Anda di halaman 1dari 24

I.

PENDAHULUAN
a. Bidang Ilmu
Proposal penelitian ini mengambil disiplin ilmu bidang metode
pembelajaran.
b. Latar Belakang Masalah
Kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat
penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, karena
pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sekaligus sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa.
Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan
diri menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.
Manusia dapat mengembangkan kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah
yang lebih baik dalam kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat,
maka akan semakin penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak.1
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta
penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan
yang dicita-cita dan berlangsung terus menerus.2
Keseluruhan proses pendidikan (dalam hal ini di Sekolah atau Madrasah),
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil
atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Belajar merupakan
suatu proses memperoleh pemahaman serta cara menafsirkan dunia di sekeliling
peserta didik. Seorang disebut belajar atau melakukan tindakan belajar apabila
ia mengalami perubahan atau proses untuk menjadi lebih baik. Jadi seseorang
yang telah atau sedang belajar akan mengalami suatu proses perubahan dalam
dirinya.3

1
Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 2.
2
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001), hal. 70
3
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Logos, 1999), hal. 136.

1
Kegiatan pembelajaran yang dialami siswa tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar, terkadang berjalan dengan lancar dan terkadang
tidak, terkadang peserta didik dapat menangkap dengan cepat apa yang
dipelajarinya dan terkadang amat sulit. Demikianlah realita yang sering
dijumpai pada peserta didik pada kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan
kegiatan pembelajaran.
Melihat realita yang dialami siswa perlu adanya terobosan baru dalam
bidang pendidikan dan pengajaran sebagai respon positif dalam menangani
beberapa permasalahan yang muncul, khususnya dalam proses pembelajaran
di kelas. Sehingga kegiatan pembelajaran di kelas dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Akidah
Akhlak tersebut tentunya menimbulkan keresahan bagi guru Akidah Akhlak
MTs Miftahul Ulum Gondang Mojokerto, seperti siswa tidak mau memperhatikan
pelajaran, siswa pasif, tidak berani bertanya, sulit untuk memahami pelajaran,
merasa bosan dan lain sebagainya dalam hal penerapan sebuah metode, sehingga
secara tidak langsung, seorang seorang guru dituntut untuk terus mencari
beberapa metode alternatif yang secara efektif mampu mengatasi beberapa
permasalahan di atas. Mengatasi hal ini, guru Akidah Akhlak kelas VIII MTs
Miftahul Ulum Gondang Mojokerto memunculkan sebuah strategi baru yang
digunakan sebagai metode pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII. Metode
yang dimaksud adalah metode scramble.
Metode scramble merupakan sebuah metode pembelajaran yang mengajak
siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep
secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak
sehingga membentuk suatu jawaban/ pasangan konsep yang dimaksud.4
Scramble adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses

4
Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika
Aditama, 2010), hal. 84.

2
keterlibatan peserta didik secara penuh untuk menemukan dan mencocokkan
jawaban dari pertanyaan yang telah disiapkan oleh pendidik sesuai materi yang
diajarkan. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk berfikir secara aktif
dengan materi (kata teracak) yang diberikan oleh pendidik. Metode ini diharapkan
dapat membantu dalam memahami materi pelajaran khususnya materi pelajaran
Akidah Akhlak, sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Selain
itu peserta didik lebih mudah dalam menyerap atau mengingat materi yang telah
dijelaskan. Guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan peserta didik dan
ketika anak diberi kesempatan sesuai minat dan kebutuhannya, dalam hal
ini kreatifitas peserta didik dapat berkembang dengan baik.
Berdasarkan latar belakang di atas menjadi argumentasi pentingnya
penelitian tentang bagaimana penerapan metode scramble pada pembelajaran
Akidah Akhlak, sekaligus pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa
kelas VIII MTs Miftahul Ulum Gondang Mojokerto dengan judul “Pengaruh
Penerapan Metode Pembelajaran Scramble terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII di MTs Miftahul Ulum Gondang
Mojokerto.”

c. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian kali ini akan lebih
fokus pada pokok permasalahan yang secara sederhana bisa dirumuskan dengan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan metode Scramble pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di MTs Miftahul Ulum Gondang Mojokerto?
2. Adakah pengaruh penerapan metode Scramble terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs Miftahul Ulum
Gondang Mojokerto?

d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

3
1) Mendiskripsikan penerapan metode Scramble pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di MTs Miftahul Ulum Gondang Mojokerto .
2) Untuk mengetahui pengaruh metode Scramble terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs Miftahul Ulum
Gondang Mojokerto.

e. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak melalui metode
Scramble.
2) Siswa mendapatkan pengalaman baru dan belajar bekerja sama dalam
kelompok belajarnya pada proses pembelajaran.
3) Guru mendapatkan suatu metode pembelajaran yang efektif dan tidak
membosankan untuk mengajarkan mata pelajaran Akidah Akhlak bagi siswa
kelas VIII MTs Miftahul Ulum Gondang Mojokerto.

f. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka
peneliti perlu untuk menjelaskan lebih lanjut terkait dengan judul penelitian
“Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Scramble terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII di MTs Miftahul Ulum Gondang
Mojokerto, sehingga diperolehlah batasan istilah sebagai berikut:
1) Scramble
Scramble adalah sebuah metode pembelajaran yang menitikberatkan kepada
kerja sama setiap kelompok peserta didik yang terdiri dari 2-4 orang dan
masing-masing bertanggung jawab menyelesaikan kartu soal untuk
memperoleh poin bagi kelompok mereka.
2) Akidah Akhlak
Akidah akhlak dapat diartikan sebagai salah satu mata pelajaran agama yang
berhubungan dengan keyakinan dan perbuatan seseorang.
3) Hasil Belajar

4
Hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi pada
individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi
juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan
penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

g. Asumsi Dasar Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti membatasi bahwasannya hal-hal yang
berpengaruh terhadap hasil belajar adalah penerapan metode Scramble, sedangkan
diluar dari penerapan metode Scramble peneliti tidak berkepentingan untuk
menelitinya. Sehingga dapat diasumsikan bahwasannya hasil belajar Akidah
Akhlak dalam penelitian ini semata-mata hanya dipengaruhi oleh penerapan metode
Scramble.

II. TINJAUAN PUSTAKA


a. Penelitian Terdahulu
1) Nurwidar, skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SDN 018
Tandan Sari Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar”. Dalam Skripsi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode
scramble dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas V
SDN 018 Tandan Sari Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar.
Berdasarkan hasil observasi sebelum penerapan kemampuan membaca Al-
Qur’an diperoleh persentase rata-rata 39,1% , kemudian berdasarkam hasil
observasi pada siklus I yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan
membaca Al-Qur’an mencapai dengan persentase 60,3%, Selanjutnya pada
siklus II terjadi peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa diperoleh
angka 78,3%.5 Keberhasilan ini dapai tercapai dipengaruhi oleh pengunaan

5
Nurwidar, Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas V SDN 018 Tandan Sari Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar,
(Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim, 2011).

5
model pembelajaran Scramble, aktivitas siswa menjadi lebih aktif yang berarti
siswa cenderung positif dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan
oleh guru.
2) Nurul Syafika, skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Scramble
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam Kelas VIII di SMP Negeri 5 Maiwa Kabupaten Enrekang”. Dalam skripsi
tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode scramble berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
kelas VIII di SMP Negeri 5 Maiwa Kabupaten Enrekang, dengan berdasarkan
data yang diperoleh dari pengujian taraf signifikansi hasil belajar menunjukkan
t hitung lebih besar dari t tabel dimana pada pengujian data hasil belajar t hitung
= 39250 dan t tabel = 1,674 dan diperkuat dengan pengujian taraf signifikasi
yang diperoleh dari data observasi yakni t hitung = 31714 dan t tabel = 1,674.6

3) Yuniska Ardhin, skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Hewan dan Jenid Makanannya melalui Metode Scramble pada Siswa Kelas IV
SDN Pakis Bringin Kabupaten Semarang”. Dalam skripsi tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode Scramble dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi hewan dan jenis makanannya pada siswa kelas IV. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada tiap
siklus. Dari pra siklus sebelum dilakukan tindakan, ketuntasan siswa mencapai
31% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan pada siklus I setelah
menerapkan metode pembelajaran Scramble, siswa yang tuntas dalam
mencapai KKM 70 sebanayak 23 siswa atau 75% dari keseluruahn siswa yang
berjumlah 29 siswa dengan nilai rata-rata 70. Pada siklus II pembelajaran
menggunakan metode scramble, siswa yang tuntas dalam mencapai KKM 70

6
Nurul Syafika, Pengaruh Penerapan Metode Scramble terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP Negeri 5 Maiwa Kabupaten
Enrekang, (Makassar: UIN Alauddin, 2017).

6
sebanyak 26 siswa atau 85 % dari keseluruhan siswa yang berjumlah 29 siswa
dengan nilai rata-rata kelas 80,34.7
4) Nurlita Kamila, skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Scramble dalam
Pembelajaran Materi Uang pada Siswa Kelas III SD Negeri 02 Mojo
Kabupaten Pemalang”. Dalam skripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan positif antara motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas III baik pada
kelas yang menerapkan model Scramble maupun yang menerapkan
pembelajaran konvensional (ρ ≠ 0). Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil
penghitungan analisis korelasi, diperoleh nilai r sebesar 0,584. Oleh karena
nilai r positif dan berada di antara 0,40 – 0,599, semakin tinggi motivasi belajar
maka semakin meningkatkan hasil belajar siswa.8

b. Kerangka Teoritis
a) Metode Scramble
1) Pengertian Metode Scramble
Hajarsurjana dan Mulyati mengemukakan bahwa istilah scramble
berasal dari bahasa Inggris yang berarti ”perebutan, pertarungan dan
perjuangan”.9 Istilah scramble digunakan untuk sejenis permainan kata,
dimana dalam permainan tersebut peserta didik menyusun huruf-huruf
yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat (benar). Jadi,
metode pembelajaran scramble adalah pembelajaran secara berkelompok
dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah
disediakan.10

7
Yuniska Ardhin, Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Hewan dan Jenid Makanannya
melalui Metode Scramble pada Siswa Kelas IV SDN Pakis Bringin Kabupaten Semarang,
(Semarang: IAIN Salatiga, 2016).
8
Nurlita Kamalia, Keefektifan Model Scramble dalam Pembelajaran Materi Uang pada
Siswa Kelas III SD Negeri 02 Mojo Kabupaten Pemalang, (Semarang: Universitas Negeri
Semarang, 2015).
9
Hajarsurjana dan Mulyati, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM)
(Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2009), h. 35.
10
Suprijono dan Agus, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 10.

7
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode pembelajaran scramble adalah metode pembelajaran kelompok
yang membutuhkan kerjasama peserta didik dalam kelompok dengan
mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah tersedia,
metode ini diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik dalam
pembelajaran khususnya mata pelajaran Akidah Akhlak.

2) Langkah-langkah dalam Metode Scramble

Adapun langkah-langkah dalam metode scramble yang harus


dipersiapkan oleh pendidik sebagai berikut :11
a) Pendidik menyajikan/mempresentasikan materi yang berhubungan
dengan soal dan jawaban yang akan diberikan. Sebelumnya pendidik
telah menyiapkan kartu soal dan jawaban tersebut.
b) Pendidik harus memahami betul apa saja istilah atau kata yang
dianggap sulit bagi peserta didik dalam sebuah mata pelajaran. Kata-
kata itulah yang nantinya memerlukan penguatan yang diwujudkan
dalam bentuk soal.
c) Untuk membangun kekompakan dan kebersamaan, peserta didik dibagi
menjadi kelompok-kelompok kecil.
d) Selama proses berjalan, pendidik dapat memberikan clue tambahan jika
peserta didik mengalami kesulitan dalam berpikir
e) Pendidik memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang metode
pembelajaran yang akan diterapkan serta membagikan kartu soal dan
kartu jawaban.
f) Pendidik memberi durasi tertentu untuk pengerjaan soal.
g) Pendidik mengecek durasi waktu sambil memeriksa pekerjaan masing-
masing kelompok dan memberikan clue tambahan apabila peserta didik
mengalami kesulitan dalam berpikir.

8
h) Jika waktu pengerjaan soal sudah habis, peserta didik wajib mengumpul
lembar jawaban. Dalam hal ini, baik peserta didik yang selesai maupun
tidak selesai harus mengumpulkan jawabannya segera.
i) Pendidik melakukan penilaian, baik di kelas maupun di rumah. Penilaian
dilakukan berdasarkan seberapa cepat peserta didik mengerjakan soal
dan seberapa banyak soal yang dapat diselesaikan dengan benar.
j) Pendidik dapat memberi apresiasi kepada peserta didik yang berhasil
dan memberikan semangat kepada yang belum berhasil menjawab
dengan cepat benar.12

3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble


Adapun kelebihan dari metode scramble adalah sebagai berikut:13
a) Setiap anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, berbagi
kepemimpinan dan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya, kemudian setiap anggota kelompok akan dievaluasi dan
diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif. Sehingga dalam teknik ini setiap
peserta didik tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok
diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.
b) Metode pembelajaran ini akan memungkinkan peserta didik untuk
belajar sambil bermain. Mereka dapat berkreasi sekaligus belajar dan
berpikir mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres
dan tertekan.
c) Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan
tertentu, metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam
kelompok.
d) Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini
biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.

12
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Cet. IV; Malang:
Pustaka Pelajar, 2014), hal. 304-305.
13
Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 94.

9
e) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong peserta didik
berlomba-lomba untuk maju.
Adapun kekurangan metode scramble adalah sebagai berikut:14
a) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena
terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
b) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga pendidik sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
c) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemapuan peserta
didik menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit
diimplementasikan oleh pendidik.
d) Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal
tersebut jelas akan menganggu kelas.

b) Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa
setelah melalui kegiatan belajar. Berbagai pemikiran mengenai taksonomi
hasil belajar telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan dewasa ini,
Bloom sebagaimana dikutip oleh Briggs mengklasifikasikan hasil belajar
menjadi tiga ranah, yaitu : ranah kognitif, ranah sikap, dan ranah
psikomotor. ”Setiap ranah dapat diklasifikasikan yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisa, sintesis dan evaluasi.”15
Menurut para ahli Hasil Belajar adalah sebagai berikut :
1) Hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat
belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
belajar mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil
belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.16

14
Ibid, hal 95.
15
NasharH, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,
Jakarta : Delia Press, 2004, hal. 77.
16
Purwanto, 2009, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), hal. 46.

10
2) Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.17

Beberapa Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar


itu adalah merupakan hasil dari perubahan tingkah laku yang
diperoleh sebagai tujuan dari perbuatan belajar yang dilakukan,
contohnya: siswa belajar membaca tadinya belum bisa membaca
menjadi bisa membaca dan lain sebagainya. Hasil belajar di sini
dimaksudkan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

2) Ruang Lingkup Hasil Belajar.


Seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia
mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-
perubahan tersebut dapat ditunjukkan diantaranya dari kemampuan
berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu obyek.
Perubahan dari hasil belajar ini dalam Taxonomi Bloom dikelompokkan
dalam tiga ranah (domain), yakni:
1) domain kognitif atau kemampuan berpikir, ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif
2) domain afektif atau sikap, anah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif
3) domain psikomotor atau keterampilan, ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.18

17
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2003), hal. 155.
18
Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), hal. 22-23.

11
Peserta didik dapat dikatakan berhasil dalam belajar jika pada diri
mereka telah terjadi perubahan dari minimal salah satu aspek di atas. Contoh
perubahan dalam aspek kemampuan berpikir misalnya dapat terjadi jika
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, atau perubahan dari tidak
paham menjadi paham dan seterusnya. Contoh perubahan aspek sikap
misalnya dari sikap yang buruk menjadi sikap yang baik, atau dari semula
bersikap tidaksopan menjadi sikap yang sopan dan seterusnya. Contoh
perubahan dalam aspek keterampilan misalnya, dari tidak dapat melakukan
wudhu menjadi terampil berwudhu, dari tidak terampil melukis menjadi
terampil melukis dan seterusnya.

3) Faktor- Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar peserta didik di sekolah, secara garis besar faktor tersebut adalah :19
a) Faktor Internal meliputi :
1) Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
2) Faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat,
kematangan dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan baik kelelahan secara jasmani maupun kelelahan
secara rohani.
b) Faktor Eksternal meliputi :
1) Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

19
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta; Rineka, 2010),
hal. 54.

12
c) Akidah Akhlak
1) Pengertian Akidah Akhlak
 Pengertian Akidah.
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [َ‫ َع ْقد‬-َ‫يَ ْع ِقد‬-َ‫] َعقَ َد‬
artinya adalah mengikat.20 Menurut Arifin Zainal Dzamaris, aqidah istilah
suatu yang dianut oleh manusia dan diyakini apakah berwujud agama atau
lainnya.21 Sedangkan terdapat dalam definisi yang lain disebutkan bahwa
aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang
membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan
yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa
akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang
muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap
muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
 Pengertian Akhlak.
Pengertian Akhlak Menurut para Ahli, Akhlak adalah istilah bahasa Arab
yang asal katanya khuluk berarti perilaku, perangai, tingkah laku, atau
tabiat.22 Istilah Akhlak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
mengandung pengertian sebagai suatu budi pekerti atau kelakuan.23
Sedangkan menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam
diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan
mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.24
Pengertian dalam Islam, akhlak adalah suatu perilaku yang
menghubungkan antara Allah SWT dan makhlukNya. Akhlak menyangkut
kondisi internal, suasana batin seseorang sebagai individu.

20
Mahrus, Modul Akidah, (Jakarta : Kementrian Agama RI, 2012) hal: 9.
21
Zainal Arifin Dzamaris, Islam Aqidah dan Syari’ah (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), hal. 19.
22
Nurasmawi, Buku Ajar Aqidah Akhlak, (Pekanbaru : Yayasan Pusaka Riau, 2011), hal.
48.
23
Kamus Besar Bahasa Indonesia
24
Bobsusanto, Pengertian Akhlak Dalam Islam Terlengkap,
http://www.spengetahuan.com/2015/05/pengertian-akhlak-dalam-islam-terlengkap.html, (Diakses
26 Mei 2017).

13
Jadi, dari beberapa pendapat tentang akhlak diatas pada hakekatnya
tidak ada perbedaan yang mendasar mengenai pengertian tersebut. Akhlak
merujuk pada kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kalau kehendak itu
dibiasakan maka kebiasaan itulah yang dinamakan akhlak. Misalnya,
kalau kehendak untuk membiasakan memberi maka ini dinamakan akhlak
dermawan. Budi adalah sifat jiwa yang tidak kelihatan, sedangkan akhlak
adalah kelihatan melalui kelakuan atau muamalah. Kelakuan adalah bukti
dan gambaran adanya akhlak.

2) Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak


Tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai setelah kegiatan selesai.
Adapun tujuan pembelajaran akidah akhlak dapat dilihat dari beberapa
perspektif diantaranya sebagai berikut :
a) Tujuan pembelajaran akidah akhlak secara umum
Akidah akhlak merupakan salah satu bidang studi dalam pendidikan
agama Islam. Maka tujuan umum pendidikan akidah akhlak sesuai
dengan tujuan umum pendidikan agama Islam. Menurut Abdurrahman
Saleh Abdullah, tujuan umum pendidikan agama Islam adalah
membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah atau sekurang-kurangnya
mempersiapkan peserta didik ke jalan yang mengacu pada tujuan akhir
manusia. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan
tunduk patuh secara total kepada-Nya.25
b) Tujuan pembelajaran akidah akhlak secara khusus, sebagai berikut:
 Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik.
 Menghindarkan manusia dari kemusyrikan.
 Membimbing akal pikiran agar tidak tersesat.

25
Departemen Agama Republik Indonesia .1989 . Al Quran dan terjemahannya .Jakarta :
CV Toha Putra Semarang.

14
Selain tujuan-tujuan tersebut, kami juga menulis tujuan
pembelajaran akidah akhlak ini, secara khusus di tingkat Madrasah
Tsanawiyah yaitu sebagai berikut :

 Untuk menanamkan dan meningkatkan keimanan peserta didik serta


meningkatkan kesadaran untuk berakhlak mulia.
 Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada
peserta didik akan hal-hal yang harus di imani, sehingga tercermin
dalam sikap dan tingkah laku.
 Memberikan pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat
untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang
buruk.26
 Peserta didik memperoleh bekal tentang Aqidah Akhlak untuk
melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah.

3) Ruang Lingkup Pendidikan Akidah.


Secara garis besar, mata pengajaran aqidah akhlak berisi materi
pokok sebagai berikut:
 Hubungan manusia dengan akhlak
Hubungan vertikal antara manusia dengan khaliqnya mencakup dari
segi aqidah yang meliputi, iman kepada Allah, iman kepada malaikat-
malaikatnya, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada rasul-rasulnya,
dan kepada qada’ dan qadarnya.
 Hubungan manusia dengan hamba

Materi yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama


manusia, kewajiban membiasakan diri sendiri dan orang lain, serta
menjauhi akhlak yang buruk.

 Hubungan manusia dengan lingkungannya

26
H.A Wahid Sy. 2008. Akidah-Akhlak MadrasahTsanawiyah untuk kelas VIII, Semester
1 dan 2, Bandung : PT. Armico Bandung.

15
Materi yang dipelajari meliputi akhlak menusia terhadap
lingkungannya, baik lingkungan dalam arti yang luas, maupun akhlak
hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.

III. METODE PENELITIAN


a. Metode Penelitian
1) Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,
yang mana penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan
mengenai apa yang ingin kita ketahui. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti
menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya di awal proposal
penelitian. Karena tujuannya adalah untuk menguji atau memverifikasi suatu
teori27.

2) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian komparasi experimen, yang mana penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan antara dua kelompok sasaran penelitian, karena pada
penelitian ini terdapat dua kelompok sasaran yang diteliti di mana salah satu
kelompok diterapkan metode Scramble dalam pembelajaran, sedangkan
kelompok yang lain tidak diterapkan metode Scramble, hal itu dimaksudkan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode Scramble terhadap hasil
belajar siswa. (Toto dan nanang, 2015:57)

3) Format Penelitian
Format yang digunakan dalam penelitian ini adalah format eksplanasi.
Format penelitian eksplanasi dengan menggunakan pendekatan eksperimen,

27
I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, (Malang:
Madani, 2016), hlm. 155.

16
karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan ada tidaknya
pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan, yaitu variabel x (metode
Scramble) terhadap variabel y (hasil belajar siswa), maka diperlukan pengujian
hipotesis dengan alat uji statistika inferensial.

b. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian pada penelitian ini ialah siswa kelas VIII A dan kelas
VIII B, yang mana kelas VIII A berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen
menggunakan metode scramble dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak
sedangkan kelas VIII B yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas kontrol yang tidak
diterapkan metode scramble dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak.

c. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini yaitu di MTs. Miftahul Ulum
Gondang Mojokerto, yang beralamatkan di Jl. Raya Gondang No.28, Gondang,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

d. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan.
e. Variabel
Menurut Hact dan Farhady, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, secara
teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain.28 Nanang Martono membedakan menjadi dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.29
1) Variabel Bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel yang lain atau menghasilkan akibat pada variabel

28
Sugiyono, Metode PenelitianPendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung Alfabeta, 2008), hal. 38.
29
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2016), hlm. 76

17
yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi
lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan
variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Variabel ini
biasanya disimbolkan dengan variabel “x”.
2) Variabel Terikat (Dependent Variable) merupakan variabel yang diakibatkan
atau dipengaruhi oleh variabel bebeas. Keberadaan variabel ini dalam
penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus
atau topik penelitian. Variabel ini biasanya disimbolkan dengan variabel “y”

Dalam penelitian ini terdpat dua variabel penelitian pokok, yaitu:

 Variabel Bebas (Independent Variable) : Pengaruh Penerapan Metode


Scramble
 Variabel Terikat (Dependent Variable) : Hasil Belajar Siswa

Skema Variabel

Variabel X (Bebas) Variabel Y (Terikat)


Pengaruh Penerapan Hasil Belajar Siswa
Metode Scramble

f. Hipotesis

Hipotesis adalah pemecahan sementara atas masalah penelitian. Dengan


kata lain hipotesis merupakan prediksi terhadap penelitian yang diusulkan.30
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan beru didasarkan

30
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam
Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1996), hal.61.

18
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.31

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan metode scramble


pada mata pelajaran Akidah Akhlak terhadap Hasil Belajar Siswa di MTs.
Miftahul Ulum Gondang Mojokerto.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan metode scramble pada


mata pelajaran Akidah Akhlak terhadap Hasil Belajar Siswa di MTs. Miftahul
Ulum Gondang Mojokerto.

g. Metode Pengumpulan Data


1) Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek.32
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan Dalam penelitian
ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi langsung,
di mana peneliti sendiri yang menerapkan metode scramble dalam
pembelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII A sedangkan di kelas VIII B peneliti
tidak menerapkan metode scramble hanya menerapkan metode sebagaimana
yang biasanya digunakan oleh guru mata pelajaran.
2) Tes Tulis
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi
seseorang yang biasanya disajikan dalam bentuk soal dan tugas-tugas.33
Selain melakukan observasi langsung, peneliti juga memberikan tes kepada
siswa terkait dengan proses pembelajaran Akidah Akhlak. Tes tulis di sini
berfungsi sebagai penguat data penelitian agar penelitian lebih akurat.

31
Op.Cit., Sugiyono, hlm. 96
32
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.76.
33
Syamsudduha, Penilaian berbasis kelas: konsep dan aplikasi, (Yogyakarta: Aynat,
2014), hal. 47.

19
h. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini menggunakan sumber data primer.


Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertamanya.34 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian
ini adalah hasil tes tulis yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa kelas VIII A dan
siswa kelas VIII B.

i. Metode Analisa Data

Teknik analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab


rumusan masalah dalam penelitian dengan tujuan memperoleh kesimpulan dari
hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan rumus uji t atau T-Test. Uji t (T-Test) adalah salah satu test statistik
yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol/ nihil
(Ho). Rumus tersebut adalah sebagai berikut35:

𝑀𝐷
Rumus yang digunakan 𝑡 = 𝑆𝐸
𝑀𝐷

Dimana: t = Nilai T-Test

MD = Mean Difference, yang rumusnya adalah :

∑𝐷
𝑀𝐷 =
N

( D = beda selisih antara variabel I dan variabel II )

SEMD = Standart Error dari MD, yang rumusnya adalah:

𝐷 𝑆𝐷
𝑆𝐸𝑀𝐷 = √(𝑁−1)

34
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hlm. 93.
35
Agus Purwadi, Statistika Pendidikan, (Malang: Fakultas Agama Islam, 2014), hlm. 87.

20
(SDD = Standart Deviasi dari perbedaan antara skor variabel I dan skor
variabel II), yang dirumusnya adalah:

∑ 𝐷2 ∑𝐷
SDD = √[ − ( 𝑁 )2]
N

Adapun langkah-langkah penghitungannya adalah sebagai berikut:


1. Mencari nilai perbedaan (D) antara Nilai X dan Nilai, kemudian
disusun dalam tabel
2. Mencari Rata-rata Perbedaan (Mean Difference) dengan rumus:
MD = ∑D

3. Mencari Standart Deviasi perbedaan dengan rumus:


SDD = ΣD2 ΣD
√[ – ( )2 ]
N N
4. Mencari Standart Error dari MD, dengan rumus:
SEMD = SDD
√ (N-1)

5. Mencari harga t dengan rumus:


t = MD
SEMD
6. Memberikan interpretasi terhadap harga t.

Jadi, di sini peneliti menggunakan uji T-Test dalam penelitan, agar dapat
diketahui hasil yang diperoleh dengan pembelajaran yang menggunakan metode
lama atau menggunakan metode baru. Yaitu siswa kelas VIII A yang menggunakan
metode scramble atau dengan uji T-Test dan siswa VIII B yang tidak menggunakan
metode scramble atau tidak menggunakan uji T-Test. Di sini peneliti menggunakan
dua pengambilan nilai, yakni yang pertama dengan menggunakan hasil dari peneliti

21
sendiri yang melakukan pengujian langsung pada siswa, dan dengan bantuan oleh
guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII dalam pengambilan nilai siswa. Setelah
hasil diketahui maka terwujudlah berpengaruh atau tidak metode scramble ini
dalam pembelajaran Akidah Akhlak siswa kelas VIII di MTs Miftahul Ulum
Gondang Mojokerto.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ardhin, Yuniska. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Hewan dan
JenisMakanannya melalui Metode Scramble pada Siswa Kelas IV SDN
Pakis Bringin Kabupaten Semarang. Semarang: IAIN Salatiga.

Bobsusanto, Pengertian Akhlak Dalam Islam Terlengkap,


http://www.spengetahuan.com/2015/05/pengertian-akhlak-dalam-islam-
terlengkap.html, (Diakses 26 Mei 2017).

Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al Quran dan terjemahannya.


Jakarta: CV Toha Putra Semarang.

Dzamaris, Zainal Arifin. 1996. Islam Aqidah dan Syari’ah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam


Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hajarsurjana dan Mulyati.2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi


PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Hasan Fuad. 1991. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang:


Pustaka Pelajar.

H.A Wahid Sy. 2008. Akidah-Akhlak Madrasah Tsanawiyah untuk kelas IX,
Semester 1 dan 2, Bandung : PT. Armico Bandung.

Kamalia, Nurlita. 2015. Keefektifan Model Scramble dalam Pembelajaran Materi


Uang pada Siswa Kelas III SD Negeri 02 Mojo Kabupaten Pemalang.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Mahrus. 2012. Modul Akidah. Jakarta : Kementrian Agama RI.

Martono, Nanang. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

NasharH, 2004, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan


Pembelajaran, Jakarta : Delia Press.

23
Nurwidar. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SDN 018 Tandan Sari
Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar. Pekanbaru: UIN Sultan Syarif
Kasim.

Nurasmawi. 2011. Buku Ajar Aqidah Akhlak, Pekanbaru : Yayasan Pusaka Riau.

Oemar, Hamalik. 2003. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Purwadi Agus. 2014. Statistika Pendidikan. Malang: Fakultas Agama Islam.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta.

Syafika, Nurul. 2017. Pengaruh Penerapan Metode Scramble terhadap Hasil


Belajar Peserta Didik pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
di SMP Negeri 5 Maiwa Kabupaten Enrekang. Makassar: UIN Alauddin.

Syah Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos.

Syamsudduha. 2014. Penilaian Berbasis Kelas: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:


Aynat.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 1987. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Komalasari. 2010. Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi. Bandung:


Refika Aditama.

Thoifah, I’anatut. 2016. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.


Malang: Madani.

24

Anda mungkin juga menyukai