Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENTINGNYA PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL


MORAL ANAK USIA DINI

Di tunjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kurikulum


dan pembelajaraan

Dosen Pengampu :

Dr. Elan, M.Pd

Nuaraly Masum Aprily, M.Pd

Disusun oleh kelompok 4 :

Filda Fildzah arifah 2003820

Siti Sarah Nursa’bani

2003968 Sirin Nida Juliana

2008754

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA

DINI UNIVERSiTAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS

TASIKMALAYA 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Perkembangan Sosial Emosional dan Moral Anak Usia Dini. Tidak
lupa shalawat dan salam kami curah limpahkan kepada Rosululloh SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Pentingnya Pengembangan Sosial Emosional
Pada Anak Usia Dini” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami
berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Selain itu, kami
juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Untuk itu,
kami akan menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini,kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullohi Wabarakatuh.

Tasikmalaya, 4 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................1

1.3 Tujuan Pembahasan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

2.1 Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak..............................3

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosi Anak.........8

2.3 Metode Pengembangan sosial Emosional Anak.................................12

2.4 Perlunya Pengembangan Sosial Emosional Anak...............................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

3.1 Kesimpulan........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang tiada
bandingannya, kehadiran seorang anak pada sebuah keluarga merupakan
kebahagiaan dan memberikan sinar terang untuk menggapai harapan masa depan
yang lebih cerah dalam keluarga. Anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-6 tahun. Pada usia tersebut merupakan masa keemasan (golden
age), artinya pada masa ini anak berada dimasa peka yaitu masa yang sangat
mudah dalam menerima stimulasi pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Masa usia dini
bagi seorang anak merupakan masa terpenting dan masa belajar yang potensial,
karena masa tersebut pertumbuhan dan perkembangan akan berpengaruh pada
kehidupanya di masa yang akan datang.
Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini sangatlah penting,
sebab perilaku emosi-sosial ada hubungannya dengan aktivitas dalam
kehidupannya. Semakin kuat emosi memberikan tekanan, akan semakin kuat
mengguncangkan keseimbangan tubuh untuk melakukan aktivitas tertentu. Jika
kegiatan sesuai dengan emosinya maka anak akan senang melakukannya dan
secara mental akan meningkatkan konsentrsai pada aktivitasnya dan secara
psikologis akan positif memberikan sumbangan pada peningkatan motivasi dan
minat pada pembelajaran yang ditekuninya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial emosional pada anak
usia dini
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional pada
anak usia dini
3. Bagaimana metode pengembangan sosial emosi pada anak usia dini
4. Mengapa Sosial Emosional Perlu Dikembangkan

1
1.3 Tujuan Pembahasan

1. Memhami pengertian perkembangan sosial emosional anak usia dini.

2. Memahami faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial


emosional anak usia dini.
3. Mengetahui metode pengembangan sosial emosional anak usia dini.

4. Mengetahui mengapa perkembangan sosial emosional pada anak


usia dini itu penting.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009 Standar Pendidikan Anak Usia


Dini tingkat pencapaian pengembangan menggambarkan pertumbuhan dan
perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu.
Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman
nilai- nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa dan sosial emosional.
Perkembangan dapat diartikan dengan serangkaian perubahan-perubahan
profresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Perkembangan menitik beratkan pada bertambahnya skill dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramaikan sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh dan organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
menjalankan fungsinya. Perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa
sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang
melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Menurut Harlock, perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sosialisasi adalah kemampuan
bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai. Sedangkan menurut Suyadi,
perkembangan sosial adalah tingkat jalinan interaksi anak dengan orang lain mulai
dari orangtua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas. Sementara
perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan
orang lain. Dengan demikian, perkembangan sosial emosional adalah kepekaan
anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari.

Perkembangan sosial emosional pada anak ditandai dengan kemampuan


anak untuk beradaptasi dengan lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan
emosi, pikiran dan perilakunya. Perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak

3
memami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak.Emosi adalah perasaan batin seseorang,
baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat
muncul ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, marah,
kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu. Namun kondisi emosi
anak berbeda-beda. Oleh karena itu, memberikan permainan untuk mengasah
emosi anak juga berbeda-beda.
Menurut Muhibin dan Nugraha (2005:1.13) Perkembangan sosial
merupakan proses pembentukan pribadi dalam masyarakat yakni pribadi dalam
keluarga, budaya dan bangsa. Perubahan sosial utama terjadi pada saat anak mulai
sekolah, sebagai dasar pembelajaran dan pengembangan sosial anak, seorang
pendidik atau orang tua harus mengetahui karakter dasar perkembangan sosial
anak agar pembelajaran dan umpan balik yang diberikan pada anak sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai
perubahan yang berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi
makhluk sosial.
Ketika mulai bergabung dalam kelompok bermain dan Taman Kanak-
Kanak, anak usia pra-sekolah akan belajar mengembangkan interaksi sosialnya
dengan lebih luas. Tidak hanya dengan anggota keluaga yang lain tetapi juga
terhadap guru, teman sebaya beserta anggota keluarga teman tersebut. Agar
sukses dalam beradaftasi dengan lingkungan hidup pergaulan yang makin luas
tersebut tentu saja keterampilan anak harus dilatih. Sesuai dengan tugas
perkembangan anak, maka kegiatan bermain merupakan sarana yang paling tepat
untuk mengembangkan keterampilan sosial anak.
Pola pertama anak cenderung menarik diri secara tegas dari
lingkungannya, mereka senang menyendiri dan cenderung introvert yaitu
berorientasi kedalam dirinya. Pola kedua anak tersebut merespons kehidupan yang
ada dilingkungannya secara aktif. Adapun pola ketiga anak cenderung pasif,
kurang merespons

terhadap kehidupan yang terjadi di lingkungan sekitarya. Peningkatan


pertumnuhan anak, perilaku emosional tanpaknya juga lebih terintegrasi secara
baik. Anak mampu untuk untuk mengendalikan dan menguasai impuls emosi
4
dalam tingkat yang lebih besar sehingga, anak mampu menggunakan emosi secara
spontan serta untuk keperluan meningkatkan kehidupan.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Anak


Usia Dini
Menurut Yusuf (2011:21) hereditas merupakan totalitas karakteristik
individu yang diwariskan orangtua kepada anak atau segala potensi baik fisik
maupun psikis yang dimiliki oleh individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan
dari pihak orang tua melalui gen-gen. Setiap individu dilahirkan kedunia dengan
membawa hereditas tertentu.
1. Faktor hereditas
Faktor hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan anak. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai suatu totalitas
karakteristik individu yang di wariskan orang tua kepada anak atau segala
potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi
sebagai pewarisan orang tua melalui gen-gen. Penurunan sifat-sifat dari orang
tua menganut prinsipreproduksi , konformitas, variasi, dan regresifillial.
Warisan-warisan keturunan dari bapak , ibu, kakek , nenek yang tidak dapat
direkayasa adalah sebagai berikut :

2. Bentuk tubuh dan warna kulit


Sebagai contoh dari pewarisan bentuk tubuh dan warna kulit adalah
misalnya da anak yang memiliki rambut kriting , maka bagaimanapun dia
mengusahakan agar tidak kriting , akan kembali kriting. Selain itu jika da
seorang anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya , maka dia
akan sukar untuk menjadi kurus , tetapi sedikit makan saja anak tersebut bisa
bertambah gemuk.

3. Sifat-sifat
Sifat-sifat merupakan hal yang di wariskan dari orang tua ataupun kakek
dan nenek. Misalnya adalah sifat boros, kikir, penyabar, hemat. Sifat sangat
berbeda dengan kebiasaan, sifat sangat sukar dirubah, sedangkan kebiasaan
dapat dirubah jika ada suatu niat yang sungguh-sungguh. Bagi pendidik, jika
mengetahui sifat atau watak secara mendalam akan sangat membantu
5
dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya adalah anak yang minder perlu di
bangkitkan semangatnya dan kepercayaan dirinya agar jiwanya tak tertekan.
4. Intelegensi
Istilah intelegensi berasal dari kata latin Intelligence yang berarti
menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (walgoti, 1997). Sehingga
dapat diartikan pula , intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum
untuk mengadakan penyesuaian terhadap situuasi dan masalah. Intelegensi
seseorang dapat di ketahuisecara tepat dengan tes intelegensi. Kemampuan
untuk memecahkan masalah dari pengalaman. Ukuranintelegensi
dinyatakandalam IQ (intelegensi Quotient)
5. Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis
kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya adalah
suatu keterampilan, misalnya dalam bidang seni musik , seni rupa , seni tari ,
dsb. Jika anak memiliki bakat dari orang tuanya atau kakeknya ataupun
neneknya, tetapi anak tersebut tidak dapat atau tidak memiliki kesempatan
untuk mengembangkannya maka bakat tersebut tidak akan berkembang atau
sering di sebut dengan bakat terpendam. Pada umumnya anak memiliki bakat
apa akan di ketahuin oleh orang tuanya sejak kecil , karena anak tersebut akan
senang melakukan hal tersebut. Nah, dalam pendidikan , jika anak mendapatkan
nilai 9-10 pada suatu mata pelajaran , berarti dapt di simpulkan bahwa anak
tersebut memilki bakat pada bidang ilmu tersebut.
6. Penyakit
Ada penyakit yang merupakan pembawaan sejak lahir yang dapat
memperlambat perkembangan anak. Penyakit tersebut antara lain adalah
penyakit kebutaan , syaraf , hemofilia. Penyakit – penyakit tersebut merupakan
suatu penyakit keturunan.
7. Faktor lingkungan
Faktor ini bisa diartikan sebagai kekuatan kompleks dunia fisik dan sosial
yang memiliki pengaruh dalam susunan biologis serta pengalaman psikologis,
termasuk pengalaman sosial dan emosi anak sejak sebelum ada dan sesudah
dia lahir.Faktor ini meliputi semua pengaruh lingkungan temasuk didalamnya
6
pengaruh-pengaruh berikut ini:
- Keluarga
Keluarga memilki peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, karena keluarga adalh tempat diasuh dan di
besarkannya seorang anak.Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang
mapan dan mampu maka akan memiliki kesehatanyang baik serta
pertumbuhannya yang cepat bila dibandingkan dengan anak yang di
besarkan dalam keluarga yang tidak mampu. Selain itu. Anak yang memilki
orang tua yang berpendidikan , maka akan menghasilkan anak yang
berpendidikan pula.
Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama.Keluarga
memiliki peran yang utama dalam menentukan pengembangan sosial dan
emosi anak.Di lingkungan keluarga inilah anak pertama kali menerima
pendidikan sedangkan orang tua mereka merupakan pendidik bagi mereka.
- Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah
lingkungan keluarga.Di sekolah anak berhubungan dengan guru dan
teman-teman sebayanya.Hubungan antara guru dan anak dengan teman
sebaya dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak. Guru
merupakan wakil dari orang tua saat berada di sekolah serta pola asuh dan
perilaku yang ditampilkan oleh guru dihadapan anak juga dapat
mempengaruhi emosi dan sosial anak. Karena di sekolah anak dapat
mengembangkan bakatnya , serta dapat belajar berbagai ilmu pengetahuan.
- Masyarakat
Secara sederhana, masyarakat disini diartikan sebagai kumpulan
individu atau kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan
agama. Budaya, kebiasaan, agama, dan keaadaan demografi pada suatu
masyarakat diakui ataupun tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan
sosial dan emosi anak usia dini.
- Keadaan alam sekitar
Keadaan alam sekitar juga mempengaruhi keadaan anak . Anak
daerah pegunungan cenderung akan bersifat lebih keras dari anak daerah
pantai.Perbedaan tersebut adalah akibat dari keadaan alam sekitar anak
7
tersebut yang berbeda, yang mana dapat mempengaruhi perkembangan
pola pikir atau kejiwaan anak.
Antara hereditas dan lingkungan terjadi saling keterkaitan dan
terjadi interaksi. Setiap factor hereditas berjalan berbeda – beda menurut
keadaan lingkungan masing – masing. Hereditas dan lingkungan memilki
peran yang sama pentingnya dalam perkembangan dan pertumbuhan anak.
8. Faktor umum
Faktor umum maksudnya di sini merupakan unsur-unsur yang dapat
digolongkan ke dalam kedua faktor di atas ( faktor hereditas dan faktor
lingkungan ). Faktor umum adalah faktor campuran dari faktor hereditas
dan faktor lingkungan. Faktor umum juga dapat mempengaruhi
perkembangan anak usia dini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak
 Kematangan
Hurlock (1991), memandang pentingnya faktor kematangan pada masa kanak-
kanak terkait dengan masa krisis perkembangan yaitu saat-saat anak siap
menerima sasuatu dari luar. Kematangan yang telai dicapai dapat
dioptimalkan dengan pemberian rangsangan yang tepat. Contoh dalam
perkembangan emosi, pengendalian pola reaksi emosi yang diinginkan sebagai
tindaka preventif.
Kematangan
 Belajar
Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi anak usia dini :
a. Trial and error
b. Meniru
c. Mengidentifikasi

d. Mengkondisi
e. Berlatih
 Jenis kelamin
 Status ekonomi
 Kondisi fisik
 Posisi anak dalam keluarga
8
2.3 Metode Pengembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini
Pada kamus bahasa Indonesia diungkapkan bahwa keterampilan berasal
dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas dan mampu serta
cekatan. Semantara keterampilan diartikan dengan kecakapan atau kemampuan
untuk menyelesaikan tugas. Ada beberapa keterampilan yang harus diberikan
kepada anak usia Dini yang dapat diberikan melalui dua program yaitu :

1. Toilet training

Toilet training merupakan program pelatihan bantu diri bagi anak usia Dini
dalam melakukan buang air kecil, ataupun buang air besar. Disadari ataupun tidak
biasanya anak usia Dini sering kali mengalami masalah hendak , sedang , dan
sesudah melakukan BAK atau BAB. Biasanya pada saat hendak BAK atau BAB
anak segera pergi ke toilet. Tetapi adapun anak yang menunda -menunda BAK
atau BAB karena biasanya malas atau dengan berbagai alasan lainya.

Jika di pelajari dengan sebenarnya menunda BAK atau BAB serta masalah
ketidak mampuan anak ketika BAK atau BAB terkait erat dengan perkembangan
sosial dan emosional anak. Masalah yang terkait itu bisa diatasi dengan melakukan
program toilet training.

2. Self training

Merupakan kegiatan pelatihan yang biasanya diadakan untuk memberikan


berbagai keterampilan bantu diri kepada anak usia Dini seperti; menggosok gigi,
menyisir rambut, mandi, makan dan minum, atau dengan kegiatan sehari-hari.
Jadi dapat dikatakan materi dalam self training pada dasarnya merupakan berbagai
kegiatan yang seharusnya dapat dilaksanakan oleh anak usia dini dalam keseharian
sejak bangun tidur kemudian melakukan aktifitas di kamar mandi dan seterusnya
hingga ia pulang dari KB atau TK dengan tepat waktu. Self training biasanya dapat
dilaksanakan selama 4 minggu.

Pengembangan sosem pada anak usia Dini melalui kegiatan pembiasaan.


Pembiasaan berasal dari kata biasa yang bersifat berarti lazim, umum, seperti sedia
9
kala, dan sudah merupakan hal yang tidak lazim dan tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa pembiasaan merupakan usaha
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk membiasakan sesuatu
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang biasanya dapat
mengembangkan apspek sosial dan emosi anak usia Dini diantaranya adalah :

1. Pembiasaan rutin

Rutin dapat diartikan sebagai prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah
serta hal membiasakan kegiatan. Jadi pembiasaan rutin adalah upaya untuk
melakukan pengembangan sosial emosional anak seperti; 3S ( salam , sapa,
salaman) , doa bersama, pagi ceria, makan bersama, TOMAT ( Tolong, maaf,
terima Kasih), piket kebersihan kelas, operasi semut, menengok Teman yang
sakit, bersedekah.

2. Pembiasaan spontan

Pembiasaan spontan dapat diartikan sebagai upaya pengembangan aspek


sosial dan emosi anak usia Dini oleh orang tua ataupun pendidik PAUD yang
dilakukan secara serta merta akibat perilaku anak.

3. Pembiasaan keteladanan

Pelaksanaan pembiasaan rutin dan pembiasaan spontan harus dibarengi


dengan pelaksanaan pembiasaan keteladanan. Baik oleh orang tua maupun
pendidik PAUD. Pembiasaan keteladanan adalah kegiatan pemberian contoh
perilaku positif dari orang tua maupun pendidik PAUD kepada anak dengan
harapan anak dapat menirunya.

2.4 Mengapa Sosial Emosional Perlu Dikembangkan


Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat beberapa
hal mendasar yang mendorong pentingnya pengembangan sosial emosional
tersebut, yaitu pertama, makin kompleksnya permasalahan kehidupan di sekitar
anak, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan
tekanan pada anak, dan mempengaruhi perkembangan emosi maupun sosial anak.

10
Kedua, adalah penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan investasi
masa depan yang perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan
emosinya maupun keterampilan sosialnya, ketiga karena rentang usia penting pada
anak terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase
pun yang terlewatkan, keempat ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang
dengan IQ semata, tetapi EI jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan, kelima
telah tumbuh kesadaran pada setiap anak tentang tuntutan untuk dibekali dan
memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Anak usia dini adalah sekelompok individu yang berusia 0-6 tahun yang
sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.Sedangkan
Perkembangan sosial emosional anak adalah kepekaan anak untuk
memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-
hari yang ditandai dengan kemampuan anak untuk beradaptas dengan
lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan emosi,pikiran dan
perilakunya
 Dan tahapan-tahapan perkembangan sosial emosional AUD dimulai sejak ia
lahir dan prasekolah atau saat sekolah dimana ia akan memulai dengan
senyum ketika ia merasa nyaman sampai mampu beradaptasi dengan
11
lingkungan sekitarnya.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional AUD
adalah hereditas, lingkungan dan faktor umun seperti kematangan,kondisi
fisik dan status ekonomi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi Kusma Nila. 2020. 5 Faktor yang Sangat Mempengaruhi Perkembangan


Sosial Emosional Anak Usia Dini.
https://nakita.grid.id/read/021246877/perkembangan-anak-usia-dini-5-faktor- lingkungan-
ini-paling-memengaruhi?page=all
Suharyati. 2014. Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak
Usia Dini.
http://repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati%20BAB%20II.pdf
Riani Putri. 2012. Pentingnya pengembangan Sosial Emosioanal pada AUD
https://rianiputri.wordpress.com/2012/12/13/pentingnya-pengembangan-sosial-
emosional-pada-aud/

https://www.kompasiana.com/laililutfi/589d35b444afbd2e05bf6f78/metode-
pengembangan-sosial-dan-emosional-pada-anak-usia-dini-melalui-keterampilan-
dan-pembiasaan?page=2

http://suryaalimwirata.blogspot.com/2008/12/pe
ntingnya-pengembangan-sosial.html?m

13

Anda mungkin juga menyukai