PENDAHULUAN
diorganisasikan secara berurut dan hierarki, apa yang telah diketahui siswa
kreatif, siswa juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan serta
antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengolah informasi
sebagai
1
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2015: 2).
keluarnya) serta memberikan haq dan mustahaq dari sifat-sifatnya. Haq huruf
adalah sifat-sifat huruf yang tsabit (tetap melekat) padanya, tidak akan
terpisah darinya. Mustahaq huruf adalah sifat-sifat huruf yang tidak tsabit
padanya yang sekali-kali ada dan sekali-kali tidak ada karena sebab tertentu
tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam
membaca Al-Qu’an. Seperti firman Allah yang tercantum pada surah Al-
Artinya: “Atau lebihkan sedikit dari itu, dan bacalah Al-Qur’an dengan
tenang dan perlahan-lahan".
Dalam mempelajari ilmu tajwid biasanya dimulai dengan pemberian
peserta didik agar mau mempelajari ilmu tajwid. Manfaat mempelajari ilmu
tajwid bagi peserta didik agar mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar.
2
Dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pelajaran ilmu tajwid di SMP
peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan yang sesuai dengan
dan peserta didik terlihat bosan ketika pendidik menyampaikan materi secara
lisan.
melalui metode tersebut, siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan
oleh peserta didik, karena adanya keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
mengelola kelas dengan lebih efektif dan memudahkan peserta didik dalam
Dalam hal ini peneliti mengadakan inovasi agar pelajaran dapat lebih
3
lain ketika pembelajaran ilmu tajwid yaitu dengan menggunakan metode
make a match dimana peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran ketika
materi dan jawabannya kemudian dibagikan kepada siswa dan para siswa
yang berbeda dan menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan
1. Pembatasan Masalah
2. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan pembatasan masalah di atas rumusan masalah dalam
a match?
C. Tujuan Penelitian
pemahaman ilmu tajwid siswa kelas VII-F SMP Swasta Galih Agung di
match.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
5
2. Bagi Guru
diatasi.
3. Bagi Peneliti
E. Definisi Istilah
berikut:
F. Sistematika Penulisan
6
Bab pertama pendahuluan, yang menjelaskan tentang latar belakang
tajwid dan metode make a match. Pada bab kedua juga membahas tentang
pengumpulan data, dan metode analisis data, pengecekan keabsahan data dan
indikator keberhasilan.
penelitian secara umum, penjelasan per siklus, proses menganalisis data serta
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Upaya Guru
7
1. Pengertian Guru
Dalam bahasa Arab, kosa kata guru dikenal dengan al-Mu’alim atau
selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang amat
siswa dapat memperoleh menu sajian bahan ajar yang diolah dari dalam
seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar
8
masyarakat untuk memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang
2. Upaya Guru
salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang
dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih
9
b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar
yang memadai.
kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media belajar. Hal ini
efektif.
Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat dari
direktur belajar, tugas dan tanggung jawab guru menjadi lebih meningkat
10
pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, sebagai motivator
secara efektif dan efisien. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar,
hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.
11
berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar-mengajar. Sebagai
2015: 99-100):
kelompok.
yang dihadapinya.
dilakukannya.
1. Pengertian Pemahaman
12
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian
yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan bahasa sendiri
sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain
teori.
pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain.
13
b. Menafsirkan (interpretation) kemampuan ini lebih luas daripada
a. Tujuan
14
Penulisan Tujuan Intruksional Khusus (TIK) ini dinilai sangat
siswa.
b. Guru
didik satu berbeda dengan lainnya, untuk itu setiap individu berbeda
c. Peserta Didik
15
Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke
memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang
berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari peserta
Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi atau
d. Kegiatan Pengajaran
16
siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar akan
tinggi pula.
soal yang diberikan guru kepada siswa. Jika siswa telah mampu
isti’la, ithbaq, dan qalqalah. Mustahaq huruf adalah sifat-sifat huruf yang
tidak tsabit padanya yang sekali-kali ada dan sekali-kali tidak ada karena
17
istifal.Atau sifat tafkhim yang muncul dari sifat isti’la, ikhfa, mad, qashr,
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tata cara membaca Al-
fardhu ‘ain. Oleh karena itu, mungkin saja terjadi seorang qori’ bacaanya
ilmu tajwid seperti idzhar, mad, dan lain sebagainya. Akan lain halnya
18
dengan orang yang tidak mampu membaca Al-Qur’an sesuai dengan
a. Mad Thabi’i
Mad artinya panjang, dan thabi’i artinya biasa. Apabila ada alif
sesudah fathah atau yaa’ sukun sesudah kasrah atau wau sesudah
19
b. Mad Wajib Muttashil
sepanjang lima harakat (Zarkasyi, 1955: 26). Contoh: َس َوآ ٌء
seperti mad wajib muttashil dan boleh juga seperti mad thabi’i.
Tetapi seperti mad wajib muttashil lebih baik (Zarkasyi, 1955: 27).
20
membacanya seperti mad lazim muthawwal sepanjang enam harakat
f. Mad Layin
Layin artinya lunak atau lemas. Apabila ada wau atau yaa’ sedang
disebut mad layin. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas (Zarkasyi,
sebelum waqaf itu ada mad thabi’i atau mad layin, maka hukuim
bbacaannya disebut mad aridh lissukun. Cara membacanya ada tiga macam
yaitu enam harakat, empat harakat, dan dua harakat (Zarkasyi, 1955: 29).
Contoh: ص ْي ٌر
ِ َب
ada haa’ dhamir sedang sebelum haa’ ada huruf hidup (berharakat),
mad jaiz munfashil (Zarkasyi, 1955: 30). Contoh: ِع ْن َدهُ اِﻻَّبِ ْاذنِه
21
j. Mad Iwadh
Iwadh artinya ganti, yakni tanwin tadi diganti dengan mad atau
seperti mad thabi’i dan tidak dibaca seperti tanwin (Zarkasyi, 1955:
k. Mad Badal
surah dari Al-Qur’an terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf
yang delapan, yakni: nun, qaaf, shad, ‘ain, sin, laam, kaaf, dan mim,
Apabila pada permulaan surah dari Al-Qur’an terdapat salah satu dari
antara huruf yang lima yaitu, haa’, yaa’, thaa, raa, maka hukum bacaannya
disebut mad laim harfi mukhaffaf. Cara membacanya seperti mad thabi’i
22
n. Mad Tamkien
sukun yang didahului dengan yaa’ yang bertasydid dan harakatnya kasrah,
ditepatkan dengan tasydid dan mad thabi’i (Zarkasyi, 1955: 33). Contoh:
َالنَبِيّ ْين
o. Mad Farg
dalam Al-Qur’an hanya terdapat di empat tempat, mad itu dinamakan mad
farg. Jadi dipanjangkan itu, supaya jelas bahwa kalimat itu berbentuk
pertanyaan. Empat tempat itu ialah dua tempat di surah Al-An’am, satu
tempat di surah Yunus 59, dan satu tempat di surah An-Naml 59 (Zarkasyi,
a. Qalqalah Sughra
Qalqalah artinya getaran suara, dan sughra artinya yang lebih kecil.
Apabila ada salah satu huruf qaaf, thaa, baa, jim, dan dalsukun (mati), dan
matinya itu dari asal kata-kata dalam bahasa Arab, maka hukum bacaannya
b. Qalqalah Kubra
Kubra artinya yang lebih besar. Apabila mati atau sukunnya lima
huruf di atas itu dari sebab waqaf (berhenti) atau titik koma, maka hukum
bacaannya disebut qalqalah kubra. Cara membacanya lebih jelas dan lebih
َ ٌَع َذاب
berkumandang (Zarkasyi, 1955: 41). Contoh: ش ِد ْي ٌ•د
23
C. Metode Make A Match
ialah pembelajaran yang menitik beratkan pada gotong royong dan kerja
sama kelompok.
24
Metode ini merupakan salah satu metode yang dapat menarik
disampaikan oleh guru. Dalam hal ini guru juga harus mengetahui apa
Kesenangan tersebut juga dapat mengenai materi dan siswa belajar secara
topik yassng cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu yang berisi soal atau jawaban.
c. Tiap siswa memikirkan jawabab atau soal dari kartu yang dipegang.
25
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
materi pelajaran.
mengajar.
26
f. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.
Jenis penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Misnawati dengan
27
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F di Madrasah
banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 75, dengan rincian 17
orang dinyatakan tidak lulus dan 18 orang dinyatakan belum memenuhi KKM
yaitu 75.
Hasil belajar pada siklus I dinyatakan bahwa siswa yang nilainya belum
tuntas dibawah KKM ada 12 siswa. Jadi hasil belajar pada siklus I masih ada
34% atau masih ada 12 siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM.
Dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang terjadi pada siklus I dari sebelun
sebesar 18% dengan jumlah siswa 7 orang dengan rincian presentase siswa
yang tuntas pada siklus I sebesar 65% dengan jumlah siswa 23 orang.
Hasil belajar pada siklus II dinyatakan bahwa siswa yang nilainya belum
tuntas dibawah KKM ada 4 siswa. Jadi hasil belajar pada siklus II masih ada
11% atau masih ada 4 siswa yang nilainya masih berada dibawah KKM. Jadi
rincian persentase siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 88,57% dengan
28
Hasil akhir yang didapat setelah melakukan tahapan-tahapan yang telah
Lampung.
E. Hipotesa Tindakan
Hipotesis merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penelitian,
pegangan dasar.
tindakan yaitu pemahaman ilmu tajwid siswa kelas VII SMP Swasta Galih
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:
18). Sesuai dengan penelitian ini, maka penelitian ini memiliki langkah-
akan dicapai.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah dyah kelas VII-F SMP Swasta Galih Agung
30
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat
dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-
Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus I Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus II Pengamatan
31
Pengamatan
a. Perencanaan
sebagai berikut:
paket, daftar nilai, soal pra tindakan, soal tes akhir tiap siklus.
b. Pelaksanaan
32
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
2) Peneliti memberi tes kepada siswa pada kegiatan pra tindakan dan
c. Pengamatan
pengamatan meliputi:
d. Refleksi
33
Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan
diterapkan sudah tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan telah
1. Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif
tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat
(Sulistyorini, 2009: 86). Tes juga pertanyaan atau latihan serta alat lain
34
a. Pre Test (Tes Awal)
2. Observasi
3. Dokumentasi
35
memperoleh data langsung dari tempat penelitian yang meliputi buku-
4. Wawancara
data yang diperlukan dengan cara yang lebih akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan.
tentang berbagai hal yang relevan tentang keadaan sekolah, serta untuk
36
bahan yang didapat digunakan untuk menyusun jawaban masalah yang
data. Data yang digunakan berasal dari hasil pekerjaan peserta didik, tes,
observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambar
tentang ekspresi peserta didik dan tingkat pemahaman terhadap suatu mata
1. Reduksi Data
informasi yang jelas. Untuk memperoleh data yang jelas maka dilakukan
kasar yang akan diperoleh dari tes dan observasi. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh data yang jelas dari data tersebut,
jawabkan.
37
2. Display Data
Informasi ini diperoleh dari perpaduan data hasil observasi, dan tes.
menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain
kesatuan.
R
P= x 100%
N
Keterangan:
P = Angka presentase
38
yang sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik
3. Penarikan Kesimpulan
data yang telah diorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula
yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Pada
pembelajaran make a match, maka data yang diperlukan berupa data hasil
39
dan data hasil tes peserta didik yang diberikan diakhir tindakan untuk
G. Indikator Keberhasilan
1. Kualitas Proses
tajwid siswa adalah hasil persentase dan hasil tes siswa mengalami
40
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful, Bahri dan Aswan Zaini. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996).
Hanafi. Pelajaran Tajwid Praktis. (Bintang Indonesia).
Kurnaedi, Abu, Ya’la. Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i. (Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i, 2014).
Milles, Mettew.B dan Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. (Jakarta: UI
Press, 1992).
Mufron, Ali. Ilmu Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013).
Nasution, S. Teknologi Pendidikan. (Bandung: CV. Jammars, 1999).
2015).
41
Zarkasyi, Imam. Pelajaran Tajwid. (Ponorogo: Trimurti Press, 1955).
42