NAMA KELOMPOK 3 :
2. AUZAN SYUBBAN
4. JOSHUA SITORUS
5.TEGUH SOLIN
ILMU KEOLAHRAGAAAN
2020
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Teori perkembangan anak usia (6-12 Tahun)......................................................................................6
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan...........................................................................7
a. Hereditas (Keturunan/Pembawaan)..................................................................................................7
b. Faktor Lingkungan..........................................................................................................................8
C. Tahap tumbuh kembang anak usia sekolah (6-12 tahun).....................................................................8
1. Perkembangan motorik....................................................................................................................8
2. Perkembangan Kognitif...................................................................................................................9
3. Perkembangan perilakunya atau moral.........................................................................................10
4. Perkembangan psikososial.............................................................................................................10
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perkembangan Anak Massa Usia Sekolah 7-
12 Tahun ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas perkembangan
motorik. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perkembangan
anak massa usia sekolah 7-12 tahun bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen perkembangan motorik yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pemahaman akan karakteristik khas anak merupakan modal awal pihak-pihak yang
terkait dengan pendidikan. Dengan pemahaman yang komprehensif, pihak-pihak tersebut dapat
membawa dunia anak-anak ke dunia mereka. Artinya, dari setiap proses pendidikan yang didapat
anak dilakukan berlandaskan sinergi antara kebutuhan anak dan bekal ilmu yang akan
dibelajarkan. Intinya, dengan pemahaman yang baik, pemilihan metode ataupun strategi
pembelajaran ataupun pendekatan terhadap anak menjadi lebih terarah dan anak yang
menerimapun dapat menyerap informasi dengan baik dan menyenangkan.
PEMBAHASAN
Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun, dimana pada usia ini anak
memperoleh dasar pengetahuan dan keterampilan untuk keberhasilan penyesuaian diri anak pada
kehidupan dewasanya. Sekolah menjadi pengalaman inti pada anak, karena dianggap mulai
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua, teman sebaya,
dan orang lainnya (Wong,et all, 2009). Pada usia ini anak suka berkelompok (gang age), anak
sudah mulai mengalihkan perhatian dari hubungan intim dalam keluarga dan mulai berkerjasama
dengan teman dalam bersikap atau belajar (Gunarsa, 2006), dengan demikian Anak usia sekolah
mulai dominan menghabiskan waktu dengan teman sebayanya.
Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia pertengahan
yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2008), sedangkan menurut Yusuf (2011) anak usia
sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual
atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan
kognitif (seperti: membaca, menulis, dan menghitung). Umumnya pada permulaan usia 6 tahun
anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anak mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai
berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan mulai mengenal suasana baru di
lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami oleh anak-anak yang sudah mulai masuk dalam usia
sekolah akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Anak-anak akan merasakan kegembiraan
di sekolah, rasa takut akan terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini menyimpang
dari kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka (Moehji, 2009). Karakteristik anak usia
sekolah menurut Hardinsyah dan Supariasa (2016) yaitu anak usia sekolah (6-12 tahun) yang
sehat memiliki ciri di antaranya adalah banyak bermain di luar rumah, melakukan aktivitas fisik
yang tinggi, serta beresiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat
a. Hereditas (Keturunan/Pembawaan)
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini
hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada
anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi
(pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewaris dari pihak orang tua melalui gen-gen.13 Dari
penjelasan di atas menggambarkan bahwa orang tua adalah faktor pertama yang sangat
mempengaruhi perkembangan anak. Sebab orangtualah yang mewarisi kepada anak segala
potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum
oleh sperma).
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah “keseluruhan fenomena (peristiwa situasi atau kondisi) fisik/alam atau sosial
yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu”. Faktor lingkungan yang dibahas
pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga sangat penting dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap
perkembangan anak.
Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan
program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional, maupun sosial.
1. Perkembangan motorik
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan psikologis yang bersifat progresif dan
kontinu serta berlangsung pada priode tertentu. Pertumbuhan itu meliputi perubahan
progresif yang bersifat internal maupun eksternal. Perubahan internal antara lain, meliputi
perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya besar dan berat jantung dan
paru-paru serta bertambah sempurnannya sistem kelenjar endoktrin/kelamin dan berbagai
jaringan tubuh.adapun perubahan ekternal meliputi bertambahnya tinggi badan,
bertambahnya lingkaran tubuh perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran
besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tandatanda kelamin sekunder.
Adapun yang dimaksud dengan motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam perkembagan motoris,unsur-unsur yang
menentukan ialah otot,saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing
peranannya secara “interaktif positif”, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan
saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk
mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya . selain mengandalkan
kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menetukan keadaan. 18 Dari
penjelasan di atas menggambarkan Perkembangan fisik adalah suatu proses perubahan
psikologis yang bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung pada priode tertentu.
Pertumbuhan itu meliputi perubahan progresif yang bersifat internal maupun eksternal.
Sedangkan motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan
tubuh.
2. Perkembangan Kognitif
Jean Piaget (1896-1980) seorang ahli psikologi berkebangsaan Swiss melakukan studi
mengenai perkembangan kognitif anak secara intensif dengan pengamatan 6 yang cermat
selama bertahun-tahun. Piaget mengembangkan teori bagaimana kemampuan anak untuk
berfikir melalui satu rangkaian tahapan.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berfikir dari
banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan
konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berfikir. Oleh karenanya Piaget
menamakan tahapan ini sebagai tahapan operasional konkret.
Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan
menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial.
Materi pembicaraan mulai lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya
saja Terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat
permainannya. Mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih
kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda
dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti misalnya
tinggi dan berat.
Anak mampu berfikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada
hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah
mampu berfikir logis, tetapi cara berfikir mereka masih berorientasi pada kekinian. Baru
pada masa remajalah anak dapat benar-benar berfikir abstrak, membuktikan hipotesisnya
dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan berfikir operasi
formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan
mental, mulailah digunaka logika. Misalnya : Seorang anak yang berusia 8 tahun diberi 3
balok yang saling berbeda ukurannya, yaitu balok X,Y dan Z. Anak akan dengan tepat
mengatakan bahwa balok X lebih besar daripada balok Y, balok Y lebih besar daripada
balok Z, dan balok X lebih besar daripada balok Z. Anak dapat berfikir secara logis tanpa
harus membandingkan pasang demi pasang secara langsung.
4. Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan
perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan
orang lain. Saat si kecil mulai menginjak bangku sekolah, pada masa inilah pola perilaku sosial
si kecil akan terlihat. Dunia psikososial anak-anak pada masa akhir ini menjadi lebih kompleks
yang berbeda dengan masa mereka saat masih menjadi kanak-kanak. Mereka sudah mulai
mempelajari mengenai sesuatu yang berhubungan dengan manusia, serta mulai mempelajari
keterampilan praktis. Masa akhir anak-anak ini menjadi wadah untuk mempersiapkan diri
menjadi seorang remaja. Sekolah dan keluarga menjadi aspek penting dalam kehidupan mereka.