Disusun oleh :
1. Forina Anisa Rahma (E1F021083)
2. Gina Sonia (E1F021084)
3. Mia Aulia Islami (E1F021090)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas mata kuliah pengembangan program parenting PAUD, kami sampaikan
terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah pengembangan program
parenting PAUD, dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulisan Makalah....................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian konsep keluarga.....................................................................
B. Pelaksanaan dan Perencanaan Program Parenting ................................
C. Evaluasi Program Parenting ...................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan dan prestasi akademik yang dicapai anak di sekolah yang lebih tinggi
sangat ditentukan oleh keterlibatan orang tua dalam memberikan pengasuhan yang tepat.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi di berbagai negara menyatakan
program pendidikan anak usia dini yang berkualitas tinggi adalah program pendidikan yang
memiliki kesinambungan antara lembaga dengan keluarga. Orang tua yang terlibat dalam
program pendidikan anak usia dini akan memberi dampak terhadap peningkatan kesiapan
sekolah dan mendorong prestasi anak di sekolah yang lebih lanjut.
Usia dini merupakan periode perkembangan yang penting dalam kehidupan manusia.
Para ahli menamakan periode ini (0-6 tahun) sebagai usia emas perkembangan, sehingga
peran stimulasi lingkungan yang kondusif dan dilakukan dengan cara bermain akan dapat
mengembangkan pertumbuhan otak dan seluruh potensi anak (Kementerian Pendidikan
Nasional, 2012). Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur
formal, nonformal, dan informal (Hasan, 2012: 15).
Kementerian Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional, dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa pembinaan PAUD baik formal,
nonformal, maupun informal, berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI), yang secara teknis dilaksanakan oleh
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (Kementrian Pendidikan Nasional,
Direktorat ).
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011). Rentangan anak usia dini menurut
UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28
dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal
(RA), dan pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. Sementara menurut kajian rumpun
keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia
0-8 tahun berupa Infant (usia 0-1 tahun), Toddler (usia 2-3 tahun), preschool/kindergarten
children (usia 3-6 tahun), dan Early Primary School/SD kelas awal (usia 6-8 tahun).
Pemerintah terus mendorong dan memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan layanan pendidikan anak usia dini melalui pendirian
berbagai jenis satuan pendidikan anak usia dini (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
Usia Dini, 2011). Berkembangnya lembaga PAUD dalam berbagai bentuk layanan seperti:
Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan
Satuan PAUD Sejenis (SPS) menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan sejak usia dini.
Namun demikian lembaga PAUD yang demikian pesat pertumbuhannya tidak dapat
menggantikan peran pendidikan di dalam keluarga (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
Usia Dini, 2011).
Pembentukan anak dipengaruhi oleh lingkungan terkecil yaitu keluarga dan yang
pertama memberikan pengalaman bagi anak. Pengalaman yang dimiliki anak tersebut akan
menentukan pola pikir, karakter dan sifat alami dari seorang anak. Keluarga merupakan salah
satu tempat sosialisasi pertama bagi anak-anak untuk mempelajari semua hal (socialization
agent) (Andayani dan Koentjoro, 2012: 51). Keluarga merupakan sebuah institusi yang
paling penting dalam menciptakan dasar pendidikan dan perkembangan bagi anak.
Pengetahuan dan pemahaman orang tua dalam pola asuh terhadap anak sangat berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak. Maka dari itu orang tua perlu diberikan pengetahuan,
keterampilan dalam mengasuh, mendidik dan membimbing anak di dalam keluarga agar
anak dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.
Anak lahir dalam keadaan tidak berdaya namun memiliki potensi yang dapat
dikembangkan dengan arahan dan bimbingan orang dewasa yakni orang tua. Anak memiliki
ketergantungan kepada orang tua terutama pada usia pra sekolah yakni Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD). Kesadaran dan cara pandang anak terhadap dirinya sendiri bergantung
kepada perlakuan dan pergaulan orang tuanya di masa kecil (Basya, 2011: 10). Orang tua
dalam hal ini harus bertanggung jawab dalam pengasuhan anak, karena orang tua merupakan
pendidik dasar yang akan menentukan kualitas kehidupan anak-anaknya kelak (Gichara,
2013: 19). Di samping itu orang tua juga merupakan cermin bagi anak dalam membangun
watak, karena watak anak terbentuk melalui contoh yang orang tua katakan dan kerjakan,
serta keselarasan antara keduanya (Noe'man, 2012). Orang tua dan lembaga pendidikan
merupakan dua unsur terkait satu sama lain. Dalam hal mendidik, orang tua tidak dapat
menyerahkan kepercayaan penuh kepada guru di PAUD. Orang tua mendidik anak di rumah
dan guru mendidik anak di PAUD, sehingga orang tua dilibatkan dalam penyelenggaraan
pendidikan di PAUD.
Anak merupakan tunas, potensi dan generasi penerus cita-cita bangsa yang memiliki
peran penting dalam menjamin eksistensi negara di masa yang akan datang. Agar mereka
kelak mampu memikul tanggung jawab itu, maka perlu mendapat kesempatan tumbuh dan
berkembang secara optimal baik fisik, mental, sosial maupun spiritual, berhak atas
pemenuhan hak dasar, dilindungi dan mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Pemerintah
melalui UndangUndang No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak menyebutkan bahwa
anak yaitu seseorang yang harus memperoleh hak-hak yang kemudian hak-hak tersebut dapat
menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar baik secara rahasia, jasmaniah,
maupun sosial. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan serta pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun
sesudah ia dilahirkan. Melihat kondisi tersebut, program parenting merupakan salah satu
sarana yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas sebagai orang tua di dalam
keluarga. Salah satunya dengan penanaman sikap atau perilaku orang tua ramah anak seperti
ramah pendidikan, ramah gizi, ramah pengasuhan dan ramah perlindungan agar kebutuhan
anak dengan baik akan mempengaruhi fase perkembangan anak yang secara terstuktur dan
teratur.
Pendidikan di dalam keluarga atau lebih popular dengan sebutan parenting adalah
upaya orang tua yang diaktualisasikan pada penataan lingkungan sosial, lingkungan budaya,
suasana psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan
anak-anak (Shohib, 1998: 21). Menurut Thoha, parenting merupakan suatu cara terbaik yang
ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab
kepada anak (Thoha, 2004: 22). Megawangi menjelaskan bahwa parenting merupakan proses
menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menekankan kehangatan bukan ke arah
suatu pendidikan satu arah atau tanpa emosi (Megawangi, 2007: 13).
Kegiatan parenting pada umumnya dilakukan oleh orang tua kandung kepada
anaknya. Program parenting dimaknai sebagai bentuk kegiatan informal yang dilakukan
untuk menyelaraskan kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di PAUD dan di
rumah. Memahami pentingnya kesesuaian program pengasuhan anak di rumah dan kegiatan
pembelajaran di PAUD, maka diharapkan setiap PAUD memfasilitasinya melalui
penyelenggaraan Program Parenting atau PAUD Berbasis Keluarga yang merupakan
pemberdayaan untuk memperkuat peran keluarga sebagai lingkungan yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Dini menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini Berbasis Keluarga (Kementerian Pendidikan Nasional, 2012). Program parenting yang
telah berlangsung sejak tahun 2012 sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang
optimal dilihat dari indikator ketercapaian program, yakni masalah gizi, kesehatan,
perawatan, pengasuhan, pendidikan, dan perlindungan anak. Indikator tersebut merupakan
hal yang mutlak dicapai oleh PAUD yang menyelenggarakan program parenting, untuk itu
perlu upaya mengevaluasi keterlaksanaan program parenting.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMABAHASAN
A. Konsep Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan anggota keluarga seperti ibu dan anak yang tinggal dalam satu tempat. Keluarga adalah
lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, dan bersatu.
Menurut Murray dan Zentner dalam Ayu (2010: 2) mengemukakan bahwa keluarga adalah
suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan,
mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling
menyayangi. Bussard dan Ball dalam Setiadi (2008: 2) mengemukakan bahwa keluarga
merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Menurut
Setiadi (2008: 8) peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang
dalam konteks keluarga. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa keluarga merupakan unit
terkecil masyarakat terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki ikatan hubungan darah,
tinggal di tempat yang didalamnya terjadi interaksi antara anggota yang satu dengan yang lain.
Keluarga memegang peranan penting dalam membentuk pola pemikiran dan mengenalkan
nilai dalam kehidupan serta memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan anak.
Anak usia dini merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang harus
dikembangkan disebut Golden Age atau usia keemasan, di mana perkembangan anak
menjadi dasar dan memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya, serta berpengaruh dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak. UndangUndang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14, menyebutkan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 4 enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Setiap anak usia dini
memiliki karakteristik yang unik dan berbeda, maka orang tua harus dapat memahami
dan mengenali lebih jauh karakteristik dari anak. Pola pengasuhan sesuai karakteristik
dan tahap perkembangan anak dapat berpengaruh terhadap proses pengasuhan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan program parenting pada PAUD dilatar belakangi oleh dua hal, yakni:
(1) Landasan Formal Pelaksanaan Program parenting, (2) Pada sebagian besar lembaga
PAUD partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak masih rendah, dan antara orang tua
dengan guru perlu terjalin semacam kerjasama kedua belah pihak; Pelaksanaan program
parenting pada lembaga PAUD telah dilakukan sesuai buku pedoman, yakni; terlebih
dahulu melakukan sosialisasi kepada orang tua, pembentukan pengelola program,
melakukan penyamaan persepsi, melakukan identifikasi kebutuhan belajar, membuat
kesepakatan dengan orang tua terkait dengan tempat dan waktu kegiatan, menyusun
program dan jadwal kegiatan, terlaksananya pertemuan orang tua, orang tua terlibat
dalam beberapa hal seperti: kelas orang tua-anak, acara bersama, hari konsultasi, dan
kunjungan rumah, Hasil pelaksanaan program parenting pada sebagian besar lembaga
PAUD menunjukkan bahwa pemahaman orang tua semakin baik mengenai gizi,
kesehatan, perawatan, pengasuhan yang bermutu, penddidikan yang baik, dan
perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Budi dan Koentjoro. 2012. Peran Ayah menuju Coparenting. Sidoarjo: Laras.
Ayu, Komang. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:
Sagung Seto.
Basya, Hasan Syamsi. 2011. Mendidik Anak Zaman Kita terjemahan Muhammad Zaenal
Arifin. Jakarta: Zaman.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Gichara, Jenny. 2013. Mendidik Anak Sepenuh Jiwa. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Model Pelaksanaan Program Pendidikan
Keorangtuaan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendikbud.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Petunjuk Teknis Orientasi Teknis Peningkatan
Pemahaman Program Penguatan PAUD Berbasis Keluarga (Parenting). Jakarta:
Kemendiknas.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis
Keluarga. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, DITJEN PAUDNI.
Martha, Jaya. 2009. Evaluasi Kegiatan. [Online].
Tersedia [22 Agustus 2013].
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun
Razak, Roni Noe'man. 2012. Amazing Parenting. Menjadi Orang Tua Asyik,
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jogyakarta : Graha Ilmu.
Stufflebeam, D. L. 2007. Evaluation, Theory, Models, & Application. San Fransisco: CA:
Whilley.
Stufflebeam, D.L., Coryn, Chris L.S.. 2014. Evaluation: Theory, Models, & Application
Thoha Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak.