Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis
alam untuk anak usia dini, dan (2) untuk mengetahui perbedaan kualitas proses belajar antara
Model PBA dan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian ini adalah penelitian
pengembangan. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi dan lembar catatan
lapangan. Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriftif dan data kuantatif
dianalisis menggunakan analisis independent sample t-test. Hasil penelitian ini adalah (1)
produk penelitian ini adalah Model PBA untuk anak usia dini. Prinsip pembelajarannya yaitu
belajar tentang alam, belajar dengan menggunakan alam, dan belajar bersama alam, dan (2)
ada perbedaan kualitas proses belajar yang signifikan antara model Model PBA dan
pembelajaran konvensional dan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil SPSS 16 uji terbatas yaitu thit= -
3,008< ttabel= -1,717 dan hasil uji diperluas yaitu nilai thit= -2,159< ttabel= -2,024. Model PBA dapat
meningkatkan kualitas proses belajar anak karena model ini mengakomodasi karakteristik
belajar anak.
Kata Kunci: model pembelajaran berbasis alam, anak usia dini, proses belajar
Abstract
This research aims to: (1) develop nature-based learning model for early age children, and
(2) know the difference of nature-based learning model and conventional learning model on early
age children learning process. The research method was developmental research.The data were
collected through observation guide and fieldnotes. The qualitative data were analyzed through
descriptive analysis and the quantitative data were analyzed through independent sample t-test.
The result of the research are (1) the research product is a nature-based learning model for early
age children. The learning principles are learning about nature, learning through nature, and
learning with nature, and(2) there are different significant result quality on learning process
between the nature-based learning model and conventional learning model. It has been proven on
the result of SPSS 16 program which is shown value of tcount= -3,008 < ttable= -1,717 and enlarged
testing that value of tcount= -2,159< ttable= -2,024. The nature-based learning model increased
learning process quality because it was accommodate learning characteristic of children.
Keywords: nature-based learning process, early age children, learning process
How to Cite: Wulansari, B., & Sugito, S. (2016). Pengembangan model pembelajaran berbasis alam
untuk meningkatkan kualitas proses belajar anak usia dini. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan
Masyarakat, 3(1), 16-27. Retrieved fromhttp://journal.uny.ac.id/index.php/jppm/article/view/7919
membaca gambar. LKA digunakan secara dapat ditemukan anak melalui kegiatan yang
bergantian setiap harinya. nyata.
Kegiatan pembelajaran Kelompok
Pengembangan Produk
Bermain Kuncup Mekar dilakukan seperti di
sekolah dasar. Anak menggunakan kursi dan Rancangan Model Pembelajaran Bebasis
bangku di kelas dan mengerjakan LKA. Guru Alam
menggunakan metode ceramah dalam men- Model PBA adalah model pembel-
jelaskan tema-tema di dalam LKA. ajaran yang berprinsip pada belajar tentang
Di Kelompok Bermain Anggrek, pem- alam, belajar menggunakan alam, dan bel-
belajaran dilakukan dengan mengerjakan ajar dengan alam. Belajar tentang alam
LKA. Orang tua diperbolehkan masuk untuk artinya Model PBA mempelajari konsep-
membantu anak-anak sehingga pembelajar- konsep alam sebagai materi pembelajaran-
an kurang kondusif bagi kemandirian anak. nya. Belajar menggunakan alam artinya
Pembelajaran di KB Ceria dilaksanakan Model PBA menggunakan sumber belajar
dalam satu ruang yang di sekat mengguna- yang berada di alam. Sedangkan, belajar
kan loker. Alat permainan outdoor di dalam dengan alam artinya Model PBA tempat
ruangan. Anak-anak kurang leluasa bermain. belajarnya menggunakan lingkungan alam.
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan Model PBA dikembangkan untuk
papan tulis guru memberikan contoh di mengoptimalkan seluruh potensi anak ter-
depan dan anak mengerjakan LKA kegiatan masuk kemampuan sosial. Aktifitas pembel-
anak. Orang tua yang membantu mengu- ajaran dilakukan dengan mengidentifikasi
rangi kemandirian anak. lingkungan alam. Model PBA mendukung
Hasil observasi lapangan menunjukkan pengembangan hubungan sosial dan hu-
bahwa (1) kegiatan pembelajaran banyak di- bungan pribadi anak dengan alam. Kom-
lakukan di dalam kelas, (2) kemampuan binasi pembelajaran nyata dan akademis
anak dikembangkan melalui lembar kegiatan tentang alam merupakan pengalaman bagi
anak, (3) orang tua diperbolehkan masuk ke proses belajar anak. Model PBA terdapat sis-
dalam kelas dan sering membantu mengerja- tem sosial yang dibangun dari anak dengan
kan kegiatan anaknya, (4) kegiatan pembel- orang dewasa, teman sebaya, dan alam.
ajaran setiap hari monoton, seperti menya- Sistem sosial dibangun dengan dialog antara
nyi dan mengerjakan lembar kegiatan saja. anak dengan pendidik maupun temannya.
Keempat KB memiliki lingkungan bel- Dialog dukungan dan menghubungkan
ajar berupa alam yang masih asri. Lingkung- pengalaman lama anak dengan pengalaman
an pedesaan berupa kebun, lahan pertanian, baru tentang alam menjadi bagian penting
sungai masih banyak dijumpai. KB di desa dalam pembelajaran Model PBA.
memiliki keunggulan dari segi lingkungan Pelaksanaan Model PBA mengadopsi
alam yang dapat digunakan sebagai sumber langkah-langkah pembelajaran Zurek,
belajar, media belajar, dan tempat belajar. Torquati & Acar (2014, pp.36-39) yang di-
Anak-anak dapat belajar dengan benda nyata peringkas, yaitu eliciting, inferential quoties-
dan dapat berinteraksi dengan alam tioning, prediction, focus, give hint, provide
Pengamatan lingkungan sekitar seko- material, feedback, generalization, dan con-
lah tersebut menunjukkan bahwa lingkung- clution. Eliciting adalah membangkitkan res-
an belajar diluar sekolah dapat mendukung pon anak, inferential quotiestioning adalah
proses belajar anak. Lingkungan alam terse- saran kepada anak untuk menggunakan
but menjadi faktor pendukung agar anak fakta yang ada, prediction adalah dorongan
dapat belajar benda nyata. Anak usia dini kepada anak untuk menebak apa yang akan
memerlukan model pembelajaran yang nya- terjadi selanjutnya, focus adalah memusat-
ta agar memberikan pengalaman melalui kan penyelidikan terhadap yang lebih sem-
proses belajarnya. Anak usia dini memerlu- pit, give hint adalah pemberian bantuan
kan pengetahuan melalui proses belajar petunjuk kepada anak untuk menemukan
dalam sebuah pengalaman. Pengalaman sesuatu, provide material penyediaan alat
20
0
E
Y
A
K
R
M
Z
T
MR
B
RN
tang alam. Karakteristik belajar anak ini sehingga berusaha memberikan pelayanan
sesuai dengan Ridgway & Quinones (2012) pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
bahwa pendidik bertugas membimbing, me- anak usia dini.
nyarankan dan memperluas tetapi tidak
SIMPULAN DAN SARAN
untuk mengontrol atau perintah.
Kedelapan, anak belajar melalui inter- Simpulan
aksi teman sebaya dan orang dewasa. Model Berdasarkan hasil pembahasan peneli-
PBA dilaksanakanmelalui berdialog. Dialog tian maka dapat disimpulkan bahwa ada
terjadi dalam hubungan sosial antara anak perbedaan kualitas proses belajar yang signi-
dengan pendidik atau anak dengan teman fikan antara model pembelajaran konvensio-
sebayanya. Anak memiliki rasa ingin tahu nal dan model pembelajaran berbasis alam.
yang tinggi yang membentuk beberapa per- Hal ini ditunjukkan hasil SPSS 16 uji terbatas
tanyaan tentang lingkungan di dekatnya. yaitu thit= -3,008< ttabel= -1,717 dan hasil uji
Dalam mengkontruksi konsep belajar alam, diperluas yaitu nilai thit= -2,159< ttabel= -2,024.
anak memerlukan umpan balik berupa per- Model PBA lebih baik dari model pembel-
cakapan untuk memuaskan rasa ingin tahu- ajaran konvensional dilihat dari aktivitas
nya. Karakteristik belajar anak ini yang proses belajar anak usia dini seperti spontan-
didukung oleh pendapat Miller (1996) dan itas fisik, spontanitas sosial, spontanitas kog-
Kalpana (2014) bahwa anak belajar melalui nitif, muatan kegembiraan, dan rasa humor.
interaksi dengan teman sebaya dan orang Hal ini karena dalam Model PBA dapat
dewasa. mengakomodasi karakteristik belajar anak.
Kesembilan, anak mendapat pengalam- Selain itu, Model PBA merupakan model
an mendalam dari pembelajaran yang me- pembelajaran yang berprinsip pada belajar
narik. Model PBA menyediakan pembelajar- tentang alam, belajar dengan menggunakan
an menarik melalui kegiatannya belajarnya. alam, dan belajar bersama alam. Tahap
Pengalaman dikemas dalam pembelajaran pembelajaran model PBA ditekankan pada
menarik. Pembelajaran menarik membuat kegiatan inti. Kegiatan inti pada Model PBA
anak mampu belajar dengan senang hati. antara lain adalah kegiatan mengumpulkan
Pengalaman nyata adalah cara anak men- informasi menggunakan alat indera dan sen-
dapatkan pengetahuannya. Hal ini didukung sori motorik anak, mengomunikasikan hasil
dari pernyataan Miller (1996) dan NAEYC temuan kepada teman dan pendidik, dan
(2009) bahwa anak belajar melalui peng- melakukan kegiatan perkembangan baik
alaman yang terintegrasi. secara individu atau kelompok.
Kesepuluh, anak berusaha melewati
tingkat perkembangannya melalui kegiatan Saran
yang menantang. Model PBA memberikan Model ini diharapkan dapat berman-
pengalaman menantang. Anak secara alam- faat bagi berbagai pihak seperti (1) bagi dinas
ilah ingin mengetahui tentang dunia dan pendidikan, kepala sekolah atau pengelola
menyukai penyelidikan di sekelilingnya. sekolah semoga model ini dapat diterapkan
Anak-anak merupakan individu yang me- dan dikelola dengan baik untuk memfasili-
miliki rasa ingin tahu yang tinggi apalagi bila tasi belajar anak, (2) bagi pendidik adalah
dikemas dalam kegiatan menantang. Kegiat- Model PBA dapat digunakan sebagai referen-
an menantang diberikan agar anak tertarik si cara mengajar, (3) bagi peserta didik ada-
melewati tahap perkembangan selanjutnya. lah anak dapat belajar sesuai karakteristik
Karakter belajar anak seperti ini sesuai de- anak usia dini, (4) bagi peneliti agar dapat
ngan yang diungkapkan oleh Dolya (2010), melakukan diseminasi lebih lanjut agar mo-
dan Bodrova, Germeroth, & Leong (2013) del teruji secara valid di lapangan, dan (5)
bahwa anak berupaya melewati tingkat bagi peneliti selanjutnya agar dikembangkan
perkembangannya melalui kegiatan yang lebih lanjut agar menghasilkan model pem-
menantang. belajaran berbasis alam yang lebih baik.
Model PBA dikembangkan untuk me-
ningkatkan kualitas belajar anak usia dini
Education, 37(12). 45-56. Diakses pada 3 UNESCO. (2012). Education for sustainable
November 2015 development: sourcebook. Paris: United
darihttp://ro.ecu.edu.au/cgi/viewconte Nations Educational, Scientific, and
nt.cgi?article=1966&context=ajte Cultural Organization (UNESCO)
Saleh, S., & Sugito, S. (2015). Implementasi UNESCO. (2014). Roadmap for implementing
metode bermain peran untuk mening- the global action programme on
katkan kecerdasan interpersonal anak education for sustainable development.
usia 5-6 tahun di TK Barunawati. Paris: United Nations Educational,
Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Scientific, and Cultural Organization
Masyarakat, 2(1), 85-93. Retrieved (UNESCO)
from http://journal.uny.ac.id/index.ph
Widawati, G.M., & Daryanto, H., dkk. (2013).
p/jppm/article/view/4845
Panduan pengembangan kurikulum
Samuelsson, I.P & Carlsson, M.A. (2008) The PAUD. Surakarta: PT Solo Grafika
playing learning child: Towards a Utama (SOLOPOS Group)
pedagogy of early childhood.
William, D. (2010).The role of formative
Scandinavian Journal of Educational
assessment in effective learning
Research, 52:6, 623-641, DOI:
environments, in Hanna Dumont,
10.1080/00313830802497265
David Istance, and Francisco
Siraj-Baltchford, J., Smith, K.C., & Benavides (eds.), The Nature of
Samuelsson, I.P. (2010). Education for Learning: Using Research to Inspire
sustainable development in the early Practice, OECD Publishing.
years. Copenhagen: WHO Regional http://dx.doi.org/10.1787/97892640864
Office for Europe 87-8-en
Tedjawati, J.M. (Juli 2010). Pengembangan Zurek, A., Torquati, J., & Acar, I. (30 April
program pendidikan anak usia dini 2014). Scaffolding as a tool for environ-
(PAUD): Peran pemberdayaan kesejah- mental education in early childhood.
teraan keluarga dalam pos PAUD. International Journal of Early
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16 Childhood Environmental Education,
(4). Diakses pada.22 Agustus 2014. Dari 2(1), 27-57. Retrieved from
http://litbang.kemdikbud.go.id/Data/s https://naaee.org/sites/default/files/ije
ekretariat/jurnal_dikbud/2011/Abstrak cee_21_winter_2014_issue_0.pdf
%20jurnaldikbud%20-%202011.pdf