Anda di halaman 1dari 15

PENDAMPINGAN ORANG TUA UNTUK MENDISIPLINKAN ANAK

BELAJAR PAI SELAMA MASA PANDEMI


(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pendampingan Orang Tua Dalam
Mendisiplinkan Anak Belajar PAI Selama Masa Pandemi di Lingkungan
Masyarakat oleh Masyarakat Kp. Cipicung Ds. Cibolang Kec. Gunungguruh
Kab. Sukabumi Jawa Barat)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Judul Skripsi


Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Oleh :

EVA LUTFIAH

NIRM : 016. 14.4015.18

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MASTHURIYAH
SUKABUMI
2022 M/1443 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................i

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Fokus Penelitian...........................................................................................4

C. Sub Fokus Penelitian....................................................................................4

D. Rumusan Masalah........................................................................................4

E. Manfaat Penelitian.......................................................................................4

F. Kerangka Teoritis.........................................................................................5

G. Penelitian Relevan.......................................................................................9

H. Tujuan Penelitian.........................................................................................9

I. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................10

J. Metodologi Penelitian................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13

i
PROPOSAL PENELITIAN
EVA LUTFIAH : PENDAMPINGAN ORANG TUA UNTUK
MENDISIPLINKAN ANAK BELAJAR PAI SELAMA
MASA PANDEMI
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pendampingan
Orang Tua Dalam Mendisiplinkan Anak Belajar PAI
Selama Masa Pandemi di Lingkungan Masyarakat oleh
Masyarakat Kp. Cipicung Ds. Cibolang Kec.
Gunungguruh Kab. Sukabumi Jawa Barat)
NIRM : 016.14.4015.18

A. Latar Belakang
Dalam kajian tentang pendidikan kita mengenal istilah yang hampir sama
betuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pedagogi dan
paedagogiek. Pedagogi berarti pendidikan, sedangkan paeda artinya ilmu
pendidikan. Paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki,
merenung tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah yang berasal dari
Pedagogia (Yunani) yang berati pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan,
isltilah paidagogos adalah seorang pelayan (bujang) zaman Yunani Kuno,
yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak ke dan dari sekolah.
Paidagogos yang mulanya berarti pelayan, kemudian berubah menjadi
pekerjaan mulia. Karena pengertian pai (dari paidagogos) berarti seseorang
yang tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke arah mandiri
dan tanggung jawab.1 Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha dari orang
dewasa untuk membimbing anak mencapai kedewasaan. Pada pendapat lain,
pendidikan menurut Crow and Crow (1960); Modern educational theory and
practice not only are aimed at preparation for future living but also are
operative in determing the patern of present, day-by-day attitude and
behavior.2 Pendidikan tidak hanya sebagai sarana persiapan hidup di masa
yang akan datang, tetapi juga di kehidupan sekarang yang dialami individu

1
Muhammad Anwar, Filasaf Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2017) Hlm. 19
2
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 7

1
dalam perkembangannya menuju kedewasaan. Dengan pendidikan anak
ditujukan pada pengembangan potensi yang dimilikinya untuk menjawab dan
mengkritisi tantangan dunia yang dihadapinya. Dalam pencapaian itu,
pendidikan berasal dari tiga sumber, yaitu pendidikan keluarga, pendidikan
sekolah dan pendidikan masyarakat. Ketiga pendidikan dasar inilah yang
menentukan keberhasilan anak dalam dunia pendidikan. Keluarga adalah
lembaga pendidikan tertua, yang pertama dan utama bagi anak. Sekolah
adalah pendidikan kedua, yang merupakan lembaga kepercayaan orang tua
untuk mendidik anak-anaknya dengan tanggung jawab yang terbatas, karena
hanya sesuai dengan fungsi dan tujuan lembaga pendidikan tersebut di sekolah
tentunya memiliki program-program resmi serta aturan-aturan, dan
masyarakat adalah pendidikan ketiga atau implementasi dari hasil perolehan
pendidikan utama dan kedua tersebut untuk di terapkan pada lingkungan
masyarakat.
Sejak adanya Pandemi Covid-19 beberapa negara melakukan lock down
atau pembatasan sosial termasuk di Indonesia. Tercatat sampai 31 Desember
2021 terdapat 4.262.70 total kasus kumulatif, 4.114.334 kasus sembuh, dan
144.094 total korban jiwa (Narasinewsroom). Hal ini membuat pemerintah
Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan untuk memutus mata rantai
penyebaran virus Covid-19. Salah satu bidang yang terkena dampaknya adalah
bidang pendidikan, yakni dengan menerapkan kebijakan belajar dari rumah
atau pembelajaran online di rumah. Kebijakan tersebut ditujukan untuk
pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Perubahan
pembelajaran formal yang biasanya dilaksanakan secara langsung atau tatap
muka kini harus di laksanakan di rumah. Hal ini menjadi beban tanggung
jawab orang tua atau keluarga lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan
pendidikan anaknya. Orang tua harus memahami metode pembelajaran yang
tepat untuk diterapkan selama pembelajran di rumah pada saat pandemi.
Pembelajaran dari rumah adalah sistem baru dan kultur baru dalam
pendidikan di Indonesia, dalam prosesnya orang tua lebih berperan karena
orang tua yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Pendidikan oleh orang
tua atau kelurga adalah pendidikan informal dimana orang tua sebagai

2
pendidik dan anak sebagai terdidik. Orang tua atau keluarga sangat perlu
menyikapi perubahan kultur ini dengan baik, dengan cara terus melakukan
pendampingan bagi anak terutama dalam kedisiplinan belajar anak, maka
sistem baru ini akan mudah diatasi dan bisa tetap berjalan efektif dalam
membangun pendidikan bagi anak. Mendisiplinkan anak belajar adalah salah
satu hal yang sering dikeluhkan oleh orang tua, baik pada saat sebelum
pandemi maupun disaat pandemi, hal ini tidak mengenal masa karena
kebiasaan di disiplin ini memang kegiatan yang harus dilatih dari sejak dini
pada lingkungan keluarga.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bagi anak
adalah penting, dan peran penting dalam mewujudkannya ini dimulai dari
tingkat keluarga. Pendampingan keluarga sangat diperlukan terlebih dalam
pendampingan pada pendisiplinan anak belajar. Karena kedisiplinan anak
dapat terbentu tidak lain adalah hasil dari pendampingan orang tua yang baik.
Dalam mendisplinkan anak belajar pada masa pandemi juga harus disesuaikan
dengan kebutuhan anak dan kesanggupan keluarga atau orangtua. Karena
kesanggupan dari setiap keluarga dan kebutuhan anaknya berbeda.
Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak semua orang tua dapat
melaksanakan perannya dengan baik, salah satu faktor yang melandasinya
adalah faktor pekerjaan. Orang tua lebih sering berada diluar rumah karena
bekerja, hal ini menjadikan perhatian dan kasih sayang yang didapatkan anak
berkurang. Kurangnya komunikasi juga menjadikan kedisiplinan anak baik
kedisiplinan dengan Tuhan YME, dengan diri sendiri dan orang lain kurang
terpantau dari orangtua. Di Kp. Cipicung, Ds. Cibolang Kec. Gunungguruh,
Kab. Sukabumi, Jawa Barat, sebagian besar masyarakatnya bekerja diluar
rumah, ada yang bertani, menjadi karyawan swasta (PT), buruh harian lepas
ataupun pekerjaan lainnya. Mereka berangkat pagi dan pulang sore hari,
sehingga setelah pulang bekerja mereka lelah, dan waktu bersama keluarga
hanyalah tinggal sore hingga malam hari yang tentu saja untuk pendampingan
belajar bagi anak kurang maksimal. Selain malam hari, kebanyakan keluarga
hanya bisa berkumpul lengkap pada hari libur. Sedangkan sistem belajar
online dengan waktu pembelajaran sesuai jam kerja yakni pagi hingga siang

3
hari, tentunya perhatian orang tua terbagi antara pekerjaan dan pendampingan
anak belajar dirumah. Urgensi dalam melakukan penelitian ini adalah agar
orang tua dapat melihat strategi pendampingan yang dapat dilakukan dalam
pendidikan anak dirumah. Orang tua mendapat arahan tentang cara
mendisiplinkan anak belajar selama masa pandemi. Untuk itu, diharapkan
orangtua dapat melakukan penyesuaian diri dengan cara yang baru untuk
mendisiplinkan anak belajar di masa pandemi demi tetap terciptanya kegiatan
pembelajaran yang produktif pada anak.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas maka fokus
penelitian ini adalah tentang pendampingan orang tua untuk mendisiplikan
anak belajar PAI selama masa pandemi.

C. Sub Fokus Penelitian


Sub fokus penelitian ini adalah melihat strategi pendampingan yang dapat
dilakukan orang tua mengatasi kesulitan mendisiplinkan anak dalam
pembelajaran PAI di rumah selama masa pandemi, cara orang tua melakukan
penyesuaian diri dengan cara yang baru untuk mendisiplinkan anak belajar di
masa pandemi demi tetap terciptanya kegiatan pembelajaran yang produktif
pada anak di masyarakat Kp. Cipicung, Ds. Cibolang, Kec. Gunungguruh,
Kab. Sukabumi, Jawa Barat.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, terdapat
beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian penelitian ini:
1. Bagaimana cara orang tua melakukan penyesuaian diri untuk
mendisiplinkan anak belajar di masa pandemi demi tetap terciptanya
kegiatan pembelajaran yang produktif pada anak?
2. Bagaimana orang tua mengatasi kesulitan pendampingan untuk
mendisiplinkan anak belajar PAI selama pemebelajran sitem online?

4
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik
dari segi teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pentingnya pendampingan
orang tua untuk mendisiplikan anak belajar di rumah selama pandemi,
serta hasil penelitian ini diharapkan menjadi sarana pengembangan ilmu
pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis kegiatan penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman
yang berharga dalam upaya meningkatkan kemampuan penulis dalam
mengembangkan ilmu dan dapat memberi gambaran mengenai strategi
yang dilakukan orang tua untuk medisiplinkan anak belajar PAI
selama pembelajaran di rumah.
b. Bagi orang tua atau keluarga manfaat dari penelitian ini adalah orang
tua dapat menerapkan cara yang digunakan dalam menyesuaikan diri
untuk mendisiplinkan anak dalam proses pembelajaran di rumah
dengan pembelajaran yang menyenangkan dan produktif
c. Bagi peneliti lanjutan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
dasar penelitian lanjutan dan sebagai pengembangan proses
mendisiplikan anak oleh orang tua dalam meningkatkan hasil
pembelajaran PAI dengan berbagai strategi yang digunakan.

F. Kerangka Teoritis
1. Keluarga sebagai Lembaga Pendidikan
Ki Hajar Dewantara membagi lembaga pendidikan menjadi tiga
disebutnya sebagai tri pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.3 Ketiga lembaga pendidikan tersebut memiliki garapan dan
tanggung jawab yang berbeda dan sifat pendidikan yang diberikan juga
berbeda. Senada dengan hal itu, Zakiah Darajat berpendapat ketiga

3
Widodo, Penyelenggaraan Pendidikan Orang Tua (Yogyakarta: Deepublish, 2012) Hlm. 100

5
lembaga tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dari
ketiganya, lingkungan keluarga memiliki tanggung jawab utama dan
pertama dalam bidang pendidikan.4
Lingkungan keluarga menjadi institusi pendidikan pertama dalam
memberikan pola asuh dan teladan dari orang tua kepada anaknya, sebagai
miniatur bagi pembentukan pribadi dan perkembangan anak. 5 Pendidikan
dalam lingkungan keluarga merupakan pendidikan pertama dan terpenting.
Dikatakan demikian, karena pendidikan dalam keluarga memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan psikologi, nilai-nilai
sosial dan nilai-nilai agama pada anak. Pada dasarnya proses pendidikan
dalam keluarga ber-langsung seumur hidup (long life education).Oleh
karena itu, kedudukan kedudukan keluarga sebagai lemabaga pendidikan
sangatlah vital.
Keluarga adalah ruang pertama untuk pendidikan dari orang tua
kepada anak me-lalui pengasuhan, perhatian dan pengalaman. Oleh karena
itu, orang tua disebut sebagai pendidik pertama dan keluarga merupakan
tempat (ruang) pertama dalam interaksi pendidikan. Pendidikan akhlak
dalam keluarga adalah sebuah usaha bimbingan, pengarahan dan latihan
dengan membiasa-kan anak didik agar terbiasa melakukan perbuatan-
perbuatan terpuji dan menjauhi perbuatan-perbuatan tercela, yang
diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak, sehingga anak
memperoleh sikap dan pengetahuan dari pengalamannya sehari-hari baik
secara sadar atau tidak diperoleh dari keluarga.
Lingkungan masyarakat terbentuk dari banyak keluarga, dan
keluarga terbentuk dari beberapa individu. Pada dasarnya, masyarakat
yang baik terbentuk dari keluarga yang baik, dan keluarga yang baik
tergantung dari kualitas tiap individu tersebut. Kualitas individu terbentuk
berdasarkan kebiasaan dan pembawaan lingkungan yang baik.

4
Ibid 110
5
Ramedlon, Peran Keluarga Dalam Pendampingan Proses Belajar Mengajar Di Rumah, Hlm.
169. https://www.siducat.org/index.php/jpt/article/view/275/202

6
2. Disiplin Belajar
Slameto mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Menrut Moenir disiplin adalah suatu
bentuk ketaatan terhadap aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. 6
Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Ada dua jenis disiplin yang sangat dominan sesuai
dengan apa yang dikehendaki individu. Pertama, disiplin dalam hal waktu
dan disiplin kerja atau perbuatan. Dengan demikian kedua jenis disiplin
yang dikemukakan oleh Moenir tersebut merupakan kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi satu sama lain. Disiplin
belajar yang baik akan membantu memperlancar dan mempermudah usaha
belajar.
Disiplin dapat mencakup pengajaran, bimbingan atau dorongan
yang dilakukan orangtua kepada anaknya. Menerapkan disiplin kepada
anak bertujuan agar anak belajar sebagai mahluk sosial. Sekaligus, agar
anak mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang optimal.
Tujuan awal dari disiplin ialah membuat anak terlatih dan
terkontrol. Ketika sudah berdisiplin, anak dapat mengarahkan dirinya
sendiri tanpa pengaruh atau pun disuruh oleh orang lain. Untuk itu,
orangtua harus secara aktif dan terus menerus melakukan pendisiplinan
itu. Atau, secara bertahap mengembangkan pengendalian dan pengarahan
diri sendiri itu kepada anak. Cara yang paling baik mendisiplinkan anak
ialah dengan menggunakan pendekatan yang positif.
2. Mendisiplinkan Belajar PAI Pada Anak
Ada dua istilah dalam konsep disiplin yaitu konsep positif dan
konsep negatif. Menurut konsep negatif, disiplin berarti pengendalian
dengan kekuasaan luar, yang biasanya diterapkan secara sembarangan. Ia

6
Lidia Lumo Dan Sri Adi Widodo, Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa Hlm. 748
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2412

7
merupakan bentuk pengekangan melalui cara yang tidak disukai dan
menyakitkan. Ini sama dengan hukuman. Sedangkan konsep positif
disiplin sama dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan
pertumbuhan di dalam, disiplin diri dan pengendalian diri. Ini kemudian
akan melahirkan motivasi dari dalam. Disiplin negatif memperbesar
ketidak matangan individu, sedangkan disiplin positif menumbuhkan
kematangan.7
Kedua konsep tersebut dapat ditemukan di lapangan. Peneliti akan
lebih jauh mengamati kedua konsep tersebut diterapkan oleh orang tua
dalam mendisiplinkan anaknya belajar PAI selama pembelajaran di rumah.
Mendisiplinkan anak belajar PAI tidak hanya membimbing belajar di jam
sekolah (jam pelajaran), orang tua mendisiplinkan dan memonitor
pelaksanaan ibadah mahdhoh dan ghair mahdhoh dalam keseharian anak
sebagai praktik ibadah dari pembelajaran PAI.
4. Belajar Dari Rumah Selama Pandemi
Belajar dari rumah masih dianggap baru atau kultur baru dalam
pendidikan di Indonesia. Karena adanya Pandemi Covid-19, hal ini
menjadi kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk
memutus mata rantai penyebaran virus.
Allah SWT memberikan petunjuk dalam berkomunikasi: berkata
benar dan jujur. Berkata benar memberikan efek positif terhadap jiwa
sesorang. Islam selalu mengajarkan agar orang tua selalu berkata benar
kepada anak, kepada orang lain dan mengatakan yang benar itu benar dan
salah itu salah. Belajar dari rumah adalah kesempatan untuk orang tua
mendampingi anak secara langsung dalam proses belajar, mengetahui
perkembangan anak, mengetahui masalah yang dihadapi anak dalam
belajar, dan orang tua atau keluarga dapat menerapkan kebiasaan-
kebiasaan baru yang positif agar anak menjadi individu yang sholeh,
memiliki nilai-nilai sosial, dan nilai-nilai agama sesuai dengan ajaran dan
sesuai yang diperintahkan Allah SWT.

7
Rusmi, Partisipasi Orang Tua Mendisiplinkan Anak Dalam Belajar PAI di SDN 438 Buntu Batu
Kec. Bupon Kab. Luwu (Palopo: STAIN Palopo, 2014) Hlm. 21

8
G. Penelitian Relevan
Mendisiplinkan anak belajar di rumah memerlukan kerja dari orang tua
(Ibu/Ayah) atau orang dewasa yang berada dalam lingkup keluarga tersebut.
Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil, namun memiliki peran yang
sangat besar dalam mendidik dan membentuk kepribadian individu. Keluarga
terdiri dari orang tua dan anggota keluarga lainnya yaitu anak. Antara orang
tua dan anak terjalin suatu hubugan yang berkesinambungan.
Skripsi membahas tentang Partisipasi Orang Tua Mendisiplinkan Anak
Dalam Belajar PAI di SDN Buntu Batu Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu
ditulis oleh Rusni pada tahun 2014 dari STAIN Palopo.8
Dalam skripsi ini ditekankan pada partisipasi orang tua dalam
mendisiplinkan anak belajar yang didalamnya terdapat pola asuh orang tua,
pembiasaan yang dilakukan orang tua, dan perhatian orang tua dalam
mendisiplinkan anak belajar PAI. Ketiga hal tersebut pada setiap orang tua
berbeda caranya. Tidak hanya itu, dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
Rusni pada objek penelitiannya mendisiplinkan anak juga dibutuhkan
dukungan dari sekolah (guru) ikut membantu mendisiplinkan anak, juga
dibantu oleh lingkungan sekitar anak. Dengan demikian, menciptakan
lingkungan positif adalah suatu keharusan dan ini membutuhkan kerja sama
dengan masyarakat.

H. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan. Adapun
tujuan dari penelitia ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan cara orang tua melakukan penyesuaian diri untuk
mendisiplinkan anak belajar di masa pandemi demi tetap terciptanya
kegiatan pembelajaran yang produktif pada anak.

8
Rusni, Partisipasi Orang Tua Mendisiplinkan Anak Dalam Belajar PAI di SDN Buntu Batu
Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu (Palopo: STAIN Palopo, 2014)

9
2. Untuk mengatahui orang tua mengatasi kesulitan pendampingan untuk
mendisiplinkan anak belajar PAI selama pemebelajran sitem online.

I. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitain ini memgambil lokasi di Kp. Cipicung Ds. Cibolang Kec.
Gunungguruh Kab. Sukabumi Jawa Barat.
Waktu yang telah direncanakan bulan dari bulan Desember 2022 sampai
dengan bulan Mei 2022, dalam penelitian ini penulis menggambarkan sebuah
sketsa table sebagaimana berikut :
Tabel Waktu Penelitian
Bulan
Jenis
No Desember Januari Februari Maret April Mei
kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Pengajuan
Prop.Judul

2. Penelitian
Pendahuluan
3. Pengajuan
Proposal
Penelitian

4. Penyelesaian
Administrasi
5. Pengumpulan
Data
6. Analisis Data
7. Penyusunan
Laporan
Penelitian

10
8. Pertanggung
jawaban
Laporan
Penelitian

J. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dimana
penelitian ini lebih menekankan pada analisis pada penyimpulan secara
induktif dan deduktif dengan menggunakan logika ilmiah. Pada penelitian
kualitatif ini peneliti sendirilah yang menjadi instrumen penelitian untuk
mendapatkan data secara langsung dari sumbernya. Alasan menggunakan
metode deskriptif karena untuk mendapatkan gambaran sistematis, faktual dan
akurat mengenai peran orang tua dalam pembelajaran daring dan kesulitan
yang dihadapi orang tua dalam pembelajaran daring.
Data merupakan bukti atau fakta suatu peristiwa yang digunakan sebagai
bahan pemecahan masalah. Sumber data adalah sumber dari mana data akan
digali. Dilihat dari segi pentingnya data, maka sumber data dapat dibedakan
menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data dalam
penelitian ini peneliti fokuskan terhadap peran orang tua dalam pembelajaran
daring dan kesulitan yang dihadapi orang tua dalam pembelajaran daring.
Setelah data terkumpul baik melalui observasi, wawancara maupun
pengumpulan dokumen-dokumen terkait. Setelah observasi langsung di lokasi
yang diteliti maka peneliti bisa melihat keabsahan data untuk
mengidentifikasikan terkait peran orang tua dalam pembelajaran daring di
sekolah tersebut. Hasil wawancara dan catatan lapangan segera dipaparkan
melalui paparan tertulis. Tidak lupa dokumentasi berupa dokumendokumen
mengenai peran orang tua dalam pembelajaran daring disana. Maka tahap
berikutnya adalah pengolahan dan analisis data. Analisa data dalam penelitian
kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila

11
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh
data yang dianggap kredibel. Analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification (Sugiono).9

9
Ade Ismayani, Metodologi Penelitian (Banda Aceh: Syiah Kuala University Press, 2019) Hlm. 81

12
DAFTAR PUSTAKA

Ismayani, Ade. Metodologi Penelitian. 2019. Banda Aceh: Syiah Kuala


University Press

Lumo, Lidia dan Sri Adi Widodo. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. 20. Tersedia:
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2412 [Online]

Anwar, Muhammad. Filasaf Pendidikan. 2017 Jakarta: Kencana

Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. 2017. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Ramedlon, Peran Keluarga Dalam Pendampingan Proses Belajar Mengajar


Di Rumah. 2021. Tersedia:
https://www.siducat.org/index.php/jpt/article/view/275/202 [Online]

Rusni, Partisipasi Orang Tua Mendisiplinkan Anak Dalam Belajar PAI di


SDN Buntu Batu Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu. 2014. Palopo: STAIN
Palopo. Tersedia:
https://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/view/6541/3989
[Online]

Widodo, Penyelenggaraan Pendidikan Orang Tua. 2012. Yogyakarta:


Deepublish.

13

Anda mungkin juga menyukai