Oleh Kelompok 4 :
1. Ayu Selvia
2. Mia Meilina
3. Dara Mahmudah
4. Fahriyah Annisyah
5. Natasya Billah
6. Yoel Adikasa
7. Meyla Astrina
8. Dhiva Rasya Ananda
I
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. LAPORAN ini kami beri judul “PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK
DI TK-PG LAB FKIP UNRI’’
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Defni
Satria, S. KM, M.Pd , Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan Laporan ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar kedepannya bisa menulis Laporan dengan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai
penulis.
Penulis Kelompok 2
II
DAFTAR ISI
3.1 Saran.................................................................................................................11
3.2 Simpulan ..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAK
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
peran yang sangatpenting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi
kebutuhan anak akan asuh, asih, asah melalui komunikasi yang baik dan benar,
akan mempengaruhi mutu kepribadian anak menuju manusia dewasa di
kemudian hari (BKKBN, 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendidikan bapak, stimulasi
perkembangan dan faktor lingkungan dari anak (Ardita, Kadir, & Askar, 2012).
Anak perkembang dalam lingkungan yang beragam. Meadow menyatakan
bahwa lingkungan akan mempengaruhi anak dalam berbagai hal, antara lain
akan berpengaruh terhadap bagaimana seorang anak berkembang dan belajar
dari lingkungan (Martani, 2012).
Pendidikan pada anak usia dini merupakan suatu bentuk stimulasi yang pada
dasarnya adalah upaya intervensi yaitu menciptakan lingkungan sekitar anak
usia dini agar mampu menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak.
Intervensi merupakan sejumlah informasi yang diatur melalui pembelajaran
tertentu untuk pertumbuhan, perkembangan, maupun perubahan prilaku.
Mashar mengutip pendapat dari Foot et al yang menyatakan bahwa anak yang
mengalami hambatan ataupun problema perkembangan, tidak akan berkembang
secara optimal (Martani, 2012). Pendidikan anak pada usia dini telah menjadi
perhatian para orangtua, ahli pendidikan, dan pemerintah. Pendidikan pada usia
dini bermanfaat mengembangkan berbagai kompetensi anak usia dini termasuk
kompetensi sosial. Kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang untuk
berhubungan dengan orang lain. Kompetensi sosial pada anak usia dini terdiri
dari karakter individu, keterampilan sosial, hubungan dengan teman sebaya, dan
hubungan dengan orang dewasa (Siti, 2012). Banyak permasalahan yang
muncul pada perilaku anak usia dini. Permasalahan tentang perilaku yang
mencakup perkembangan sosial, emosi, dan moral ialah perilaku antisosial.
Perilaku antisosial ini saat ini sering kita jumpai dan ada pula yang terlihat pada
anak usia dini. Perilaku antisosial ini akan menjadi permasalahan yang komplek
pada anak dan akan berdampak pada perilaku agresif. Orangtua berharap bahwa
2
di Taman Kanak-kanak (TK) anak akan mendapatkan stimulasi yang memadai
bagi perkembangan anak. Lingkungan belajar diluar rumah atau di TK, anak
akan belajar dan mendapat stimulasi (Martani, 2012). Perkembangan anak di
TK-PG LAB FKIP UNRI terbilang cukup stabil dan cepat . Mengingat aktivitas
dan pembelajaran yang ada di Sekolah tersebut terbilang aktif dan kreatif dalam
menjalankan segala aktivitas nya. Untuk penjelasan lebihnya akan ada di bab
selanjutnya
1.2. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah Yang akan kami terapkan adalah:
1. Apa yang dimaksud pertumbuhan pada anak usia dini?
2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan pada anak?
3. Apa yang dimaksud dengan perkembangan intelektual
4. Bentuk- bentuk perbedaan perkembangan emosi,perkembangan
sosial,perkembangan Bahasa,perkembangan nilai moral
5. Bagaimana kondisi pertumbuhan anak usia dini?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi karakteristik anak?
7. Permasalahan apa saja yang ada pada anak usia dini?
8. Perkembangan bakat khusus pada anak usia dini?
9. Jenis-jenis kebutuhan penyesuaian diri pada anak
10. Apakah solusi dari Permasalahan Yang Ada?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui segala tentang perkembangan dan
pertumbuhan pada anak usia dini khususnya di TK-PG LAB FKIP UNRI.
1.4. Manfaat Penelitian
3
1.5.2 Manfaat Praktis:
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
4. Fase keempat (9- 11 tahun)
Masa dimana rasa keingintahuan yang tinggi yang diwujudkan dengan
bereksperimen banyak bertanya dan melihat sesuatu hal dari segi
pandangnya sendiri.
Batasan tentang masa anak cukup bervariasi, istilah anak usia dini adalah anak
yang dihitung antara usia 0-8 tahun. Namun, jika dilihat dari jenjang pendidikan
yang berlaku di Indonesia, maka yang termasuk dalam kelompok anak usia dini
adalah kelas SD (kelas 1-3), Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan anak
masa sebelumnya (masa bayi).
6
Perkembangan Anak Usia DiniDengan demikian anak akan mampu memegang
pensil dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan
mampu mengembangkan hal-hal yang baru. Perkembangan akan terjadi karena
adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menarik
perhatian baru.
Belajar berkawan dengan teman sebaya. Pada masa ini anak dituntut untuk mampu
bergaul, terlibat dan membina hubungan baik dengan teman sebaya, saling
menolong dan membentuk kepribadian sosial
7
Pengembangan moral, nilai dan hati nurani. Pada masa ini anak dituntut telah
berhasil melakukan yang sesuai dengan moral dan dapat melakukan kontrol
terhadap perilakunya sesuai dengan moral.
1. Perkembangan motorik
➢ Perkembangan emosi pada anak usia dini di TK-PG LAB FKIP UNRI
Perkembangan emosi belum cukup stabil namun ada juga yang sudah
mengetahui mana yang baik dan buruknya contohnya saja pada usia 4-6
tahun mereka sudah diajarkan untuk berbagi permainan,mengantri
dibiasakan untuk disiplin waktu jadi emosi anak pada usia dini masih
terbilang labil atau bisa dibilang dapat berubah-rubah
8
➢ Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial yang ada pada anak usia dini berdasarkan observasi
mereka cukup mampu dalam hal bersosialisasi karena dilingkungan sekolah
mereka diajarkan untuk berbicara yang baik dan benar menggunakan kata
kata baku secukupnya contohnya mereka diajarkan untuk meminta tolong
jika perlu bantuan,izin untuk melakukan aktivitas lalu bekerja sama dengan
anak lainnya.
➢ Perkembangan Bahasa
Berdasarkan observasi perkembangan Bahasa pada anak usia dini cukup
terbilang mampu dalam berbicara ,kosa katanya cukup untuk dipahami
setelah memasuki lingkungan sekolah .Contohnya : ada anak yang belum
sama sekali bisa berbicara akibat kurangnya sosialisasinya namun ketika
diajarkan unttuk berbahasa yang baik dan benar dilingan TK-PG LAB FKIP
UNRI maka sedikit demi sedikit tutur Bahasa mereka dan kosa katanya
berbicara cukup baik dan benar.
➢ Perkembangan Nilai Moral
Perkembangan nilai moral pada anak tergantung usia contohnya pada anak
usia 4- 6 tahun mereka cukup dibilang memahami sopan santun atau etika
yang sudah diajarkan seperti baca doa sebelum makan,duduk dengan
rapi,berucap salam, bersalaman dengan gurunya saat pulang ataupun datang
dan kalua diumur 2-3 tahun mereka benar-benar harus diajarkan dahulu
beberapa hari baru memahami sedikit demi sedikit .
➢ Perkembangan Kognitif
Berdasarkan observasi perkembangan kognitif disekolah dnegan dirumah
pasti berbeda kalua di sekolah ditekankan untuk kritis belajarnya ,dan itu
memang berpikir sendiri terus adanya kolaborasi tentunya akan sangat
mempengaruhi dirinya. Kegiatan -kegiatan yang disediakan guru
9
2.3 Kondisi Pertumbuhan pada anak
Berikut ini tahapan pertumbuhan anak yang sebaiknya diperhatikan oleh
orangtua:
1. Aspek Kognitif
Menurut Piaget, anak usia 6-12 tahun berada dalam tahap Operasional
Konkret. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda yang bersifat konkret. Pada tahap ini, ditandai
dengan tiga kemampuan baru yang akan dikuasai anak, yaitu kemampuan
mengelompokkan, menyusun, dan menghubungkan/menghitung angka
atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan angka, seperti
menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di samping itu, pada
masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
sederhana. Kemampuan kognitif pada masa ini merupakan dasar
diberikannya ilmu seperti membaca, menulis, dan berhitung (calistung).
Untuk mengembangkan daya nalarnya, anak dilatih untuk bisa
mengungkapkan pendapatnya terhadap berbagai hal, baik yang
dialaminya maupun peristiwa lain yang terjadi di sekitar.
2. Aspek Fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada masa ini, akan berjalan lebih lambat
dibanding masa bayi dan masa awal kanak-kanak.
Pada awal periode (usia 6 tahun), anak terlihat masih seperti anak kecil.
Nanti, di akhir periode (usia 12 tahun), anak sudah berubah dan mulai
tampak seperti orang dewasa. Apalagi ada beberapa anak yang mengalami
pubertas di akhir periode ini. Pada masa usia sekolah, anak sudah siap
menerima pelajaran keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti
menulis, menggambar, melukis, mengetik komputer, melakukan aktivitas
olahraga seperti berenang, bermain bola, dll.
3. Aspek Bahasa
Kemampuan anak dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata
mengalami perkembangan yang pesat pada usia anak sekolah. Sekitar
10
2.500 kata yang dikuasai oleh anak usia 6 tahun, akan meningkat menjadi
50 ribu kata yang bisa dikuasai saat nanti anak berusia 11-12 tahun.Seiring
dengan tingkat berpikir anak yang sudah lebih maju, anak akan banyak
bertanya soal waktu dan sebab akibat. Ditambah dengan adanya pelajaran
bahasa yang di dapat anak di sekolah, maka diharapkan pada periode ini
anak bisa memiliki keterampilan mengolah informasi yang diterima, serta
berpikir dan menyatakan gagasannya.
4. Aspek Sosio-Emosional
Menurut Erikson, anak usia 6-12 tahun akan memasuki tahap Industrial
vs Inferioritas. Kalau sebelumnya anak banyak berada di lingkungan
keluarga, pada tahap ini anak akan banyak keluar ke lingkungan sekolah.
Sehingga semua aspek memiliki peran bagi anak (orang tua harus selalu
mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima
kehadirannya). Tapi sayangnya, anak tidak selalu mendapatkan itu semua.
Sehingga orang tua harus paham tentang kondisi sekolah anak, teman satu
permainan. Seiring dengan lingkungan anak yang lebih luas, terdapat
kebutuhan anak untuk mendapatkan tempat dalam kelompok seumurnya
yang ingin ia capai. Selain itu, pada usia ini anak dituntut untuk dapat
merasakan bagaimana rasanya berhasil memenuhi tuntutan lingkungan.
Jika anak tidak dapat meraih sukses karena merasa tidak mampu
(inferioritas), maka anak akan mengembangkan sikap rendah diri.
11
Faktor seperti genetik pada umumnya melekat pada anak sejak lahir.
Namun seiring dengan perkembangannya, hal-hal seperti umpan balik
dari orang tua, pengasuh, saudara kandung juga dapat mempengaruhi
perkembangan karakter anak. Perbedaan gender dan urutan kelahiran juga
dapat membuat anak memiliki kepribadian yang berbeda dengan saudara
kandungnya. Anak laki-laki akan mengalami interaksi yang berbeda
dengan orang sekitar dibanding saudara perempuannya.
3. Faktor Sosial
Sejumlah teori tentang perkembangan karakter pada masa kanak-kanak
menyatakan kondisi sosial juga dapat mempengaruhi kepribadian anak.
Lingkungan sosial turut meliputi lingkungan keluarga, saudara, hingga
teman sepermainan. Umpan balik dari lingkungan sosial juga kerap
dipengaruhi gender si anak. Anak perempuan dan anak laki-laki umumnya
diperlakukan berbeda oleh orang tua dan sekitar mereka, tergantung pada
gagasan masyarakat di lingkungan tersebut tentang peran gender yang
sesuai.
4. Faktor Orang Tua
Anak-anak umumnya akan menarik kesimpulan tentang dunia dan
tempatnya di dalamnya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang
mereka miliki, dan kesimpulan tersebut pada akhirnya dapat
mempengaruhi karakter anak. Dalam hal ini, orang tua biasanya menjadi
sumber utama yang membentuk pandangan anak terhadap dunia dan
mempengaruhi perkembangan karakternya. Disiplin dan kualitas interaksi
yang diberikan orang tua juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap
pembentukan sifat anak. Terutama, anak-anak berumur sangat kecil yang
sangat sering mencoba dan meniru orang tua mereka atau pengasuh
mereka. Oleh karena itu, sifat dan kepribadian orang tua dapat menjadi
faktor yang kuat dalam mempengaruhi karakter anak. Kepribadian
biasanya didefinisikan sebagai kumpulan sifat dan karakter yang secara
bersama-sama berfungsi membentuk kepribadian individu yang unik.
Perkembangan karakter pada masa kanak-kanak ini biasanya dimulai
12
sekitar usia dua tahun, ketika anak mulai mengembangkan rasa percaya
diri. Kebanyakan ahli percaya bahwa karakter dan sifat dasar seorang anak
terbentuk sepenuhnya pada usia enam tahun. Rentang kemampuan
menyerap informasi secara sempurna ini juga jadi momen yang tepat
untuk para orang tua untuk menyisipkan bekal kemampuan yang esensial
seperti kemahiran menggunakan bahasa asing. Kini, tanpa perlu repot lagi,
para orang tua dapat mempercayakan proses belajar ini melalui berbagai
platform kursus bahasa asing online.
13
belajar untuk beradaptasi dengan baik. Cara ini bisa menjadi langkah awal
dalam mengajarkan sikap penyesuaian diri selama berada di PAUD.
Selain mengupayakan dengan keberanian, anak juga harus diajarkan sikap
waspada. Terutama pada orang-orang asing yang tak pernah dijumpainya.
Masa usia PAUD termasuk masa ketik anak sudah paham berkomunikasi
dan bisa menghafal orang-orang di sekitarnya. Berikan instruksi untuk
tidak menerima pemberian atau ajakan dari orang yang tidak dikenalnya.
14
Attitude dan manners yang baik akan selalu bertumpu pada empat kata
ajaib untuk anak. Apa saja empat kata ajaib itu? Pertama, mengucapkan
permisi. Permisi adalah salah satu ungkapan pembuka yang harus
diajarkan sejak anak mulai bisa berbicara. Permisi adalah salah satu kata
yang dewasa ini amat jarang terdengar dari mulut seseorang. Hal ini
karena pembiasaan yang tidak lagi diteruskan oleh orang-orang zaman
sekarang.
Kata kedua adalah permintaan maaf. Kata maaf adalah salah satu hal yang
kini makin disamarkan dengan kata ‘baperan’ atau ‘sensitif’ pada orang
dewasa. Padahal, meminta maaf tidaklah sulit jika dibiasakan. Anak-anak
cenderung akan lebih banyak meniru kedua orang tuanya. Maka,
pembiasaan kata maaf ini menjadi penting agar anak bisa membiasakan
diri pada lingkup yang lebih luas.
Kata ketiga adalah permintaan tolong. Salah satu cara mengajarkan sikap
penyesuaian diri pada anak di usia emas yakni dengan membiasakan untuk
ucapkan tolong. Tanpa kata tolong, ucapan seseorang hanya akan
terdengar seperti memerintah bukan? Padahal hampir semua orang tidak
suka diperintah. Oleh karena itu, menyelipkan kata tolong dalam
pembiasaan sehari-hari akan membuat anak lebih menghargai orang lain
dan dirinya sendiri.
Kata ketiga adalah terima kasih. Hal ini menjadi sebuah bentuk
penghargaan atas apa yang dilakukan orang lain. Siapa pun akan senang
dengan ucapan terima kasih seseorang. Oleh karenanya, membiasakan
ucapkan terima kasih kepada anak juga akan membentuk pribadinya
menjadi lebih baik saat ia tumbuh dewasa.
Dengan modal pengetahuan dan cara mengajarkan sikap penyesuaian diri di
PAUD yang benar, anak-anak usia emas ini akan tumbuh jadi pribadi yang
bisa beradaptasi. Anak-anak yang tumbuh besar dengan cara beradaptasi yang
baik, dirinya akan lebih mudah membawa diri di lingkungan yang baru.
Mereka tak akan mudah takut dan lebih berani untuk mengekspresikan diri.
2.8. Solusi Permasalahan pada anak usia dini
15
1. Mengajarkan berbicara dengan baik lalu diberi pembelajaran yang
teratur dengan cara memberikan nyanyian
2. Karena beda usia beda solusi usia TK itu caranya gurunya selalu
bilang maaf,tolong,terima kasih.ketika ada anak yang susah
mengendalikan eemosi maka berucap maaf,tolong,terima kasih, maaf
silahkan duduk
3. Ketika saat ada kegiatan dan anak tersebut baik tanggapannya atau
bisa melakukan sesuatu yang bagus maka dihadiahkan dengan kata
kata pujian dan motivasi
4. Untuk anak yang 2-3 tahun membenarkan kata seperti mengulang kata
hingga bisa ,suka membaca buku cerita
16
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada anak usia dini yang ada di TK-PG LAB FKIP UNRI terbilang cukup aktif
dan gemar membaca. Segala permasalahan yang ada semuanya dapat diatasi dengan
baik sebagaimana mestinya.
Perkembangan fisik paud formal ( TK ) 4-6 ada , setelah dia masuk perubahan nya
cepat . Stimulasi motoriknya masih kurang kelebihan banyak berlari , aktif , untuk
main harus jalan jauh dulu melatih motorik anak ank . Biasanya yg paling terlihat
ini anak anak pakai baju semester ini nanti pasti cepat berganti karena pertumbuhan
nya cepat . Untuk makanan jam 10 makan dibiasakan makan biasa nya yang ga
makan nasi ga makan sayur di sini dibiasakan makan tsb . Supaya energinya
bertambah setiap bulan ukur tinggi badan sampai lingkar kepala nya pun naik .
pertumbuhan otak nya cepat . Pengaruh perkembangan anak terstimulasi cepat .
Sosialisasi nya cepatt. Faktor pendorong nya aktif ,pertumbuhan cepat. Lebih cepat
dari pada di rumah .
Kognitif pasti beda kalau di sekolah lebih ditekankan untuk kritis belajarnya itu
memang berpikir sendiri terus kolaboratif (kolaborasi) tentunya akan
mempengaruhi dirinya . Kegiatan kegiatan yang disediakan guru pasti akan
mempengaruhi kognitif nya . B1 ,B2 udah disiapin untuk SD slah satunya mereka
bisa baca buku , bisa menulis .
Masalah yang sering terjadi : awal masuk 1. Anak belum bisa mengendalikan emosi
2. Bersosialisasi nya kurang dan masih bertahap karena yang merata belakang ngi
adalah di rumah . Karena anak anak kan sendiri sebab tinggal di rumah perumahan
17
mainnya apa apa sendiri nah ketika masuk di sekolah pasti bermain ketika bermain
dia harus gantian dan ketika cuci tangan harus antri
Play grub ( kelambatan dalam bicara apalagi saat pandemi) respondny lambat
Keterlambatan waktu karena orang tuanya tidak tepat mengantarkan ke TKnya
seharusnya dari pagi Dampaknya menangis terus Nak anak spinilay ada juga anak
anak kemampuan nya bagus untuk literasi nya bagus
Solusi ;: mengajarkan berbicara dengan baik lalu diberi pembelajaran yang teratur
dengan cara memberikan nyanyian
Solusinya karena beda usia beda solusi usia TK itu carany gurunya selalu bilang
maaf . Tolong . Terima kasih . Ketika ada anak yang susah mengendalikan emosi
maka berucap maaf . Tolong . Terima kasih . Maaf silahkan duduk.
Anak anak dibiasakan untuk antri . Main main untuk bergantian . Tapi tetap ada
motivasi dukungan dari pengajar . Ketika perilakunya baik di kasi effort seperti
hadiahnya dengan pujian bukan barang .
Sampai di rumah pun diterapkan dayli aktivity seperti aku bangun pagi , contoh
aku mandi pagi di beri buku gambar jika sudah melakukan maka diberi bintang
Untuk play grub solusiny guru selalu membenarkan kata seperti mengulang kata
hingga bisa .Suka membacakan buku cerita . informasi literasi ( play grub )
18
DAFTAR PUSTAKA
Apriastuti, D.A. (2013). Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua
dengan Perkembangan Anak Usia 48-60 Bulan. Jurnal Ilmiah Kebidanan.Vol. 4.
No. 1 Juni 2013, hal 1-14.
Aquarisnawati, P., Dewi, M., & Windah, R. (2011). Motorik Halus Pada Anak Usia
Prasekolah Ditinjau Dari Bender Gestalt. Jurnal INSAN, Vol. 13 No. 03, Desember
2011, hal 149-156.
Sari, R.O. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Motorik
Halus Anak usia 4-6 tahun di TK Dharma Wanita Suruhan Lor Kecamatan Bandung
Kabupatan Tulungagung. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II
No. 3 Desember 2015, hal : 170-177.
Unicef (2012). Ringkasan Kajian Pendidikan dan Perkembangan Anak Usia Dini.
Jurnal Pendidikan. Jakarta: Unicef
19
Lampiran 1
20
Lampiran II
21