Anda di halaman 1dari 53

Aktivitas 2.

Pengertian Keberagaman
Peserta Didik
Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Pertama  Aktivitas 2. Pengertian Keberagaman Peserta
Didik
IN PROGRESS

Peserta didik di sekolah secara naluriah adalah kumpulan individu yang beragam.
Mereka beragama dalam berbagai aspek mulai dari aspek fisik, aspek sosial-ekonomi,
aspek latar belakang budaya dan lain sebagainya. Sebagai seorang guru yang hendak
melakukan pengajaran di sekolah inklusif maka perlu untuk memahami makna dari
keberagaman peserta didik. 

Setelah kita memiliki pemahaman akan makna keberagaman peserta didik, maka
langkah selanjutnya adalah mengetahui indikator kualitas hidup mereka untuk dapat
kita kembangkan semaksimal mungkin.
Untuk lebih memahami tentang Keberagam Peserta Didik, silakan  unduh dan pelajari
materi berikut:

Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Kedua  Aktivitas 3. Karakteristik Peserta Didik


Berkebutuhan Khusus

IN PROGRESS
Keberagaman peserta didik secara umum terbagi atas tiga klasifikasi besar yaitu: (1)
peserta didik reguler; (2) peserta didik berkebutuhan khusus; dan (3) peserta didik
berkebutuhan layanan khusus. Peserta didik reguler adalah peserta didik yang tidak
memiliki hambatan tertentu, misalnya hambatan fisik, mental kognitif, sensorik dan
hambatan lainnya yang menyebabkan mereka mengalami kendala dalam mengikuti
pembelajaran secara klasikal.
Peserta didik berkebutuhan khusus adalah peserta didik yang memiliki hambatan
tertentu, seperti hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan intelektual,
hambatan fisik, hambatan dengan autistik, dan hambatan lainnya seperti anak
hiperaktif, lamban belajar, rendah konsentrasi dan gangguan perilaku tertentu.
Peserta didik berkebutuhan layanan khusus adalah peserta didik yang mengalami
hambatan secara eksternal, seperti anak korban bencana alam, anak korban HIV, anak
korban kekerasan rumah tangga dan lingkungan. Adapun peserta didik berkebutuhan
khusus memiliki karakteristik spesifik yang perlu kita pahami. 

Untuk lebih memahami tentang Karakteristik Peserta Didik Berkebutuhan Khusus,


Silakan unduh dan pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini

Aktivitas 4. Kebutuhan Pembelajaran


Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Ketiga  Aktivitas 4. Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik
Berkebutuhan Khusus

IN PROGRESS
Setelah memahami karakteristik masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus, 
sebagai guru sekolah inklusif maka kita perlu untuk memahami juga kebutuhan
pembelajaran dari masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus. Hal ini dilakukan
sebagai upaya untuk menghargai keberagaman peserta didik di kelas dan
mengembangkan kualitas hidup seluruh peserta didik.
Lebih lanjut sesuai dengan amanat Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 mengenai
pendidikan inklusif dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Penyandang
Disabilitas maka perlu sebagai guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus.

Untuk lebih memahami tentang Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik Berkebutuhan


Khusus. Silakan  unduh dan pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini

2. Question
Peserta didik yang menunjukkan perilaku unik dan asyik dengan dirinya sendiri, tidak
memilki minat untuk bekerjasama dengan teman-temannya, enggan berkomunikasi
untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Karakteristik terseut lebih tepat
menggambarkan ciri perilaku PDBK, dengan jenis hambatan …

 Tunanetra

 Tunarungu

 Tunagrahita
 Tunadaksa

 Spektrum Autis
3. Question
Manakah pernyataan di bawah ini yang paling tepat untuk menggambarkan makna
keberagaman peserta didk?

 Kondisi nyata yang ada di sekolah inklusif yang menerima perbedaan peserta
didik baik secara fisik, mental akademik, sosial budaya dan sekolah berupaya
mengakomodasi perbedaan tersebut dalam proses pembelajaran.

 Kondisi yang tidak diharapkan di sekolah inklusif yang menerima perbedaan


peserta didik baik secara fisik, mental akademik, sosial budaya dan sekolah
berupaya mengakomodasi perbedaan tersebut dalam proses pembelajaran.

 Kondisi nyata yang ada di sekolah inklusif yang menerima perbedaan peserta
didik baik secara fisik, mental akademik, sosial budaya dan sekolah tidak harus
berupaya mengakomodasi perbedaan tersebut dalam proses pembelajaran.

 Kondisi yang diharapkan di sekolah inklusif yang mengharuskan adanya


persamaan peserta didik baik secara fisik, mental akademik, sosial budaya dan
sekolah berupaya mengakomodasi perbedaan tersebut dalam proses
pembelajaran.

 Kondisi nyata yang ada di sekolah inklusif tidak menerima perbedaan peserta
didik baik secara fisik, mental akademik, sosial budaya dan sekolah berupaya
mengakomodasi perbedaan tersebut dalam proses pembelajaran.
4. Question
Guru di sekolah inklusif yang memiliki peserta didik berkebutuhan dengan hambatan
pendengaran, harus memberikan layanan kebutuhan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan dasar, berupa …

 Adaptif Kestabilan emosi

 Kemampuan Activity Dailly Living

 Kemampuan berbahasa dan berkomunikasi

 Kemampuan Berperilaku

 Kemampuan mobilitas
5. Question
Keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari impairment) untuk
menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas normal,
biasanya digunakan dalam level individu. Pernyataan ini lebih menggambarkan makna
dari …
 Impairment

 Disability

 Handicapped

 Under Achievment

 Under Actuality
 IN PROGRESS
 Kegiatan pada topik Konsep Dasar Pendidikan Inklusif ini, Anda diminta
melakukan serangkaian kegiatan yang akan membantu Anda dalam memahami
hakikat pendidikan inklusif, sekolah ramah anak, dan mekanisme layanan PDBK
di sekolah penyelnggara pendidikan inklusif. Kegiatan pada topik ini penting bagi
Anda, karena akan menjadi dasar bagi Anda dalam memahami konsep materi
selanjutnya yang lebih mendalam tentang pendidikan inklusif.
 Untuk lebih memahami materi yang akan Anda pelajari pada topik ini, Anda
diharapkan dapat mempelajari setiap tahapan dengan seksama. Sehingga,
dalam kegiatan tersebut terjadi transfer pengetahuan yang akan memperkaya
pemahaman Anda terkait dengan hakikat pendidikan inklusif, sekolah ramah
anak, dan mekanisme layanan PDBK di sekolah inklusif.
 Alur kegiatan setiap topik digambarkan melalui diagram berikut:

 Silakan menuju ke aktivitas berikutnya

Aktivitas 4. Hakikat Pendidikan Inklusif


Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Keempat  Aktivitas 4. Hakikat Pendidikan Inklusif

IN PROGRESS

Pendidikan inklusif merupakan pendekatan untuk mengubah sistem pendidikan agar


dapat mengakomodasi peserta didik yang sangat beragam. Tujuannya, agar guru
maupun peserta didik merasa nyaman dengan adanya perbedaan dan memandangnya
sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar, dan bukan
menganggapnya sebagai masalah. Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan setiap peserta didik maupun bantuan dan dukungan yang
dapat diberikan oleh para guru agar peserta didik berhasil. Lebih dari itu, sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima,
menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman
sebayanya, maupun anggota masyarakat lainnya agar kebutuhan individunya
terpenuhi.
Untuk lebih memahami tentang Hakikat Pendidikan Inklusif, silakan mari unduh dan
pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini
Unduh Materi

Setelah mempelajari materi, silakan


menuju aktivitas berikutnyaAktivitas 5.
Sekolah Ramah Anak
Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Keempat  Aktivitas 5. Sekolah Ramah Anak

IN PROGRESS

Konsep Sekolah Ramah Anak didefinisikan sebagai program untuk mewujudkan kondisi
aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup, yang mampu menjamin
pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan
salah lainnya, selama anak berada di satuan pendidikan, serta mendukung partisipasi
anak  terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran dan pengawasan. Prinsip
utama sekolah ramah anak adalah bahwa anak mempunyai hak untuk dapat hidup
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Untuk lebih memahami tentang Sekolah Ramah Anak, silakan unduh dan pelajari
materi berikut:

Klik tombol di bawah ini

Jawaban Aktivitas 5

Sekolah ramah anak harus bersifat insklusif, karena sekolah yang ramah lingkungan
terhadap anak merupakan sekolah dimana semua peserta didik baik yang normal
maupun ABK memiliki hak untuk belajar mengembangkan semua potensi yang
dimilikinya seoptimal mungkin di lingkungan yang nyaman dan terbuka, untuk itu pihak
sekolah harus memastikan sarana dan prasarana tertentu agar dapat dipergunakan
dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif dan perlu dilengkapi aksesibilitas bagi
kelancaran mobilisasi ABK, serta media pembelajaran yang sesuai dengan ABK.

Aktivitas 6. Mekanisme Layanan PDBK


Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Kelima Bagian 1  Aktivitas 6. Mekanisme Layanan PDBK

IN PROGRESS

Layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan sistem pendidikan inklusif. Saat ini Pemerintah telah
mengakomodasi penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menerbitkan
Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik
yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Kedudukan peserta didik berkebutuhan khusus juga dikuatkan dengan Undang-Undang
nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.  Penerimaan peserta didik
berkebutuhan khusus seyogyanya melibatkan berbagai unit terkait, antara lain orang
tua peserta didik, sekolah, rumah sakit atau puskesmas, dan dinas pendidikan
setempat.
Untuk lebih memahami tentang Mekanisme Layanan PDBK, silakan unduh dan pelajari
materi berikut, klik tombol di bawah ini
Unduh Materi

Setelah mempelajari materi, silakan menuju aktivitas berikutnya

Aktivitas 1. Pendahuluan – Sistem


Layanan Pembelajaran
Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Kelima Bagian 2  Aktivitas 1. Pendahuluan – Sistem
Layanan Pembelajaran

IN PROGRESS

Pernahkah Anda merasa ada sesuatu hal yang berbeda dari sikap atau tingkah laku
peserta didik anda?  Misal,sikapnya dalam kelas atau hasil belajar peserta didik yang
tidak seperti peserta didik kebanyakan. Hal tersebut mungkin membuat anda penasaran
dan bertanya ada apa dengan peserta didik ini? Peristiwa ini boleh disebut identifikasi.
Lalu apa itu identifikasi? Secara garis besar, identifikasi adalah menemukenali
keberadaan peserta didik berkebutuhan khusus.

Cukupkah guru hanya menemukenali, menandai peserta didiknya yang berbeda dari
peserta didik yang lain? Tentu saja jawabannya tidak, guru dituntut untuk memberikan
layanan terhadap peserta didik tanpa mendiskriminasikan. Lalu apa yang harus guru
lakukan setelah melakukan identifikasi sebelum menentukan program bagi peserta didik
berkebutuhan khusus? Langkah selanjutnya adalah guru harus melakukan asesmen
dan planning matrix. Apa itu asesmen, apa itu planning matrix?

Selanjutnya untuk data hasil asesmen yang dipetakan dalam planning matrik dapat
dimanfaatkan untuk apa? Anda pasti harus menyiapkan kegiatan belajar mengajar
melalui perencanan pelaksanan pembelajaran (RPP) bagi kelas dengan melakukan
analisis kurikulum 2013 atau yang diberlakukan tahap selanjutnya adalah  bagaimana
mengakomodir atau akomodasi kurikulum bagi peserta didik berkebutuhan khusus
(PDBK)? Selanjutnya tentu harus disiapkan perencanaan pembelajaran individual (PPI)
bagi PDBK, apa hakikat atau konsep  PPI bagi pelayanan PDBK dalam pembelajaran?

Sebelum mempelajari materi Identifikasi, Asesmen dan Planning Matrix, Akomodasi


Kurikulum dan PPI mari kita saksikan bersama video berikut ini:

Setelah Anda menyaksikan video tersebut. Dalam pikiran Anda akan lebih jelas bahwa
bagaimana Anda dapat melakukan identifikasi, asesmen dan planning matrix,
akomodasi kurikulum dan PPI.
Aktivitas 2 Pengantar Alur Pembelajaran –
Sistem Layanan Pembelajaran
Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Keenam  Aktivitas 2 Pengantar Alur Pembelajaran –
Sistem Layanan Pembelajaran

IN PROGRESS

Untuk lebih memahami materi yang akan Anda pelajari pada topik ini, Anda dapat
mempelajari setiap tahapan dengan seksama. Sehingga, dalam kegiatan tersebut
terjadi transfer pengetahuan yang akan memperkaya pemahaman Anda terkait dengan
identifikasi, asesmen dan planning matrik, akomodasi kurikulum dan PPI bagi peserta
didik di sekolah inklusif.

Alur kegiatan setiap topik digambarkan melalui diagram berikut:

Silakan menuju ke aktivitas berikutnya

Aktivitas 3 Identifikasi
Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Keenam  Aktivitas 3 Identifikasi

IN PROGRESS
Istilah identifikasi erat hubungannya dengan kata mengenali, menandai, dan
menemukan. Kegiatan mengidentifikasi adalah kegiatan untuk mengenal dan menandai
sesuatu. Dalam pendidikan khusus, identifikasi merupakan langkah awal yang sangat
penting untuk menandai anak-anak yang mengalami kebutuhan khusus. 
Menemukan dan mengenali anak-anak berkebutuhan khusus sudah barang tentu
membutuhkan perhatian serius. Ada anak-anak yang dengan mudah dapat dikenali
sebagai anak berkebutuhan khusus, tetapi ada juga yang membutuhkan pendekatan
dan peralatan khusus untuk menentukan, bahwa anak tersebut tergolong anak
berkebutuhan khusus. Anak-anak yang mengalami gangguan/hambatan fisik misalnya,
dapat dikenali dengan keberadaan fisiknya, sebaliknya untuk anak-anak yang
mengalami hambatan dalam segi intelektual maupun emosional memerlukan instrumen
dan alasan yang rasional untuk dapat menentukan keberadaannya.  Untuk lebih
memahami tentang “Identifikasi”, mari unduh dan pelajari materi berikut:

Unduh Materi

Setelah mempelajari materi, silakan menuju aktivitas berikutnya

Aktivitas 4 Asesmen dan Planning Matrix


Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Ketujuh  Aktivitas 4 Asesmen dan Planning Matrix

IN PROGRESS
Asesmen sering didefinisikan dengan berbagai macam cara, tergantung dari sudut
pandang yang digunakan. Ada definisi yang menyatakan bahwa asesmen adalah suatu
proses pengumpulan informasi tentang seorang anak, untuk selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk membuat keputusan bagi anak tersebut. Asesmen
dipergunakan sebagai dasar pembuatan program bagi peserta didik. Namun sebelum
pembuatan program bagi peserta didik dituangkan dahulu dalam planning matrix untuk
mengetahui baseline peserta didik. Planning matrix merupakan simpulan dari hasil
asesmen. Planning matrix adalah mapping deskripsi tentang kondisi ABK secara
individu yang menggambarkan tentang kondisi aktual hambatan karakteristiknya,
dampak, strategi layanan dan media yang diperlukan dalam intervensi.
Untuk lebih memahami tentang “asesmen dan planning matrix”, mari unduh dan pelajari
materi berikut, klik tombol di bawah ini
Unduh Materi

Setelah mempelajari materi, silakan menuju aktivitas berikutnya

Aktivitas 5 Akomodasi Kurikulum


Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Ketujuh  Aktivitas 5 Akomodasi Kurikulum

IN PROGRESS

Pengembangan kurikulum dalam bentuk akomodasi kurikulum merupakan program


pembelajaran bagi PDBK dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan. Dikatakan
sebagai sebuah kebutuhan dikarenakan pembelajaran bagi PDBK memiliki keunikan
dibandingkan dengan pembelajaran dalam setting kelas peserta didik reguler. Ketika
guru bagi PDBK melaksanakan pembelajaran, maka dalam praktiknya tidak cukup
berpijak pada dokumen kurikulum yang disediakan secara standar nasional, misalnya
hanya melihat KI-KD dan SKL, tetapi harus memanfaatkan hasil analisis asesmen. 
Hal ini dikarenakan PDBK memiliki keunikan individu atau dengan kata lain, PDBK di
dalamnya rentan terhadap perbedaan individual. Oleh karena itu, guru bagi PDBK
harus memiliki keterampilan dalam melaksanakan pengembangan kurikulum. Paparan
di bawah menguraikan konsep dasar yang harus dipahami guru dalam
mengembangkan kurikulum bagi PDBK. Menurut Abdullah Idi (2007 dalam Yulianti,
2010),  prinsip-prinsip pengembangan terdiri dari; relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,
efektivitas, efisiensi, prinsip berorientasi tujuan, prinsip model perkembangan kurikulum,
prinsip keseimbangan, prinsip keterpaduan dan prinsip mutu. model pengembangan
kurikulum untuk PDBK, sebagai berikut : 1) Model Kurikulum Reguler Penuh; 2) Model
Kurikulum Reguler dengan Modifikasi ; 3) Model Kurikulum PPI; 4) Model Adaptasi.

Pengembangan kurikulum model adaptasi dapat dikembangkan dengan cara duplikasi,


modifikasi, subtitusi, dan omisi.
Selain keempat model adaptasi kurikulum di atas, terdapat dua model adaptasi
kurikulum lainnya yaitu eskalasi dan adisi. Model eskalasi adalah upaya meningkatkan
tujuan, isi, proses, dan penilaian untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang
memiliki kapasitas intelektual di atas rata-rata. Model adisi adalah upaya untuk
menambah pengalaman belajar peserta didik yang berkaitan dengan tujuan, isi, proses
dan penilaian.

Silakan unduh dan pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini:

Unduh Materi

Setelah mempelajari materi, silakan klik tombol di kanan bawah untuk menuju aktivitas
berikutnya

Aktivitas 6 Program Pembelajaran


Individual (PPI)
Tahap 1 – Bimtek (Angkatan 3)  Pembelajaran Hari Kedelapan  Aktivitas 6 Program Pembelajaran Individual
(PPI)

IN PROGRESS

Program Pembelajaran Individual dikenal dengan The Individualized Education


Program (IEP) yang diprakarsai oleh SAMUEL GRIDLEY HOWE tahun 1971, yang
merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan
khusus (PDBK). Bentuk pembelajaran ini sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun
1992, yang merupakan satu rancangan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan
khusus (PDBK) agar mereka mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dengan
lebih memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kompetensi peserta didik
berkebutuhan khusus (PDBK). MERCER and MERCER (1989) mengemukakan bahwa
“program pembelajaran individual menunjuk pada suatu program pembelajaran dimana
peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai
dengan kondisi dan motivasinya”. Hal ini disebabkan karena perbedaan antara individu
pada peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) sangat beragam, sehingga layanan
pendidikannya lebih diarahkan pada layanan yang bersifat individual, walaupun
demikian layanan yang bersifat klasikal dalam batas tertentu masih diperlukan.
Program Pembelajaran Individual harus merupakan program yang dinamis, artinya
sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik berkebutuhan khusus
(PDBK), yang diarahkan pada hasil akhir yaitu kemandirian yang sangat berguna bagi
kehidupannya, mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya atau berperilaku
adaptif.

Perlu dipahami, PPI merupakan fungsi mata rantai terpadu antara asesmen dan
pengajaran; jadi pengembangan PPI tergantung pada pengumpulan data asesmen. PPI
memberi tekanan pada keterbatasan minimal, kesesuaian penempatan dan garis besar
program pengajaran. Untuk itu PPI harus dievaluasi kemudian ditulis ulang dalam
jangka waktu satu tahun, sepanjang layanan masih dibutuhkan. Secara garis besar
komponen Program Pembelajaran Individual meliputi:

a) Deskripsi tingkat kemampuan saat ini (performance level) adalah kemampuan yang
diketahui setelah dilakukannya asesmen, sehingga guru kelas dapat mengetahui
kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan pembelajaran PDBK yang bersangkutan.
Informasi ini umumnya berkaitan dengan kemampuan akademik, pola perilaku khusus,
keterampilan menolong diri, bakat vokasional, dan kemampuan berkomunikasi. b)
Sasaran program tahunan atau tujuan pengajaran tahunan (long range or annual goals)
merupakan kunci pembelajaran karena dapat memperkirakan program jangka panjang
selama kegiatan sekolah dan dapat dipecah-pecah menjadi beberapa sasaran.
Kerjasama antara guru dan orangtua perlu dilakukan sehingga tujuan pembelajaran
lebih realistis.
Merumuskan tujuan PPI harus memperhatikan empat kriteria yaitu: 1) dapat diukur ->
pernyataan harus menggunakan kata kerja operasional (menyebutkan , menjelaskan,
mendefinisikan,mengidentifikasi, menulis) dan tidak menimbulkan penafsiran ganda
(memahami, mengetahui, mengerti); 2) positif -> tujuan itu harus membawa perubahan
ke arah positif (misal “PDBK dapat merespon waktu dengan tepat” bukan “PDBK dapat
bertahan menutup mulut”; 3) orientasi pada PDBK > merumuskan apa yang dipelajari
bukan apa yang PDBK pikirkan (misal: siswa dapat menanggapi secara lisan
pertanyaan dengan dua-tiga prase); 4) relevan -> sesuai dengan kebutuhan individu. c)
Sasaran belajar jangka pendek (short term objectives) Sasaran belajar jangka pendek
atau tujuan jangka pendek harus dikonsep dan dikembangkan melalui analisis tugas,
dipakai sebagai acuan dalam proses pembelajaran guna mencapai kemampuan yang
lebih spesifik. Sasaran belajar ini harus dapat diamati, dapat diukur, berpusat pada
PDBK, positif, dan hendaknya mencerminkan pengajaran antara tingkat kecakapan dan
tujuan akhir. Tujuan khusus mempunyai beberapa komponen yaitu ABCD (Audience –
Behavior – Condition – Degree). 4) Deskripsi pelayanan (description of services)
meliputi: guru yang mengajar, isi program pengajaran dan kegiatan pembelajaran,  alat
yang dipergunakan. 5) Tanggal pelayanan (dates of service) dalam PPI harus terdapat
tanggal kapan pengajaran mulai dilaksanakan dan antisipasi lamanya pelayanan. 6)
Penilaian (evaluation) yaitu menilai keberhasilan PDBK dalam mencapai tujuan jangka
pendek yang telah ditetapkan.
Silakan unduh materi berikut:

Modul_PPI

Unduh

Jika sudah silakan kerjakan kuis berikut

Quizzes

Aktivitas 7 Kuis PPI

Aktivitas 8 Penilaian Sistem Layanan Pembelajaran

Aktivitas 9 Refleksi Sistem Layanan Pembelajaran

Identifikasi dapat dilakukan dengan cara observasi pada gejala-gejala yang nampak seperti gejala fisik,
perilaku dan hasil belajar, ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada anak yang mengalami kelainan
atau penyimpangan dalam pertumbuhan dibandingkan dengan anak yang pada umumnya. Hasil
identifikasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai. Screening meliputi kesimpulan untuk menentukan jika peserta didik dirasakan cukup berbeda
dengan teman yang lainnya.

Manakah pernyataan di bawah ini yang paling tepat untuk menggambarkan makna
identifikasi?

 Guru mengetahui karakter peserta didik berkebutuhan khusus.

 Guru memberikan perlakuan berbeda terhadap peserta didik yang mengalami


perbedaan dengan peserta didik lainnya.
 Guru mulai merasakan ada yang berbeda dari salah satu peserta didik
yang ada di sekolah atau di kelasnya.

 Guru mengetahui kelemahan dan kemampuan peserta didik berkebutuhan


khusus.

 Guru membuat program bagi peseta didik berkebutuhan khusus.


Kegiatan yang dilakukan setelah mengidentifikasi peserta didik sebagai dasar untuk
membuat program  disebut kegiatan….

 klasifikasi

 monitoring

 diagnosa

 identifikasi

 asesmen
Orangtua Fina memiliki latar belakang pendidikan terbatas sehingga ketika diskusi
dengan guru banyak hal-hal yang membingungkan mereka. Kondisi tersebut
merupakan salah satu hambatan keterlibatan orangtua dalam penyusunan PPI, yaitu
….

 perkembangan bahasa

 Keterbatasan latar belakang pendidikan

 Kurangnya pemahaman terhadap budaya orangtua

 Masalah komunikasi dan memahami istilah-istilah pendidikan

 Keterbatasan logistik
PDBK yang tidak mampu beradaptasi di kelas regular karena kemampuan
intelektualnya, dapat digunakan program….

 Program pembelajaran individual (PPI)

 pembelajaran berkelompok

 pembelajaran fleksibel

 pembelajaran home schooling

 remedial teaching
Dibawah ini informasi berharga yang didapat dengan adanya keterlibatan orangtua
dalam penyusunan PPI, yaitu ….
 Hambatan, ketidakmampuan dan masalah pada peserta didik

 Lingkungan rumah dan keluarga dimana peserta didik tinggal

 riwayat tumbuh kembang

 Dukungan dan hambatan peserta didik

 Preferensi, kekuatan dan pendekatan yang tepat bagi peserta didik


Kemampuan  pengetahuan tentang berbagai jenis dan tingkat kelainan anak,
diantaranya adalah kelainan fisik, mental, intelektual, sosial dan emosi. Diperlukan oleh
guru untuk ….

 Mengasesmen peserta didik

 Mendiagnosa peserta didik

 Menganalisa peserta didik

 Memberikan label terhadap peserta didik

 Mengidentifikasi peserta didik


Salah satu tujuan  planning matrix adalah …

 Mengetahui perbedaan karakteristik peserta didik

 Menemukenali dan menandai peserta didik.

 Membuat program bagi peserta didik berkebutuhan khusus

 Memetakan kondisi aktual akademik maupun kekhususan ABK


berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan

 Mencari perbedaan-perbedaan yang signifikan diantara peserta didik


berkebutuhan khusus.
Alat identifikasi diperlukan untuk menentukan aspek apa saja yang menjadi fokus
perhatian ketika melakukan proses identikasi. Di antara aspek yang penting untuk digali
saat identifikasi anak yang memerlukan layanan pendidikan khusus adalah:

 riwayat perkembangan anak; informasi atau data kesehatan orangtua/wali


anak; dan informasi profil hambatan anak.

 riwayat perkembangan anak; informasi atau data orangtua/wali anak;


dan informasi profil hambatan anak.

 riwayat perkembangan anak; informasi atau data orangtua/wali anak; dan


informasi profil kesehatan anak.
 Riwayat kesehatan anak: informasi atau data orangtua/wali anak; dan
informasi kemampuan anak.

 riwayat kesehatan anak; informasi atau data orangtua/wali anak; dan


informasi profil hambatan anak.

Aktivitas 3. Penugasan – Identifikasi


Tahap 2 – Pelatihan (Angkatan 3)  Identifikasi  Aktivitas 3. Penugasan – Identifikasi

IN PROGRESS

Bacalah petunjuk pengerjaan latihan berikut dengan seksama!


1.  Pelajari kembali materi identifikasi

2.  Unduh instrumen identifikasi pada tautan di bawah ini!

3.  Tentukan seorang siswa/i di sekolah anda yang diduga adalah siswa/i berkebutuhan
khusus

4.  Pelajari instrumen identifikasi dengan membaca semua hambatan anak mulai dari
buta, sampai dengan anak dengan cerdas istimewa beserta gejala-gejala yang harus
diamati.
5.  Isi instrumen identifikasi dengan mencocokkan gejala-gejala yang terdapat di
intrumen dengan gejala yang terlihat pada anak, yang paling mendekati

6.   Buatlah kesimpulan dari hasil proses identifikasi yang sudah dilakukan

7.    Kerjakan tugas tersebut sesuai dengan format identifikasi berikut:

UNDUH INSTRUMEN IDENTIFIKASI   

Unduh

UNDUH FORMAT TUGAS IDENTIFIKASI


Isian tugas identifikasi ini, akan diunggah pada aktivitas berikutnya

Aktivitas 5. Tes formatif – Identifikasi


Tahap 2 – Pelatihan (Angkatan 3)  Identifikasi  Aktivitas 5. Tes formatif – Identifikasi

Yuk ikuti tes formatif berikut ini

Klik tombol di kanan bawah untuk menuju pertanyaan berikutnya dan


pada pertanyaan terakhir klik tombol di kanan bawah untuk mengirim jawaban.
1. Kasus 1

Dika berumur 10 tahun dan sekolah di SD Pelita Hati di kota Sumedang. Dika
masih duduk di kelas 2 karena ia pernah tidak naik kelas. Dika adalah anak yang
sedikit pemalu dan terlihat kurang percaya diri. Apa bila ia diberikan pertanyaan
oleh gurunya, sering kali ia menengok ke temannya untuk memastikan apakah
jawaban yang ia sampaikan benar. Dika jarang teribat dalam percakapan dengan
teman-temannya, ia cenderung hanya mengamati dan tersenyum saat ada yang
lucu atau menjawab dengan kalimat yang singkat saat ditanya. Dalam
kamampuan akademik banyak nilai Dika yang berada di bawah rata-rata
kelasnya, Dika membutuhkan pengulangan yang banyak untuk akhirnya ia
paham materi yang diajarkan. Hal ini dikarenakan sampai saat masih belum
lancar membaca dan menulis yang mengakibakan ia sering kesulitan mehamami
isi bacaan dan menjawab pertanyaan dari soal-soal dalam setiap mata pelajaran.
Ketika sekolah mengadakan psikotes, Dika ikut di tes dan mendapatkan angka
IQ 75.        
Berdasarkan contoh kasus di atas, jawabah pertanyaan No 1 dan 2 
1. Berikut adalah keadaan dan karakteristik unik Dika yang menunjukkan bahwa
ia memiliki hambatan lamban belajar, kecuali:
o Hasil tes IQ dika menunjukkan angka 75

o Membutuhkan pengulangan yang banyak untuk memahami materi


yang diajarkan

o Lebih suka mengamati teman-temannya daripada beriteraksi langsung

o Pernah tidak naik kelas

o Banyak mata pelajaran yang niainya berada di bawah rata-rata


Adi adalah seorang anak laki-laki berumur 4 tahun yang masih berada di TK kecil. Di sekolah,
Adi nampak tidak bisa duduk diam dan sering terihat melompat-lompat atau memutar-
muatarkan badannya. Adi sama sekali tidak terarik untuk bermain dengan temannya, dan
cenderung tidak pernah menghiraukan panggilan teman atau gurunya dan menghindari kontak
mata. Adi sering bermain sendiri dan asyik dengan benda-benda kecil yang ada di kelasnya,
misal potongan puzzle atau biji ronce yang ia mainkan dengan diputar-putarkan. Dalam
kemampuan komunikasi Adi sama sekali belum bisa mengatakan satu pun kata bermakna.
Emosi nampak Adi masih sangat fluktuatif, ia kadang tiba-tiba tertawa sendiri, menangis tiba-
tiba dan marah atau memukul temannya tanpa sebab. Adi pun seringkali menutup telinganya
ketika ada sura bising di kelas, atau mengamuk saat diajak beraktivitas yang melibatkan indra
perabanya, misal mengelem, atau jalan di rumput.
Berdasarkan kasus 2, jawablah pertanyaan no 3!

3.  Berdasarkan contoh kasus ke 2, hambatan apa yang dialami oleh Adi?

 ADHD

 Tunagrahita

 Gangguan pendengaran

 Autisme

 Tunalaras
Anak dengan ADHD adalah anak yang cukup sering dijumpati di sekolah, karena angka
kejadinnya cukup tinggi, berkikut adalah karakteristik unik anak dengan ADHD, kecual:

 Sulit untuk duduk diam ditandai dengan kaki dan tangan sering bergerak-gerak
ketika duduk

 Sulit bermain atau beraktivitas dengan tenang

 Sering tidak selesai dalam mengerjakan tugas

 Memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal

 Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan dalam mengerjakan


tugas
2. Walau Dika kesulitan dalam membaca dan menulis, Dika tidak diategorikan mengalami
hambatan dalam disleksia karena?

 Dika masih bisa membaca walau belum lancar

 Hasil tes IQ menunjukkan IQ dika berada di bawah normal

 Dika pernah tidak naik kelas

 Banyak nilai Dika yang di bawah rata-rata

 Sedikit pemalu dan kurang percaya diri

Dilapangan kadang anak dengan tunagrahita seringkali tertukar dengan anak yang lamban
berlajar atau kesulitan belajar spesifik (disleksia/dikalkulia/disgrafia), berikut salah satu
karakteristik unik yang paling membedakan anak tunagrahita dari lamban belajar atau kesulitan
belajar spesifik yaitu:

 Mengalami hambatan dalam membaca

 Memiliki IQ kurang dari 70

 Memiliki rasa percaya diri yang rendah

 Prestasi akademik di bawah rata-rata anak diusianya

 Kesulitan dalam mengenali bentuk mengoprasikan

Aktivitas 6. Refleksi – Identifikasi


Tahap 2 – Pelatihan (Angkatan 3)  Identifikasi  Aktivitas 6. Refleksi – Identifikasi

Berdasarkan kegitatan pelatihan yang sudah dilakukan, yuk melakukan refleksi!

1. Instruksi
1. Jawab pertanyaan berikut untuk melakukan refleksi:

Apa kendala yang Anda hadapi saat melakukan identifikasi?


Pengetahuan apa lagi yang Anda rasa penting, untuk dapat melakukan
identifikasi dengan baik?
2. Posting jawaban Anda di salah satu media sosial: twitter, instagram, atau
facebook
dilengkapi dengan teks berikut: #GBBInklusif #PendidikanInklusif
3. Dapatkan minimal 2 komentar di post media sosial Anda
4. Screenshoot (tangkap layar) post tersebut yang dilengkapi dengan komentar-
komentarnya
Contoh:

5. Unggah screenshoot tersebut dengan klik tombol choose file bawah ini
kemudian klik tombol upload

6. Klik tombol di kanan bawah untuk mengirim hasil refleksi


o Upload your answer to this question.

Anda mungkin juga menyukai