Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

EFEKTIFITAS METODE QIRA’ATI DALAM PROSES PEMBELAJARAN AL-


QUR’AN DI PESANTREN MA’HAD AL-ITTIHAD AL-ISLAMI CAMPLONG
SAMPANG MADURA

Disusun Oleh:

Didis Pauji Rahmat (201710010311032)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2019-20120
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang di berikan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril yang wajib untuk dijadikan pedoman hidup seorang muslim. Akan
tetapi masih banyak orang Islam terutama dikalangan santr masih ada yang belum bisa
membacanya dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid. Bagaimana seorang santri
bisa memahami isi Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai rujukan dalam hidupnya jika
membaca saja masih banyak yang belum lancar sesuai ilmu tajwid dan bagaimana ketika
mereka diterjunkan ke masyarakat?

Dari permasalahan yang cukup serius tersebut menjadi peringatan keras terhadap
pendidik dalam memberikan pembelajaran Al-Qur’an kepada peserta didik. Hal ini
menjadikan nama baik seorang santri yang kehidupannya selalu dekat dengan Al-Qur’an
menjadi buruk jika diterjunkan kepada masyarakat secara langsung untuk mengajarkan Al-
Qur’anmkepada mereka.

Berdasarkan uraian di atas maka penting dan menarik untuk dilakukan penelitian
tentang keefektifan metode tersebut dalam memberikan pembelajaran Al-Qur’an kepada
santri sehingga meminimalisir ketidak fahaman santri terhadap bacaan Al-Qur’an yang sesuai
dengan ilmu tajwid. Penelitian ini mengambil judul: “EFEKTIFITAS MOTEDE QIRA’ATI
DALAM PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN (DI PESANTREN MA’HAD AL-
ITTIHAD AL-ISLAMI CAMPLONG SAMPANG MADURA)”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan metode Qira’ati dalam pembelajaran Al-Qur’an di Pesantren
Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura?
2. Bagaimana keefektifan metode Qira’ati dalam pembelajaran Al-Qur’an di Pesantren
Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura?
3. Bagaimana pengaruh metode Qira’ati terhadap santri di Pesantren Ma’had Al-Ittihad
Al-Islami Camplong Sampang Madura dalam mempelajari Al-Qur’an?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan metode Qira’ati dalam proses pembelajaran Al-
Qur’an di Pesantren Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura.
2. Untuk mengetahui keefektifan metode Qira’ati dalam pembelajaran Al-Qur’an di
Pesantren Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh metode Qira’ati terhadap santri di Pesantren
Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura dalam mempelajari Al-
Qur’an.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Qira’ati.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teorotis
a. Diharapkan dapat menambah masukan keilmuan khususnya dalam
pembelajaran Al-Qur’an sesuan dengan hukum tajwid
b. Dapat digunakan bagi para peneliti sebagai pertimbangan untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas metode Qira’ti dalam proses
pembelajaran Al-Qur’an.
c. Sebagai bahan referensi bagi guru atau civitas akademika yang lain dalam
mengembangkan metode pembelajaran Al-Qur’an.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak pesantren untuk menjadikan santrinya
berkualitas dan mampu bersaing dengan pesantren-pesantren lainnya serta
mampu diterjunkan kepada masyarakat luar.
b. Sebagai masukan dan dorongan penyemangat bagi semua guru selaku
pendidik untuk terus memotivasi santrinya dalam mempelajari Al-Qur’an agar
anak didiknya menjadi lebih berkualitas.
c. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan wacana tentang pentingnya
penerapan metode dalam memberikan pembelejaran tentang Al-Qur’an.

E. Devinisi Istilah
Menurut Suryosubroto (2009: 141) metode adalah cara, yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Semakin tepat metode yang digunakan maka
semakin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Sedangkan menurut Syaiful Bahri
Djamrah & Aswan Zain (2010: 72) mengemukakan “kedudukan metode sebagai salah
satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar”.
Metode Qiroati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung
memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Dari definisi tersebut terdapat dua pokok yang mendasari yakni: membaca Al-Qur’an
secara langsung dan pembiasaan pembacaan dengan tartil sesuai dengan ilmu tajwid.
Membaca Al-Qur’an secara langsung maksudnya adalah dalam pembacaan jilid
ataupun Al-Qur’an tidak dengan cara mengeja akan tetapi dalam membacanya harus
secara langsung.
BAB II

A. Penelitian Terdahulu
1) METODE QIROATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-
QUR’AN DI DABIN III KECAMATAN SEMARANG BARAT (STUDI
DESKRIPTIF DI TK AL-AZHAR 22 DAN TK ABA 23 SEMARANG)
Skripsi yang ditulis oleh Nur Khikmah, mahasiswa Universitas Negeri
Semarang jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu
Pendidikan ini memaparkan bahwa hasil penelitiannya tentang pembelajaran
Al-Qur’an dengan menggunakan metode Qira’ati di TK Al-Azhar 22 dan TK
ABA 23 Semarang ini sudah melakukan prinsip-prinsip dalam pembelajaran
seperti kesiapan anak, keaktifan anak dalam belajar, menarik perhatian anak,
dan melakukan pengajaran sesuai dengan tingkatan kemampuan yang dimiliki
peserta didik. Dibuatnya perencanaa kegiatan harian (RKH). Kemudian
memiliki guruyang sudah bersyahadah dan para guru mengikuti pembinaan
secara terus-menerus.
2) METODE QIROATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-
QUR’AN DI DABIN III KECAMATAN SEMARANG BARAT (STUDI
DESKRIPTIF DI TK AL-AZHAR 22 DAN TK ABA 23 SEMARANG)
Skripsi yang ditulis oleh Qoyyumamin Aqtoris mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Malang ini memaparkan bahwasanya metode Qira’ati ini
dilaksanakan dengan efektif dan metode yang digunakan adalam metode
Qira’ati klasikan, individual, dan memahami perbedaan setiap individual
santri.
3) IMPLEMENTASI METODE QIRAATI PADA PEMBELAJARAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AL-FALAH BOBOSAN
PURWOKERTO UTARA BANYUMAS
Skripsi yang ditulis oleh Syitami Giri Candani ini memberikan kesimpulan
tentang penelitiannya bahwasannya Pembelajaran yang dilakukan pada awal
masuk siswa dibariskan didepan kelas dan membaca materi tambahan secara
bersama-sama berupa suratan pendek, doa-doa harian dan doa-doa shalat,
kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa agar dapat masuk kelas.
Selanjutnya setelah semua siswa masuk ke dalam kelas, siswa membaca satu
sampai tiga halaman yang telah dicapai bersama-sama (secara klasikal).
Kemudian setelah selesai membaca secara bersama-sama siswa secara
bergiliran menambah bacaan sesuai halaman pencapaian masing-masing
(Individual) kepada guru pengampu kelas. Sebelum menambah halaman,
siswa diperintahkan membaca dua sampai tiga halaman yang harus Lancar,
Tepat, Cepat, dan Benar (LCTB). Sedangkan siswa yang belum mendapat
giliran membaca individual ditugaskan oleh guru untuk menebalkan huruf
hijaiyyah yang dituliskan secara terputus-putus bagi kelas Pra TK – Jilid II dan
bagi kelas jilid III-VI menuliskan atau menyalin di buku tugas sesuai yang
terdapat pada buku jilid qiraati di halaman pencapaian masing-masing. Setelah
pembelajaran secara individual selesai, guru melanjutkan pembelajaran
menggunakan alat peraga. Setelah itu guru 1 menunjuk siswa secara
bergantian untuk membaca alat peraga tersebut. Setelah pembelajaran dengan
alat peraga selesai, dilanjutkan dengan materi tambahan yang mencakup
hafalan dan menulis suratan pendek, bacaan shalat serta doa sehari-hari.
Selanjutnya mengenai evaluasi pengajaran yang dilakukan oleh guru di TPQ
Al-Falah yaitu melalui 2 tahap, yang pertama ujian terhadap guru pengampu
kelas kemudian setelah itu di uji kembali oleh bapak Imam Mujahid selaku
koordinator kenaikan jilid. Evaluasi yang dilakukan berupa tes tertulis dan tes
lisan. Bagi siswa kelas Pra TK sampai dengan jilid VI evaluasi hanya
dilakukan oleh bapak Imam Mujahid selaku koordinator kenaikan jilid.
Kemudian bagi siswa jilid VI yang sudah lulus ujian kelas, dan ujian kepada
bapak Imam Mujahid selanjutnya masih mengikuti IMTAS (Imtihan dan
Tashih Akhir Santri). Tim penguji inti terdiri dari 4 orang perwakilan dari
cabang. Bagi siswa yang telah lulus IMTAS berhak mengikuti khataman atau
wisuda siswa.
B. Keranga Teoritis
1) Pengertian Metode
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran
yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar
dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan
jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan
menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Suryosubroto (2009: 141) metode adalah cara, yang dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Semakin tepat metode yang
digunakan maka semakin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Sedangkan
menurut Syaiful Bahri Djamrah & Aswan Zain (2010: 72) mengemukakan
“kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar”.
2) Pengertian Metode Qira’ati
Metode Qiroati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang
langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah
ilmu tajwid. Dari definisi tersebut terdapat dua pokok yang mendasari yakni:
membaca Al-Qur’an secara langsung dan pembiasaan pembacaan dengan tartil
sesuai dengan ilmu tajwid. Membaca Al-Qur’an secara langsung maksudnya
adalah dalam pembacaan jilid ataupun Al-Qur’an tidak dengan cara mengeja
akan tetapi dalam membacanya harus secara langsung.

Metode Qiraati didirikan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi pada 19


Juli 1986, yang diawali dengan seringnya beliau melakukan study banding ke
berbagai TPQ dan Madrasah. Lalu sampailah beliau di Pesantren Sedayu
Gresik Jawa Timur pada mei 1986 yang pada saat itu dipimpin oleh KH.
Muhammad.

Pada 19 Juli 1986. KH Dachlan Salim Zarkasyi, tepatnya satu bulan


setelah beliau dari Pesantren Sedayu Gresik, beliau mencoba mendirikan TK
Al-Qur’am dengan menggunakan metode yang dia buat sendiri dengan target
semua muridnya hatam Qur’an dalam jangka waktu 4 tahun. Namun atas izin
Allah SWT, dalam perjalanan 7 bulan beberapa siswa mampu membaca
beberapa ayat Al-Qur’an, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah
menghatamkan Al-Qur’an, dan mampu membaca dengan baik dan benar.
Setelah keberhasilannya mendidikan lapangan pendidikan Al-Qur’an tersebut,
banyak yang study banding dan meminta petunjuk dalam penyampaian
metode yang didirikannya. Atas kesksesannya itu, tidak membuat KH.
Dachlan Salim Zarkasyi untuk terus mengevaluasi dan meminta pendapat dari
para Kiai Al-Qur’an atas metode yang didirikannya. Kemudian atas saran dari
KH. A. djoned dan KH. Syukri Taufik, metode ini diberi istilah nama
“Qiraati” yang artinya “Bacaanku”.
Ada beberapa tujuan metode Qiroati, antara lain:
 Menjaga kesucian dan kemurnian Al-Qur’an dari segi bacaan yang
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 4:

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan


sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.

 Menyebarluaskan Ilmu bacaan Al-Quran.


 Memberi peringatan kembali kepada pendidik ngaji agar lebih berhati-
hati dalam mengaharkan Al-Qur’an.
 Meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran ilmu baca Al-
Qur’an di tengah-tengah masyarakat (Qoyyumamin Aqtoris, 2008).
Kunci-Kunci Pengajaran Motode Qiroati.
 Praktis
Artinya: langsung (tidak dieja).
Sederhana
Artinya: kalimat yang disampaikan mudah difahami.
 Sedikit demi sedikit, tidak menambah sebelum lancer.
 Merangsang murid untuk saling berpacu.
Setelah kita semua tahu mengajarkan Qiroati tidak boleh menambah
pelajaran baru sebelum bisa membaca dengan benar dan cepat, maka cara
yang tepat adalah menciptakan suasana kompetisi dan persaingan sehat
dalam kelas, cara ini insya Allah akan memacu semangat dan
mencerdaskan anak.
 Tidak menuntun untuk membaca.
Seorang guru cukup menerangkan dan membaca berulang-ulang pokok
bahasan pada setiap babnya sampai anak mampu membaca sendiri tanpa
dituntun latihan di bawahnya.
 Waspada terhadap bacaan yang salah.
 Bisa karena biasa (Nindya Aswaranti, 2018).

Metode Qira’ati memiliki kelebihan dan kekuranganantara lain sebagai berikut:


Kelebihan Metode Qiroati antara lain yaitu:

 Praktis, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik.


 Peserta didik aktif dalam belajar membaca, guru hanya menjelaskan pokok
pembelajaran dan memberi contoh bacaan.
 Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Al-
Qur’an langsung fasih dan tartil dengan ilmu tajwidnya.
 Peserta didik menguasai ilmu tajwid dengan praktid dan mudah.
 Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan gharib.

Sedangkan kekurangan dari metode Qiroati yaitu:

 Anak tidak bisa membaca dengan mengeja.


 Anak kurang menguasai huruf hijaiyah secara urut dan lengkap.
Karena pada pembelajarannya anak tidak diajarkan untuk mengurutkan huruf
hijaiyah.
 Bagi anak yang tidak aktif akan semakin tertinggal.
 Bagi yang tidak lancer lulusnya juga akan lama. Karena metode ini
lulusnya tidak ditentukan oleh bulan atau tahun (Hasan & Wahyuni,
2018).
BAB III

A. Pendekatan, Jenis, dan kerangka Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang


meneliti sesuatu permasalahan lebih mendalam sampai ke inti permasalahan.
Penelitian kualitatif mengharuskan peneliti untuk terjun langsung ke lapangan dan
menggali informasi sedalam-dalamnya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Yang dimaksud


dengan penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang mengharuskan peneliti terjun
langsung kelapangan dalam mencari informasi. Dengan terjun langsung kelapangan,
peneliti dapat melihat secara langsung berbagai kondisi yang dijadikan sebagai tempat
penelitian.

Kerangka yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a) Pertanyaan penelitian dan fokus penelitian.


b) Menyusun landasan teori.
c) Menyusun pendekatan penelitian.
d) Ruang lingkup dan latar penelitian.
e) Cara pengumpulan data dan pengolahan data.
f) Mengecek falidan data
g) Melakukan teknik data analisis
B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Pesantren Ma’had Al-Ittihad Al-
Islami Camplong Sampang Madura. Alasan memilih tempat tersebut karena tempat
disekitarnya terdapat sekolah lain seperti (SD, SMP, dan PAUD) serta dikelilingi
lingkungan masyarakat.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Data Primer
 Catatan hasil wawancara
 Hasil observasilapangan
 Data-data mengenai informan
b) Data Sekunder
 Buku
 Literatur
 Artikel atau jurnal
 Sumber lain yang terkait
D. Teknik Penentuan Informan

Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan snowball dan purposive


sampling . snowboll adalah mengali informasi dengan informan utama, setelah itu akan
melahirkan informan lainnya. Sedangkan teknik purposive sampling adalah pengambilan
data melali pengetahuan.

Informan yang dipilih adalah sebagai berikut:

 Mudir atau kepala pondok Pesantren Ma’had Al-Ittihad Al-Islami


Camplong Sampang Madura
 Asatidz dan Asatidzah yang berapa di pondok tersebut
 Santri Pesantren Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura
 Masyarakat yang ada di sekitar Pesantren Ma’had Al-Islami Camplong
E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti ialah sebagai berikut :

Wawancara

Menurut Rahardjo, wawancara ialah komunikasi atau interaksi dalam


rangka mengumpulkan informasi dengan tanya jawab antara peneliti dengan
informan atau subjek penelitian. Wawancara dilakukan agar peneliti dapat
menggali suatu informasi sedalam mungkin tentang penelitian yang sedang
dilakukan peneliti.

Jika wawancara ingin efektif, maka ada tahapan-tahapan yang harus dilalui:
 Mengenalkan diri
 Menjelaskan maksud kedatangan
 Menjelaskan materi wawancara
 Mengajukan pertanyaan
Sebagai peneliti, juga harus menjadikan suasana yang nyaman untuk
informan agar informasi yang diberikan tidak kaku dan setengah-setengah.
Adapun kiat-kiatnya ialah sebagai berikut :

 Ciptakan suasana kondusif dan tidak tegang


 Cari waktu dan tempat yang telah disepakati
 Mulai pertanyaan dari sederhana ke serius
 Bersikap hormat dan ramah kepada informan
 Tidak menyangkal informasi yang diberikan oleh informan
 Tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi dan di luar penelitian
 Tidak bersifat menggurui informan
 Tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung
 Ucapkan terima kasih dan minta waktunya lagi jika dirasa ada yang
masih kurang

Dalam wawancara, terdapat dua jenis wawancara, yaitu :

a. Wawancara mendalam (in-depth interview), yaitu peneliti menggali


informasi secara mendalam dengan cara ikut langsung dalam kehidupan
informan dan bertanya jawab secara spontan.
b. Wawancara terarah (guided interview), peneliti menggali informasi dengan
teks yang sudah disediakan sebelumnya dan ditanyakan kepada informan
yang bersangkutan.

Dalam hal wawancara, peneliti menggunakan wawancara


mendalam dalam menggali informasi pada informan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.

Dalam hal menanggapi jawaban tidak tahu, maka ada empat hal
yang diperhatikan dan disikapi dalam menanggapi jawaban tidak tahu :

a. Informan memang tidak tahu, namun menghindari jawaban tidak mengerti


dengan jawaban tidak tahu.
b. Informan sedang memikirkan jawaban, namun karena suasana tidak
nyaman maka menjawab tidak tahu.
c. Informan menganggap pertanyaan bersifat privasi, maka dia menjawab
tidak tahu.
d. Informan memang benar-benar tidak tahu atas jawaban dengan pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti. Dikarenakan hal ini, informan menjawab tidak
tahu.

Menanggapi jawaban tersebut, maka langkah yang dilakukan oleh


peneliti sebaiknya berhati-hati dan tidak langsung pindah ke pertanyaan
berikutnya

Observasi

Rahardjo dalam tulisannya menyimpulkan bahwa observasi


menggunakan pancaindera dalam pengumpulan data untuk memperoleh
informasi yang terkait dengan permasalahan. Hasil observasi dapat berupa
aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan
perasaan emosi seseorang. Tujuan observasi dilakukan ialah untuk
menggambarkan suasana yang benar-benar nyata saat melakukan penelitian.

Dokumen
Dokumen ialah mengabadikan sesuatu melalui alat media perekam seperti kamera
atau alat perekam suara maupun sejenisnya dalam melakukan wawancara.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai berikut :
1. Reduksi Data. Reduksi data ialah proses pemilahan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang tertulis yang
muncul dari penelitian lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama
penelitian masih berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul
sebagaimana terlihat.
Adapun reduksi data meliputi :
a. Meringkas data
b. Mengkode
c. Menelusur tema
d. Membuat gugus-gugus
Reduksi data ialah bentuk analisis dengan menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan hasil
bisa membuat kesimpulan akhir. Adapun caranya sebagai berikut :

a. Seleksi ketat terhadap data


b. Diringkas
c. Menggolongkan ke dalam pola yang luas
2. Penyajian data. Penyajian data ialah kegiatan ketika informasi dikumpulkan, maka
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Adapun bentuk penyajian data secara kualitatif ialah :
a. Teks naratif. Teks naratif yaitu catatan lapangan selama penelitian
diberlangsungkan.
b. Matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-bentuk tersebut menggabungkan
informasi menjadi satu kesatuan yang tersusun dan mudah untuk melihat apa
yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau perlu ditarik analisis
kembali.
3. Penarikan kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan di kualitatif, dimulai dari
permulaan data mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola,
penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang memungkinkan, alur sebab-
akibat, dan proporsi. Kesimpulan ditangani secara longgar, terbuka dan skeptis,
tetapi kesimpulan sudah ada. Dari belum jelas secara kesimpulan, hingga
meningkat jadi lebih rinci dan mengakar dengan kuat.
4. Kesimpulan juga dapat diverifikasi dalam penelitian berlangsung dengan cara
sebagai berikut :
a. Memikir ulang selama penulisan
b. Tinjauan ulang catatan lapangan
c. Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman untuk mengembangkan
kesepakatan subyektif
d. Upaya-upaya yang luas dalam menempatkan salinan suatu temuan dalam
perangkat data yang lain
G. Teknik Keabsahan Data
Teknik triangulasi data ialah menguji informasi dengan mengumpulkan data
melalui metode yang berbeda, dan populasi yang berbedan penemuan dengan
memperlihatkan bukti lintas data, mengurangi dampak dari penyimpangan potensial
yang dapat terjadi dalam penelitian tunggal. Intinya ialah, triangulasi ialah
memverifikasi data dengan data lainnya yang diperoleh melalui penelitian. Terdapat
lima triangulasi, yaitu :
1. Triangulasi Sumber. Triangulasi sumber ialah mengecek kembali sumber
dengan sumber lainnya yang memakai metode yang berbeda.
2. Triangulasi waktu. Triangulasi waktu ialah validitas data dengan perilaku
manusia dari waktu ke waktu. Peneliti membutuhkan lebih dari satu kali
pengamatan dalam triangulasi waktu.
3. Triangulasi teori. Triangulasi teori ialah menyatukan dua teori atau lebih.
4. Triangulasi peneliti. Menggunakan lebih dari satu peneliti dalam observasi
atau wawancara. Tujuannya ialah untuk keabsahan data yang lebih
mumpuni.
5. Triangulasi metode. Mengecek keabsahan data dengan metode yang
berbeda dengan metode sebelumnya.

Adapun teknik yang digunakan oleh peneliti ialah :

1. Triangulasi sumber, yaitu mengecek validitas data dengan sumber-sumber yang


ada.
2. Triangulasi waktu, yaitu dengan melihat bagaimana santri-santri yang ada di
Pondok Pesantren Syai – Urrifa Malang dari yang tidak bisa mengaji secara lancar
dan benar, hingga bisa mengaji lancar dan benar.
DAKFTAR PUSTAKA

Agusta, Ivonich. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Hal. 10-11

Aswaranti, Nindya. 2018. Pembelajaran Al-Qur’an Dengan Metode Qiroati di TPQ AL-
IKHLAS Perum Yaris Bangsren Makamhaji Kartasura. Surakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri.

Aqtoris, Qoyyumamin. 2008. Penggunaan Metode Pengajaran Qiroati Dalam Meningkatkan


Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ WARDATUL ISHLAH Merjosari Lowokwaru Malang. Malang:
Fakultas Tarbiyah Universitas Ilsam Negeri (UIN) Malang.

Bahri, Bachtiar S. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif.
Hal. 56-57

Hasan & Wahyuni. 2018. Konstibusi Penerapan Metode Qiroati Dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an Secara Tartil. Jurnal pendidikan Islam. Vol. V, No. 1.

Maryani, listya. 2018. Implementasi Metode Qiroati dalam Pembelajaran Membaca Al-
Qur’an di SD Mutiaa Hati Purwareja Kecamatan Purwareja Klampok Kabuoaten
Banjarnegara. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Puwokerto.

Khasanah Uswatun Neni. 2014. Pengaruh Metode Mengajar dan Media Pembelajaran
Terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Negeri 1 Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta : fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta.

Khikmah Nur. 2014. Metode Qiroati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di Dabin III
Kecamatan Semarang Barat (Studi Deskriptif di TK Al-Azhar 22 dan TK ABA 23 Semarang.
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Prianto, Toto. 2011. Efektifitas Penggunaan Metode Qiraati Terhadap Kemampuan


Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rahardjo, M. Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Hal. 3-4


Syaiful Bahri Djamrah & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi).
Jakarta: PT Rineka Cipta

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai