangkan untuk anak usia := tahun ke atas diterbitkan tahun :*<< dengan nama tes D$IS ( echsler Adult !ntelligence "cale). $ntuk anak usia - =,< tahun echsler mengembangkan tes dengan %%"! pada tahun &'() ( echsler %reschool and %rimary "cale of !ntelligence) Salah satu "enis tes kecerdasan adalah yang dikembangkan oleh -hurstone yang dikenal dengan %rimary *ental Abilities +est atau tes kemampuan mental dasar, yang meliputi kemampuan-kemampuan sebagai berikut 5 :, ,erbal comprehention 5 kemampuan untuk memahami ide-ide yang diekspresikan dengan kata-kata. ;, -umber. kemampuan matematis. untuk menalar dan memanipulasi secara dalam

), "patial. kemampuan untuk menvisualisasikan obyekobyek bentuk ruang. , /easoning. kemampuan untuk memecahkan masalah

<, %erceptual speed 5 kemampuan menemukan persamaan-persamaan dana ketidaksamaan di antara obyek-obyek secara tepat. 'erdasarkan hasil tes kecerdasan, -ill (:*>:, menggolongkan tingkat IC seseorang men"adi sebagai berikut 5 :. 6olongan anak dengan keterbelakangan mental yang berat, lemah pikiran atau cacat mentalltunagrahita sedang Mereka memiliki :C <! ke ba#ah. Mereka tidak mung kin dapat mengikuti pendidikan biasa, mereka lebih banyak memerlukan latihan untuk mengurusi diri sendiri ;. 6olongan anak dengan keterbatasan mental yang lebih ringan dengan IC antara <! - >!. Mereka sering "uga disebut sebagai anak moron atau tunagrahita ringan. Mereka dapat dididik dan bela"ar membaca, menulis, berhitung sederhana serta dapat mengembangkan kecakapan beker"a secara terbatas. .ntuk melayani mereka diperlukan latihan khusus. ). 6olongan anak dengan lamban bela"ar (slow learner) atau sebutan kasarnya anak @bodoh@ (istilah ini tidak tepat dan tidak perlu digunakan,. Mereka memiliki tingkat IC antara >! - *!. 6olongan ini dapat dibantu dengan pemanfaatan metode dan strategi serta membutuhkan #aktu yang khusus, di samping kesabaran guru, untuk mencapai hasil yang optimal.

. 6olongan anak rata-rata atau menengah dengan IC *!-::!, merupakan bagian yang paling besar "umlahnya, sekitar < - =! persen. Mereka bisa bela"ar secara normal dan #a"ar dalam kelas reguler tanpa pelayanan khusus. <. 6olongan anak di atas rata-rata dengan IC ::! - :)! sering disebut sebagai anak cerdas, superior atau anak berbakat. $nak dengan kategori ini memerlukan leyanan individual untuk mengembangkan dan me#u"udkan potensinya secara opimal. =. 6olongan anak @genius@ yaitu mereka yang memiliki :! : ! ke atas. Mereka mampu bela"ar "auh lebih cepat dari golongan lainnya. &ika mereka tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan potensinya, akan menimbulkan masalah pad a dirinya, bahkan "uga Iingkungannya, dan di sekolah mereka dapat men"adi anak yang 'under achiever'. Dari gambaran tersebut diketahui bah#a, perbedaan kecerdasan men"adi salah satu faktor penyebab anak akan mengalami problema bela"ar atau tidak "ika mereka dimasukkan ke dalam kelas-kelas biasa atau regular B.Perbedaan Kreatifitas Seperti halnya kecerdasan (IC,, kreativitas "uga dapat diukur dengan menggunakan tes tertentu, seperti tes kreativitas figural dan tes kreativitas verbal (.tami Munandar, :**<,. Perbedaan tingkat kreativitas "uga dapat men"adi sumber penyebab anak mengalami problema dalam bela"ar. .ntuk mata pela"aran tertentu yang membutuhkan tingkat ima"inasi dan kreativitas tinggi terutama yang menyangkut pemecahan masalah yang sulit, seperti matematika, fisika, kimia, potensi kreativitas ini sangat diperlukan. .ntuk itu diperlukan guru yang mengerti bagaimana memupuk dan mengelola potensi kreativitas ini sehingga tidak men"adi sumber kesulitan dalam bela"ar. C. Perbedaan Ke ainan Ca!at "isik Perbedaan individu dalam hal kelainanlcacat fisik antara lain kelainan penglihatan (tunanetra,, kelainan pendengaran (tunarungu,, kelainan #icara (tuna#icara,, kelainan anggota tubuh dan gangguan motorik lainnya karena kerusakan otak (tunadaksa,. -erhadap anak-anak yang mengalami hambatanhambatan di atas, diperkirakan akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pendidikan reguler, dan karenanya diperlukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan pribadi mereka. $nak-anak seperti ini tidak harus dipisahkan dari sekolah reguler. Mereka bisa dilayani pendidikannya di sekolah regular, tetapi denga n penanganan khusus atau penanganan individual. Mengasingkan mereka dari sekolah-sekolah umum, akan menghilangkan hak mereka untuk mendapatkan kehidupan yang layak, dan hanya akan mengasingkan anak dari dunia yang sesungguhnya. Sehubungan dengan anak-anak yang mengalami hambatan fisik ini, 8rnstein dan 9evine (:*==, dalam Mulyasa (;!!), menegaskan sebagai berikut 5 1) 8rang yang mengalami hambatan, bagaimanapun hebatnya ketidak mampuan mereka, harus diberi kebebasan dan pendidikan yang sesuai. 2) Penilaian terhadap mereka harus adil dan menyeluruh.

3) 8rangtua atau #ali mereka harus adil, dan boleh memprotes keputusan yang dibuat oleh pimpinan sekolah ("ika merugikan anak-pen,. 4) 7encana pendidikan individual yang meliputi pendidikan "angka pan"ang dan "angka apendek harus diberikan. 1arus pula diadakan tin"auan ulang terhadap tu"uan dan metode yang diEpilih. 5) 9ayanan pendidikan diberikan dalam lingkungan yang akan terbatas, anakanak dapat ditempatkan di kelas khusus atau terpisah pada saat tertentu untuk memberikan layanan yang sesuai bagi mereka.

d.#erbedaan keb$t$%an k%$s$s Secara umum, manusia termasuk anak-anak memiliki kebutuhan dalam kehidupannya. Menurut Maslo# (:*>!, percaya bah#a setiap manusia memiliki lima kategori kebutuhan yang membentuk suatu hirarki dari yang paling Pokok atau dasar hingga yang paling tinggi, ialah kebutuhan fisiologis, seperti oksigen, makan dan minum, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk diakui, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri Sementara itu 1urlocks (:*=;, mengemukakan bah#a ada duabelas kategori kebutuhan manusia khususnya dari aspek psikologis, ialah kebutuhan :. Penerimaan 5 kebutuhan untuk merasakan bah#a orang lain bersikap baik atau positif, hormat, mendukung atau menyetu"ui, tidak menolak dirinya. ;. Prestasi kebutuhan untuk memperoleh, mencapai, menerima, menang, dan sebagainya. ). Kasih sayang 5 kebutuhan untuk dicintai, dihargai. . Persetu"uan atau rstu 5 kebutuhan untuk melihat orang lain menyenangkan, menghindari kritik, kesalahan dan hukuman. <. Men"adi bagian 5 kebutuhan untuk merasa sebagai bagian dari suatu kelompok atau lingkungan. =. Kesesuaian 5 kebutuhan untuk men"adi sebagaimana orang lain, menghindari perbedaan. >. Ketergantungan 5 kebutuhan untuk mendapatkan dukungan emosional, perlindungan, perhatian, dorongan dan bantuan dari orang lain. ?. Ketidak tergantungan 5kebutuhan untuk bebas, mandiri, keputusan sendiri, kepercayaan. *. Penguasaan - kekuasaan (menguasai - berkuasa, 5 kebutuhan untuk mengendalikan, berkuasa, memimpin, mengelola, memerintah, mengatasi masalah, mengatasi hambatan, mempengaruhi orang lain. :!.Pengenalan atau pengakuan 5 kebutuhan untuk diketahui, dikenal, dianggap sebagai pribadi yang unik, dibedakan dari yang lain, tidak dianggap sama. ::.Pernyataan diri 5 kebutuhan untuk berfungsi, bela"ar mengerti, berformasi :;.Dimengerti 5 kebutuhan untuk merasa dalam hubungan yang simpatik dengan orangtua, saudara, teman, merasa bebas bergaul dan mengemukakan ikiran tanpa kehilangan kasih sayang. Dengan memperhatikan kebutuhan individual setiap anak, maka kesulitan individu dapat dikurangi, dan dengan mengabaikan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka akan men"adi sumber utama timbulnya

problema dalam bela"ar pada diri anak. e. Perbedaan #er$&b$%an dan #erke&ban'an k('nisi Seperti diuraikan sebelumnya, prkembangan kognitif seseorang sesuai teori Piaget mela"u dalam empat tahap, ialah tahap sensorimotor (!-; tahun,, tahap preoperasional (;-> tahun,, tahap operasional kongkrit (>-:: tahun,, dan tahap operasi formal (:: tahun ke atas,. Menurut teori trsebut, proses kematangan merupakan kontinuitas berdasarkan pertumbuhan sebelumnya. Dalaupun tahap-tahap tersebut dibatasi dalam suatu periode, sebenarnya semuanya dapat tumpang tindih (overlap) dan sesekali tidak terikat persis oleh usia tertentu. &ika pada anak usia tertentu belum mencapai taraf perkembangan yang diharapkan, sesungguhnya anak dalam kondisi tingkat kematangan yang berbeda dengan rata-rata anak pada umumnya. $tau sebaliknya, pada usia tertentu anak telah mencapai tingkat perkembangan yang melampaui batas kelompok usianya, mung kin ia memiliki tingkat kematangan yang "auh lebih cepat dari rata-rata anak usia sebayanya. Dalam kondisi seperti inilah kemungkinan problema bela"ar pada diri anak akan muncul "ika idak mendapatkan perhatian dan pelayanan yang sesuai dari guru maupun orangtua. $da anak-anak yang karena faktor ekonomi dan kemiskinan, ia tidak mampu mengikuti pendidikan secara #a"ar, sehingga berprestasi bela"ar yang rendah. $da pula anak-anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan budaya terasing, ad at terpencil Karena kondisi latar belakang budaya terse but mereka tidak mampu mengikuti pendidikana reguler seperti yang lain sehingga prestasi bela"arnya rendah. 'aik karena faktor ekonomi maupun budaya atau faktor keterpencilan, keduanya dapat men"adi sumber penyebab hasil bela"ar anak. &ika anak tersebut sebenarnya memiliki IC normal bahkan di atas normal, tetapi karena faktor ekonomi dan kultural terse but sehingga prestasinya rendah, mereka disebut anak yang mengalami hambata(l belajar D.P70F$90/SI $/$K D0/6$/ P78'90M$ '09$&$7 Memang belum ada studi secara khusus tentang angka prevalensi anak dengan problema bela"ar. /amun, "ika kita menggunakan prevalensi anak dengan berkesulitan bela"ar, menurut beberapa literatur berkisar antara : +)+ (9ovit, :*?*,. 8i beberapa negara industri seperti $merika dan 0ropa 'arat, "umlah anak berkesulitan bela"ar diperkirakan mencapai :<+ dari populasi anak sekolah tingkat dasar (6addes, :*?<,. 8i negara-negara berkembang seperti Indonesia, prevalensi anak berkesulitan bela"ar diperkirakan lebih besar. Penyebabnya adalah masih cukup tinggi angka kurang giGi pada ibu hamil, bayi dan anak, angka sakit diare, angka penyakit persalinan serta infeksi susunan saraf pusat pada bayi. 6angguan atau kondisi di atas sering kali mengakibatkan ter"adinya kesulitan bela"ar pada anak. 8engan menggunakan instrumen khusus, 'alitbang 8ikbud dalam penelitian di empat propinsi pada tahun :**= dan dilaporkan pad a tahun :**>, menemukan bah#a sekitar :!+ anak mengalami kesulitan bela"ar menulis, *+ mengalami kesulitan bela"ar membaca, dan lebih dari ?+ mengalami kesulitan berhitung. 8i samping itu, diketahui pula bah#a ;;+ anak berkesulitan bela"ar mempunyai inteligensi taraf tinggi, ;<+ taraf sedang dan <;+ taraf kurang. Se"alan dengan temuan di atas, dari hasil diagnosis terhadap =<* pasien berkesulitan bela"ar di 7S dr. Karyadi Semarang dalam kurun #aktu tahun :**:, ditemukan ;=,)+ mengalami gangguan pemusatan perhatian plus Disfungsi Minimal 8tak (8M8, lain, :?,=+ mengalami disfasia (gangguan

bahasa,, disleksia (gangguan membaca, dan diskalkulia (gangguan berhitung,, :: + gangguan tunggal disfasia, :!,*+ disfasia dan dispraksia (gangguan gerak,, *, + ganggunan memori (ingatan, dan 8M8 lain, ?,>+ gangguan pemusatan perhatian, @ =,<+ hiperaktif, ),;+ gangguan memori auditorik, dan sisanya ( ,=+, gangguan lain-lain ('ambang 1artono, :**:,. E. LA)ANAN )ANG DIPERLUKAN .ntuk membantu anak yang mengalami problema dalam bela"ar, maka diperlukan program layanan secara terpadu, baik dari guru di sekolah, maupun orangtua di rumah. 'eberapa bentuk layanan yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak, dapat disebutkan antara lain sebagai berikut 5 :. Peran G$r$ di *ek( a% 5 a. 6uru harus memahami perbedaan individual anak b. 6uru perlu melakukan identifikasi atas kekuatan dan kekurangan atau kelemahan dari masing-masing anak didiknya. . 6uru mencoba mengelompokkan anak didik di kelas dalam beberapa kelompok sesuai dengan tingkat permasalahan yang perlu diatasi. d. 6uru beker"asama dengan orangtua dan profesi lain untuk mendapatkan has1 pembela"aran yang optimal. !. 6uru harus menyiapkan materi, strategi dan media pembela"aran yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan peserta didik. f. Pad a anak-anak yang memiliki kecepatan bela"ar yang tinggi, guru dapat mengembangkan model pembela"aran pengayaan danlatau akselerasi. Pad a anak yang memiliki kecepatan bela"ar yang rendah, guru dapat memberikan layanan remedial dan atau porsi #aktu yang lebih dibandingkan dengan yang lain. g. Dalam sistem evaluasi, guru sebaiknya tidak cukup hanya mengukur aspek akademik dari yang dicapai oleh anak. $spek-aspek lain di bidang kemampuan non akademik "uga perlu diperhatikan. ". .mpan balik atas keberhasilan atau kegagalan anak dalam perkembangannya di sekolah, harus selalu disampaikan kepada orangtua. 2atatan kualitatif kema"uan-kema"uan anak dalam bela"ar perlu dicatat untuk bahan laporan guru dengan kepala sekolah dan orangtua. ;. Peran 8rang -ua 8rangtua memiliki peranan yang penting bagi upaya membantu anak yang mengalami problema dalam bela"ar. 'eberapa tindakan orangtua yang diperlukan antara lain5 :. Menerima adanya perbedaan pad a diri anak ;. Memberikan perhatian yang proporsional dan tidak membedabedakan dalam memberikan perlakuan kepada anaknya sesuai dengan karakteristik khususnya. ). Menyampaikan data dan informasi tentang perkembangan anak secara terbuka kepada sekolah dan guru. . Men"alin ker"asama secara ikhlas dan "u"ur dengan guru membantu anaknya yang mengalami problema dalam bela"ar. untuk

<. -idak memaksakan kehendak kepada anak untuk pencapaian suatu keinginan dan harapan dari orangtua.

1%

http5AA###.scribd.comAdocA:>)>=>!=A1akikat-$nak-Dengan-Problema'ela"ar

Anda mungkin juga menyukai