Anda di halaman 1dari 7

Volume 3 Issue 1 (2019) Pages 110 – 116

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v3i1.106

Penanaman Pendidikan Karakter pada Model Pembelajaran BCCT


(Beyond Centers and Circle Time)
Veny Iswantiningtyas 1, Widi Wulansari 2
Prodi. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Nusantara PGRI Kediri

Abstract

This study aims to determine the learning process of early childhood education through the
learning model of BCCT (Beyond Centers and Circle Time) in instilling character education
in Tauladan Kindergarten and Pare District, Kediri Regency. The type of research used is
qualitative with an ethnographic approach. Selection of subjects using purposive sampling,
followed by Snow Ball Sampling. Data collection in this study uses methods of observation,
interviews and documentation. The success of planting character education through the BCCT
(Beyond Centers and Circle Time) learning model can be seen by looking at the results of the
assessment that has been done by the teacher.

Keywords: character education planting, BCCT learning model

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran pendidikan anak usia dini
melalui model pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam menanamkan
pendidikan karakter di Taman Kanak-Kanak Tauladan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pemilihan
subyek menggunakan purposive sampling, dilanjutkan dengan Snow Ball Sampling.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Keberhasilan penanaman pendidikan karakter melalui model pembelajaran
BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dapat diketahui dengan melihat hasil penilaian yang
telah dilakukan oleh guru.

Kata Kunci: penanaman pendidikan karakter, model pembelajaran BCCT

@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2019


 Corresponding author :
Address : Universitas Nusantara PGRI Kediri ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : veny@unpkediri.ac.id ISSN 2549-8959 (Media Online)
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 111

PENDAHULUAN toleran, empati, dan cinta tanah air; 3)


Pendidikan Nasional bertujuan untuk pendidikan karakter bagi anak usia dini
mengembangkan dan membentuk watak dapat dilakukan terutama oleh orang tua
serta peradaban bangsa yang bermartabat dan guru melalui pembiasaan atau
dalam rangka mencerdasakan kehidupan percontohan dalam berbagai kegiatan
bangsa, serta mengembangkan peserta didik pembelajaran bercerita, menggambar,
agar menjadi manusia yang beriman dan bermain dengan alat permainan tradisional,
bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa, menyulam, bernyanyi (Maspinal, 2013).
berakhak mulia, sehat bermulia, cakap, Hasil penelitian yang telah dilakukan
kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. oleh Ruqoyah menyebutkan bahwa pada
Menurut Wibowo, ruang lingkup kurikulum saat ini model pembelajaran pendidikan
di Taman Kanak-kanak dan RA diarahkan anak usia dini masih didominasi oleh
pada aspek perkembangan anak usia dini pembelajaran yang berpusat pada guru.
diantaranya: 1) moral dan nilai-nilai agama, Untuk meningkatkan efisiensi
2) sosial emosional dan kemandirian, 3) pembelajaran, pemerintah mengadopsi
kemampuan berbahasa, 4) kognitif, 5) fisik salah satu model pembelajaran yaitu model
dan motorik, 6) seni budaya (Wibowo, pembelajaran BCCT (Beyond Centers and
2012). Berdasarkan Standar Kompetensi Circle Time) (Ruqoyah, 2016). Lebih lanjut,
tersebut, maka menumbuhkan karakter anak Palupi menjelaskan bahwa BCCT atau
usia sejak di PAUD adalah langkah yang Beyond Centers and Circle Time
tepat. Melalui langkah tersebut diharapkan merupakan metode pembelajaran yang
karakter sudah menjadi bagian dari diri sering disebut SELI atau Sentra dan
anak usia dini. Lingkaran. Metode ini merupakan
Ruqoyah menjelaskan bahwa untuk pengembangan dari metode Montessori,
meningkatkan mutu pendidikan anak usia High Scope dan Reggio Emilio yang
dini pemerintah menerapkan salah satu dikembangkan oleh CCCRT atau Creative
program yang dinamakan program Center for Childhood Research and
pendidikan karakter. Program pendidikan Training, Florida, USA dimana konsep
karakter menerapkan beberapa aspek belajarnya guru menghadirkan dunia nyata
penanaman pengetahuan, kecintaan dan dalam kelas untuk mendorong murid-
penanaman perilaku kebaikan menjadi muridnya membuat hubungan antara
sebuah pola/kebiasaan (Ruqoyah, 2016). pengetahuan yang dimiliki dengan
Pandangan Ki Hajar Dewantara terkait penerapannya di kehidupan sehari-hari
pendidikan karakter antara lain: 1) (Samad & Alhadad, 2016). Lebih lanjut
pendidikan karakter merupakan salah satu Sujiono menjelaskan bahwa model
bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem pembelajaran BCCT (Beyond Centers and
pendidikan nasional yang diberikan sejak Circle Time) adalah suatu metode atau
usia 4–21 tahun; 2) Pendidikan karakter pendekatan dalam penyelenggaraan
membentuk mental atau sikap yang baik pendidikan anak usia dini yang merupakan
dan menghilangkan mental atau perilaku perpaduan antara teori dan praktik (Sujiono,
buruk (sikap jujur, disiplin, bertanggung 2009).
jawab, demokratis, tidak mementingkan diri Tujuan pendekatan dari BBCT atau
sendiri, berani, rela berkorban, tidak Beyond Center and Circle Time yaitu : 1)
merusak, tidak menyakiti orang lain, hidup Melejitkan potensi kecerdasan anak :
sehat dan bersih, hormat kepada orang tua, kecerdasan sebagai kemampuan untuk
mememcahkan masalah dan menciptakan
112 | Planting of Character Education in BCCT Learning Models
produk yang mempunyai nilai buadaya; 2) BCCT ini diyakini mampu merangsang
Penanaman nilai-nilai dasar ; anak seluruh aspek kecerdsasan anak melalui
merupakan individu yang baru menggenal bermain yang terarah, setting pembelajaran
dunia dan belum mengetahui tata krama, yang mampu merangsang anak selalu aktif,
sopan santun, aturan, norma dan kreatif, dan terus berpikir dengan menggali
sebagainya. Anak perlu dibimbing agar pengalamannya sendiri. Anak didorong
mampu memahami berbagai hal. Usia dini untuk bermain di sentra-sentra kegiatan,
merupakan saat yang sangat berharga untuk sedangkan pendidik berfungsi sebagai
menananamkan nilai-nilai dasar dalam perancang, pendukung, dan penilai kegiatan
kehidupan yang meliputi: nilai-nilai anak. Pembelajarannya bersifat individual,
nasionalisme, nilai-nilai agama, nilai-nilai sehingga rancangan, dukungan, dan
etika, nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial; penilaiannya pun disesuaikan dengan
3) pengembangan kemampuan dasar tingkat perkembangan kebutuhan setiap
(Samad & Alhadad, 2016). anak (Ma’rifah & Muthmainnah, 2015).
Menurut Latif dkk, terdapat tujuh Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk
sentra yang dikembangkan oleh Dr. Pamela mendeskripsikan penggunaan model
Phelps, yaitu 1) sentra persipan, 2) sentra pembelajaran BCCT dalam menanamkan
balok, 3) sentra peran besar, 4) sentra peran pendidikan karakter bagi anak usia dini.
kecil, 5) sentra bahan alam, 6) sentra seni
dan 7) sentra musik. Kemudian di Indonesia METODOLOGI
dikembangkan menjadi enam sentra yaitu: Jenis penelitian yang digunakan
1) sentra persiapan, 2) sentra balok, 3) adalah kualitatif dengan pendekatan
sentra bahan alam, 4) sentra seni, 5) sentra etnografi. Adapun tujuan yang hendak
main peran besar dan 6) sentra main peran dicapai yaitu untuk menjelaskan dan
kecil (Latif, Zulkhairina, Zubaidah, & menganalisis kondisi pembelajaran dengan
Muhammad Afandi, 2013). Sedangkan menggunakan metode pembelajaran sentra
menurut Kusumandari dan Istyarini, dalam menanamkan nilai-nilai karakter di
implementasi pendidikan karakter melalui Taman Kanak-kanak Tauladan Kecamatan
pembelajaran e-learning dan berbagai Pare Kabupaten Kediri pada tahun pelajaran
kecerdasan dapat menggunakan 10 sentra, 2017/2018. Pemilihan subyek dalam
yaitu: 1) sentra pusat persiapan, 2) sentra penelitian ini menggunakan purposive
persiapan, 3) sentra alam padat, 4) sentra sampling, dilanjutkan dengan menggunakan
alam cair, 5) sentra IMTAQ, 6) sentra Snow Ball Sampling (Patilima, 2010), yaitu
balok, 7) sentra main peran, 8) sentra pemilihan sample dengan pertimbangan 1)
bahasa Inggris, 9) sentra seni, dan 10) subyek penelitian adalah anak usia dini
sentra tubuh (Kusumandari & Istyarini, yang terlibat langsung dalam proses
2015). pembelajaran dengan metode sentra, 2)
Permasalahan pendidikan karakter di informan dalam penelitian ini merupakan
Indonesia, dilihat dari sudut pandang pihak yang menguasai permasalahan
peneliti perlu adanya model pembelajaran berkenan memberikan informasi dan data
yang mampu menanamkan pendidikan yaitu guru dan kepala sekolah TK
karakter pada anak usia dini. Di dalam Tauladana Pare.
penelitian ini, akan dibahas penggunaan Penggalian informasi pada penelitian
metode pembelajaran BCCT untuk ini menggunakan metode observasi,
menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter wawancara dan dokumentasi. Metode
anak usia dini. Menurut Istiqomah, metode
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 113

observasi digunakan untuk mengamati sekolah disambut guru, kemudian anak


proses belajar mengajar yang berlangsung diajak guru untuk berbaris di halaman
dengan menerapkan metode sentra dalam sekolah, salah seorang guru mememimpin
menanamkan pendidikan sentra. Pada dan guru lain beserta peserta didik
kegiatan ini, peneliti menggunakan mengikuti gerakan mootik kasar dan
panduan observasi dan catatan lapangan bernyanyi, kegiatan ini berlangsung kurang
sesuai dengan kegiatan yang diteliti. lebih 25 menit. Setelah kegiatan awal
Metode wawancara pada subyek penelitian selesai semua murid berbaris membentuk
untuk mengetahui bagaimana penerapan kereta-keretan mengikuti guru untuk masuk
metode sentra dalam menanamkan nilai- kelas sentra.
nilai pendidikan karakter. Metode Kegiatan Inti merupakan kegiatan
Dokumentasi yakni mnengumpulkan pembelajaran di sentra. Sebelum masuk di
dokumen-dokumen RPPM / Rencana kegiatan inti guru dan peserta didik duduk
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan dan melingkar, guru memberikan salam kepada
RPPH / Rencana Pelaksanaan Pembelajaran semua peserta didik, guru mengabsen
Harian tentang nilai-nilai penidikan peserta didik, guru meminta peserta didik
karakter di Taman Kanak-kanak Tauladan untuk memperhatikan siapa yang tidak
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. hadir, berdoa bersama, guru menyampaikan
tema kegiatan pembelajaran yang akan
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan sesuai dengan kehidupan sehari-
Pada awal tahun ajaran baru sekolah hari, guru mengenalkan semua alat
selalu menyusun rencana pembelajaran permainan yang telah dipersipakan dan
berupa program tahunan, program semester, menceritakan permainan yang akan
rencana program pembelajaran mingguan dilakukan oleh peserta didik, guru
dan rencana program pembelajaran harian menyampaikan aturan main, setelah peserta
yang disesuaikan dengan tema, subtema, didik siap bermain, guru mempersilakan
aspek-aspek kemampuan anak dan nilai- peserta didik untuk main. Guru berkeliling
nilai pendidikan karakter. Hal ini sesuai di antara peserta didik yang bermain yakni
dengan perencanaan yang dilakukan oleh memberikan contoh cara bermain bagi
Taman Kanak-kanak Tauladan Kecamatan peserta didik yang belum mampu dan
Pare Kabupaten Kediri. Kegiatan memberikan pujian pada permainan yang
pembelajaran di TK Tauladan ini telah dilakukan, selain itu guru juga
menerapkan model pembelajaran BCCT mencatat hasil perkembangan peserta didik
atau sering disebut model pembelajaran dan mengumpulkan hasil karya peserta
sentra. Pada TK ini menggunakan tujuh (7) didik selama satu semester dalam
sentra, yang terdiri dari: 1) sentra persiapan, partofolio.
2) sentra balok, 3) sentra main peran, 4) Kegitan penutup merupakan kegiatan
sentra seni kreativitas, 5) sentra masak, 6) yang memberikan pengalaman dan
sentra bahan alam, dan 7) sentra musik. mengingat kembali. Guru memberitahu
Kegiatan pembelajaran terbagi menjadi kepada peserta didik 5 menit sebelum
tiga, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan berakhir, guru memberitahu
kegiatan penutup. saatnya membereskan semua alat main,
Kegiatan awal merupakan rangkaian apabila peserta didik sudah merapikan alat
aktivitas yang menarik dan menyenangkan main, peserta didik dan guru duduk
bagi anak dimulai dari anak datang ke melingkar, guru menanyakan pada setiap
peserta didik tentang kegiatan main yang
114 | Planting of Character Education in BCCT Learning Models
telah dilakukan / recalling, hal ini dilakukan untuk melahirkan daya kerasi masing-
untuk melatih daya ingat peserta didik dan masing, mengembangkan emosi yang sehat
pengalaman mainnya, selanjutnya guru bagi anak-anak, menghilangkan sifat malu,
mengajak peserta didik untukk cuci tangan, gugup, dan lain-lain, mengembangkan
berdoa, makan siang dan pulang. apresiasi dan sikap yang baik, menghargai
Dari hasil wawancara dan pikiran dan pendapat orang lain,
pengamatan yang telah dilakukan dapat menanamkan kepercayaan diri sendiri, dan
disimpulkan bahwa pada saat kegiatan dapat mengurangi kejahatan dan kenakalan
pembelajaran diawali dengan guru anak-anak. Pendidikan karakter yang
mensetting lingkungan main dan mengajak ditanamkan yaitu Bersahabat/ Komunikatif,
anak untuk melakukan kegiatan sebelum Cinta Damai dan Peduli Sosial.
bermain. Kegiatan pembelajaran diawali Sentra seni kreativitas memberikan
dengan sapaan, nyanyian, membahas tema, pengalaman proses kerja yang bermutu,
dan topik. Anak bermain di area-area main bukan menghasilkan suatu karya seni,
yang sudah disetting oleh guru. Kegiatan selain itu anak mendapatkan kesenangan
diakhiri dengan kegiatan recalling, dari eksplorasi warna, keterampilan motorik
memberikan kesempatan kepada semua halus dan proses kreativitas serta
anak untuk menceritakan pengalaman main membangun kemampuan dasar-dasar seni.
secara bergiliran melalui tanya jawab atau Pendidikan karakter yang ditanamkan yaitu
bercerita. Anak menjadi pembelajar yang : Kerja Keras, Kreatif, Demokratis.
aktif selama proses pembelajaran. Kegiatan Sentra masak membantu anak untuk
disetting oleh guru melalui area main di memiliki pengalaman yang unik dalam
sentra-sentra dengan konsep tematik. mengenal tentang berbagai bahan makanan.
Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang Pada sentra ini anak dapat belajar tentang
ditanamkan pada sentra yaitu : berbagai konsep sanis, matematika dan
Sentra persiapan fokus pada sosial, sehingga dapat menunjang
kesempatan anak untuk mengurutkan, perkembangan kognitif, bahasa, sosial-
mengklasifikasikan, membuat pola-pola dan emosional, motorik, agama dan seni.
mengorganisasikan alat-alat dan bahan Adapapun nilai pendidikan karakter yang
kerja, termasuk persiapan membaca, ditanamkan religius dan rasa ingin tahu.
menulis dan berhitung. Adapapun nilai Sentra bahan alam memberikan
pendidikan karakter yang ditanamkan kesempatan untuk membangun kemampuan
adalah Jujur, Gemar Membaca, Semangat dengan berbagai macam bahan atau dengan
Kebangsaan, Cinta Tanah Air, bahan-bahan yang berbeda. Selain itu juga
Sentra balok membantu anak dalam memberikan kesempatan anak mendapatkan
meningkatkan kemampuan berkonstruksi pengalaman sensori-motor yang kaya dan
mereka dari membuat susunan garis lurus mampu membangun kontrol diri. Menurut
ke atas ke representasi nyata dan dari Nurani (2014) sentra bahan alam memberi
bermain sendiri ke kemampuan bekerja kesempatan untuk melakukan bermacam
dalam kelompok kecil, merencanakan dan kegiatan belajar sehingga dibutuhkan media
membangun. Nilai pendidikan karakter pembelajaran yang bervariasi untuk
yang ditanamkan yaitu disiplin dan mendukung proses pembelajaran. Nilai
tanggung jawab. pendidikan karakter yang adalah mandiri
Sentra main peran dapat memupuk dan peduli lingkungan.
kerjasama yang baik dalam hubungan
sosial, memberi kesempatan pada anak
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 115

Sentra yang terakhir adalah sentra tanpa perlu diingatkan; dan Sudah Muncul,
musik. Pada sentra musik ini, anak-anak yaitu anak menunjukkan perilaku yang
belajar mengekplorasi berbagai alat musik diharapkan dan mampu menjadi contoh
maupun lagu. Musik dapat bermanfat bagi bagi orang lain.
anak untuk mengembangkan keterampilan Berdasarkan hasil penelitian yang
fisik dan sosial, melatih kedisiplinan, telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kesabaran, rasa percaya diri dan kedelapan belas nilai pendidikan karakter
mengenalkan pada budaya lain. Nilai yang ditetapkan oleh Kemendikbud mampu
pendidikan karakter yang ditanamkan ditanamkan dengan mudah pada anak usia
menghargai prestasi dan toleransi. dini khususnya di TK Tauladan melalui
Pelaksanaan pendidikan karakter model pembelajaran sentra yang terbagi
dapat mengintegrasikan nilai karakter yang menjadi 7 sentra. Hasil penelitian ini
satu dengan nilai karakter yang lainnya. didukung oleh beberapa penelitian yang
Misalnya, jika nilai kesabaran dapat juga menggunakan model BCCT dalam
diterapkan dengan baik maka nilai yang lain menanamkan pendidikan karakter. Pertama,
mengikutinya karena anak yang sabar pasti penelitian Ruqoyah menunjukkan bahwa
akan memiliki sikap toleransi, bersahabat, terdapat perbedaan hasil antara anak dengan
peduli pada teman, dan menghargai prestasi kreativitas rendah dan kreativitas tinggi
temannya. Pengembangan masing-masing yang diajar dengan menggunakan model
nilai karakter adalah saling mendukung, pembelajaran BCCT dan non BCCT
yang selanjutnya diaplikasikan dalam tiap- (Ruqoyah, 2016). Kedua, penelitian Samad
tiap sentra. Penanaman nilai karakter dan Alhadad menunjukkan bahwa
dilakukan secara bertahap dengan penerapan metode pembelajaran sentra
menentukan pilihan nilai karakter yang dalam penanaman nilai-nilai agama Islam
sesuai dengan masing-masing sentra. di TK Khalifah Ternate membuat anak
Melalui sentra-sentra tersebut, guru juga merasa lebih memiliki kesempatan untuk
dapat dengan mudah menanamkan dan mengekspresikan bakat dan minat (Samad
mengamati nilai-nilai pendidikan karakter & Alhadad, 2016). Ketiga, penelitian
yang muncul maupun belum muncul pada Maimunah dkk menunjukkan bahwa guru
anak didiknya. di dalam model pembelajaran sentra
Menurut hasil pengamatan yang mempunyai peranan penting untuk
dilakukan di TK Tauladan terlihat bahwa membangun karakter anak melalui
anak-anak sudah mampu melaksanakan komunikasi positif, perancah, pembiasaan,
pendidikan karakter dengan baik. Cara dan konsistensi dalam membangun aturan.
menilai dari hasil pelaksanaan pendidikan Aturan yang dibuat harus disesuaikan
karakter yaitu melalui pengamatan yang berdasarkan aktivitas dan karakter yang
dilakukan secara terus menerus. Terdapat dikembangkan oleh sekolah (Maimunah,
beberapa kategori penilaian yang diberikan Aslamiah, & Suriansyah, 2018).
guru untuk menilai keberhasilan pendidikan
karakter pada anak, antara lain: Belum KESIMPULAN
Muncul, yaitu anak belum menunjukkan Model pembelajaran yang digunakan
perilaku yang diharapkan; Mulai Muncul, oleh Taman Kanak-kanak Tauladan
yaitu anak mulai menunjukkan perilaku menggunakan SELI (Metode Sentra dan
yang diharapkan dengan bantuan Lingkaran) atau sering disebut model
guru/orang lain; Muncul, yaitu anak pembelajaran sentra. Kegiatan dimulai
menunjukkan perilaku yang diharapkan
116 | Planting of Character Education in BCCT Learning Models
dengan jurnal pagi yang menyenangkan Maimunah, Aslamiah, & Suriansyah, A.
kemudian masuk pada kegiatan inti yakni (2018). The Integration of Sentra-
bermain di sentra. Tema dibahas oleh guru Based Learning and Involvement of
Family Program at Early Childhood
sebelum bermain kemudian kegiatan
in Developing Character Building
ditutup dengan melakukan recalling, dalam (Multi Case at PAUD Mawaddah and
proses pembelajaran yang telah dilakukan PAUD Alam Berbasis Karakter
menanamkan nilai-nilai pendidikan Sayang Ibu Banjarmasin, Indonesia).
karakter. Dengan menggunakan model European Journal of Education
pembelajaran Sentra, pendidikan karakter Studies, 5(7), 49–63.
dapat ditanamkan pada anak usia dini https://doi.org/10.5281/zenodo.14942
07
dengan tepat.
Maspinal. (2013). Siap Menjadi Guru dan
UCAPAN TERIMA KASIH Pengelola PAUD Profesional.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Kami selaku tim peneliti
Nurani, Y. (2014). Kurikulum Anak Usia
mengucapkan terima kasih kepada Dini. Program Studi PG-Pendidikan
Kemenristekdikti yang telah membiayai Anak Usia Dini Fakultas Pendidikan.
penelitian ini dan kepada TK Tauladan Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
yang telah berkenan menjadi sumber data Patilima, H. (2010). Metode Penelitian
serta semua pihak yang telah membantu Kualitatif. Malang: UMM Press.
sehingga proses penelitian dapat berjalan
Ruqoyah, A. (2016). Pengaruh Model
dengan lancar. Pembelajaran Beyond Centers and
Circle Times (BCCT) dan
DAFTAR PUSTAKA Kemandirian Terhadap Kreativitas.
Jurnal Pendidikan Usia Dini, 10(1),
Kusumandari, R. B., & Istyarini, K. (2015). 81–98.
Character Education Development https://doi.org/https://doi.org/10.2100
Model-based E-Learning and 9/JPUD.101.05
Multiple in Telegency in Childhood Samad, F., & Alhadad, B. (2016).
in Central Java, 15(3). Retrieved from Implementasi Metode Beyond Center
https://www.researchgate.net/publicat and Circle Time (BCCT) dalam
ion/328852343_Character_Education Upaya Penanaman Nilai-Nilai Agama
_Development_Model-based_E- Islam di Kelompok B Taman Kanak-
Learning_and_Multiple_Intelegency_ Kanak Khalifah Kota Ternate. Jurnal
in_Childhood_in_Central_Java Pendidikan Usia Dini, 10(2), 233–
Latif, M., Zulkhairina, Zubaidah, R., & 254.
Muhammad Afandi. (2013). Orientasi https://doi.org/https://doi.org/10.2100
Baru Pendidikan Anak Usia Dini 9/JPUD.102.03
Teori dan Praktek. Jakarta: Kencana Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar
Prenada Media Grup. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Ma’rifah, U., & Muthmainnah, A. (2015). Indeks.
Metode Pembelajaran BCCT dalam Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter
Mengembangkan Nilai Moral Usia Dini ( Strategi Membangun
Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Karakter di Usia Emas). Yogyakarta:
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, 2(2), Pustaka Pelajar.
117–124. Retrieved from
http://journal.trunojoyo.ac.id/pgpaudt
runojoyo/article/view/2676

Anda mungkin juga menyukai