Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN HOMESCHOOLING DI DUNIA dan TOKOH -

TOKOH HOMESCHOOLING DI DUNIA

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah HOMESCHOOLING

Dosen Pengampu : Cucun Sutinah, M.Pd

disusun oleh :

Kelompok 3

Nurul Rahayu 18060019


Silvia Barokah 18060044
Sumyati 18060057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan
Homeschooling.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut
membantu baik moril maupun materil sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna


dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan nilai kebermanfaatan bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Bandung, Maret 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan............................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN................................................................... 3

2.1 3
3
32
BAB III : PENUTUP............................................................................. 37

3.1 Kesimpulan.................................................................................... 37
3.2 Saran ............................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 39

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat kami
simpulkan mengenai
1.2.1. Perkembangan homeschooling di dunia
1.2.2. Tokoh - tokoh homeschooling di dunia

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini ialah :
1.3.1. Untuk memahami Perkembangan homeschooling di dunia
1.3.2. Untuk memahami Tokoh - tokoh homeschooling di dunia

1.4 Metode Penulisan

Pada penyusunan makalah ini, tim penulis menggunakan metode penulisan


kajian pustaka, yakni dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku
serta artikel dan laman internet yang dipercaya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Homeschooling di Dunia

Dikutip dari situs right-to-education.org selama 30 tahun terakhir telah terjadi


peningkatan yang signifikan dalam jumlah anak yang bersekolah di rumah
(praktik mengajar anak-anak di rumah, biasanya oleh orang tua). Namun,
gambaran globalnya beragam , dengan sedikit konsistensi dalam undang-undang
dan regulasi, bahkan lintas negara di kawasan yang sama.

Di bawah hukum internasional, anak adalah penerima utama hak atas


pendidikan dan pendidikan harus sesuai dengan tujuan tertentu. Menurut Kovenan
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (1966, ICESCR, Pasal 13
(1)) dan Konvensi Hak Anak (1989, CRC, Pasal 29) pendidikan harus diarahkan,
antara lain: 'Pengembangan kepribadian, bakat dan kemampuan mental dan fisik
anak secara maksimal'. Selanjutnya, Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(CESCR), dalam Komentar Umum 13, menetapkan bahwa setiap sistem
pendidikan harus 'dapat diterima', yaitu kualitas dan relevansi yang memadai
dalam mengembangkan anak untuk mencapai potensi penuhnya, dan 'dapat
beradaptasi', misalnya, dengan perubahan kebutuhan dan konteks masyarakat di
mana kehidupan anak; pada akhirnya, setiap sistem pendidikan harus
'memungkinkan semua orang untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat
bebas'.

Hukum internasional juga menetapkan bahwa negara terikat secara hukum


untuk menyusun sistem pendidikan mereka, baik yang diselenggarakan oleh
negara atau penyedia swasta, untuk memastikan bahwa persyaratan ini dipenuhi
(ICESCR, Pasal 13; CRC, Pasal 28 dan 29). Pada akhirnya, ini berarti bahwa
hukum internasional menempatkan kewajiban pada negara untuk memastikan
bahwa anak-anak, sebagai pemegang hak, dapat menikmati hak mereka atas
pendidikan, dan penyediaan pendidikan tersebut harus sesuai dengan tujuan dan
standar minimum tertentu.

2
Pemindaian singkat menunjukkan bahwa homeschooling legal di Australia,
Selandia Baru, dan Kanada. Di Amerika Serikat, homeschooling legal di seluruh
50 negara bagian dan diperkirakan lebih dari dua juta anak saat ini bersekolah di
rumah, naik dari sepuluh ribu pada awal 1980-an.

Di India, meskipun tidak ada ketentuan yang secara tegas melarang atau
mengizinkan homeschooling dalam Undang-Undang Hak Pendidikan Gratis dan
Wajib 2009 , praktik tersebut telah diizinkan secara informal menyusul pernyataan
pada tahun 2010 oleh menteri pendidikan, Kapil Sibal, yang menyatakan: 'jika
seseorang memutuskan untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya, kami tidak
akan mengganggu. ' Hal ini diperkirakan bahwa setengah juta anak per tahun
belajar di rumah.

Di negara-negara Afrika seperti Afrika Selatan ada pengecualian di mana


homeschooling secara tegas diizinkan berdasarkan paragraf 51 Undang-Undang
Sekolah Afrika Selatan, 1996 . Undang-undang tersebut mewajibkan orang tua
untuk mendaftarkan anak mereka yang bersekolah di rumah ke departemen
pendidikan provinsi. Namun, banyak departemen pendidikan tidak memiliki
kapasitas yang memadai untuk menjalankan proses pendaftaran seperti itu, yang
menyebabkan sebagian besar orang tua homeschooling tidak melakukannya. Ini
berarti angka yang tepat untuk anak-anak yang bersekolah di rumah tidak tersedia,
tetapi diperkirakan antara enam puluh ribu hingga seratus ribu anak setiap tahun.

Sementara di Eropa, homeschooling tampaknya sedang meningkat , Di


beberapa negara, seperti Prancis , Inggris Raya , Austria, Norwegia, Denmark,
Finlandia, dan Irlandia, homeschooling diterima secara luas sebagai alternatif
yang sah untuk sekolah negeri atau swasta.

Sebaliknya, ada sejumlah negara Eropa di mana homeschooling ilegal. Seperti


Belanda , Jerman , dan Spanyol di antara negara-negara ini, dan peraturan Swedia
tentang homeschooling sangat ketat sehingga dianggap sebagai larangan de facto.

2.2. Tokoh - Tokoh Homeschooling di Dunia

3
1. Agatha Christie

Penulis berbakat yang telah melahirkan banyak novel dengan predikat terlaris
ternyata di masa lalu adalah seorang pemalu. Karena itulah sang ibunda
memutuskan untuk menerapkan homeschooling bagi Agatha.

2. Alexander Graham Bell

Ketika usianya menginjak 10 tahun, Bell dididik sendiri oleh ibunya di rumah.
Sang ibu mendidik Bell hingga pendengaran anaknya terganggu dan menjadi tuli.
Tapi, ketulian itu justru membuat Bell mendalami ilmu bunyi dan suara.

3. Thomas A. Edison

Jika Edison masih hidup hingga hari ini, dia mungkin akan dipanggil anak autis.
Dia keluar dari sekolah setelah bertahan selama 3 bulan sebab pikirannya penuh
dengan pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh pihak sekolah. Jadi, dia putuskan
untuk mengungkap sendiri rasa ingin tahunya. Edison begitu mencintai sang ibu
yang telah mendidiknya dengan penuh kesabaran.

4. Woodrow Wilson

Presiden AS ke-28 dan penerima nobel perdamaian pada 1919. Tokoh dunia yang
homeschooling ini tidak bisa membaca hingga usia 12 tahun. Akhirnya, dia
belajar dari sang ayah, salah seorang pendiri Gereja Presbyterian Selatan. Dan,
mengambil kelas khusus di sebuah sekolah di Augusta, Georgia untuk melengkapi
pengetahuan yang didapat dari sang ayah.

5. Mozart

Komposer Austria, penulis lebih dari 40 simfoni, hampir 30 konserto piano, lebih
dari 20 string kwartet dan 16 opera. Dia dididik sendiri oleh sang ayah sejak 1763
hingga 1766.

6. Kolonel Sanders

4
Ia menemukan resep ayam goreng terbaik untuk Kentucky Fried Chicken. Proses
penemuan resep itu mungkin takkan pernah terjadi jika ia bersekolah dengan
jadwal kegiatan padat merayap. Ayahnya meninggal saat ia berusia 6 tahun.
Karena tak tega melihat sang ibu bekerja sendiri memenuhi kebutuhan keluarga,
Sanders terpaksa memasak untuk keluarganya. Usaha tak bisa mengkhianati hasil.
Setelah sukses dengan resep ayam gorengnya, Sanders memperoleh gelar hukum
dari sebuah sekolah korespondensi.

7. Walt Disney

Multijutawan penggagas Disneyland Park pada 1918 saat duduk di bangku SMA
mengambil kursus malam di Academy of Fine Arts di Chicago. Karena terlalu
antusias dengan pengalaman barunya itu, Disney drop out dan memilih bergabung
dengan organisasi Palang Merah. Sukses dengan karakter-karakter film kartun
yang ia ciptakan, pada usia 58 tahun Disney menerima kehormatan ijazah sekolah
menengah.

8. K.H. Agus Salim

Beliau bukanlah tokoh dunia yang homeschooling. Melainkan, pengajar dan


pendidik mandiri alias menerapkan homeschooling bagi putra-putrinya. Agus
Salim adalah lulusan terbaik Hogere Burgerschool, tapi tak suka menyekolahkan
anaknya. Diriwayatkan, dalam keadaan rumah kontrakan yang bocor, beliau
sering mengajak anaknya bermain kapal-kapalan. Bermain sambil belajar
menerima dan mensyukuri apa yang dipunya. Agus Salim juga mengedepankan
rasa kebangsaan untuk diajarkan pada keturunannya. Hal ini bisa dilihat pada
salah seorang anak beliau, Theodora Atia yang disapa Dolly, turut serta dalam
Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928, yang melahirkan Sumpah Pemuda.

9. Ki Hadjar Dewantara

Salah satu pahlawan nasional Indonesia ini juga tidak termasuk tokoh dunia yang
homeschooling. Tapi, nilai-nilai pendidikan yang beliau tebar banyak menjadi
dasar dari proses homeschooling. Ki Hadjar Dewantara pernah berujuar;

5
“Pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-
anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.”

Kodrat inilah yang perlu dijadikan tolak ukur orangtua dalam mendidik dan
mengajar anak.Bukan menjadikan kurikulum atau nilai akademis sebagai standar
keberhasilan.

10. Buya Hamka

Di Maninjau, Hamka kecil sering mendengarkan pantun-pantun yang merekam


keindahan alam Minangkabau. Beliau belajar membaca Al Quran dan bacaan
shalat dengan bimbingan Fatimah, sang kakak. Ketika berusia 12 tahun, Buya
Hamka mulai tak bersemangat sekolah sebab perceraian orangtuanya. Beliau
sering melakukan perjalanan jauh hingga terbiasa hidup mandiri. Namun, hal ini
tak membuat otaknya kering pengetahuan dan hidupnya minim prestasi.

6
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai