KAJIAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu adalah sebuah rujukan penulis untuk dapat melakukan penelitian.
Melalui penelitian yang terdahulu peeliti mampu memperbanyak teori yang dibutuhkan.
Penelitian terdahulu digunakan untuk mengkaji penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
1. Skripsi Nurhayati yang Berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
tepat, sehingga siswa tidak merasa bosan, 2) penggunaan media yang bervariasi
baik itu bersumber dari media cetak, elektronik dan sebagainya guna menunjang
tersebut dan otaknya menjadi mudah menerima pelajaran. Beberapa hal yang
mendukung upaya guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar lainnya adalah
dengan adanya upaya bimbingan yang berkelanjutan di sekolah terhadap siswa yang
perhatian dari orang tua dalam membimbing dan mengawasi anaknya disebabkan
orang tua sibuk dan menghabiskan waktunya di luar rumah. Penelitian ini
yang bersangkutan.
1
Nurhayati, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-
1
Qur’an Pada Siswa Kelas IX Di SMPN 2 Donri-Donri Kabupaten Sopeng” (Skripsi Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Tinggi, Makassar: 2013)
2
Terdapat persamaan dengan penelitian saat ini yaitu bagaimana guru memilih
metode secara tepat untuk mempermudah siswanya dalam kelancaran membaca Al-
Qur’an.
setelah lulus dari SMK Muhammadiyah Kartasura siswa tidak lagi buta huruf Al-
Qur’an dan mampu membaca Al-Qur’an dengan benar dan lancar. Selain itu dengan
model guru asuh ini timbul hubungan yang positif yang antara guru dengan siswa.
1) Guru dengan siswa menjadi semakin akrab dan guru mampu memahami
dengan mode guru asuh dilaksanakan minimal 3 kali dalam seminggu di jam-jam
asuh ini adalah siswa diharuskan belajar membaca Al-Qur’an atau iqro’ terlebih
dahulu di rumah. Kemudian ketika waktu bimbingan, guru mengecek bacaan Al-
Qur’an masing- masing siswa, dengan memintanya untuk membaca ulang Al-
Qur’an. Jika bacaan siswa kurang benar maka guru asuh membenarkannya, 4)
selain membimbing Al- Qur’an guru juga memberikan tausiah dan motivasi kepada
siswa, 5) hasil pembelajaran Al-Qur’an ini dicatat di buku prestasi siswa. Buku ini
Perbedaan yang ada pada penelitian ini penggunaan metode yang digunakan dalam
4
mendapatkan hasil dari hasil observasi, wawancara dari pihak-pihak yang terkait,
3. Muhammad Athfal Matswa (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) 2016, dengan judul
Al-Qur’an adalah mencintai ilmu dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah tajwid, bahan materi yang digunakan adalah jilid yang sudah
disediakan oleh koordinator pusat Qira’ati yang terdiri dari 6 jilid, guru Qira’ati
pembelajaran Qira’ati terdiri dari teknik yaitu teknik klasikal dan teknik individual,
media pembelajaran yang digunakan yaitu berbentuk alat peraga, dan evaluasi yang
terdiri dari evaluasi kenaikan halaman, kenaikan jilid dan IMTAS (evaluasi setelah
pusat Qiraati, adanya sifat aktif dari siswa dalam kegiatan pembelajaran dan media
serta sarana prasarana yang kurang memadai dalam kegiatan belajar mengajar.
2
Tri Oktiana Endah Pratiwi, “Model Pembelajaran Al-Qur’an di SMK Muhammadiyah Kartasura,”
(Skripsi Fakultas Agama Islam, Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
:2013)
3
Muhamad Athfal Matsawa, “Pembelajaran Al-Qur’an Melalui Metode Qira’ati Studi Kasus di MI
Sultan Agung Sleman Yogyakarta,” (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
5
Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta: 2016)
6
4. Tedi Choirul Basyir (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) 2013. Terdapat hasil yang
didapati oleh peneliti yaitu: 1) upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan
adalah dengan cara penerapan metode menyimak, penerapan metode belajar privat
(face to face), tadarus Al-Qur’an setiap hari, sabar dan telaten, serta memberikan
motivasi kepada siswa, 2) hasil dari upaya peningkatan kemampuan membaca Al-
Qur’an dapat dilihat dari adanya kemampuan siswa yang meningkat, yang mana
adanya kenaikan jenjang bacaan yang tadinya iqro’ 1 sekarang iqro’ 5 serta adanya
peningkatan nilai dari hasil tes yang dijalani oleh siswa, 3) faktor pendukung upaya
sekolah agar diharapkan siswa yang mengalami kesulitan membaca Al-Qur’an bisa
kurangnya perhatian dari orang tua dalam hal membaca Al-Qur’an. Jenis penelitian
ini tergolong penelitian lapangan apabila dilihat dari tempat penelitian dilakukan,
5. Sri Indrianstuti, dengan judul “ Upaya Ustadz Dan Ustadzah Taman Pendidikan Al-
penelitian menyatakan upaya yang telah dilakukan ustadz dan ustadzah dalam
rangka
4
Tedi Choirul Basyir, “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa-
Siswi SD Muhammadiyah Sapen Di Nitikan Yogyakarta,” (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
7
Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta: 2013 )
8
meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an adalah penggunaan metode iqro’ secara
peraga, pemberian perkerjaan rumah dan memberikan nilai pada setiap tugas, faktor
pendukungnya meliputi: adanya kerjasama yang baik dengan guru terutama guru
PAI, adanya dukungan dari pihak sekolah dan sebagainya, serta faktor
penghambatnya meliputi jumlah buku iqro’ yang belum ideal dengan jumlah siswa,
6. Ida Sulistiani, dengan judul “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan
Kebasen Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2009/ 2010” dari hasil penelitian
siswa kelas V & VI SD Negeri 2 Bangsa dapat disimpulkan sebagai beirkut: upaya
yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: 1) setiap jam
dengan pokok bahasan selama 10-15menit, 2) dengan tes praktek membaca Al-
dengan pendidikan agama Islam yang spesifik mempelajari ilmu yang berkaitan
pembagian kelas iqro’ dan kelas Al-Qur’an yang melakukan pembelajaran Al-
Qur’an pada hari Selasa dan Rabu pukul 10.00-12.00 WIB, 2) pemberian tugas
tugas kelompok untuk mengidentifikasi hukum bacaan dalam ayat atau surat
membaca Al-Qur’an, sarana dan prasarana yang diberikan oleh guru pada siswa
buku iqro’, Al-Qur’an dan buku ilmu tajwid yang dimiliki oleh siswa yang sangat
5
Sri Indrianstuti, “Upaya Ustadz Dan Ustadzah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Dalam
9
Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Qur’an Siswa Kelas V SD Negeri Lempuyangwangi Yogyakarta,” (Skripsi
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2010)
1
membaca Al-Qur’an tanpa terbebani dengan masalah biaya pengadaan sarana
tersebut. Dengan demikian upaya ini telah dilakukan sangat baik, karena memenuhi
penggunaan metode dalam proses pembelajaran yaitu metode iqro’ yang diterapkan,
serta waktu pelaksanaan kegiatan belajar Al-Qur’an yang dilaksanakan pada siang
7. Nur Indah Fadila (IAIN Purwokerto) 2010, yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan
upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas baca dan tulis
adalah sama-sama meneliti tentang upaya guru untuk meningkatkan bacaan siswa.7
Negeri Sumbang” pada skripsi ini sama-sama meneliti tentang upaya guru dalam
meningkatkan kualitas membaca yang sesuai dengan makhraj dan tajwid. Akan
tetapi terdapat perbedaan dalam penelitian terseb membahas mengenai upaya guru
Al-Qur’an.8
9. Mega Agustina (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry) 2019, dengan judul “Peran
Guru PAI Dalam Proses Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Di SMPN 2 Setia Bakti
Aceh Jaya Kelas VIII”. Pembiasaan kepada seluruh siswa membaca Al-Qur’an 15
menit sebelum mereka masuk jam pelajaran. Serta penggunaan metode dan media
dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an dan juga dorogan, motivasi kepada
6
Ida Sulistiani, “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas
V SD Negeri Bangsa Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2009/2010,” (Skripsi Program
Studi Pendidikan Agama Islam, IAIN Purwokerto, Purwokerto: 2010)
7
Nur Indah Fadila, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Al-
Qur’an Di SD Negeri Adisana 4 Bumiayu Kabupaten Brebes,” (Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam,
IAIN Purwokerto, Purwokerto: 2010)
8
Lutfiyatun Solikhah, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Baca Al-
Qur’an Di SD Negeri Sumbang,” (Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, STAIN Purwokerto,
1
Purwokerto: 2008)
1
siswa dengan berbagai cara agar siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar. Perbedaan dari penulis teliti adalah terletak pada penelitian ini bersifat
digunakan untuk meneliti objek yang alamiah dan peneliti adalah sebagai sumber
kunci.9
a. Pengertian Upaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai
suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, daya upaya).10 Menurut Tim
Penyusunan Departemen Pendidikan Nasional “upaya adalah usaha, akal atau ikhtiar untuk
mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya.”
Sedangkan pada Kamus Estimologi kata upaya memiliki arti yaitu yang didekati atau
Berdasarkan pengertian di atas dapat diperjelas bahwa upaya adalah bagian dari
peranan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya/ mata pencariannya mengajar.12 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utamanya adalah mendidik, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi siswa pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.13
Guru dikenal sebagai al-mu’allimun atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang bertugas
memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya guru adalah seseorang yang memberikan
ilmu.
9
Mega Agustina, “Peran Guru PAI Dalam Proses Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Di SMPN 2 Setia
Bakti Aceh Jaya Kelas VIII,” (Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry,
Banda Aceh: 2008)
10
WS Indrawan, Kamus Lengkap Bahasa Indoneisa, (Jombang: 2005), h. 568.
11
Ngajenan Muhammad, Kamus Estimologi Bahasa Indonesia, (Semarang: 1990), h. 177.
12
WS Indrawan, , Kamus Lengkap Bahasa Indoneisa, (Jombang: 2005), h. 230.
1
13
UU RI No. 14, Tentang Guru dan Dosen, (Bandung: 2005), h. 2.
1
Guru disebut pendidik profesional karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari
Guru dapat diartikan sebagai orang yang memiliki tanggung jawab mendidik. Secara
khusus, guru dapat diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
kognitif, dan psikomotorik.15 Moh. Uzer Usman memberikan pengertian tentang guru sebagai
seseorang yang mempunyai kemampuan dan keahlian bidang kegururan, sehingga ia mampu
melakukan dan memikul tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru dengan maksimal.16
Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha untuk
memperbaiki orang lain secara Islami. Mereka ini bisa orang tua (Ayah- Ibu), paman, kakak,
tetangga, dsb. Terdapat beberapa istilah dalam bahasa Arab yang bisa dipakai sebagai sebutan
bagi para guru, yaitu ustadz, mu’allim, mursyid, murabbi, mudarris, dan mu-addib. Dan
No Predikat Karaktersitik
14
Siprihatiningrum Jamil, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetemsi Guru,
(Jogjakatta: 2016). h. 23.
15
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Preskpektif Islam, (Bandung: 1992), h. 74.
16
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: 2002), h. 15.
17
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Madrasah dan Pergururan
Tinggi (Jakarta: 2005), h. 50.
1
hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi
kemampuannya.
Tingginya kedudukan guru dalam Islam tidak bisa dilepaskan dari pandangan bahwa
semua ilmu pengetahuan bersumber pada Allah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-
Baqarah: 32
Artinya: Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah
Inilah penyucian bagi Allah yang dilakukan oleh para Malaikat bahwasannya tidak
ada seorang pun yang dapat mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali dengan kehendak-
Nya, dan bahwa mereka tidak akan pernah mengetahui sesuatu kecuali apa yang telah
1
diajarkan-Nya.
18
Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah Volume I, (Jakarta: 2003), h. 143.
1
Dalam ayat ini Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha Bijaksana dalam penciptaan,
khusus dalam menjalankan tugasnya yang biasa disebut kompetensi guru. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidika menengah”.
Di dalam UU R.I No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahawa
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, yang mampu
materi pembelajaran yang hendak diberikan kepada siswa baik secara luas dan
mendalam.
komunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, tenaga kependidikan, orang
Para ahli pendidikan Islam telah mengelompokkan ke dalam empat kompetensi di atas.
Karena ke-empat kompetensi tersebut masih bersifat umum, maka untuk guru agama Islam/
19
DR. ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Lubaabut Tafsir Min Ibni
Katsiir, Cet, I Mu-assah Daar al-Hilaal Kairo (Pustaka Imam Asy-Syafi’i: 2008), h. 106.
20
Undang-Undang SISDIKNAS 2005 UU. RI No. 14 th 2005, (Jakarta: 2005), h. 25.
1
guru Al-Qur’an lebih diformulasikan menjadi; kompetensi pedagogik-religius, kompetensi
melandasi setiap kompetensi untuk menunjukkan adanya komitmen pendidik dengan ajaran
Islam sebagai ruhnya, sehingga segala masalah pendidikan dihadapi dengan berlandaskan
1. Pembelajaran Al-Qur’an
a. Pengertian Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar dan mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan objek dari
kegiatan pendidikan. Tujuan pengajaran akan dicapai apabila siswa berusaha secara aktif
untuk mencapainya.
yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan
proses belajar. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau
bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar. Dalam proses pembelajaran tentunya
banyak perbedaan, seperti adanya siswa yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula
siswa yang belum mampu mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang
menyebabkan guru harus mampu mengatur sebuah strategi dalam pembelajaran yang sesuai
dengan keadaan/ latar belakang masing-masing siswa. Maka hakikat pembelajaran adalah
“pengaturan”.22
b. Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an menurut bahasa memiliki makna yang beragam. Salah satunya adalah
bacaan atau sesuatu yang harus dibaca, dan dipelajari. 23 Menurut Subhi Al-Salih Al-Qur’an
secara bahasa merupakan lafal yang berbentuk masdar dari mudarif (sinonim) dengan lafal
qira’ah.24
Adapun menurut istilah para ulama adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺmelalui perantara malaikat Jibril dengan lafal
dan
21
Abd. Mujib dan Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: 1993), h. 173.
22
Djamarah Bahri, Strategi Belajar, (Bandung: 2005), h. 39.
23
Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor: 2005), h. 45.
1
24
Zuhdi Masiuk, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabay: 1997), h. 2.
2
maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawattir, membacanya merupkan
ibadah’ dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Naas. 25 Selain itu Al-
Qur’an mengandung arti firman Allah SWT yang mutlak benar berlaku sepanjang zaman
yang mengandung ajaran dan petunjuk yang berkaitan dengan kehidupan dunia dan akhirat.26
Al-Qur’an Al-Karim terdiri dari 30 juz, 114 surat dan susunannya ditentukan oleh
Allah SWT, dengan cara tawfiqi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode
penyusunan buku ilmiah. Buku ilmiah yang membahas satu masalah dengan menggunakan
satu metode tertentu, metode yang seperti ini tidak terdapat dalam Al-Qur’an Al-Karim yang
Al-Qur’an merupakan sumber utama dan pertama dari ajaran agama Islam yang di
dalamnya mengandung segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidup dan
1. Petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang beriman
akan ke-Esaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara
hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan
sesamanya.
Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim. Setiap muslim
dianjurkan untuk membacanya serta memahami isi dari kandungan ayat tersebut. Maka dari
itu perlu bagi kita untuk mempelajari Al-Qur’an, baik belajar membaca, menulis maupun
mempelajari isi dari kandungan Al-Qur’an tersebut. Selanjutnya, ia akan mengamalkan Al-
25
M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: 2008), h. 13.
26
Nata Abudin, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: 2009), h. 1.
27
M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: 2008), h. 14.
28
Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Jakarta: 2005), h.
2
Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allat SWT
Qur’an adalah sumber dari segala sumber hukum bagi umat Islam yang di dalamnya
mencakup segala macam aspek kehidupan manusia. Kata pembelajaran dikenal dengan istilah
pengajaran. Dalam bahasa Arab di istilahkan “ta’lim” yaitu mengajar, mendidik, atau
melatih. Ungkapan Syah juga sejalan dengan pengertian tersebut, yaitu “allamal ilma” yang
Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan siswa dan
sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.31 Meneurut Trianto,
pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya.
Secara sederhana, pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi yang berkelanjutan
merupakan usaha sadar diri dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dengan maksud
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefiniskan kata pembelajaran berasal dari
kata ajar yang berarti petunjuk yang dierikan kepada orang suapaya diketahui atau diturut,
sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar.33
Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang
untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Dengan
proses pembelajaran yang diberikan oleh pendidik bertujuan agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, kemahiran yang dikuasai, dan tabi’at serta terjadinya
proses pembentukan sikap kepercayaan diri siswa. Kata pembelajaran tidak dapat dipisahkan
dengan
29
Amrullah, Ilmu Al-Qur’an untuk Pemula…., h. 66.
30
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: 2006), h. 20.
31
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan
Nasional, h. 6.
32
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif , (Jakarta: 2009), h. 19.
2
33
Thobroni Muhammad dan Mustifa Arif, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: 2013), h. 18.
2
masalah belajar karena keduanya berjalan beriringan. Sebagai objek pembelajaran siswa
memiliki tugas untuk mengasah kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan belajar ini.
proses belajar, mengajar, membimbing, dan melatih siswa untuk membaca Al-Qur’an dengan
fasih dan benar sesuai dengan kaidah tajwid agar siswa terbiasa membaca Al-Qur’an.
1-5
ا s
بِ ٱسم ر ِب ك ٱ
َِّ
ۡ ۡ ۡ ۡ
ُ َۡ ُّ َ
َٰ
ۡ َ َ
ٱقرأ٣ ٱقرأ ور بك ٱ ۡلكر م٢ خلق ٱ ِۡلن سن من علق١ لي خلق
َ
٥ َٰ ما يعلم َ ا ع م
َ ٱ م ٤ م قل ٱ ا
ِۡلن س ل م ع ل ِب ٱل َِّ
ن لي
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
Surah Al-Ankabut: 45
٥٤ ن وٱ
َ ك ُ َ ما
نعو يعلم َّللِ أ
ت ص ب ُ َّلل ُ
ۗ
2
َِّ ۡ
و كر ٱ ل
Artinya: “ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
34
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta), h. 598.
2
Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT telah menyerukan kepada
umat Islam untuk mempelajari Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh