Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Pengembangan Keterampilan AUD Hanafi, M.Pd

KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI

Oleh Kelompok: 4

Nama NPM
Hj. Amelia : 19.14.0086
Rafiqatul Makkiyah : 21.14.0151

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
MARTAPURA
2021 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

,‫ف اْالَ نْبِيَ ِاء َوالْ ُم ْر َسلِنْي َ َسيِّ ِدنَا َو َم ْوالَنَا حُمَ َّم ٍد‬
ِ ‫السالَم على اَ ْشر‬ َّ ‫ب اْ َلعالَ ِمنْي َ َو‬
َ َ َ ُ َّ ‫الصالَةُ َو‬ ِّ ‫اَحْلَ ْم ُد هلل َر‬

‫ اََّما َب ْعد‬. َ ‫ص ْحبِ ِه اَمْج َعِنْي‬ ِِ ‫وع‬


َ ‫لى اَله َو‬
َ ََ

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul keterampilan sosial anak
usia dini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah pengembangan
keterampilan AUD.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tak
lupa juga kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Hanafi,
M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah pengembangan keterampilan AUD
yang telah memberi tugas pembuatan makalah ini untuk dijadikan pembelajaran
bersama. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Martapura, 27 Oktober 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I

DAFTAR ISI.............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Keterampilan Sosial Anak Usia Dini.......................................3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak..............5
C. Tahap Perkembangan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini....................7
D. Strategi Pengembangan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini..................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa usia AUD adalah masa keemasan (golden age) dari perjalanan
kehidupan seseorang. Masa ini merupakan usia kritis dalam tahap
perkembangan manusia baik perkembangan spiritual, motorik, kognitif,
bahasa maupun sosial emosional. Masa-masa kehidupan awal anak,
merupakan fase terpenting pertumbuhan otak dan mengalami perkembangan
yang sangat pesat.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan investasi yang amat
besar bagi keluarga dan bangsa. Anak-anak kita adalah generasi penerus
keluarga dan sekaligus penerus bangsa. Pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial harus menjadi salah satu tujuan pendidikan khususnya di
PAUD.
Keterampilan sosial dapat dikembangkan di PAUD agar anak diberi
bekal dalam rangka menjalin hubungan yang seimbang dengan sekitarnya.
Keterampilan sosial merupakan pondasi penting untuk anak agar dapat
menyesuaikan diri dengan baik dan berkembang ke taraf perkembangan yang
baik pula. Keterampilan sosial atau dapat disebut bersosialisasi, bukan
sekedar urusan berkumpul sepanjang waktu dengan teman saja, tapi
merupakan suatu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kualitas dan
efektivitas bersosialisasi. Keterampilan sosial merupakan kebutuhan penting
agar dapat hidup dan mengembangkan diri di masyarakat. 

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keterampilan sosial anak usia dini?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak?
3. Bagaimana tahap perkembangan keterampilan sosial anak usia dini?
4. Bagaimana strategi pengembangan keterampilan sosial anak usia dini?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian keterampilan sosial anak usia dini
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak
3. Mengetahui tahap perkembangan keterampilan sosial anak usia dini
4. Mengetahui strategi pengembangan keterampilan sosial anak usia dini
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian keterampilan Sosial anak usia dini


Keterampilan sosial merupakan kebutuhan primer yang perlu dimiliki
anak-anak sebagai bekal bagi kemandirian pada jenjang kehidupan
selanjutnya. Keterampilan sosial merupakan bentuk prilaku, perbuatan, sikap
yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang laing baik
secara verbal maupun non verbal. Ahmad (2002) menyebutkan bahwa
keterampilan sosial adalah kemampuan anak untuk mereaksi secara efektif
dan bermanfaat terhadap lingkungan sosial yang merupakan persyaratan bagi
penyesuaian sosial yang baik, kehidupan yang memuaskan, dan dapat
diterima masyarakat. Anak yang memiliki keterampilan sosial adalah anak
yang mampu menunjukkan perilaku yang disetujui secara sosial oleh
kelompoknya. Yuspendi (2004) menyatakan bahwa keterampilan sosial
adalah keterampilan anak untuk dapat membina hubungan antarpribadi dalam
berbagai lingkungan dan kelompok sosial.1
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum
memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan
sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul
dengan orang-orang di lingkungannya.
Perkembangan sosial yang terjadi pada anak bersifat dinamis dan sangat
dipengaruhi oleh lingkungannya. Perkembangan sosial anak merupakan hasil
belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial
diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai
respon terhadap dirinya.2
Syamsul Yusuf (2001) memaparkan beberapa keterampilan perilaku
sosial yang diharapkan muncul pada usia prasekolah atau yang biasa
digolongkannya ke dalam aspek kemampuan membina hubungan dengan
1
Euis Kurniati, Permainan Tradisional & Perannya dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Anak (Jakarta: Kencana, 2016), Cet. ke-1, h. 8-9.
2
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Format PAUD (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2016), Cet. ke-2, h. 85.
4

orang lain. Hal ini juga yang kemudian dikembangkan ke dalam kurikulum di
satuan lembaga prasekolah. Aspek kemampuan tersebut dapat dikembangkan
ke dalam indikator sebagai berikut:
1. Anak mampu menerima sudut pandang orang lain;
2. Anak memiliki sikap empati atau kepekaan terhadap perasaan orang lain;
3. Anak mampu mendengarkan orang lain;
4. Anak memiliki kemampuan untuk memulai hubungan dengan orang lain;
5. Anak dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain;
6. Anak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain;
7. Anak memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul dengan teman
sebayanya;
8. Anak memiliki sikap tenggang rasa dan perhatian terhadap orang lain;
9. Anak dapat memperhatikan kepentingan sosial seperti tolong menolong,
bekerja sama, hidup selaras, berbagi dan demokratis dalam bergaul.3
Penelitian menunjukkan bahwa pelatihan keterampilan sosial dapat
membantu perkembangan anak,4 yaitu :
1. Membangun Harga Diri / Percaya Diri
2. Berkomunikasi Secara Efektif
3. Membaca Isyarat Sosial
4. Meningkatkan Pemecahan Masalah
5. Memahami Pengambilan Perspektif
6. Mengelola Stres / Kecemasan
7. Menekankan Kerjasama
Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial
menjadi sangat penting untuk dikembangkan sedini mungkin. Hal ini
dikarenakan keterampilan sosial dipandang sebagai kemampuan seseorang

3
Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), Cet. ke-1, h. 52-53.
4
Katarina Ira Puspita, Keterampilan Sosial (Social Skill),
https://www.klinikpela9.com/keterampilan-sosial-social-skill/
5

untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan berperilaku sesuai dengan
norma di masyarakat.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial anak


Sebuah research yang dilakukan oleh Davis dan Forsyth5,
menunjukkan bahwa keterampilan sosial ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam
mendapatkan pendidikan. Sejak lahir dunia pertama yang dikenal oleh
anak adalah ibu dan keluarga dekatnya. Kepuasan psikis yang diperoleh
anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan
bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam
keluarga yang tidak harmonis di mana anak tidak mendapatkan kepuasan
psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan keterampilan
sosialnya. Hal yang paling penting diperhatikan oleh orang tua adalah
menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga anak-
anak dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua maupun
saudara-saudaranya. Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak
dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi.
Sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan dan penuh
otoritas dapat memunculkan berbagai konflik yang tidak baik untuk
perkembangan seorang anak.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan hal selanjutnya yang paling mempengaruhi
keterampilan seseorang. Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan
dengan lingkungan yang sehat dan posistif. Lingkungan dalam batasan
ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan juga
meliputi lingkungan keluarga (keluarga primer dan sekunder),
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan

5
Compas, B. E., Davis, G. E., & Forsythe, C. J., American Journal of Community
Psychology ,Characteristics of life events during adolescence., 1985, vol. 13, No. 6, h. 677-691.
6

lingkungan maka sejak dini anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki
lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari lingkungan rumah
atau keluarga intinya saja, yaitu orang tua dan saudara-saudaranya.
Artinya segala sesuatu yang ada disekitarnya turut mempengaruhi
pembentukan keterampilan sosial anak.
Sunarto dan Hartono mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial anak,6 diantaranya adalah:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri


individu antara lain: kapasitas mental, emosi dan inteligensi serta
kematangan harga diri.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan yang
berpengaruh terhadap perilaku sosial anak antara lain : faktor keluarga,
status sosial ekonomi, dan pendidikan
a. Keluarga
1) Lingkungan rumah, jika lingkungan rumah secara keseluruhan
memupuk sikap sosial yang baik, kemungkinan besar anak akan
menjadi pribadi sosial dan sebaliknya
2) Hubungan antara ayah dan ibu dan cara pengasuhannya, lalu
hubungan anak dan saudaranya mempunyai pengaruh yang
sangat kuat.
3) Posisi Anak dalam Keluarga, anak yang memiliki jarak umur
yang terlalu jauh dengan saudaranya atau satu-satunya anak yang
jenis kelaminnya lain dari saudara yang lain cenderung lebih
banyak menyendiri ketika bersama anak-anak lain. Anak yang
jenis kelaminnya sama dengan saudaranya akan menemukan
kesulitan dalam bergaul dengan teman yang jenis kelaminnya

6
Sunarto dan Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta, Rineka Cipta, 2002),
Cet. ke-2, h. 129
7

berlainnya tetapi mudah membina pergaulan dengan anak yang


jenis kelaminnya sama.
4) Ukuran Keluarga, sebagai contoh anak tunggal sering
mendapatkan perhatian yang lebih dari semestinya. Akibatnya
anak akan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang luar
maupun dari lingkungannya.
b. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh
keluarganya.
c. Pendidikan
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
demokratis mungkin melakukan penyesuaian sosial yang paling baik.
Mereka aktif secara sosial dan mudah bergaul. Sebaliknya mereka
yang dimanjakan cenderung menjadi tidak aktif dan menyendiri.
Anak-anak yang di didik dengan cara otoriter cenderung menjadi
pendiam dan tidak suka melawan, dan keingintahuan serta kreativitas
mereka terhambat oleh tekanan orang tua.
C. Tahap Perkembangan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini
Keterampilan sosial anak tidak lepas dari perkembangan sosialnya,
hal ini dikarenakan keterampilan sosial anak merupakan bagian dari
perkembangan sosial anak. Dalam perkembangannya untuk memiliki
kemampuan sosial yang baik anak harus melewati beberapa tahapan. Menurut
Erikson dalam Hildayani, perkembangan sosial anak usia dini terdiri beberapa
tahap, sebagai berikut:7

7
Andi Agusniatih dan Jane M Monepa, Keterampilan Sosial Anak Usia Dini,
(Tasikmalaya: Edu Publisher, 2019), Cet. ke-1, h. 76.
8

1. Basic Trust vs Mistrust (0-1tahun)


Anak mendapatkan rangsangan dari lingkungan berupa
pengalaman, pengalaman yang menyenangkan yang diperoleh anak akan
menumbuhkan rasa percaya pada dirinya.
2. Autonomy vs Shame & Doubt (2-3 tahun)
Kemampuan anak dalam menguasai anggota tubuh sangat penting
pada tahap ini, hal ini akan menumbuhkan rasa otonomi, sebaliknya bila
lingkungan tidak memberi kepercayaan pada anak maka akan
menumbuhkan rasa malu dan ragu-ragu.
3. Initiative vs Guilt (4-5 tahun)
Pada tahap ini anak sudah memasuki usia pra sekolah, kemampuan
motorik anak sudah semakin matang dan ia lebih senang
mengeksplorasi. Di sekolah anak sudah dapat lepas dari orang tua dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orangtuanya
menunjukkan masa dimana anak mulai berinisiatif.
4. Industry vs Infentory (6 tahun-pubertas)
Pada usia 6 tahun anak sudah harus dapat melaksanakan tugas-
tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa.
Anak perlu memiliki suatu keterampilan tertentu yang dapat menimbulkan

rasa berhasil.
5. Strategi pengembangan keterampilan sosial anak usia dini

Berikut adalah 12 strategi yang dapat digunakan pendidik untuk


mengajarkan keterampilan sosial kepada anak:8
1. Membantu anak mendapatkan teman di sekolah dengan menggunakan
nama mereka
2. Membantu anak mendapatkan teman di sekolah dengan mempromosikan
interaksi sosial

8
Marjorie J. Kostelnik, et al., Developmentally Appropriate Practices 5nd Edition
Pearson, diterjemahkan oleh K. Anwar dengan judul, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Berbasis Perkembangan Anak, (Depok: Kencana, 2017), h. 545
9

3. Menyediakan aktivitas yang mendorong anak mempraktikkan


keterampilan sosial
4. Membantu anak menjadi sosok yang membantu dan bekerja sama
5. Membantu anak mengembangkan empati kepada orang lain
6. Membantu anak mengembangkan sikap positif terhadap keberagaman
7. Menyediakan aktivitas kelas, material, dan diskusi yang menyasar
keberagaman dalam rentang yang luas
8. Membantu anak berhadapan dengan ide stereotipikal
9. Membantu anak belajar memperhatikan lingkungannya, jauh maupun
dekat
10. Membantu anak membangun konsep studi sosial dengan mempraktikkan
demokrasi di kelas
11. Membantu anak membangun konsep studi sosial melalui pilihan
tema/proyek
12. Membantu anak membangun konsep studi sosial di seluruh kurikulum

Berikut juga dipaparkan beberapa contoh keterampilan sosial yang


dapat dikembangkan guru di PAUD9:

1. Untuk melatih anak agar memiliki kesadaran akan dirinya sendiri


(awareness) pada tujuan kenal diri, kegiatan yang bisa dilakukan guru
untuk mengenali identitas diri anak dengan cara bertanya siapa namanya,
siapa nama orangtuanya, dimana tempat tinggalnya, apakah jenis
kelaminnya, lelaki atau perempuan, apa kesukaannya, cita-cita, maupun
perilaku dirinya seperti apa dalam menghadapi lingkungan.
2. Kegiatan yang melatih rasa empati anak atau melatih kepedulian dan
kepekaan anak, dengan cara mengajak anak untuk merasakan dan
membayangkan jika ada orang lain mengalami musibah, guru bercakap-

9
Tuti Istianti, Pengembangan Keterampilan Sosial Untuk
Membentuk Prilaku Sosial Anak Usia Dini, Pengembangan Keterampilan Sosial, Vol. 5 No.1, Mei
2015, h. 37
10

cakap bertanya tentang bagaimana perasaan anak jika musibah itu


dialami oleh kita sendiri
3. Keterampilan untuk melatih rasa simpati anak, guru bisa bercerita atau
melihat langsung penderitaan orang lain dengan segala kekurangannya,
anak diajak bersama-sama memikirkan apa yang dilakukan dengan
kondisi tersebut dan perbuatan apa yang harus dilakukan anak. Anak
belajar terlibat dengan perasaan dan emosinya dan tindakan yang pantas
dilakukan anak.
4. Keterampilan sosial ini mengajarkan pada anak untuk mau berbagi ajari
anak untuk berbagi makanan, berbagi mainan dengan cara bergiliran
memainkannya.
5. Keterampilan bernegosiasi, guru membiasakan anak untuk belajar
mengungkapkan pendapat, keinginannya, membiasakan anak berlatih
menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan bagaimana bersikap pada saat

menghadapi berbagai situasi sosial. Mengajarkan anak tidak menangis


jika diejek teman, beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan
perasaan yang diterimanya dari perlakuan temannya, mengutarakan
harapan dari temannya. Latihan negosiasi di PAUD dengan tujuan selain
akan menumbuhkan rasa percaya diri anak juga belajar untuk
menghindari dan berlatih menyelesaikan konflik.
Contoh-contoh melatih keterampilan sosial tersebut guru bisa
melakukan kegiatannya melalui bermain peran, metode proyek, dan kerja
kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan sosial merupakan bentuk prilaku, perbuatan, sikap yang
ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang laing baik
secara verbal maupun non verbal.
2. Sunarto dan Hartono mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial anak, yaitu: faktor
internal dan eksternal. Faktor intenal merupakan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri individu antara lain: kapasitas mental, emosi dan
inteligensi serta kematangan harga diri. Faktor eksternal merupakan faktor
yang berasal dari lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku sosial
anak antara lain : faktor keluarga, status sosial ekonomi, dan pendidikan.
3. Tahap perkembangan keterampilan sosial anak usia dini terdiri dari Basic
Trust vs Mistrust (0-1tahun) ,Autonomy vs Shame & Doubt (2-3 tahun),
Initiative vs Guilt (4-5 tahun), dan Industry vs Infentory (6 tahun-
pubertas).
4. Banyak strategi untuk pengembangan keterampilan sosial anak usia dini,
strategi itu disesuaikan dengan keadaan dan bertahap agar tercapai tujuan
pengembangan keterampilan sosial anak usia dini.
B. Saran
Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi referensi,
penyusunan kata, dan kalimat, maka dengan lapang dada kami menerima
kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah ini bisa menjadi
sebuah pengetahuan yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Agusniatih, Andi, dan Jane M Monepa, Keterampilan Sosial Anak Usia Dini,
Tasikmalaya: Edu Publisher, 2019
Ardy Wiyani, Novan, dan Barnawi, Format PAUD, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2016
B. E Compas, Davis G. E., & Forsythe C. J., American Journal of Community
Psychology ,Characteristics of life events during adolescence., 1985, vol.
13, No. 6,
Ira Puspita, Katarina, Keterampilan Sosial (Social Skill),
https://www.klinikpela9.com/keterampilan-sosial-social-skill/

Istianti, Tuti, Pengembangan Keterampilan Sosial Untuk


Membentuk Prilaku Sosial Anak Usia Dini, Pengembangan Keterampilan
Sosial, Vol. 5 No.1, Mei 2015

Kostelnik, Marjorie J., et al., Developmentally Appropriate Practices 5nd Edition


Pearson, diterjemahkan oleh K. Anwar dengan judul, Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Perkembangan Anak, Depok:
Kencana, 2017
Kurniati, Euis, Permainan Tradisional & Perannya dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Anak, Jakarta: Kencana, 2016
Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2015
Sunarto, dan Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta, Rineka Cipta, 2002

12

Anda mungkin juga menyukai