Anda di halaman 1dari 11

A.

Pendahuluan

Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) merupakan suatu lembaga pendidikan


atau sekolah yang berupaya mendidik anak-anak usia 6-12 tahun yang menjadi
wadah untuk anak dalam membaca,memahami dan mengamalkan Al-Qur’an,
selain itu Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) juga mengajarkan mengenai
ibadah, aqidah,akhlak. Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) memberikan
kesempatan kepada setiap orang tua untuk dapat memasukkan anak-anaknya
mengikuti serta mendalami pendidikan islam.1
Dalam perspektif Islam, nilai perilaku atau akhlak tercermin pada Nabi
Muhammad yaitu; siddik amanah, tabligh, dan fatonah. Ratna Megawangi dalam
buku Character Parenting Space yang dikutip oleh Dalmeri, ada beberapa
karakter yang harus diturunkan dan diabadikan, yaitu; pertama, cinta kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan kebenaran; kedua, tanggung jawab, kedisiplinan dan
kemandirian; ketiga, amanah; keempat, hormat dan santun; kelima, kasih sayang,
kepedulian dan kerjasama; keenam, percaya diri, kreatif dan pantang menyerah;
ketujuh, keadilan dan kepemimpinan; kedelapan, baik dan rendah hati; dan
kesembilan, toleransi dan cinta damai, kesemuanya tersebut dinamakan sembilan
pilar pendidikan karakter (Dalmeri, 2014). Pendidikan karakter sebagai proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap dan
perilaku secara optimal dan menyeluruh. Sasaran pendidikan karakter adalah
seluruh warga sivitas akademika yang terdapat pada setiap satuan pendidikan,
baik formal, informal maupun non formal.2
Penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2014) menyebutkan bahwa
Pendidikan Al-Qur’an berfungsi sebagai upaya pengenalan, pembiasaan, dan
penanaman nilai-nilai pendidikan karakter mulia kepada peserta didik dalam
rangka membangun manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Sedangkan menurut hasil penelitian Rozi (2017) menyatakan pembentukan
karakter santri tidak terlepas dari peran penting para pendidik yang membimbing,

1
Bahri Djamarah, Saiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
2
Hilda Ainissyifa. (2014). Pendidikan Karakter Dalam Prespektif Pendidikan Islam. Garut: Jurnal
Pendidikan Universitas.Vol. 08 No 01.

1
melatih dan menasehati dalam membentuk karakter religius, mandiri, serta
komunikatif terhadap anak usia dini di Taman Pendidikan Al-Qur’an Namploh
Blanggarang. Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa peran
pendidik sangat penting dalam membina pendidikan karakter terhadap anak usia
dini seperti pengenalan, pembiasaan dan penanaman nilai-nilai karakter terhadap
anak usia dini. Peneliti menemukan masalah dalam upaya membina karakter
religius dan kedisiplinan di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) masih banyak
anak usia sekolah yang belum memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan
patuh terhadap ajaran agama. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak usia
sekolah yang suka melalaikan shalat, bermain game saat belajar, berkata tidak
sopan dan tidak bisa melantunkan azan.3

Minimnya pengetahuan keagamaan. Selain itu, permasalahan lainnya


seperti masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak memiliki sikap dan
perilaku yang tidak menaati aturan yang berlaku di TPA. Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya murid TPA yang datang terlambat ke TPA. Oleh karena itu
perlu adanya upaya pembinaan karakter religius anak usia sekolah di Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Pembinaan karakter anak usia sekolah yang ada di
TPA ini sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun yang lalu dan berlangsung terus
menerus dalam membina karakter santrinya.4
Adapun tujuan pembinaan karakter anak usia dini di Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPA) untuk menjadikan anak usia dini menjadi generasi yang patuh
terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan disiplin dalam belajar. Tidak dapat
dipungkiri bahwa anak membutuhkan pembinaan akhlak sejak dini agar tidak
terjerumus dalam kecenderungan perilaku anak yang menyesatkan di kemudian
hari. Dengan perkembangan moralitas diharapkan anak tidak hanya memahami
norma-norma yang ada di masyarakat, tetapi juga mampu dengan ikhlas
melakukan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu bertindak
dengan benar.
3
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Cet. XXV, Bandung:
CV Alfabeta.
4
Azwar Ananda. Pembinaan Karakter Anak Usia Sekolah di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Koto Kandis Kabupaten
Pesisir Selatan.

2
B. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif


dengan menggunakan metode deskriptif karena peneliti lebih
menekankan pada pemahaman secara mendalam terhadap masalah
yang sedang diteliti. Masalah yang hendak diteliti adalah pembinaan
akhlak anak TPA Najmul Fata.5

2. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian yaitu di TPA Najmul Fata. dan yang menjadi objek
dari penelitian ini yakni santri. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
pada periode 20 Maret – 30 Maret 2022

3. Subjek Objek Penelitian

Penelitian ini melibatkan Kepala TPA Najmul Fata, Ustad dan


Ustazah TPA Najmul Fata, Peserta didik. Sedangkan objek penelitian
yang akan diteliti adalah faktor pendukung dan faktor penghambat
pembinaan atau penanaman akhlak peserta didik.

4. Instrument Pengumpulan Data

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam


mengumpulkan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis segingga lebih mudah
diolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka

5
Supriatna, A., Kertayasa, H., Syach, A., & Gianistika, C. (2021). Strategi Pendekatan Pembelajaran dalam Persfektif
Alqur’an. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1), 424-436.

3
instrument yang digunakan ada 2, yaitu:

a) Wawancara
Wawancara berfungsi sebagai pedoman bagi peneliti untuk
melakukan wawancara kepada responden, sehingga proses
wawancara tetap pada fokus masalah yang hendak ditemukan
peneliti.6
b) Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data berupa


kenyataan. Data observasi yang dikumpulkan dalam
penelitian ini dibantu dengan kamera.
c) Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk


mengumpulkan data keadaan subjek penelitian dan
lingkungan sekitarnya saat penelitian berlangsung. Hasil
dokumentasi akan dijadikan sebagai pelengkap data.

6
Dini Palupi Putri. (2018). Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital. AR_RIAYAH.

4
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di TPA Najmul Fata menunjukkan bahwa
menjadikan karakter anak yang baik merupakan salah satu tujuan yang ditetapkan
oleh TPA Oleh karena itu, kami sangat mementingkan perkembangan karakter
anak, dan melaksanakan pembinaan akhlak anak dengan memberikan bimbingan
agama yang diperkuat dan juga mengajarkan lantunan azan pada anak sejak dini.
Pengasuh TPA mengatakan bahwa pembinaan karakter dilakukan sekaligus
dengan pembinaan agama. Hal ini karena pembinaan keagamaan bertujuan
mengarahkan anak, sehingga anak mempunyai pandangan hidup, sikap dan dapat
bertingkah laku secara Islami, sehingga perbuatannya berasaskan amal saleh,
Dalam rangka pembinaan karakter yang dilakukan di TPA terdapat.7
a. Materi Pelajaran

Materi utama yang diajarkan adalah kemampuan membaca


Alquran dari Jilid 1 sampai 6 dari "Iqro", dan "Alquran" (hal ini berkaitan
erat dengan mata pelajaran pengajian).

b. Materi tambahan

Selain dituntut untuk bisa membaca Alquran, anak-anak dibimbing


pula dengan materi tambahan yang berfungsi sebagai bekal amalan dan
ibadah. Materi tersebut antara lain ilmu fiqih, akhlak, hafalan bacaan
shalat dan hafalan bacaan doa sehari-hari dan juga lafaz azan dan iqomah.

Dalam mendidik /membina anak (santri) metode pembinaan yang


digunakan adalah secara klasikal dan juga secara perorangan (privat).
Metode klasikal yaitu membimbing anak (santri) secara kelompok
berdasarkan pembagian kelas. Metode ini dilakukan pada waktu kegiatan
belajar mengajar khususnya dalam penyampaian materi-materi tambahan.
Sedangkan metode bimbingan perorangan (privat) yaitu membimbing
7
Mujriah. (2016) Peranan Taman Pendidikan Al-Quran Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran Pada
Peserta Didik SDN 130 Rante Limbong Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

5
anak secara perseorangan.8

Metode ini dilakukan dalam penyampaian materi pokok, yang


merupakan waktu untuk belajar membaca Alquran.Dalam tahap privat ini,
masing-masing Ustadz megajar para santri secara bergantian.

1. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Akhlak Anak Di


TPA Najmul Fata

a. Faktor Pendukung
Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan
wawancara dengan para informan berkaitan dengan peran TPA dalam
pembinaan karakter anak adalah berlatar belakang pada ajaran agama
Islam9. Ada tiga faktor pendukung pembinaan akhlak anak di Taman
Pendidikan Alquran yakni:

∙ Kemampuan seorang guru tentang agama yang mendalam


∙ Dukungan orang tua

∙ Motivasi anak untuk mengikuti TPA dan

∙ Lingkungan masyarakat sekitar TPA

Dengan tujuan agar anak mendapatkan pendidikan agama yang


cukup untuk membekali diri sebagai umat Islam dan menjadi generasi
yang berakhlak baik.

8
Sie. H. Tombak Alam, Ilmu Tajwid Popular 17 Kali Pandai, (Jakarta: bumi aksara, 1995), h. 15

9
Cece Wijaya. dkk, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pembaharuan dan Pengajaran (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 107-108.

6
b. Faktor Penghambat

Selain adanya beberapa faktor pendorong kelangsungan TPA ditemui pula


adanya beberapa faktor penghambat pelaksanaan pembinaan akhlak anak
di TPA seperti:

∙ Masih ada beberapa anak yang kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran

∙ Fasilitas TPA

∙ Singkatnya waktu belajar santri

∙ Kemampuan pengajar dalam mengolah dan menguasai kelas

7
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan
karakter religius dan kedisiplinan Kepada anak-anak di usia 6-12 tahun itu sangat
Penting. Pembiasaan karakter religius yang dilakukan seperti membiasakan murid
untuk membaca doa sebelum belajar yang dibimbing oleh ustaz dan ustazah,
membiasakan 3S (Salam, Senyum, Sapa) dan membiasakan giat keteladanan
karakter disiplin seperti datang tepat waktu ke TPA dan disiplin dalam beribadah
itu sangat ampuh dalam menjawab kehidupan si anak dimasa depan. Pastinya
akan tertanam nilai-nilai agama didalam diri si anak. Selain Ustad dan ustazah,
orang tua juga sangat berpengaruh terhadap generasi anak-anak dimasa yang akan
datang. Dan akan menjadikan anak usia dini menjadi generasi yang patuh
terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan disiplin dalam belajar.

2. Saran
Perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut akan usaha peningkatan
diskusi kepada guru sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi generasi
dalam membentengi dirinya dari radikalisme agama yang sedang berkembang.

8
E. DAFTAR PUSTAKA

Hilda Ainissyifa. (2014). Pendidikan Karakter Dalam Prespektif


Pendidikan Islam. Garut: Jurnal Pendidikan
Universitas.Vol. 08 No 01.

Azwar Ananda. Pembinaan Karakter Anak Usia Sekolah di Taman


Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Koto Kandis Kabupaten
Pesisir Selatan.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Cet. XXV, Bandung: CV
Alfabeta.

Ibrahim Bafadhul. (2017). Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Islam.


Jurnal Edukasi Islami dan jurnal Pendidikan Islam.Vol. 06 No
12.

Mujriah. (2016) Peranan Taman Pendidikan Al-Quran Dalam


Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran Pada Peserta
Didik SDN 130 Rante Limbong Kecamatan Curio Kabupaten
Enrekang.

Dini Palupi Putri. (2018). Pendidikan Karakter Pada Anak


Sekolah Dasar di Era Digital. AR_RIAYAH.

Supriatna, A., Kertayasa, H., Syach, A., & Gianistika, C. (2021).


Strategi Pendekatan Pembelajaran dalam Persfektif
Alqur’an. Edumaspul: Jurnal Pendidikan.

9
F. Lampiran-Lampiran

10
11

Anda mungkin juga menyukai