Anda di halaman 1dari 10

Parenting Education Sebagai Pendidikan Keluarga

PARENTING EDUCATION SEBAGAI PENDIDIKAN KELUARGA


(Motiv Keterlibatan Orang Tua Dalam Parenting Education)
Siti Nur Mauanah
Program Studi S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
sitinurmauanah52@yahoo.com

Agus Suprijono
Program Studi S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
prijono02@gmail.co.id

ABSTRAK
Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun
melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan dan pertumbuhan sehingga anak
memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Untuk menyeimbangi hal ini, orangtua juga
terlibat didalamnya dengan cara mendidik anak dilingkungan rumah. Fokus penelitian ini ialah
menjelaskan kegiatan parenting education sebagai pendidikan keluarga. Serta motif sebab (because of
motive) dan motif tujuan (in order to motive) orangtua mengikuti kegiatan parenting education. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Lokasi penelitian
berada di PAUD Al-Mufidah Desa Beton Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Subyek penelitian ini
ialah orangtua anak usia dini yang dipilih secara snowball berdasarkan orangtua yang aktif mengikuti
kegiatan. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi partisipasi dan wawancara mendalam serta teknik
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan analisis dari
Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa orangtua yang aktif mengikuti kegiatan tersebut bisa mendidik anak dengan baik
lagi di lingkungan keluarga. Relasi kegiatan parenting education dengan pendidikan keluarga ialah: 1)
Pembekalan pendidikan orangtua dan 2) Pendidikan anak dalam keluarga (peraturan, hukuman,
penghargaan dan konsisten). Adapun motif sebab (because of motive) yang mendasari orangtua aktif
mengikuti kegiatan parenting education karena: 1) Mendidik Anak, 2) Pertemanan. Serta yang menjadi
motif tujuan (in order to motive) orangtua ialah: 1) Pendidikan dan 2) Agama.
Kata Kunci: anak usia dini, parenting education, fenomenologi Alfred Schutz

ABSTRACT
Early childhood education is the development efforts aimed at children from birth to the age of six, which
is done through the provision of educational stimulus in order to foster growth in both body and spirit so
that the child has the readiness to enter further education. To balance this, the parents are also involved.
By way of educating activities as a family education. As well as the motive cause (besause of motive) and
motive individuals (in order to motive) of parents participated in parenting education. This study used a
qualitative method with phenomenological approach Alfred Schutz. Location of the study are in early
childhood village or Al-Mufidah concrete Mengabti district of Gresik. The subjects of this study is that
parents of early childhood purposively selected based on actively participating in the activities. The data
collection techniques using primary data collection and secondary data. Primary data were collected with
participatory observation and in-depth interviews. While the technique of secondary data collection done
with document review. Results from this study indicate that parents who are actively participating in these
activities can educate children with better family environment. Parenting activity relationships education
with family education are: 1) Briefing parental education and 2) Education of children in the family
(regulations, penalties, rewards and consistens). As for the motive cause (because of motive) underlying
the parents actively participated in the parenting education because: 1) Educating Children, and
2)Friendship. While the motive individuals (in order to motive) parents are: 1) Education and 2) Religion.
Keywords: Early childhood, parenting education, phenomenology Alfred Schutz

kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Peran


PENDAHULUAN guru juga dibutuhkan dalam membangun kepribadian
Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan peserta didik dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun melalui dimilikinya. Kepribadian guru tercermin dalam sikap dan
pemberian stimulus pendidikan agar membantu perbuatannya dalam membina dan membimbing peserta
perkembangan dan pertumbuhan sehingga anak memiliki didik.

1
Paradigma. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2016

Fenomena saat ini pendidikan pertama yang dialami berkaitan dengan anak serta dilanjutkan acara sharing
oleh seseorang anak terjadi pada usia dua sampai enam bersama.
tahun, yang umumnya pada usia tersebut anak baru Parenting adalah cara orang tua bertindak sebagai
diperkenalkan pada lingkungan sekolah yaitu PAUD yang orangtua terhadap anak-anaknya dimana mereka
terdiri dari PG (Play Group) dan TK (Taman Kanak- melakukan serangkaian usaha aktif, karena keluarga
Kanak). Akan tetapi fenomena pendidikan pertama yang merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak
dialami oleh seorang anak memiliki kegiatan tertentu untuk pertama kalinya dan untuk seterusnya anak belajar
yang melibatkan orang tua. Hal ini dibuktikan dengan didalam kehidupan keluarga (Gunarsa, 1995:141). Ada
ditemukannya suatu lembaga sekolah yang bernama Al- berbagai istilah yang digunakan untuk menyebut
Mufidah yang berada di Desa Beton RT. 05 RW 02, yang pendidikan orangtua, seperti school parenting, parenting
mana sekolah tersebut memiliki kegiatan yang dinamakan club dan parenting school. Minimnya sekolah yang
Parenting Education, sekolah ini sudah berdiri sejak menerapkan parenting education karena dalam
tahun 2007. penerapannya kegiatan ini membutuhkan waktu, sarana
Pendidikan anak usia dini (PAUD) Al-Mufidah dan prasarana yang memadai.
merupakan sekolah yang berbasis Islam Terpadu yang Pihak yayasan Al-Mufidah bertekad untuk mendirikan
mengutamakan akhlak, mengajari anak mandiri serta sekolah pendidikan anak usia dini karena melihat situasi
pembelajarannya menggunakan kelas sentra. Kelas sentra dan kondisi pendidikan disekitar yang hanya memberikan
yang diajarkan, diantaranya sentra persiapan, sentra teori kepada siswa. Keprihatinan masyarakat beranggapan
balok, sentra alam, sentra peran dan sentra seni. Di hanya teori yang didapat oleh murid dan belum maksimal
sekolah Al-Mufidah juga terdapat pembekalan agama mungkin dipraktekkan. Orangtua yang ingin
yang meliputi kelas Qiro‟ati, Muroja‟ah (hafalan surat- mendaftarkan anaknya disekolah tersebut cenderung tidak
surat pendek) dan Shalat Dhuha. mengkhawatirkan dikarenakan lembaga Al-Mufidah
Orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah mengelolah anak dengan praktek serta mengandalkan
PAUD Al-Mufidah mayoritas sebagai pekerja, terutama komunikasi dengan anak didik, maka anak lebih
orangtua perempuan (ibu). Orangtua perempuan yang menikmati kenyamanan pelayanan yang ada dan orangtua
seharusnya sebagai ibu rumah tangga, kini pada jaman tega menitipkannya hingga sampai detik ini mayoritas
sekarang memilih untuk menjadi wanita karir. Efek dari dari daerah (desa) lain yang ingin mendaftarkan anaknya
hal tersebut membuat seorang ibu akan mudah marah dan di sekolah Al Mufidah.
berkurang rasa pedulinya pada anak. Hal yang dilakukan Pada tahun 2009 pihak sekolah mulai mengadakan
oleh orangtua (ibu) anak usia dini yang bekerja sebagai progres untuk mengumpulkan para orang tua murid yang
guru, pedagang dipasar, pengusaha tahu, pekerja disebuah sebelumnya terdapat permasalahan terhadap peserta didik.
perusahaan bahkan sebagai kepala desa. Antusias dari orang tua murid sangat simpati untuk lebih
Sehubungan dengan hal yang sudah terjadi, oleh lanjut mengadakan kegiatan perkumpulan. Kegiatan
karena itu di sekolah PAUD Al-Mufidah memiliki wadah parenting education ini diharapkan meningkatkan
tersendiri yang tergabung pada ikatan orangtua murid kesadaran orang tua sebagai pendidik yang pertama bagi
yang dibentuk bersama untuk berperan aktif dalam anak usia dini, meningkatkan pengetahuan, sikap dan
peningkatan mutu dan layanan dengan memberikan keterampilan orang tua yang memiliki anak usia dini
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dalam menstimulasi tumbuh kembang anak secara
prasarana serta pengawasan pendidikan pada sekolah Al- optimal serta meningkatkan keselarasan pendidikan anak
Mufidah. Pihak yayasan Al-Mufidah berhak memberikan yang dilakukan di lembaga pendidikan anak usia dini dan
kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan dilingkungan keluarga.
yang dilaksanakan komite sekolah. Kegiatan yang telah Sejak adanya hal tersebut, orang tua serta merta ikut
berlangsung adalah kegiatan parenting education yang andil dalam proses pembelajaran, yang mana pihak
rutin dilaksanakan setiap bulan. yayasan mengadakan perkumpulan untuk
Kegiatan tersebut diadakan atas dasar pengalaman mensosialisasikan dalam bentuk kegiatan parenting
selama proses belajar mengajar disekolah. Adapun education setiap bulannya. Untuk mendapatkan fasilitas
pelaksanaannya diawali dari tilawah bersama orantua/wali yang memadai sesuai kebutuhan, orang tua harus
murid dan ustad/ustadzah yang diadakan setiap bulan mengeluarkan biaya sebesar RP. 25.000,00/bulan
sekali pada minggu pertama dan ditempat yang telah termasuk RP. 20.000,00 kas dan RP. 5.000,00 konsumsi
disepakati oleh komite sekolah dan wali murid. Kemudian (snack), akan tetapi tidak termasuk pada biaya SPP di
acara inti yang terdiri dari sambutan dari pihak sekolah, sekolah.Para peserta kegiatan parenting education adalah
komite sekolah dan dilanjutkan dengan materi yang seluruh orang tua murid pendidikan anak usia dini yang
terdiri dari PG (Play Group) dan TK (Taman Kanak-
Parenting Education Sebagai Pendidikan Keluarga

Kanak) dibawah lindungan yayasan Al-Mufidah. Kedua sebagai ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan
sekolah tersebut di tahun ajaran 2014-2015 memiliki penjelasan dari realitas yang tampak.
peserta didik Play Group 43 siswa dan Taman Kanak- Alfred Schutz mengatakan bahwa reduksi
Kanak 73 siswa yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu TK fenomenologis, pengesampingan pengetahuan tentang
A 46 siswa dan TK B 27 siswa. dunia, meninggalkan kita dengan apa yang ia sebut
Disisi lain partisipasi orang tua yang aktif mengikuti sebagai suatu “arus pengalaman” (stream of experience).
kegiatan tersebut mampu mengikuti beragam kegiatan, Sebutan fenomenologis berarti studi tentang cara dimana
yaitu berupa tema atau materi yang sudah dijadwalkan fenomena hal-hal yang kita sadari muncul kepada kita dan
sebelumnya. Ketika acara akhirusannah berlangsung pada cara yang paling mendasar dari pemunculannya adalah
Bulan Mei, pihak yayasan Al-Mufidah memberikan sebagai suatu aliran pengalaman-pengalaman inderawi
penghargaan piala bagi orang tua yang aktif dengan yang berkesinambungan yang kita terima melalui panca
keterlibatan anak disekolah, salah satunya keaktifan orang indera (Zeitlin, 1998:128-129). Fenomenologi berusaha
tua mengikuti kegiatan parenting education, diantaranya mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi
orang tua dari Alfiyah Andi Azzahra, David Duta makna dan konsep penting dalam kerangka
Firmansyah, Rahmat Rijal, Akhmal Arsya Fadhilah, intersubjektivitas (pemahaman kita mengenai dunia
Alfariza Rahmania, Hani Nur Fauziah, Muhammad Nuril dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain).
Firdaus dan Aura Brilliant Rorosembodro. Alfred Schutz merupakan orang pertama yang
Adapun model pembelajaran yang diterapkan pada mencoba menjelaskan bagaimana fenomenologi dapat
kegiatan parenting education, yaitu berupa ceramah, buku diterapkan untuk mengembangkan wawasan ke dalam
penghubung, dan home visit. Model ceramah, pada model dunia sosial. Schutz memusatkan perhatian pada cara
ini orang tua dapat berbagai pengetahuan tentang orang memahami kesadaran orang lain, akan tetapi ia
perkembangan anak, mengasuh, menjaga kesehatan, hidup dalam aliran kesadaran diri sendiri. Perspektif yang
mendidik anak secara Islami dengan tema yang digunakan Schutz untuk memahami kesadaran itu dengan
ditentukan setiap bulannya. Dan melalui buku konsep intersubjektivitas ini adalah kehidupan dunia (life-
penghubung, buku tersebut memiliki peran penting dalam world) atau dunia kehidupan sehari-hari (Ritzer, 2007:94).
memotret kondisi perkembangan anak secara rutin di Hal ini mengantarkan kepada salah satu
sekolah. Terakhir dengan adanya model home visit, perbedaan yang jelas antara fenomenologis dan bentuk
yayasan atau pihak sekolah melakukan kunjungan terjun lain dari teori tindakan: “tindakan” sejauh ini mengacu
langsung ke masyarakat untuk melihat apakah kebiasaan pada tindakan manusia dalam berhubungan satu dengan
anak yang diajarkan di sekolah maupun orang tua yang lain dan lingkungannya. Bagi fenomenologi juga
mengikuti kegiatan parenting education sudah bahkan sama halnya, bahkan tindakan terutama ditunjukan
mampu melaksanakan di rumah dalam konteks kepada proses internal dari kesadaran (manusia), baik
lingkungan keluarga. individual ataupun kolektif. Sekali tindakan itu
Kunjungan yang diadakannya bertujuan untuk ditransformasikan ke dalam pikiran, Schutz menjadi sulit
mengontrol seberapa jauh kedekatan perhatian orang tua untuk keluar lagi dan ini konsekuensinya dalam usaha
terhadap anak sehingga anak mampu menirukan orang- untuk memperluas sosiologi-fenomenologis menjadi
orang yang dianggap lebih mengerti. Hal yang dilakukan sebuah teori tentang masyarakat seperti juga tentang
oleh kepala yayasan, ketika beliau melihat anak didiknya pribadi.
yang membuang sampah tidak pada tempatnya, oleh Menurut Schutz, cara mengkonstruksikan makna
karena itu pihak yayasan memperingatkan kembali diluar dari arus utama pengalaman ialah melalui proses
kepada anak dan orang tuanya agar apa yang diajarkan di tipikasi. Dalam hal ini termasuk membentuk
sekolah maupun pembahasan ulas ketika kegiatan penggolongan atau klasifikasi dari pengalaman dengan
parenting education bisa senada dalam pendidikannya. melihat keserupaannya. Jadi dalam arus pengalaman
Fenomenologi Alfred Schutz dilihat bahwa objek-objek tertentu pada umumnya
Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, Phainoai yang memiliki ciri-ciri khusus, bahwa mereka bergerak dari
berarti “menampak” dan phainomenon merujuk pada tempat ke tempat, sementara lingkungan sendiri mungkin
“yang menampak”. Istilah fenomenologi diperkenalkan tetap diam (Zeitlin, 1998:129-130).
oleh Johann Heirinckh Lambert tahun 1764, untuk Jadi, apa yang Schutz sebutkan sebagai “hubungan-
merujuk pada teori penampakan. Meskipun demikian hubungan makna” (meaning context), serangkaian kriteria
pelopor aliran fenomenologi adalah Edmund Husserl yang mengorganisir pengalaman inderawi ke dalam suatu
(Hasbiansyah, 2008:166). Secara etimologis, berasal dari dunia yang bermakna. Hubungan-hubungan makna
fenomenon dan logos, maka fenomenologi dapat diartikan diorganisir secara bersama-sama, juga melalui proses

3
Paradigma. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2016

tipikasi, ke dalam apa yang Schutz namakan “kumpulan yaitu realitas obyektif dan realitas subyektif. Realitas
pengetahuan” (stock of knowledge). obyektif merupakan realitas dalam masyarakat sosial yang
Dalam pandangan fenomenologi, Schutz bersifat seharusnya. Sedangkan realitas subyektif adalah
menggolongkan motif-motif sebagai “motif untuk” (in realitas yang bersifat senyatanya. Dalam realitas subyektif
order to motives) dan “motif karena” (because motives). ini yang nantinya akan memunculkan dua konsep, yaitu
In order to motives merupakan tujuan yang digambarkan because motive (sebab atau penyebab) serta in order to
sebagai maksud, rencana, harapan, minat, dan sebagainya motive (tujuan) yang kemudian akan melahirkan suatu
yang diinginkan aktor dan karena itu berorientasi ke masa tindakan.
depan. Sedangkan because motives merujuk kepada Schutz mengkritik Weber yang memusatkan diri pada
pengalaman masa lalu aktor dan tertanam dalam tindakan bermakna dari individu yang terisolasi yang
pengetahuannya yang terendapkan (preconstituted menjadi objek pengamatan sosiologi interpretatif tersebut.
knowledge), dan karena itu berorientasi masa lalu. Dalam Dalam pandangan Schutz, makna suatu tindakan yang
interaksi, “motif untuk” tindakan seseorang menjadi secara subjektif bermakna itu memiliki asal-usul
“motif karena” disebabkan oleh reaksi orang lain sosialnya, yaitu muncul dari dunia kehidupan bersama
(Mulyana, 2002:81). atau „dunia kehidupan sosial‟ (Hardiman, 2003:60).
Dalam pandangan Weber, guna memahami sosial- Dengan adanya hal tersebut, maka segala tindakan yang
budaya diperlukan beberapa metode khusus dalam rangka dilakukan secara langsung akan mendahului berbagai
memahami makna tindakan manusia. Metode verstehen penafsiran dalam diri masing-masing individu. Adanya
itu pada dasarnya mengarah pada suatu tindakan bermotif konsep intersubjektivitas yang mengacu kepada suatu
pada tujuan yang hendak dicapai atau in order to motive kenyataan bahwa kelompok-kelompok sosial saling
(Mulyana, 2013:55). Untuk memahami motif dan makna menginterpretasikan tindakannya masing-masing. Faktor
tindakan manusia pasti terkait dengan tujuan. Tindakan saling memahami satu sama lain baik antar individu atau
rasional seperti itu merupakan suatu tindakan yang kelompok diperlukan untuk menciptakan kerjasama
bertujuan atas dasar rasional nilai yang berlaku dan semua organisasi sosial.
bersifat efektual, yakni tindakan yang terkait dengan METODE
kemampuan intelektual dan emosi, serta berdasar atas Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
pemahaman makna subjektif dari aktor itu sendiri (Collin, Penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian
1997, dalam Basrowi & Sukidin, 2002: 41-42). Schutz, yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
memang berutang budi pada Husserl dan Weber, dimana statistik atau bentuk hitungan lainnya. dalam
atas jasa kedua orang itu Schutz dapat “mengawinkan” memperbincangkan proses penelitian kualitatif paling
antara fenomenologi transendental Husserl dengan tidak tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu kedudukan
konsepnya Weber mengenai verstehen. teori, metodologi penelitian dan desain penelitian
Konsep Schutz mengenai dunia sosial sesungguhnya kualitatif.
dilandasi oleh kesadaran (consciousness) karena Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan
menurutnya didalam kesadaran itu terdapat hubungan fenomenologi Alfred Schutz yang memiliki konsep
antar orang dengan objek-objek. Dengan kesadaran, kita because of motive dan in order to motive untuk
dapat memberi makna atas berbagai objek yang ada. memahami tentang kegiatan parenting education sebagai
Tindakan sosial yang dimaksudkan oleh Schutz pendidikan keluarga, serta motif sebab yang
sebenarnya merujuk kepada konsepnya Weber dan melatarbelakangi dan motif yang menjadi tujuan yang
sementara itu konsep intersubjektivitas Husserl juga ingin mereka capai. Penelitian ini mengambil lokasi di
sangat kental terasa. Dimana intersubjektivitas dianggap PAUD Al-Mufidah Desa Beton Kecamatan Menganti
oleh Schutz sebagai suatu konsep atau model yang ideal Kabupaten Gresik yang dilaksanakan pada bulan Agustus
yang menggambarkan pengetahuan atau pengalaman kita 2015 sampai selesai. Subyek penelitian ini merupakan
didalam dunia keseharian. orangtua anak usia dini yang aktif mengikuti kegiatan
Fenomenologi akan berusaha memahami pemahaman parenting education. Penelitian ini menggunakan teknik
informan terhadap fenomena yang muncul pada snowball yaitu teknik pengambilan sampel sumber data
kesadarannya, serta fenomena yang dialami oleh informan yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi
dan dianggap sebagai entitis sesuatu yang ada dalam besar (Sugiyono, 2011:219).
dunia. Fenomenologi tidak pernah berusaha mencari Secara umum teknik pengumpulan data menggunakan
pendapat dari informan apakah hal ini benar atau salah, teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Sumber
akan tetapi fenomenologi akan mereduksi kesadaran primer adalah data yang langsung memberikan data
informan dalam memahami fenomena tersebut. Dalam kepada pengumpul data. Sumber primer pertama adalah
teori fenomenologi terdapat dua realitas yang berbeda, observasi. Sesuai dengan pendekatan fenomenologi,
Parenting Education Sebagai Pendidikan Keluarga

penelitian melakukan observasi berpartisipasi (participant untuk meningkatkan kemampuan orangtua dalam
observant) yaitu dengan ikut berbaur dengan kegiatan merawat dan mendidik anak usia dini. Jadi dalam
orangtua. Observasi yang dilakukan di lapangan ialah, pelaksanaannya, tidak hanya anak usia dini saja dilatih
pertama melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap kemampuannya akan tetapi orangtua dari anak didik
situasi dan kondisi orangtua dilapangap yang diharapkan tersebut juga ditingkatkan kemampuannya. Sehingga apa
agar memperoleh gambaran awal kondisi lapangan. yang sudah distimulasikan kepada anak juga bisa
Kedua dengan wawancara, dalam proses wawancara distimulasikan oleh orangtua anak didik ketika anak
peneliti menggunakan wawancara secara mendalam berada dirumah atau dalam lingkungan keluarga.
dimaksudkan pula untuk memburu tabel hidup yang Relasi Kegiatan Parenting Education dengan
terhampar dalam kenyataan sehari-hari dalam masyarakat Pendidikan Keluarga
(Bungin, 2003:67). Hubungan antara kegiatan parenting education dan
Selain menggunakan data primer, penelitian ini juga pendidikan dalam keluarga sangat keterkaitan satu sama
memanfaatkan data sekunder yaitu penggalian data lain. Beberapa hal yang dilakukan orangtua untuk
melalui penelusuran buku-buku, artikel dan internet juga mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam mendidik
disertakan dalam memperkaya data dalam penelitian ini. anak yaitu sudah jadi kewajiban orangtua dalam
Selain itu, data dokumentasi berupa foto-foto subyek menghadiri kegiatan tersebut. Selain mendapatkan
penelitian bahkan keberlangsungan kegiatan parenting pengetahuan yang lebih, hal lain yang harus dilakukan
education. Teknik analisis data dalam penelitian ini orangtua adalah dapat diterapkan kepada anaknya ketika
menggunakan analisis dari Miles dan Huberman yang dilingkungan rumah (keluarga). Dilingkungan rumah
terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan tersebut yang biasanya menjadi tempat anak untuk
kesimpulan. berkumpul bersama keluarganya. Peran orangtua dalam
keluarga yaitu membenahi mental anak yang sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi kebiasaan ketika disekolah.
Pendidikan disetiap jenjang memiliki tingkatan yang A. Pembekalan pendidikan orangtua
berbeda untuk proses pengubahan sikap dan tata laku Fenomena dilapangan menunjukkan bahwa kegiatan
seseorang atau kelompok orang lain dalam usaha parenting education sangat membantu untuk
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pembekalan pendidikan orangtua dikeluarga. Hal ini
pelatihan. Masyarakat sebagai realitas objektif akan bisa dilihat secara kondisi orangtua yang setiap
menuntun individu dalam melakukan kegiatan pendidikan menjelang pagi berangkat bekerja. Sebelum orangtua
seperti apa saja isi dari pendidikan, bagaimana berangkat bekerja, orangtua menunggu mobil antar
mendidiknya, siapa yang mendidik dan didik, dan dimana jemput untuk anaknya yang berangkat sekolah.
pendidikan dilakukan. Tuntutan ini biasanya berasal dari Terkadang orangtua laki-laki yang menunggu ketika
budaya termasuk hukum, ideologi dan agama. jam kerja orangtua perempuan lebih awal
Secara umum, data dilapangan menunjukkan bahwa berangkatnya. Dengan kata lain mayoritas orangtua
dikota terdapat maraknya program pengembangan yang mengikuti kegiatan parenting education mampu
lembaga pendidikan anak usia dini mencoba memberikan mengikuti kegiatan sampai selesai meskipun ada
sentuhan baru dalam pengembangan dan pelaksanaan sebagaian orangtua yang menjadi ibu rumah tangga
program pendidikan anak usia dini. Adanya integrasi saja. Namun tidak menutup kemungkinan dengan
antara PAUD dengan posyandu serta PAUD dengan TPA berbagai motif orangtua yang bekerja maupun tidak,
(tempat penitipan anak). Tidak hanya dimasyarakat kota tujuannya agar antara anak yang setiap hari
yang memiliki pengembangan PAUD, akan tetapi pada menempuh pendidikan disekolah akan senada dengan
jaman sekarang ini masyarakat tradisional dengan kata anak ketika dilingkungan keluarga.
lain desa sudah terdapat pengembangan lembaga Beberapa data dilapangan untuk mendidik anak,
pendidikan. Khususnya sekolah PAUD Al-Mufidah sejak hanya sekolah PAUD Al-Mufidah memiliki kegiatan
tahun 2009 membentuk suatu program pengembangan tersebut dibandingkan dengan sekolah lain dalam
PAUD secara menyeluruh. Dalam artian tidak hanya usia tingkatan sekecamatan Menganti Gresik. Adapun
dini saja yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran akan orangtua yang aktif mengikuti pembekalan dikegiatan
tetapi orangtua anak didik juga terlibat secara langsung. parenting education untuk menambah ilmu serta
Disekolah PAUD Al-Mufidah sendiri mencoba mempererat silaturahmi antar orangtua yang lain.
mengembangkan kegiatan yang bernama parenting Tema ataupun materi yang disampaikan narasumber
education. Kegiatan ini ditunjukkan kepada orangtua anak antara lain, tentang mendidik anak dengan agama,
didik secara khusus PAUD Al-mufidah dan secara umum hak anak, stimulasi kecerdasan, psikologi anak, gizi
bagi kerabat keluarga anak didik tersebut. Kegiatan ini keluarga dan masih banyak lagi tema yang dibahas.

5
Paradigma. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2016

Serangkaian materi yang ada, orangtua selalu yang merujuk pada pengalaman masa lalu. Sedangkan
mendengarkan dengan cermat mencatat ilmu yang motif yang menjadi tujuan yang digambarkan sebagai
disampaikan narasumber. Orangtua juga diberikan maksud, rencana bahkan harapan yang diinginkan aktor
kesempatan bertanya semisal hal apa yang belum oleh karena itu berorientasi ke masa depan.
dimengerti orangtua tersebut. Dari pernyataan Schutz, dapat diketahui bahwa
Tempat kegiatan parenting education saat ini tindakan yang dilakukan orangtua anak usia dini untuk
dilangsungkan secara bergantian tiap desa yang mengikuti kegiatan parenting education didasari oleh
merupakan menjadi lima koordinator desa, sebab yang melatarbelakanginya. Seseorang yang
diantaranya Desa Beton, Gadingwatu, Domas, memilih untuk aktif dalam kegiatan parenting education
Hulaan dan Menganti. Bergiliran tempat tiap desa menyadari bahwa adanya kesadaran bagi dirinya. Namun
dilakukan supaya orangtua mengetahui rumah tiap kesadaran tersebut merupakan titik awal sebelum
masing-masing orangtua anak didik PAUD Al- dilakukan tindakan. Hal ini berkaitan dengan orangtua
Mufidah Desa Beton. Keunggulan orangtua yang anak usia dini yang memilih untuk aktif dalam kegiatan
mengikuti kegiatan parenting education akan parenting education yang difasilitasi oleh sekolah PAUD
bersikap lebih cerdas, paham akan cara mendidik Al-Mufidah. Orangtua anak usia dini yang mengikuti
anak, mengerti perkembangan anaknya disekolah dan kegiatan parenting education merupakan orangtua yang
tidak ada kesenjangan informasi yang tersampaikan merasa kurang dalam mendidik anak dilingkungan
menunjang pembelajaran anak. keluarga. Sebab bisa mendapatkan bahkan menambah
B. Pendidikan Anak dalam Keluarga ilmu yang baru dan dapat diterapkan kepada anak. Oleh
Selain pemanfaatan pembekalan orangtua ketika sebab itu, terdapat beberapa sebab yang melatarbelakangi
kegiatan parenting education berlangsung, orangtua setiap orangtua anak usia dini untuk mengikuti kegiatan
juga mampu menerapkan ilmu yang sudah diberikan parenting education.
kepada narasumber. Menerapkan ilmu mendidik anak Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan terdapat
dirumah tidak mudah yang orangtua katakan sebab beberapa sebab yang melatarbelakangi setiap orangtua
dalam ilmu tersebut kita diajarkan untuk mengontrol anak usia dini dalam mengikuti kegiatan parenting
emosi terhadap anak. Pengendalian emosi yang education. Diantaranya pendidikan, sosial, budaya bahkan
dilakukan orangtua akan mempengaruhi ekonomi yang mengacu pada pengasuhan, pertemanan
perkembangan sosial anak. Perkembangan akan dan perekonomian. Oleh sebab itulah mereka mengambil
bergantung pada kesiapan keluarga sebagai tempat jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut
sosialisasi yang seharusnya. Pengaruh yang besar dengan mengikuti kegiatan parenting education. Adapun
peranan dan tanggung jawab yang harus dilakukan kaitannya dengan motif sebab (because motive) mengikuti
orangtua dalam membina anak mereka. Namun pada kegiatan tersebut, yaitu:
kenyataannya yang terjadi baik secara sadar maupun A. Mendidik Anak
tidak, orangtua dapat membangkitkan rasa Pola asuh merupakan interaksi anak dan orangtua
ketidakpastian rasa bersalah pada anaknya. Hal yang mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta
seperti itu tampak didalam sikap dan tingkah laku melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai
orangtua dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat
itu kegiatan parenting education yang difasilitasi (Edwards, 2006). Pada dasarnya pola asuh dapat
oleh sekolah Al-Mufidah pemanfaatannya sangat diartikan sebagai cara perlakuan orangtua yang
besar sekali terhadap lingkungan keluarga. diterapkan pada anak. Pengasuhan pada anak berupa
Adapun penanaman nilai-nilai dalam proses suatu proses interaksi antara orangtua dengan anak.
sosialisasi yang terkait agar tujuan pendidikan Interaksi tersebut mencakup perawatan seperti
dilingkungan keluarga tercapai yaitu, peraturan, mencukupi kebutuhan, maka mendorong
hukuman, penghargaan dan konsistensi. keberhasilan dan melindungi maupun
Because of Motive (Motif menjadi sebab) mensosialisasikan untuk mengajarkan tingkah laku
Dalam hal ini Schutz menyatakan bahwa tindakan umum yang diterima oleh masyarakat. Pendampingan
manusia memiliki motif-motif tertentu. Tindakan yang orangtua diwujudkan melalui pendidikan cara-cara
dilakukan individu bukan berarti merupakan tindakan orangtua dalam mendidik anaknya. Interaksi orangtua
yang sesuai dorongan pribadi. Melainkan terdapat dengan anak, cenderung menggunakan cara-cara
latarbelakang yang mempengaruhi terbentuknya tindakan tertentu yang dianggap paling baik bagi anak. Setiap
tersebut. Sehingga tindakan bertujuan yang dilakukan upaya orangtua yang dilakukan dalam mendidik
seseorang dikarenakan oleh sebab terjadinya tindakan anak, mutlak didahului oleh tampilannya sikap
tersebut. Motif yang menjadi sebab merupakan motif orangtua dalam mengasuh anak.
Parenting Education Sebagai Pendidikan Keluarga

Berbeda dengan orangtua yang mengikuti usia dini berkeinginan sekolah di Al-Mufidah.
kegiatan parenting education disekolah PAUD Orangtua yang mengikuti kegiatan tersebut disetiap
Al-Mufidah. Orangtua yang berpartisipasi dalam pertemuan telah terbentuknya antar kelompok kelas
kegiatan tersebut beliau ingin menjadi orangtua untuk mengenal satu sama lain, maka dari itulah
yang lebih baik lagi. Menjadi orangtua cerdas sampai sekarang orangtua mengenal bahkan akrab.
dalam artian cerdas dalam mendidik anak Dari informan yang ada, tidak membandingkan
dilingkungan keluarga. Orangtua yang aktif hadir masalah usia masing-masing orangtua, pertemanan
bahkan jarang mengikuti kegiatan parenting mereka sangat akrab bahkan diluar dugaan terjalin
education, sebelumnya memiliki pengalaman hubungan saling sharing ketika diantaranya terdapat
yang bisa dikatakan tidak sehat dalam mendidik permasalahan cara mendidik anak dalam keluarga.
anak-anaknya. In Order To Motive (Motif menjadi tujuan)
Beberapa data dilapangan menunjukkan Tujuan yang digambarkan sebagai maksud, rencana,
bahwa motif sebab (because motive) dari tiap minat yang diinginkan aktor dan berorientasi ke masa
individu (orangtua) mengikuti kegiatan depan, diimana aktor berkeinginan untuk mencapainya
parenting education karena faktor pengalaman melalui beberapa tindakan. Dengan adanya tujuan
masa lalu orangtua. Sebelum mengikuti kegiatan manusia akan menemukan makna dari tindakan itu sendiri
parenting education informan mengungkapkan yang dilakukannya secara sadar. Dalam pandangan
bahwa beliau dalam mendidik anak dilingkungan Schutz, makna suatu tindakan yang secara subjektif
keluarga terbilang sangat keras apa yang bermakna itu memiliki asal-usul sosialnya, yaitu muncul
diinginkan orangtua harus dilaksanakan. Dengan dari dunia kehidupan bersama atau „dunia kehidupan
kata lain orangtua memberikan peraturan bersifat sosial‟ (Hardiman, 2003: 60).
memaksa pada anak. Marah ketika menghadapi Adapun kaitannya dengan penjelasan diatas, tindakan
anak dalam pertengkaran antar kakak dan adik manusia yang aktif mengikuti kegiatan perenting
serta anak berbuat salah, maka orangtua akan education juga mempunyai berbagai motif. Sebab yang
menunjuk tangan kepada anak. Pada dasarnya telah dijelaskan sebelumnya. Adapun motif yang diambil
orangtua harus mengendalikan hal tersebut. oleh individu untuk mengikuti kegiatan tersebut sangat
Dalam hal memasak apapun menggunakan beragam. Keberagaman tersebut didasari oleh motif sebab
bumbu penyedap yang mengandung bahan yang mendahului dari motif tujuan serta keinginan yang
pengawet terutama merusak kesehatan anak pada ingin dicapai berorientasi ke masa depan. Berdasarkan
perkembangan daya nalarnya. Dari berbagai data dilapangan, motif-motif tujuan yang dicapai orangtua
alasan yang mereka ungkapkan bagaimana dalam mengikuti kegiatan parenting education sebagai
pengalaman sebelumnya dalam mendidik anak. pendidikan keluarga yaitu:
Sehingga membuat para informan bersinergi A. Pendidikan
aktif mengikuti kegiatan tersebut. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya
B. Pertemanan yang terencana yang dilakukan untuk
Secara umum, setiap individu memiliki teman adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
hal positif sebab teman dapat mendorong self esteem didik. Potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik
dan menolong dalam mengatasi stress, tetapi teman tentu berbeda-beda yang nantinya adalah tugas
juga bisa memiliki efek negatif. Jika mereka seorang pendidik untuk mampu melihat dan
antisosial, menarik diri, tidak suportif, argumentasi mengasuh potensi-potensi yang dimiliki peserta
atau tidak stabil (Hartup dan Steven, 1999, dalam didiknya sehingga mampu berkembang menjadi
Baron & Byrne, 2003: 9). Hal ini melibatkan interaksi manusia berguna bagi masyarakat bangsa dan negara.
antara dua orang atau lebih yang memiliki tujuan dan Beberapa data menunjukkan pengembangan
berbagai kesamaan dalam persepsinya. Dalam proses pendidikan dimasa yang akan datang setelah orangtua
pertemanan, seseorang biasanya lebih memilih mengikuti kegiatan parenting education. Yang mana
berteman dengan seseorang yang sebaya dengan kegiatan tersebut mengaplikasikan dalam mendidik
dirinya. anak dalam keluarga, yaitu:
Berbeda dengan yang terjadi dilapangan a. Pengetahuan Tentang Pendidikan Anak
menunjukkan bahwa pertemanan antar orangtua anak Sekolah merupakan lembaga formal yang didalamnya
usia dini di PAUD Al-Mufidah sangat minim bahkan terdiri dari tenaga pendidik dan peserta didik. Antara
jarang bertemu dan saling mengenal satu sama lain. tenaga pendidik dengan peserta didik terjadi adanya
Yang membuat antar orangtua jarang bertemu karena saling berhubungan satu sama lain yang mana tenaga
memiliki mobil antar jemput yang menfasilitasi anak pendidik dalam pergaulan dengan murid mengajarkan

7
Paradigma. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2016

ke arah kedewasaan. Pemanfaatan dalam kehidupan Orangtua yang memiliki tingkat pengetahuan
sehari-hari dalam pergaulan antara tenaga pendidik yang tidak cukup tinggi, maka mereka akan semakin
dengan peserta didik dalam pendidikan merupakan menganggap pendidikan bukan merupakan
cara terbaik dan efektif dalam pembentukan pribadi kebutuhan yang harus diutamakan melainkan
serta tidak akan terjadi kesenjangan tenaga pendidik pekerjaan. Meskipun sudah dibekali pengetahuan
dengan peserta didik. pada saat kegiatan parenting education disekolah Al-
Orangtua juga berperan dalam menentukan Mufidah. Sosialisasi primer yang berlangsung
pendidikan yang akan ditempuh oleh anak karena dilingkungan keluarga antara peran orang-orang yang
kondisi keluarga dapat mempengaruhi dalam terdekat dengan anak menjadi sangat penting. Untuk
mengambil keputusan untuk menyekolahkan membentuk kepribadian anak, kebiasaan interaksi
anaknya. Tingkat pengetahuan yang dimiliki orangtua dan anak akan melekat sehingga
orangtua dalam menyekolahkan anaknya ke jenjang mempengaruhi pemikiran terhadap anak.
yang lebih tinggi juga mempengaruhinya. Semakin Hal ini dilakukan oleh Ibu Asmaul, Ibu Suemi,
baik pengetahuan yang didapat orangtua tentang Ibu Eka dan Ibu Indah yang pada intinya pada masa
pendidikan anaknya maka akan semakin berminat depan nanti, anak-anak beliau akan berhasil dalam
orangtua untuk menyekolahkan anaknya setinggi- mencari pekerjaan. Ibu Asmaul, beliau
tingginya. Dengan pendidikan, anak akan lebih mengungkapkan bahwa anak dibekali pendidikan
berhasil dalam hidupnya kelak. dasar untuk pengembangan dirinya. Pada saat
Tempat peserta didik untuk mengenyam menghadapi dilingkungan masyarakat, anak didik
pendidikan pada dasarnya terlingkup pada pendidikan ketika tumbuh besar nanti bisa mengendalikan
formal yang berupa sekolah. Tinggi rendahnya dirinya sehingga dewasa nanti dia bisa mencari
peserta didik yang dimiliki oleh setiap individu pekerjaan sendiri sesuai kemampuan yang dimiliki.
tentunya dapat mempengaruhi tingkat kemajuan yang B. Agama
didapatkan individu. Status pendidikan seseorang Sehubungan dengan pengetahuan yang didapat
yang tinggi dalam masyarakat memberikan tempat orangtua pada kegiatan parenting education
tersendiri sehingga mendapatkan perlakuan yang sebelumnya, orangtua terutama ibu sangat
lebih baik karena adanya wawasan pengetahuan dibutuhkan perannya dalam mendidik anak-anaknya
seseorang melalui pendidikan yang dimiliki. dilingkungan keluarga. Orangtua berperilaku sebagai
Seseorang yang mendapatkan pendidikan tinggi akan sosialisasi primer akan menjadi panutan bagi anak
memiliki potensi yang lebih besar untuk bisa sehingga orangtua memiliki kualitasi diri yang
mendapatkan bahkan memasuki pekerjaan pada unggul dan anak-anak akan berkembang sesuai
sektor formal. harapan orangtua. Peran orangtua dalam
Beberapa dari temuan data dilapangan membesarkan anak dengan membekali diri dengan
menunjukkan bahwa, orangtua pasca mengikuti ilmu pengetahuan tentang pengasuhan yang tepat
parenting education yang mana pengetahuan tentang sehingga tidak salah dalam menerapkan bentuk pola
pendidikan anak tersebut diterapkan dalam keluarga. pendidikan terutama pada kepribadian anak.
Mereka berharap pengetahuan yang didapat agar Pendampingan orangtua dalam pendidikan anak
orangtua mempersiapkan anak untuk studi lanjut berusaha menggunakan cara terbaik menurut masing-
hingga batasan anak melebihi Sekolah Menengah masing orangtua dalam mendidik anak. Untuk
Atas. Pencapaian target yang dimiliki tiap orangtua mencari cara terbaik maka orangtua mempersiapkan
sangat berbeda-beda, orangtua yang menginginkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan
hal tersebut, adalah Ibu Ita, Ibu Karomah, Ibu Marini pola asuh yang tepat dalam mendidik anak terutama
dan Ibu Fanani. dalam hal agama.
b. Pengetahuan Tentang Pekerjaan Agama merupakan realitas sosial yang hidup dan
Hanya sebagian kecil orangtua yang menginginkan mengiringi kehidupan manusia sejak dahulu sampai
melanjutkan pendidikan tinggi. Selain hal tersebut sekarang. Bahkan agama akan terus mendampingi
dengan adanya pendidikan dengan lulusan sekolah kehidupan manusia sampai penetapan ketentuanNya.
yang diinginkan orangtua dan anak, tentunya akan Realitas seperti ini akhirnya menyadarkan manusia
mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan merupakan baik dari segi agama maupun manusia itu sendiri dan
aktifitas utama yang dilakukan oleh manusia yang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain saling
digunakan untuk suatu kerja yang menghasilkan uang membutuhkan. Sebaliknya manusia tidak akan
bagi seseorang. menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang
manusiawi jika agama tidak mengajarkan kepada
Parenting Education Sebagai Pendidikan Keluarga

manusia bagaimana cara menjadi manusia yang anak sehingga baik buruknya yang dikatakan
manusiawi tersebut. orangtua akan berpengaruh pada anak. Jadi tidak
Secara harfiah agama dapat diartikan yaitu hanya anak yang dibekali disekolah akan tetapi
sebuah aturan atau tatacara hidup manusia yang orangtua juga dibekali materi sehingga tujuan
dipercayainya yang bersumber dari Tuhan Yang orangtua dengan anak menjadi satu kesatuan yang
Maha Esa untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. utuh.
Namun hanya seberapa manusia mencoba untuk b. Belajar Al-Qur’an
melenyapkan agama yang sifatnya hanya untuk Al-qur‟an merupakan kitab suci umat islam sebagai
dikenang. Nyatanya hingga saat ini agama menjadi pedoman hidup manusia. Pengajaran dalam Al-
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap qur‟an ditanamkan anak sejak kecil agar mengenal
kehidupan manusia. Bahkan manusia menganggap kitab yang dianutnya. Mempelajari ayat-ayat bacaan
dirinya sebagai manusia yang paling modern yang yang terdapat dalam Al-qur‟an sangat penting bagi
tidak terlepas dari agama. Hal ini membuktikan anak usia dini untuk mengerti bacaan tersebut.
bahwa agama dalam kajiannya tidak sempit yang kita Tujuan orangtua menyekolahkan sekolah di Al-
pikirkan mengenai kebenarannya. Agama juga tidak Mufidah karena melihat sekolah tersebut unggul
hanya membatasi dirinya masing-masing terhadap dalam segi agama. Sehingga anak mampu mengikuti
hal-hal yang kita anggap mustahil. Karena pada proses pembelajaran yang ada agar tujuan yang
waktu secara bersamaan, agama juga menyuguhkan diinginkan tercapai. Hal ini Ibu Indah, Ibu Ita, Ibu
hal-hal yang riil dalam kehidupannya. Beberapa data Asmaul, Ibu Marini dan Ibu Fanani beliau
menunjukkan bahwa agama bagi orangtua anak usia mengungkapkan bahwa ketika anak mereka lulus
dini sebagai pendidikan keluarga sangat dibutuhkan, sekolah di Al-Mufidah anak bisa mengaji Al-qur‟an
adalah: dengan khatam. Dengan kata lain menuntaskan
a. Pembentukan Akhlak pembelajaran dasar Al-qur‟an yaitu belajar Qiro‟ati
Akhlak merupakan perilaku baik buruk seseorang sampai jilid 6. Sebisa mungkin sampai bisa anak
dilihat dari sudut pandang manusia yang memandang. membaca Al-qur‟an dengan benar dan lancar. Serta
Akhlak seseorang dibagi menjadi tiga bagian yaitu, pelafalan makharijul huruf fasih sesuai berjalannya
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia waktu. Dilain sisi orangtua yang mengikuti kegiatan
dengan sesama dan hubungan manusia dengan parenting education, sebelum kegiatan tersebut
dirinya. Pembentukan akhlak pada dasarnya akan dimulai orangtua dibentuk sesuai kelompok yang ada
lebih mudah dilatih sejak usia dini sehingga untuk belajar membaca Al-qur‟an secara bergiliran.
pembentukan watak dan karakter sudah dapat Orangtua yang belum lancar membacanya akan
dipupuk sejak dini. Tempat pembentukan akhlak dituntun satu persatu secara bergiliran agar sebisa
selain melalui pendidikan formal yaitu sekolah, juga mungkin orangtua memahami bacaan tersebut.
dibentuk dalam lingkungan pendidikan informal yaitu Sehingga tujuan yang dicapai orangtua dengan anak
keluarga. Jadi keluarga juga mempunyai peran bisa terwujud.
penting dalam pembentukan akhlak anak. Oleh
karena itu, orangtua harus mendampingi anaknya PENUTUP
dalam pemberian pengajaran Islam sejak dini. Simpulan
Pembentukan karakter yang dibangun agar Pendidikan usia dini merupakan upaya pembinaan yang
memperoleh akhlak mulia yang utama adalah peran ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
keluarga yaitu ayah dan ibu. enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus
Hal ini seperti yang diungkapkan orangtua untuk pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan
mencapai tujuan tersebut setelah mengikuti kegiatan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki
parenting education dalam mendidik anaknya kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Secara
dilingkungan keluarga. Ibu Karomah, Ibu Suemi dan umum, data dilapangan menunjukkan bahwa dikota
Ibu Eka mengungkapkan bahwa kegiatan parenting terdapat maraknya program pengembangan lembaga
education yang diselenggarakan Al-Mufidah sangat pendidikan anak usia dini mencoba memberikan sentuhan
membantu dalam pembentukan akhlak anak. baru dalam pengembangan dan pelaksanaan program
Orangtua tidak selalu bicara, akan tetapi orangtua pendidikan anak usia dini. Adanya integrasi antara PAUD
lebih tepat memberikan contoh kepada anak dengan dengan posyandu serta PAUD dengan TPA (tempat
bertindak. Orangtua tidak selalu memerintah anak penitipan anak). Disekolah PAUD Al-Mufidah sendiri
lebih baik tindakan orangtua yang diwujudkan serta mencoba mengembangkan kegiatan yang bernama
sebisa mungkin harus menghindari suara keras pada parenting education. Relasi antara kegiatan parenting

9
Paradigma. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2016

education sebagai pendidikan keluarga merupakan DAFTAR PUSTAKA


keterkaitan untuk membangun sebuah visi misi antara
guru, anak usia dini dan orangtua senada dalam artian Baron, Robert A. Dan Byrne, Donn. 2003. Psikologi
mendidik anak tidak hanya dilingkungan sekolah akan Sosial Edisi 10 Jilid 5. Jakarta: Erlangga.
tetapi juga dilingkungan keluarga. Pertama, pembekalan
pendidikan orangtua. Orangtua menganggap bahwa Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif:
pembekalan yang dilakukan setiap bulannya akan Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendikia.
membantu orangtua yang sibuk bekerja. Kedua,
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian
Pendidikan anak dalam keluarga. Selain untuk membantu
Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
orangtua yang sibuk bekerja, orangtua juga melaksanakan
materi yang disampaikan dalam kegiatan parenting
Edwards, C. Drew. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur:
education untuk mendidik anaknya dalam keluarga. Panduan Bagi Para Orang Tua Untuk Mengubah
Selain adanya relasi antara kegiatan parenting Masalah Perilaku Anak. Bandung: PT. Mizan
education sebagai pendidikan keluarga, dari hasil Utama.
penelitian dilapangan bahwa motif sebab (because
motive) individu mengikuti kegiatan parenting education Gunarsa, Singgih D. dan Yulia Singgih D. Gunarsa. 1995.
atas dasar pengalaman dan pengetahuan dimasa lampau. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga.
Adapun motif sebab individu mengikuti kegiatan Jakarta: Gunung Mulia.
parenting education adalah mendidik anak dan
pertemanan. Hardiman, F Budi. 2003. Melampaui Positivisme dan
Modernitas. Yogyakarta: Kanisius.
Serta yang menjadi motif tujuan (in order to motive)
orangtua mengikuti kegiatan parenting education adalah:
Hasbiansyah, O. 2008. Pendekatan Fenomenologi:
pertama, dari segi pendidikan yang menjadi tujuan berupa
Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial dan
pengetahuan tentang pendidikan anak sehingga anak Komunikasi Jurnal Mediator. Vol.9 No 1.
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi dan pengetahuan
tentang pekerjaan. Kedua, dari segi agama yang menjadi Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif
tujuan berupa pembentukan akhlak anak usia dini dan Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
belajar Al-Qur‟an sehingga anak bisa mengaji Al-qur‟an Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
sampai khatam.
Mulyana, Deddy. 2013. Filsafat Komunikasi Tradisi Dan
Saran Metode Fenomenologi. Bandung: PT. Remaja
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori dari Rosdakarya.
Alfred Schutz tentang fenomenologi, dimana
Ritzer, George dan J. Douglas Goodman. 2007. Teori
pemikirannya diaplikasikan dalam masalah sosial dari
Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
berbagai sumber bahkan sampai saat ini. Diharapkan
kedepannya dapat ditindak lanjuti dengan menggunakan
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
sudut pandang yang berbeda. Untuk pemerintah daerah dan R & D. Bandung: Alfabeta.
seharusnya kegiatan parenting education yang
diselenggarakan oleh sekolah Al-Mufidah Desa Domas Zeitlin, Muhammad. 1998. Memahami Kembali Sosiologi.
Menganti Kabupaten Gresik perlu dikembangkan lagi Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
seiring menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
Apalagi keberadaan sekolah ini berada didesa setempat
yang mana sudah memiliki anak didik berasal dari luar
daerah/ desa. Bagi orang tua dalam mendidik anaknya
untuk menigkatkan dalam penerapan ilmu pengetahuan
yang sudah dibekali melalui kegiatan parenting
education. Pasca mengikuti kegiatan parenting education,
orangtua sudah mulai mengendalikan emosi ketika
bersama anak, seperti pertengkaran persaudaraan anak
dan hal mendidik dalam belajar. Menanamkan tingkat
kedisiplinan terhadap anak tidak hanya dilingkungan
sekolah melainkan juga peran orangtua saat anak berada
dilingkungan rumah.

Anda mungkin juga menyukai