Dosen Pengampu :
2008754
KAMPUS
TASIKMALAYA 2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
3.1 Kesimpulan........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak.Emosi adalah perasaan batin seseorang,
baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat
muncul ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, marah,
kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu. Namun kondisi emosi
anak berbeda-beda. Oleh karena itu, memberikan permainan untuk mengasah
emosi anak juga berbeda-beda.
Menurut Muhibin dan Nugraha (2005:1.13) Perkembangan sosial
merupakan proses pembentukan pribadi dalam masyarakat yakni pribadi dalam
keluarga, budaya dan bangsa. Perubahan sosial utama terjadi pada saat anak mulai
sekolah, sebagai dasar pembelajaran dan pengembangan sosial anak, seorang
pendidik atau orang tua harus mengetahui karakter dasar perkembangan sosial
anak agar pembelajaran dan umpan balik yang diberikan pada anak sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai
perubahan yang berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi
makhluk sosial.
Ketika mulai bergabung dalam kelompok bermain dan Taman Kanak-
Kanak, anak usia pra-sekolah akan belajar mengembangkan interaksi sosialnya
dengan lebih luas. Tidak hanya dengan anggota keluaga yang lain tetapi juga
terhadap guru, teman sebaya beserta anggota keluarga teman tersebut. Agar
sukses dalam beradaftasi dengan lingkungan hidup pergaulan yang makin luas
tersebut tentu saja keterampilan anak harus dilatih. Sesuai dengan tugas
perkembangan anak, maka kegiatan bermain merupakan sarana yang paling tepat
untuk mengembangkan keterampilan sosial anak.
Pola pertama anak cenderung menarik diri secara tegas dari
lingkungannya, mereka senang menyendiri dan cenderung introvert yaitu
berorientasi kedalam dirinya. Pola kedua anak tersebut merespons kehidupan yang
ada dilingkungannya secara aktif. Adapun pola ketiga anak cenderung pasif,
kurang merespons
3. Sifat-sifat
Sifat-sifat merupakan hal yang di wariskan dari orang tua ataupun kakek
dan nenek. Misalnya adalah sifat boros, kikir, penyabar, hemat. Sifat sangat
berbeda dengan kebiasaan, sifat sangat sukar dirubah, sedangkan kebiasaan
dapat dirubah jika ada suatu niat yang sungguh-sungguh. Bagi pendidik, jika
mengetahui sifat atau watak secara mendalam akan sangat membantu
5
dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya adalah anak yang minder perlu di
bangkitkan semangatnya dan kepercayaan dirinya agar jiwanya tak tertekan.
4. Intelegensi
Istilah intelegensi berasal dari kata latin Intelligence yang berarti
menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (walgoti, 1997). Sehingga
dapat diartikan pula , intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum
untuk mengadakan penyesuaian terhadap situuasi dan masalah. Intelegensi
seseorang dapat di ketahuisecara tepat dengan tes intelegensi. Kemampuan
untuk memecahkan masalah dari pengalaman. Ukuranintelegensi
dinyatakandalam IQ (intelegensi Quotient)
5. Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis
kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya adalah
suatu keterampilan, misalnya dalam bidang seni musik , seni rupa , seni tari ,
dsb. Jika anak memiliki bakat dari orang tuanya atau kakeknya ataupun
neneknya, tetapi anak tersebut tidak dapat atau tidak memiliki kesempatan
untuk mengembangkannya maka bakat tersebut tidak akan berkembang atau
sering di sebut dengan bakat terpendam. Pada umumnya anak memiliki bakat
apa akan di ketahuin oleh orang tuanya sejak kecil , karena anak tersebut akan
senang melakukan hal tersebut. Nah, dalam pendidikan , jika anak mendapatkan
nilai 9-10 pada suatu mata pelajaran , berarti dapt di simpulkan bahwa anak
tersebut memilki bakat pada bidang ilmu tersebut.
6. Penyakit
Ada penyakit yang merupakan pembawaan sejak lahir yang dapat
memperlambat perkembangan anak. Penyakit tersebut antara lain adalah
penyakit kebutaan , syaraf , hemofilia. Penyakit – penyakit tersebut merupakan
suatu penyakit keturunan.
7. Faktor lingkungan
Faktor ini bisa diartikan sebagai kekuatan kompleks dunia fisik dan sosial
yang memiliki pengaruh dalam susunan biologis serta pengalaman psikologis,
termasuk pengalaman sosial dan emosi anak sejak sebelum ada dan sesudah
dia lahir.Faktor ini meliputi semua pengaruh lingkungan temasuk didalamnya
6
pengaruh-pengaruh berikut ini:
- Keluarga
Keluarga memilki peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, karena keluarga adalh tempat diasuh dan di
besarkannya seorang anak.Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang
mapan dan mampu maka akan memiliki kesehatanyang baik serta
pertumbuhannya yang cepat bila dibandingkan dengan anak yang di
besarkan dalam keluarga yang tidak mampu. Selain itu. Anak yang memilki
orang tua yang berpendidikan , maka akan menghasilkan anak yang
berpendidikan pula.
Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama.Keluarga
memiliki peran yang utama dalam menentukan pengembangan sosial dan
emosi anak.Di lingkungan keluarga inilah anak pertama kali menerima
pendidikan sedangkan orang tua mereka merupakan pendidik bagi mereka.
- Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah
lingkungan keluarga.Di sekolah anak berhubungan dengan guru dan
teman-teman sebayanya.Hubungan antara guru dan anak dengan teman
sebaya dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak. Guru
merupakan wakil dari orang tua saat berada di sekolah serta pola asuh dan
perilaku yang ditampilkan oleh guru dihadapan anak juga dapat
mempengaruhi emosi dan sosial anak. Karena di sekolah anak dapat
mengembangkan bakatnya , serta dapat belajar berbagai ilmu pengetahuan.
- Masyarakat
Secara sederhana, masyarakat disini diartikan sebagai kumpulan
individu atau kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan
agama. Budaya, kebiasaan, agama, dan keaadaan demografi pada suatu
masyarakat diakui ataupun tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan
sosial dan emosi anak usia dini.
- Keadaan alam sekitar
Keadaan alam sekitar juga mempengaruhi keadaan anak . Anak
daerah pegunungan cenderung akan bersifat lebih keras dari anak daerah
pantai.Perbedaan tersebut adalah akibat dari keadaan alam sekitar anak
7
tersebut yang berbeda, yang mana dapat mempengaruhi perkembangan
pola pikir atau kejiwaan anak.
Antara hereditas dan lingkungan terjadi saling keterkaitan dan
terjadi interaksi. Setiap factor hereditas berjalan berbeda – beda menurut
keadaan lingkungan masing – masing. Hereditas dan lingkungan memilki
peran yang sama pentingnya dalam perkembangan dan pertumbuhan anak.
8. Faktor umum
Faktor umum maksudnya di sini merupakan unsur-unsur yang dapat
digolongkan ke dalam kedua faktor di atas ( faktor hereditas dan faktor
lingkungan ). Faktor umum adalah faktor campuran dari faktor hereditas
dan faktor lingkungan. Faktor umum juga dapat mempengaruhi
perkembangan anak usia dini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak
Kematangan
Hurlock (1991), memandang pentingnya faktor kematangan pada masa kanak-
kanak terkait dengan masa krisis perkembangan yaitu saat-saat anak siap
menerima sasuatu dari luar. Kematangan yang telai dicapai dapat
dioptimalkan dengan pemberian rangsangan yang tepat. Contoh dalam
perkembangan emosi, pengendalian pola reaksi emosi yang diinginkan sebagai
tindaka preventif.
Kematangan
Belajar
Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi anak usia dini :
a. Trial and error
b. Meniru
c. Mengidentifikasi
d. Mengkondisi
e. Berlatih
Jenis kelamin
Status ekonomi
Kondisi fisik
Posisi anak dalam keluarga
8
2.3 Metode Pengembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini
Pada kamus bahasa Indonesia diungkapkan bahwa keterampilan berasal
dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas dan mampu serta
cekatan. Semantara keterampilan diartikan dengan kecakapan atau kemampuan
untuk menyelesaikan tugas. Ada beberapa keterampilan yang harus diberikan
kepada anak usia Dini yang dapat diberikan melalui dua program yaitu :
1. Toilet training
Toilet training merupakan program pelatihan bantu diri bagi anak usia Dini
dalam melakukan buang air kecil, ataupun buang air besar. Disadari ataupun tidak
biasanya anak usia Dini sering kali mengalami masalah hendak , sedang , dan
sesudah melakukan BAK atau BAB. Biasanya pada saat hendak BAK atau BAB
anak segera pergi ke toilet. Tetapi adapun anak yang menunda -menunda BAK
atau BAB karena biasanya malas atau dengan berbagai alasan lainya.
Jika di pelajari dengan sebenarnya menunda BAK atau BAB serta masalah
ketidak mampuan anak ketika BAK atau BAB terkait erat dengan perkembangan
sosial dan emosional anak. Masalah yang terkait itu bisa diatasi dengan melakukan
program toilet training.
2. Self training
1. Pembiasaan rutin
Rutin dapat diartikan sebagai prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah
serta hal membiasakan kegiatan. Jadi pembiasaan rutin adalah upaya untuk
melakukan pengembangan sosial emosional anak seperti; 3S ( salam , sapa,
salaman) , doa bersama, pagi ceria, makan bersama, TOMAT ( Tolong, maaf,
terima Kasih), piket kebersihan kelas, operasi semut, menengok Teman yang
sakit, bersedekah.
2. Pembiasaan spontan
3. Pembiasaan keteladanan
10
Kedua, adalah penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan investasi
masa depan yang perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan
emosinya maupun keterampilan sosialnya, ketiga karena rentang usia penting pada
anak terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase
pun yang terlewatkan, keempat ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang
dengan IQ semata, tetapi EI jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan, kelima
telah tumbuh kesadaran pada setiap anak tentang tuntutan untuk dibekali dan
memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak usia dini adalah sekelompok individu yang berusia 0-6 tahun yang
sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.Sedangkan
Perkembangan sosial emosional anak adalah kepekaan anak untuk
memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-
hari yang ditandai dengan kemampuan anak untuk beradaptas dengan
lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan emosi,pikiran dan
perilakunya
Dan tahapan-tahapan perkembangan sosial emosional AUD dimulai sejak ia
lahir dan prasekolah atau saat sekolah dimana ia akan memulai dengan
senyum ketika ia merasa nyaman sampai mampu beradaptasi dengan
11
lingkungan sekitarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional AUD
adalah hereditas, lingkungan dan faktor umun seperti kematangan,kondisi
fisik dan status ekonomi.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/laililutfi/589d35b444afbd2e05bf6f78/metode-
pengembangan-sosial-dan-emosional-pada-anak-usia-dini-melalui-keterampilan-
dan-pembiasaan?page=2
http://suryaalimwirata.blogspot.com/2008/12/pe
ntingnya-pengembangan-sosial.html?m
13