Anda di halaman 1dari 16

Evaluasi Program Parenting

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Makalah ini diajukan sebagai bagian dari Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Evaluasi Program Pendidikan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Semester 1 yang diampu oleh :
NUR HIDAYANTO PANCORO SETYO PUTRO, S.Pd., M.Pd., Ph.D.

Oleh:

ANNA KHUSNUL MUZAIMAH


NIM. 21701251029

PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN


RPL PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
EVALUASI PROGRAM PARENTING
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan dan prestasi akademik yang dicapai anak di sekolah yang lebih tinggi
sangat ditentukan oleh keterlibatan orang tua dalam memberikan pengasuhan yang tepat.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi di berbagai negara menyatakan
program pendidikan anak usia dini yang berkualitas tinggi adalah program pendidikan yang
memiliki kesinambungan antara lembaga dengan keluarga. Orang tua yang terlibat dalam
program pendidikan anak usia dini akan memberi dampak terhadap peningkatan kesiapan
sekolah dan mendorong prestasi anak di sekolah yang lebih lanjut.
Usia dini merupakan periode perkembangan yang penting dalam kehidupan manusia.
Para ahli menamakan periode ini (0-6 tahun) sebagai usia emas perkembangan, sehingga peran
stimulasi lingkungan yang kondusif dan dilakukan dengan cara bermain akan dapat
mengembangkan pertumbuhan otak dan seluruh potensi anak (Kementerian Pendidikan
Nasional, 2012). Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal (Hasan, 2012: 15).
Kementerian Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional, dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa pembinaan PAUD baik formal, nonformal,
maupun informal, berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI), yang secara teknis dilaksanakan oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (Kementrian Pendidikan Nasional, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011). Rentangan anak usia dini menurut Undang-
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 dijelaskan
bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar pada jalur
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), dan pada jalur
pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau
bentuk lain yang sederajat. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan
penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun berupa Infant
(usia 0-1 tahun), Toddler (usia 2-3 tahun), preschool/kindergarten children (usia 3-6 tahun), dan
Early Primary School/SD kelas awal (usia 6-8 tahun). Pemerintah terus mendorong dan
memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengembangkan layanan
pendidikan anak usia dini melalui pendirian berbagai jenis satuan pendidikan anak usia dini
(Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011). Berkembangnya lembaga PAUD
dalam berbagai bentuk layanan seperti: Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB),
Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) menunjukkan semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang sesuai dengan tahap
perkembangan sejak usia dini. Namun demikian lembaga PAUD yang demikian pesat
pertumbuhannya tidak dapat menggantikan peran pendidikan di dalam keluarga (Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011).
Pembentukan anak dipengaruhi oleh lingkungan terkecil yaitu keluarga dan yang
pertama memberikan pengalaman bagi anak. Pengalaman yang dimiliki anak tersebut akan
menentukan pola pikir, karakter dan sifat alami dari seorang anak. Keluarga merupakan salah
satu tempat sosialisasi pertama bagi anak-anak untuk mempelajari semua hal (socialization
agent) (Andayani dan Koentjoro, 2012: 51). Keluarga merupakan sebuah institusi yang paling
penting dalam menciptakan dasar pendidikan dan perkembangan bagi anak. Pengetahuan dan
pemahaman orang tua dalam pola asuh terhadap anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak. Maka dari itu orang tua perlu diberikan pengetahuan, keterampilan dalam
mengasuh, mendidik dan membimbing anak di dalam keluarga agar anak dapat menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.
Anak lahir dalam keadaan tidak berdaya namun memiliki potensi yang dapat
dikembangkan dengan arahan dan bimbingan orang dewasa yakni orang tua. Anak memiliki
ketergantungan kepada orang tua terutama pada usia pra sekolah yakni Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD). Kesadaran dan cara pandang anak terhadap dirinya sendiri bergantung kepada
perlakuan dan pergaulan orang tuanya di masa kecil (Basya, 2011: 10). Orang tua dalam hal ini
harus bertanggung jawab dalam pengasuhan anak, karena orang tua merupakan pendidik dasar
yang akan menentukan kualitas kehidupan anak-anaknya kelak (Gichara, 2013: 19). Di samping
itu orang tua juga merupakan cermin bagi anak dalam membangun watak, karena watak anak
terbentuk melalui contoh yang orang tua katakan dan kerjakan, serta keselarasan antara
keduanya (Noe'man, 2012). Orang tua dan lembaga pendidikan merupakan dua unsur terkait
satu sama lain. Dalam hal mendidik, orang tua tidak dapat menyerahkan kepercayaan penuh
kepada guru di PAUD. Orang tua mendidik anak di rumah dan guru mendidik anak di PAUD,
sehingga orang tua dilibatkan dalam penyelenggaraan pendidikan di PAUD.
Anak merupakan tunas, potensi dan generasi penerus cita-cita bangsa yang memiliki
peran penting dalam menjamin eksistensi negara di masa yang akan datang. Agar mereka kelak
mampu memikul tanggung jawab itu, maka perlu mendapat kesempatan tumbuh dan
berkembang secara optimal baik fisik, mental, sosial maupun spiritual, berhak atas pemenuhan
hak dasar, dilindungi dan mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Pemerintah melalui Undang-
Undang No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak menyebutkan bahwa anak yaitu seseorang
yang harus memperoleh hak-hak yang kemudian hak-hak tersebut dapat menjamin pertumbuhan
dan perkembangan dengan wajar baik secara rahasia, jasmaniah, maupun sosial. Anak berhak
atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan serta pemeliharaan dan
perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah ia dilahirkan. Melihat kondisi
tersebut, program parenting merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan dalam
meningkatkan kualitas sebagai orang tua di dalam keluarga. Salah satunya dengan penanaman
sikap atau perilaku orang tua ramah anak seperti ramah pendidikan, ramah gizi, ramah
pengasuhan dan ramah perlindungan agar kebutuhan anak dengan baik akan mempengaruhi fase
perkembangan anak yang secara terstuktur dan teratur.
Pendidikan di dalam keluarga atau lebih popular dengan sebutan parenting adalah upaya
orang tua yang diaktualisasikan pada penataan lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana
psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak
(Shohib, 1998: 21). Menurut Thoha, parenting merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh oleh
orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak
(Thoha, 2004: 22). Megawangi menjelaskan bahwa parenting merupakan proses menciptakan
suasana kegiatan belajar mengajar yang menekankan kehangatan bukan ke arah suatu
pendidikan satu arah atau tanpa emosi (Megawangi, 2007: 13).
Kegiatan parenting pada umumnya dilakukan oleh orang tua kandung kepada anaknya.
Program parenting dimaknai sebagai bentuk kegiatan informal yang dilakukan untuk
menyelaraskan kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di PAUD dan di rumah.
Memahami pentingnya kesesuaian program pengasuhan anak di rumah dan kegiatan
pembelajaran di PAUD, maka diharapkan setiap PAUD memfasilitasinya melalui
penyelenggaraan Program Parenting atau PAUD Berbasis Keluarga yang merupakan
pemberdayaan untuk memperkuat peran keluarga sebagai lingkungan yang paling berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2012). Program parenting yang telah berlangsung sejak
tahun 2012 sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang optimal dilihat dari indikator
ketercapaian program, yakni masalah gizi, kesehatan, perawatan, pengasuhan, pendidikan, dan
perlindungan anak. Indikator tersebut merupakan hal yang mutlak dicapai oleh PAUD yang
menyelenggarakan program parenting, untuk itu perlu upaya mengevaluasi keterlaksanaan
program parenting.
B. Deskripsi Program
Parenting merupakan satu kegiatan pendukung dalam proses mendidik anak usia dini di
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kegiatan tersebut diadakan oleh pihak lembaga
sekolah dan pesertanya adalah orang tua peserta didik. Hal ini bertujuan memberikan informasi/
masukan/ pembelajaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan tumbuh
kembang anak. Pendidikan keorangtuaan adalah suatu proses yang disadari untuk
mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan
berketerampilan untuk siap hidup ditengah-tengah masyarakat. Peran keluarga sangat penting
karena pengaruh utama perkembangan anak berasal dari lingkungan keluarganya. Oleh karena
itu, orang tua sebagai orang yang terdekat dengan anak mempunyai peran penting dalam
pemberian rangsangan (stimulasi) terhadap perkembangan anak, sehingga perlu diberdayakan.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan dalam penerapan program parenting di
PAUD ?
2. Bagaimana keefektifan dan keberhasilan program parenting di PAUD ?
D. Tujuan Evaluasi
1. Mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan dalam penerapan program parenting di
PAUD.
2. Mengetahui keefektifan dan keberhasilan program parenting di PAUD.
E. Manfaat Evaluasi
1. Mengetahui sejauh mana program parenting dapat memberikan dampak signifikan
terhadap keberhasilan dan prestasi peserta didik.
2. Mengetahui sejauh mana peran orang tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
3. Menindaklanjuti dan memperbaiki pelaksanaan program parenting.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Konsep Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan anggota keluarga seperti ibu dan anak yang tinggal dalam satu tempat. Keluarga adalah
lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, dan bersatu. Menurut
Murray dan Zentner dalam Ayu (2010: 2) mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu sistem
sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan
bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling menyayangi. Bussard dan
Ball dalam Setiadi (2008: 2) mengemukakan bahwa keluarga merupakan lingkungan sosial yang
sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Menurut Setiadi (2008: 8) peran keluarga adalah
tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Dari penjelasan
di atas disimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil masyarakat terdiri dari dua orang
atau lebih yang memiliki ikatan hubungan darah, tinggal di tempat yang didalamnya terjadi
interaksi antara anggota yang satu dengan yang lain. Keluarga memegang peranan penting
dalam membentuk pola pemikiran dan mengenalkan nilai dalam kehidupan serta memiliki
pengaruh yang kuat terhadap perkembangan anak.
2. Konsep Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang harus
dikembangkan disebut Golden Age atau usia keemasan, di mana perkembangan anak menjadi
dasar dan memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya, serta berpengaruh dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Undang-
Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1
Ayat 14, menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 4 enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Setiap anak
usia dini memiliki karakteristik yang unik dan berbeda, maka orang tua harus dapat memahami
dan mengenali lebih jauh karakteristik dari anak. Pola pengasuhan sesuai karakteristik dan tahap
perkembangan anak dapat berpengaruh terhadap proses pengasuhan.
3. Konsep Program Parenting
Program pendidikan keorangtuan atau program parenting termasuk kedalam pendidikan
orang dewasa, yang di mana pendidikan orang dewasa menurut (Sudjana, 2010: 45) yaitu
diperuntukkan bagi orang dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan
profesi yang telah dimiliki, memperoleh cara-cara baru, serta mengubah sikap dan perilaku
orang dewasa. Program parenting adalah pendidikan yang diberikan kepada anggota keluarga,
khususnya bagi orang tua yang memiliki kemampuan untuk mendidik dan merawat anak untuk
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menciptakan sumber manusia
yang berkualitas bagi negara dan masa yang akan datang. Hal tersebut sesuai dengan pengertian
parenting dalam Juknis Orientasi Teknis Peningkatan Program Parenting tahun 2011, program
parenting adalah program dukungan yang ditunjukan kepada para orang tua atau anggota
keluarga yang lain agar semakin memiliki kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan
pendidikan dalam hal mengasuh, merawat, melindungi, dan mendidik anaknya di rumah
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sesuai dengan usia dan tahap
perkembangannya. Manfaat kegiatan parenting, yaitu membangun komunikasi yang baik antara
lembaga dengan orang tua, mengetahui capaian perkembangan anak, mengetahui hak dasar yang
harus dipenuhi orang tua dalam kelangsungan hidup anak, dan memberikan pengetahuan kepada
orang tua. Sehingga pola pengasuhan yang dijalankan di lembaga dengan yang diterapkan orang
tua di rumah selaras. Model Pelaksanaan Program Pendidikan Keorangtuaan di Lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini (2012: 3) yang menyebutkan bahwa bentuk program parenting yang
dilaksanakan lembaga pendidikan yaitu kelas orang tua (parent’s class) atau Kelas Pertemuan
Orang tua (KPO), Keterlibatan Orang tua di Kelompok/Kelas Anak (KOK), Keterlibatan Orang
tua dalam Acara Bersama (KODAB), Hari Konsultasi Orang tua, Kunjungan Rumah.
B. Kajian Penelitian/evaluasi yang Relevan
Untuk mengukur kinerja sebuah program, evaluasi mutlak dilakukan oleh pemangku
kepentingan yang terlibat di dalam program tersebut. Evaluasi oleh Edward E. Suchman
didefinisikan sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan.
Pelaksanaan program parenting pada PAUD dilatarbelakangi landasan Formal
Pelaksanaan Program parenting adalah Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
“Sistem Pendidikan Nasional” Bab 1 Pasal 1 Butir 14, Undang Undang RI Nomor 23 Tahun
2002 tentang “Perlindungan Anak” Pasal 9 Ayat 1, dan Permen Pemberdayaan Perempuan dan
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016 200 Perlindungan Anak RI Nomor
13 Tahun 2010 Tentang “Petunjuk Teknis Kabupaten/Kota Layak Anak di Desa/Kelurahan”;
Pelaksanaan pogram parenting pada lembaga PAUD secara umum telah memenuhi
syarat sesuai yang digariskan pada buku petujuk teknis, di mana dalam pelaksanaan program
parenting dilakukan beberapa tahapan, yakni menetapkan tujuan, sasaran, bentuk pengelolaan
program, bentuk pendekatan yang akan digunakan, bentuk program, menyiapkan narasumber,
bersedia menerima pendampingan dari lembaga terkait, mengoptimalkan peran lembaga PAUD
dalam menunjang pelaksanaan program, menyiapkan metode, media dan materi yang akan
diberikan dalam program. Pelaksanaan program parenting pada lembaga PAUD telah dilakukan
sesuai buku pedoman, yakni; sosialisasi kepada orang tua, pembentukan pengelola program,
melakukan persamaan persepsi, melakukan identifikasi kebutuhan belajar, membuat
kesepakatan dengan orang tua terkait tempat dan waktu kegiatan, menyusun program dan jadwal
kegiatan, terlaksananya pertemuan orang tua dalam kegiatan: kelas orang tua-anak, acara
bersama, hari konsultasi, dan kunjungan rumah.
C. Kerangka Pikir
1. Perencanaan Program Parenting
Proses perencanaan merupakan proses mempersiapkan sesuatu yang diperlukan saat
pelaksanaan kegiatan dan bertujuan untuk kelancaran dan keberhasilan suatu program atau
kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat A Kaufinan (Koswara dan
Suryadi, 2007, hlm.24) perencanaan adalah proses menentukan tujuan atau sasaran yang hendak
di capai, menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif
mungkin‟. Tujuan dari program parenting untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan orang tua dalam mendidik, membimbing, mengasuh anak di dalam keluarga serta
menyelaraskan antara pendidikan di lembaga dengan di rumah.
2. Pelaksanaan Program Parenting
Proses pelaksanaan merupakan sebuah aplikasi dalam bentuk kegiatan nyata dari apa
yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan Westa
(1985, hlm.17) dalam Arifin (2010) menyebutkan bahwa implementasi atau pelaksanaan
merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana
dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan,
alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan
bagaimana cara yang harus dilaksanakan.
3. Evaluasi Program Parenting
Proses evaluasi merupakan alat ukur untuk mengetahui sejauhmana tujuan dari suatu
program dapat tercapai. Proses evaluasi dalam program parenting dapat dikatakan sebagai
bentuk penilaian terhadap suatu kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan
pengertian evaluasi menurut Martha (2009) evaluasi kegiatan adalah suatu usaha untuk
mengukur dan memberikan nilai secara objektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi selalu berupaya untuk mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana. Disamping itu evaluasi juga mengukur
hasil-hasil pelaksanaan secara objektif dengan ukuran yang dapat diterima oleh seluruh pihak
yang terkait.
D. Hipotesis dan/atau Pertanyaan Evaluasi :
1. Evaluasi ini dapat mengetahui sejauh mana Program Parenting dapat memberikan
dampak signifikan terhadap prestasi peserta didik.
2. Evaluasi ini dapat mengetahui sejauh mana peran orang tua dalam Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD).
BAB III
METODE EVALUASI

A. Jenis Evaluasi
Jenis Evaluasi ini merupakan Evaluasi Program Parenting
B. Model Evaluasi
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi program dengan pendekatan kualitatif yang
mendeskripsikan efektifitas keterlaksanaan program parenting di PAUD dengan model Evaluasi
menggunakan CIPP Evaluation Model, karena keterbatasan waktu evaluasi ini hanya CIP
(Context, Input, Process).
Model evaluasi CIPP dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam pada tahun 1966,
Stufflebeam menyatakan model evaluasi CIPP merupakan model evaluasi komprehensif yang
memiliki fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif evaluasi adalah memberikan
informasi guna memperbaiki dan mengembangkan program sedangkan fungsi sumatif evaluasi
adalah memberi pertimbangan untuk menentukan keberhasilan atau kelanjutan program
(Stufflebeam & Coryn, 2014, p. 315). Bila ditinjau dari waktu pelaksanaan evaluasi, William
Dunn (1981, pp. 117- 120) menyebut kedua fungsi ini bersifat prospektif dan retrospektif. Sifat
prospektif evaluasi berkaitan dengan fungsi formatif yang memberikan informasi sebelum dan
saat program berlangsung. Sedangkan sifat retrospektif terkait dengan fungsi sumatif evaluasi
yang memberikan informasi sesudah program dilaksanakan. Nama CIPP dalam kenyataannya
langsung menunjukkan karakteristik model evaluasi tersebut. CIPP adalah singkatan dari
Context, Input, Process, dan Product. Dengan demikian terlihat bahwa model evaluasi CIPP
terdiri dari empat komponen evaluasi, yaitu evaluasi konteks (Context Evaluation), evaluasi
masukan (Input Evaluation), evaluasi proses (Process Evaluation), dan evaluasi produk (Product
Evaluation). Keempat komponen evaluasi ini merupakan satu rangkaian yang utuh. Ini sebabnya
model evaluasi CIPP disebut sebagai model evaluasi yang komprehensif. Meskipun demikian,
Stufflebeam mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya evaluator dapat menggunakan satu atau
kombinasi dari dua atau lebih komponen evaluasi (Stufflebeam, 1983, p. 122). Setiap komponen
dalam evaluasi CIPP terdiri dari fokus kajian yang berbeda. Evaluasi konteks (Context
Evaluation) bertolak dari pertanyaan apa yang dibutuhkan ? Tujuan evaluasi konteks adalah
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluan (Stufflebeam, 1983, p. 128).
Informasi terkait kekuatan dan kelemahan akan menentukan tindakan yang dapat dilakukan.
Komponen berikutnya dalam model evaluasi CIPP adalah evaluasi masukan (Input Evaluation).
Evaluasi masukan membantu mengatur keputusan yang berkaitan dengan rencana dan strategi
untuk mencapai tujuan. Fokus kajian evaluasi masukan meliputi: a) sumber daya manusia, b)
sarana dan peralatan pendukung, c) dana/anggaran, dan d) berbagai prosedur dan aturan yang
diperlukan (Widoyoko, 2014, p. 182). Evaluasi proses (Proccess Evaluation) dilakukan untuk
memantau, mengumpulkan informasi dan menyusun laporan mengenai implementasi
perencanaan program. Evaluasi ini menyediakan feedback atau masukan kepada stakeholders
untuk menilai perkembangan program. Stakeholders dapat menggunakan informasi hasil
evaluasi ini untuk mengetahui apakah terdapat kekurangan dalam pelaksanaan program, baik
strategi maupun capaian program (Stufflebeam & Coryn, 2014, p. 312). Komponen evaluasi
yang terakhir dalam model evaluasi CIPP adalah evaluasi produk (Product Evaluation). Pada
komponen ini, evaluator mengidentifikasi hasil pelaksanaan program, baik hasil jangka pendek
maupun jangka panjang. Evaluasi ini mengukur keberhasilan program berdasarkan tujuan yang
telah ditetapkan. Hasil evaluasi produk akan menjadi masukan bagi stakeholders untuk
menentukan keberlanjutan program (Widoyoko, 2014, p. 183). Evaluasi model CIPP pada
dasarnya terkait dengan empat macam penilaian, yaitu: 1) menilai tujuan dan prioritas dengan
membandingkannya dengan kebutuhan, masalah, dan peluang yang tersedia; 2) menilai rencana
pelaksanaan dan anggaran yang dibutuhkan dengan membandingkannya dengan tujuan yang
ditargetkan, 3) menilai efektivitas program, 4) menilai keberhasilan program dengan
membandingkan hasil dan efek sampingnya dengan kebutuhan yang ditargetkan, memeriksa
efektivitas biayanya, dan (mungkin) membandingkan biaya dan hasilnya dengan program yang
kompetitif; juga dengan menginterpretasikan hasil-hasil yang menghambat pengeluaran upaya
sumber daya dan sejauh mana rencana operasional itu baik dan efektif dilaksanakan
(Stufflebeam & Coryn, 2014, p. 315).
Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Komponen konteks, dalam evaluasi ini adalah landasan formal dan situasi atau latar
belakang pelaksanaan program parenting pada lembaga PAUD. Fokus evaluasi konteks adalah
analisis kebutuhan (needs assesment). Pertanyaan utama dalam komponen ini adalah “apa yang
dibutuhkan ?”. Dalam konteks Program Parenting, pertanyaan utama tersebut dapat
dikembangkan menjadi “apa yang dibutuhkan oleh anak usia dini di PAUD yang dievaluasi ?”.
Informasi tentang beragam kebutuhan anak usia dini di lingkungan sekitar satuan PAUD dapat
diperoleh dari berbagai pihak terkait, yaitu satuan PAUD dan orang tua. Pihak terkait ini dapat
memberikan informasi tentang kebutuhan anak terhadap program parenting. Untuk
mengumpulkan informasi atau data terkait, evaluator dapat menggunakan teknik Focus Group
Disscussion (diskusi kelompok terfokus) dengan mengundang berbagai stakeholders PAUD
untuk berdiskusi mengenai kebutuhan anak terhadap program parenting. Untuk menguatkan
informasi, evaluator dapat melakukan triangulasi data dengan menggunakan teknik
dokumentasi. Evaluator mengumpulkan berbagai dokumen tentang data kebutuhan anak usia
dini dari pihak yang berkaitan dengan Program Parenting. Hasil evaluasi komponen konteks
dapat dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif model Miles & Huberman.
Evaluasi Masukan (Input Evaluation)
Komponen input, dalam penelitian ini rencana dan strategi yang harus dilakukan
meliputi: Tujuan pelaksanaan program, sasaran pelaksanaan program, pengelolaan program,
pendekatan yang digunakan, bentuk program, narasumber, pendampingan, peran lembaga
PAUD, metode, media yang digunakan, dan materi yang diberikan dalam membelajarkan orang
tua. Pertanyaan utamanya adalah: “apa yang harus dilakukan (what should be done)?”:
1. Apakah lembaga Paud sudah memiliki program parenting ?
2. Apakah lembaga Paud sudah merencanakan dan melaksanakan program parenting ?
3. Bagaimana respons orang tua terhadap program parenting ?
4. Adakah peningkatan prestasi peserta didik, setelah dilakukan program parenting ?
5. Adakah kendala dalam pelaksanaan program parenting ?
Setiap pertanyaan ini dapat dikembangkan oleh evaluator, beragam pertanyaan evaluatif
pada komponen input akan ditanyakan kepada berbagai pihak sesuai dengan kapasitas dan
proporsi keterkaitan pihak tersebut dengan satuan PAUD. Data evaluasi komponen input dapat
dikumpulkan menggunakan teknik Focus Group Discussion, dokumentasi, observasi, dan
kuesioner. Untuk menguji keabsahan data, evaluator dapat melakukan crosscheck dengan
menggunakan teknik dokumentasi. Di samping FGD dan dokumentasi, pengumpulan data
komponen input juga dapat dilakukan menggunakan teknik observasi. Teknik observasi tepat
bila digunakan untuk mengamati ketersediaan sarana dan peralatan penunjang. Hasil evaluasi
komponen input dapat dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif model Miles &
Huberman dan teknik analisis statistic deskriptif. Olahan data ini akan menjadi sumbangan
bermakna dalam memutuskan rencana dan strategi Program Parenting yang tepat di PAUD.
Evaluasi Proses (Process Evaluation)
Komponen proses yang mana dalam penelitian ini dibagi dua tahapan, yakni tahap
pesiapan program meliputi; Sosialisasi program parenting, pembentukan pengurus program
parenting, persamaan persepsi, identifikasi kebutuhan belajar, penentuan tempat dan waktu, dan
penyusunan program dan jadwal kegiatan. Dan tahap pelaksanaan program yang ditandai
dengan dilaksanakannya beberapa kegiatan, di antaranya: Kegiatan pertemuan orang tua (kelas
orang tua), keterlibatan orang tua di kelas anak, keterlibatan orang tua dalam acara bersama, hari
konsultasi orang tua, dan kunjungan rumah. Pertanyaan kuncinya: “Apakah program sedang
dilaksanakan (Is it being done)?”. Objek evaluasi komponen proses adalah memastikan
keterlaksanaan Program Parenting. Teknik pengumpulan data pada komponen evaluasi ini
adalah observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan karena berbagai pertanyaan evaluasi
pada komponen ini cenderung bersifat konkrit - faktual dengan kategori jawaban “ya” atau
“tidak”; “ada” ”tidak ada”; dan “dilaksanakan” atau “tidak dilaksanakan”. Sementara itu, teknik
dokumentasi digunakan untuk menguatkan hasil pengamatan evaluator terkait Program
Parenting di PAUD. Data observasi berupa data deskriptif kualitatif yang dapat diolah
menggunakan teknik reduksi, display, dan penyimpulan. Data dokumentasi yang digunakan
untuk menguatkan hasil observasi dianalisis menggunakan teknik analisis isi. Evaluasi
komponen proses bertujuan menetapkan strategi perbaikan dan pengembangan program. Bila
hasil analisis data menunjukkan adanya kekurangan dalam pelaksanaan program, evaluator
dapat memberi rekomendasi kepada stakeholders untuk merumuskan strategi perbaikan
program. Sedangkan, bila program telah dilaksanakan sesuai rambu-rambu yang berlaku dan
diidentifikasi akan mengalami keberhasilan, maka evaluator dapat menyarankan rencana
pengembangan Program Parenting di Paud.
C. Tempat dan Waktu Evaluasi
Tempat Evaluasi di Paud Alam Anak Pintar dengan alamat Jl. Lingkar Luar Bejen
Karanganyar Jawa Tengah.
Waktu Evaluasi tanggal Desember 2021 - Januari 2022.
D. Populasi dan Sampel Evaluasi
Populasi dan sampel evaluasi ini berjumlah sepuluh orang yang tediri dari satu kepala
sekolah, tiga pendidik, tiga peserta didik dan tiga orang tua siswa karena semua subjek
evaluasi tersebut terkait dalam proses pelaksanaan Program Parenting.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang digunakan
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian guna mendapatkan data (Juliansyah, 2011:138). Dalam
evaluasi ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, pertama observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan mengamati, melihat gambaran dengan pengamatan yang dilakukan
secara langsung terhadap pelaksanaan program parenting. Kedua, wawancara yang bertujuan
untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai program parenting. Ketiga, studi dokumentasi
dapat berupa tulisan, foto/gambar, peraturan atau kebijakan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Keempat, triangulasi yaitu membandingkan hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan program parenting.
Menurut Sugiyono, pengumpulan data kualitatif dilakukan pada natural setting (kondisi
alamiah), dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant
observation), wawancara mendalam (Indepth interview) dan dokumentasi. Oleh karena itu maka
teknik pengumpulan data yang diinginkan dalam evaluasi ini adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi)
Menurut Ridwan (2010:104) yang dimaksud dengan observasi adalah pengamatan secara
langsung ke objek evaluasi untuk melihat dari dekat kegiatan yag dilakukan. Metode observasi
digunakan dalam evaluasi ini yaitu mengamati dan mencatat secara sistematis.
2. Metode Dokumentasi
Pada evaluasi ini juga menggunakan metode dokumentasi, agar hasil evaluasi yang
dilakukan semakin kredibel, data yang akan dikumpulkan dapat berupa foto kegiatan.
3. Metode Wawancara
Adapun pengumpulan data pada evaluasi ini menggunakan wawancara terstruktur,
di mana pedoman wawancara dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Wawancara dilakukan melalui
tanya jawab kepada narasumber untuk memperoleh informasi mengenai program parenting.
Wawancara yang telah disiapkan oleh evaluator ditujukan kepada kepala sekolah, guru dan
orang tua.
Hasil observasi dan wawancara dituliskan dalam bentuk skrip, yang siap untuk di
analisis. Selama proses pengumpulan data, evaluator menyampaikan kepada partisipan bahwa
semua data yang yang dikumpulkan hanya untuk evaluasi. Semua nama dan data yang bersifat
pribadi dikodekan, sehingga keamanan partisipan terjamin. evaluator juga menyampaikan
kepada partisipan, bahwa data yang telah dikumpulkan tidak mempengaruhi nasib partisipan ke
depannya.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Instrumen Evaluasi
Pedoman wawancara merupakan pertanyaan yang disusun sesuai dengan rumusan
masalah dan diajukan kepada pendidik dan orang tua.
2. Prosedur Evaluasi
a. Tahap persiapan merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasi dimulai dari
menentukan evaluasi hingga menyusun.
b. Tahap perencanaan merupakan langkah dalam mempersiapkan dan mengumpulkan
instrumen yang diperlukan dalam evaluasi.
c. Tahap pelaksanaan merupakan aktivitas yang berada di lapangan untuk menjawab
rumusan masalah yang telah disusun menggunakan teknik pengumpul data.
d. Tahap evaluasi merupakan tahap yang dilakukan untuk menguji dan menganalisis
kembali data yang telah diperoleh hingga penarikan kesimpulan dan penyusunan
laporan.
INSTRUMEN WAWANCARA
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
KEGIATAN PENGUATAN LITERASI NUMERASI
Target wawancara : Kepala Sekolah
1. Bagaimana cara Bapak/Ibu menyosialisasikan program parenting di Paud ?
2. Apakah Bapak/Ibu sudah menyusun program parenting di Paud ?
3. Bagaimana bentuk program parenting di Paud ?
4. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program parenting di Paud ?
5. Sudahkah program parenting dilaksanakan secara maksimal di Paud ?
6. Adakah kendala dalam pelaksanaan program parenting di Paud ?
Jika ada, apa saja kendala tersebut ?
Apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut ?
7. Apa sarana penunjang program parenting ?
Target wawancara : Guru
1. Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki program parenting di Paud ?
2. Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan program parenting di Paud ?
3. Adakah peningkatan prestasi peserta didik di Paud, setelah dilakukan program parenting ?
Jika ada, jelaskan bentuk peningkatannya !
Jika tidak ada, jelaskan penyebabnya !
4. Adakah kendala dalam pelaksanaan program parenting di Paud ?
Jika ada, apa saja kendala tersebut ?
Apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut ?
5. Apa sarana penunjang program parenting ?
Target wawancara : Peserta Didik
1. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah mengajak ananda melakukan kegiatan bersama orang tua ?
Seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan ? (setiap hari/seminggu sekali/dst)
2. Apa saja kegiatan yang pernah ananda lakukan dengan orang tua ?
3. Bagaimana perasaanmu saat melaksanakan kegiatan dengan orang tua ?
Target wawancara : Orang Tua
1. Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki program parenting ?
2. Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan program parenting ?
3. Bagaimana respons Bapak/Ibu terhadap program parenting ?
4. Adakah peningkatan prestasi anak di rumah, setelah dilakukan program parenting ?
Jika ada, jelaskan bentuk peningkatannya !
Jika tidak ada, jelaskan penyebabnya !
5. Adakah kendala dalam pelaksanaan program parenting ?
Jika ada, apa saja kendala tersebut ?
Apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut ?
6. Apa sarana penunjang program parenting ?

G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada evaluasi ini adalah analisis data model Miles
and Huberman. Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 246), mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti memilih data/merangkum data, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan polanya serta membuang hal-hal
yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
2. Penyajian data
Penyajikan data, data yang banyak dan telah melalui tahap reduksi dapat dipahami
dengan mudah oleh peneliti maupun orang lain. Bentuk penyajian data dalam penelitian
ini adalah narasi teks. Data yang telah diperoleh melalui wawancara dianalisis dengan
teori yang relevan agar dapat mendeskripsikan dengan jelas.
3. Kesimpulan
Data yang sudah diperoleh kemudian difokuskan, disusun secara sistematis dalam bentuk
narasi. Kemudian data tersebut disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan dalam
bentuk tafsiran dan argumentasi.
H. Kriteria Keberhasilan
Data dan informasi yang diperoleh dari pelaksanaan evaluasi kemudian akan diolah
untuk mendapatkan hasil akhir berupa penilaian secara keseluruhan yang menunjukan
keberhasilan ataupun kegagalan implementasi program parenting di Paud. Selain penilaian
kinerja dan keberhasilan, juga memuat sejumlah faktor penyebab keberhasilan maupun
kegagalan yang nantinya akan menjadi rekomendasi dan catatan perbaikan program
parenting ke depan. Data dan informasi juga dapat menjadi rujukan bagi semua pemangku
kepentingan untuk melakukan program parenting yang berkesinambungan sehingga dapat
mencapai tujuan utama program parenting untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan orang tua dalam mendidik, membimbing, mengasuh anak di dalam keluarga
serta menyelaraskan antara pendidikan di lembaga dengan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Budi dan Koentjoro. 2012. Peran Ayah menuju Coparenting. Sidoarjo: Laras.
Ayu, Komang. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung
Seto.
Basya, Hasan Syamsi. 2011. Mendidik Anak Zaman Kita terjemahan Muhammad Zaenal
Arifin. Jakarta: Zaman.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Gichara, Jenny. 2013. Mendidik Anak Sepenuh Jiwa. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Model Pelaksanaan Program Pendidikan
Keorangtuaan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendikbud.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Petunjuk Teknis Orientasi Teknis Peningkatan
Pemahaman Program Penguatan PAUD Berbasis Keluarga (Parenting). Jakarta:
Kemendiknas.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis
Keluarga. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, DITJEN PAUDNI.
Martha, Jaya. 2009. Evaluasi Kegiatan. [Online]. Tersedia :
http://www.idbunj.info/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid=5
2. [22 Agustus 2013].
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun
Bangsa, Jakarta: Star Energi.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Razak, Roni Noe'man. 2012. Amazing Parenting. Menjadi Orang Tua Asyik,
Membentuk Anak Hebat! Jakarta Selatan: Noura Books.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jogyakarta : Graha Ilmu.
Shohib, M. 1998. Pola Asuh Orang Tua, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Djudju. 2010. Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan Sejarah Perkembangan
Filsafah dan Teori Pendukung Asas. Bandung : Falah Production.
Stufflebeam, D. L. 2007. Evaluation, Theory, Models, & Application. San Fransisco:
CA: Whilley.
Stufflebeam, D.L., Coryn, Chris L.S.. 2014. Evaluation: Theory, Models, & Application
(Second Edition). San Fransisco: Jossey-Bass.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV
Alfabeta.
Thoha Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak.

Anda mungkin juga menyukai