Anda di halaman 1dari 15

HADIST-HADIST TENTANG SHALAT

Disusun Untuk Tugas Mata Kuliah

Hadist Ahkam

Disusun oleh :

Putri Megawati Agustin

Dosen pengampu :

Dr. Usman Betawi, M.HI

PROGRAM STUDI AHWAL SYAHSYIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH

SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Hadist-
Hadist Tentang Shalat”. Shalawat dan salam saya junjungkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW., yang telah membawa kita dari zaman kegelapan sehingga
zaman terang benderang.
Selanjutnya kami berterima kasih kepada dosen kita Ustad Dr. Usman Betawi,
M.HI., selaku dosen dengan mata kuliah “Hadist Ahkam” yang telah
membimbing serta mengarahkan kami dengan sabar dan ikhlas dalam menyusun
makalah ini
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, maka
dari itu kritik dan saran dari pembaca, kami harapkan agar dapat
menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Pancur Batu,15 Februari 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Makalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Shalat dan Dasar Hukum Sholat.................................................3
B. Hadist-Hadist Tentang Kewajiban Sholat.....................................................4
C. Hadist Tentang Ibadah Shalat Wajib............................................................6
D. Ibadah Shalat Sunnah....................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat Wajib adalah ibadah yang tidak bisa ditinggalkan atau
diqhadakan, Sungguh sedih bila melihat realita bahwa Ummat Islam zaman
sekarang sebagian besar sudah tidak ihtimam (perhatian/serius) lagi dalam
memanfaatkan waktunya untuk beramal, terutama dalam menghidupkan
ibadah-ibadah sunnah.
Contohnya ibadah shalat tathawu /shalat sunnah. Banyak sekali ummat
Islam, selepas shalat maghrib usai langsung sibuk dengan TV-nya, atau
hidangan di meja makan. Di waktu dhuha, sibuk dengan pekerjaannya. Di
waktu subuh, terlalu malas untuk mendirikan shalat qabliyah shubuh. Selepas
Isya, terlalu ngantuk untuk mendirikan shalat ba'diyah Isya. Padahal
Rasulullah dan para sahabat sangat serius sekali manjalankannya walaupun
bukan termasuk ibadah wajib. Selama hidupnya, Rasulullah hampir tidak
pernah melewatkan shalat sunnah rawatib yang muakkadah. Bahkan saat
beliau terlewat, beliau mengqadhanya diwaktu lain. Saat Rasulullah terlewat
shalat qabliyah Shubuh, beliau mengqadhanya diwaktu Dhuha. Lihat
Rasulullah yang telah dijamin masuk Surga ini, betapa seriusnya thd ibadah
sunnah. Kita bagaimana? Tidak kalah pula para sahabat, ibadah sunnah
seperti wajib bagi mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari shalat dan dasar hukum shalat?
2. Apa saja hadist-hadist tentang kewajiban shalat?
3. Apa saja hadist tentang ibadah shalat?

1
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab rumusan masalah
diatas yaitu
1. Untuk mengetahui pengertian shalat dan dasar hukum shalat.
2. Untuk mengetahui hadist-hadist tentang kewajiban shalat.
3. Untuk mengetahui hadist tentang ibadah shalat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat dan Dasar Hukum Sholat
Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah
pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh
salam. Secara dimensi Fiqh shalat adalah beberapa ucapan atau rangkaian
ucapan dan perbuatan (gerakan) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah, dan menurut
syarat-syarat yang telah di tentukan oleh Agama. (Haryono, 2003)
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran
Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka
serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-
Mahamulia. Sementara musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan
memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah
barang tentu ia putus hubungan dengan (makhluk) di bumi, meskipun
jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan
dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan
waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-
bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari
sekedar ibadah bumi, seraya berdoa selamat (mengucap salam) kepada
makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan yang diperuntukkan bagi
sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal dengan takbir ihram,
Allahu Akbar dan berakhir dengan salam, ‘Assalamu’alaikum’. (Abidin,
2001)
Adapun dasar hukum shalat yaitu. Firman Allah dalam surah Al-
Bayyinah ayat 5:
 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

3
lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”

Firman-Nya yang lain dalam surah An-Nisa ayat 103:


“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.”

Firman-Nya yang lain dalam Surah Al-Hajj ayat 78:


“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu
Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari
dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia, Maka Dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan
berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah
sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong”.

Firmannya dalam Surah al-Ankabut ayat 45:


“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
B. Hadist-Hadist Tentang Kewajiban Sholat

‫اد ِة اَ ْن‬ ٍ ‫ بُنِ َي اْ ِال ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم‬:‫اهلل ص‬


َ ‫ َش َه‬:‫س‬ ِ ‫ال رسو ُل‬ ِ ‫َعن َع ْب ِد‬
َ َ‫اهلل بْ ِن عُ َم َر ق‬
ْ ُ َ َ َ‫ق‬ :‫ال‬ ْ
َّ ‫ َو اِ ْيتَ ِاء‬،‫الص الَ ِة‬
‫ َو َح ّج‬،‫الز َك ِاة‬ َّ ‫ َو اِقَ ِام‬،‫اهلل‬
ِ ‫الَ اِل هَ اِالَّ اهلل و اَ َّن مح َّم ًدا رس و ُل‬
ْ َُ َُ َُ
ِ ‫تو‬
1:333 ‫ فى نيل االوطار‬،‫ احمد و البخارى و مسلم‬.‫ضا َن‬ َ ‫ص ْوم َر َم‬ َ َ ِ ‫اْ َلب ْي‬
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Islam itu terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammat itu adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, hajji ke Baitullah dan puasa
Ramadlan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1,
hal. 333]

4
‫ الجماع ة اال‬.‫الص الَ ِة‬
َّ ‫الر ُج ِل َو َب ْي َن اْل ُك ْف ِر َت ْر ُك‬ ِ ‫ال رس و ُل‬
َّ ‫ َب ْي َن‬:‫اهلل ص‬ َ َ‫َع ْن َج ابِ ٍر ق‬
ْ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
340 :1 ‫ فى نيل االوطار‬،‫البخارى و النسائى‬
Dari  Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “(Yang
membedakan) antara seseorang dan kekufuran adalah meninggalkan
shalat”. [HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan Nasai, dalam Nailul Authar juz
1, hal. 340]

‫ اَل َْع ْه ُد الَّ ِذى َب ْيَننَ ا َو َب ْيَن ُه ُم‬:‫اهلل ص َي ُق ْو ُل‬


ِ ‫ت رس و َل‬ ِ َ َ‫َعن بريْ َدةَ رض ق‬
ْ ُ َ ُ ‫ َس م ْع‬:‫ال‬ َُ ْ
1: 343 ‫ فى نيل االوطار‬،‫ الخمسة‬.‫ك َفر‬
َ َ ‫ فَ َم ْن َت َر َك َها َف َق ْد‬.ُ‫الصالَة‬
َّ
Dari Buraidah RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, maka
barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah kufur”. [HR.
Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 343]

‫ يَ ا‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬،‫س‬ ِ ‫اهلل اَ َّن اَ ْعرابِيًّا ج اء اِلَى رس و ِل‬


ِ ‫اهلل ص ثَ اِئَر ال َّرْأ‬ ِ ‫َعن طَلْح ةَ بْ ِن عُب ْي ِد‬
َُْ َ َ َ َ َ ْ
َّ‫ اِال‬،‫س‬ ُ ‫ات اْل َخ ْم‬ ُ ‫الص لَ َو‬
َّ :‫ال‬ َ َ‫الص الَ ِة ! ق‬ َّ ‫ض اهللُ َعلَ َّي ِم َن‬ َ ‫ اَ ْخبِ ْرنِى َم ا َف َر‬،‫اهلل‬ ِ ‫رس و َل‬
َُْ
َّ‫ضا َن اِال‬َ ‫ َش ْه ُر َر َم‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬ ! ‫الصيَ ِام‬ ِ
ّ ‫ض اهللُ َعلَ َّي م َن‬ َ ‫ اَ ْخبِ ْرنِى َما َف َر‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫ع َش ْيًئا‬ َ ‫اَ ْن تَطََّو‬
‫فَ اَ ْخَب َرهُ َر ُس ْو ُل‬ :‫ال‬ َّ ‫ض اهللُ َعلَ َّي ِم َن‬
َ َ‫الز َك ِاة ! ق‬ َ ‫اَ ْخبِ ْرنِى َم ا َف َر‬ :‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫ع َش ْيًئا‬ َ ‫اَ ْن تَطََّو‬
‫ص‬ ُ ‫ الَ اَطََّّوعُ َش ْيًئا َو الَ اَْن ُق‬،‫ك‬ َ ‫ َو الَّ ِذى اَ ْك َر َم‬ :‫ال‬
َ ‫ َف َق‬.‫ش َراِئ ِع اْ ِال ْس الَِم ُكلّ َه ا‬
َ ِ‫اهلل ص ب‬ ِ
‫لجنَّةَ اِ ْن‬
َ ْ‫ص َد َق اَ ْو َد َخ َل ا‬
ِ ِ
َ ‫ اَ ْفلَ َح ا ْن‬.‫ال َر ُس ْو ُل اهلل ص‬ َ ‫ َف َق‬.‫ض اهللُ َعلَ َّي َش ْيًئا‬ َ ‫م َّما َف َر‬
ِ
335 :1 ‫ فى نيل االوطار‬،‫ احمد و البخارى و مسلم‬.‫ص َد َق‬
َ
Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah, bahwa seorang Arab gunung datang
kepada Rasulullah SAW dalam keadaan rambutnya kusut, lalu ia bertanya,
“Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apa yang Allah wajibkan
kepadaku dari shalat ?”. Beliau bersabda, “Shalat-shalat yang lima, kecuali
kamu mau melakukan yang sunnah”. Ia bertanya, “Beritahukanlah
kepadaku, apa yang Allah wajibkan kepadaku dari puasa ?”. Beliau SAW
bersabda, “Puasalah bulan Ramadlan, kecuali kamu mau melakukan yang
sunnah”. Ia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku, apa yang Allah
wajibkan kepadaku dari zakat ?’. Thalhah berkata : Lalu Rasulullah SAW
memberitahukan kepadanya tentang syariat-syariat Islam seluruhnya. Lalu
orang Arab gunung itu berkata, “Demi Allah yang telah memuliakan engkau,
saya tidak akan menambah sesuatu dan tidak akan mengurangi sedikitpun
dari apa-apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepada saya”. Lalu
Rasulullah SAW bersabda, “Pasti ia akan bahagia, jika benar. Atau pasti ia
akan masuk surga jika benar (ucapannya)”. [HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 335]

5
‫ي بِ ِه‬ َّ ‫ت َعلَى النَّبِ ّي ص‬ ٍ ِ‫س بْن مال‬
َ ‫ات لَْيلَ ةَ اُ ْس ِر‬ ُ ‫الص لَ َو‬ ْ ‫ض‬ َ ‫فُ ِر‬ :‫ال‬َ َ‫ك رض ق‬ َ َ ِ َ‫َع ْن اَن‬
‫ يَ ا ُم َح َّم ُد اِنَّهُ الَ ُيبَ َّد ُل اْل َق ْو ُل‬:‫ي‬ ِ
َ ‫ ثُ َّم ُن ْود‬.‫س ا‬
ً ‫ت َخ ْم‬ ْ َ‫ت َحتَّى ُج ِعل‬ ْ ‫ص‬ ِ ِ
َ ‫ ثُ َّم نُق‬،‫َخ ْمس ْي َن‬
‫ فى‬،‫ احمد و النسائى و الترمذى و ص ححه‬.‫س َخ ْم ِس ْي َن‬ ِ ‫هذ ِه اْل َخ ْم‬
ِ ِ‫ك ب‬ ِ َّ ‫لَد‬
َ َ‫ي َو ا َّن ل‬ َ
1 : 334 ‫نيل االوطار‬
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Diwajibkan shalat itu pada Nabi
SAW pada malam Isra’, lima puluh kali. Kemudian dikurangi sehingga
menjadi lima kali, kemudian Nabi dipanggil, “Ya Muhammad, sesungguhnya
tidak diganti (diubah) ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya lima kali
itu sama dengan lima puluh kali”. [HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan
Tirmidzi menshahihkannya, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 334]

‫ َفلَ َّما قَ ِد َم‬ .َ‫الص الَةُ َر ْك َعَت ْي ِن َر ْك َعَت ْي ِن بِ َم َّكة‬


َّ ‫ت‬ِ‫ض‬
َ ‫ قَ ْد فُ ِر‬:‫ت‬ َ ‫الش ْعبِ ّي اَ َّن َعاِئ‬
ْ َ‫شةَ قَال‬ َّ ‫َع ِن‬
‫َّه ا ِر‬ ِ ‫ اِالَّ اْلم ْغ ِر‬،‫اهلل ص اْلم ِدينةَ َزاد مع ُك ل ر ْكعتي ِن ر ْكعتي ِن‬ ِ ‫رسو ُل‬
َ ‫ب فَانَّها ِو ْت ُر الن‬ َ َ ْ ََ َ ْ ََ َ ّ َ َ َ َ ْ َ ُْ َ
َّ ‫صلَّى‬ ِ َ َ‫ ق‬.‫اءتِ ِه َما‬ ِ ِ ِ
‫ احمد‬.‫الصالَةَ اْالُ ْولَى‬ َ ‫ َو َكا َن اذَا َسا َف َر‬:‫ال‬ َ ‫صالَةُ اْل َف ْج ِر لطُْول ق َر‬َ ‫َو‬
Dari ‘Asy-Sya’bi bahwa ‘Aisyah RA pernah berkata : Sungguh telah
difardlukan shalat itu dua rekaat dua rekaat ketika di Makkah. Maka tatkala
Rasulullah SAW tiba di Madinah (Allah) menambah pada masing-masing
dua rekaat itu dengan dua rekaat (lagi), kecuali shalat Maghrib, karena
sesungguhnya shalat Maghrib itu witirnya siang, dan pada shalat Fajar
(Shubuh), karena panjangnya bacaannya”. Asy-Sya’bi berkata, “Dan adalah
Rasulullah SAW apabila bepergian (safar), beliau shalat sebagaimana pada
awalnya (dua rekaat)”. [HR. Ahmad 6 : 241]

َّ ‫اص َع ِن النَّبِ ّي ص اَنَّهُ ذَ َك َر‬


َ‫الصالَة‬ ِ ‫َعن َع ْب ِد‬
ِ ‫اهلل بْ ِن َع ْم ِرو بْ ِن اْ َلع‬ ْ
‫ َو َم ْن لَ ْم‬.‫ت لَهُ ُن ْو ًرا َو ُب ْر َهانًا َو نَ َجا ًة َي ْو َم اْ ِلقيَ َام ِة‬
ْ َ‫ظ َعلَْي َها َكان‬َ َ‫ َم ْن َحاف‬ :‫ال‬ َ ‫ َي ْو ًما َف َق‬ 
‫ار ْو َن‬ ِ ِ ِ
ُ َ‫ َو َكا َن َي ْو َم اْلقيَ َامة َم َع ق‬.‫يُ َحاف ْظ َعلَْي َها لَ ْم تَ ُك ْن لَهُ ُن ْو ًرا َو الَ ُب ْر َهانًا َو الَ نَ َجا ًة‬
343 :1 ‫ فى نيل االوطار‬،‫ احمد‬.‫ف‬ ٍ َ‫و فِر َعو َن و َهاما َن و اُبي بْ ِن َخل‬
َّ َ َ َ ْ ْ َ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, dari Nabi SAW bahwa beliau pada
suatu hari menerangkan tentang shalat, lalu beliau bersabda, “Barangsiapa
memeliharanya, maka shalat itu baginya sebagai cahaya, bukti dan
penyelamat pada hari qiyamat. Dan barangsiapa tidak memeliharanya, maka
shalat itu baginya tidak merupakan cahaya, tidak sebagai bukti, dan tidak
(pula) sebagai penyelamat. Dan adalah dia pada hari qiyamat bersama-
sama Qarun, Fir’aun, Haaman, dan Ubay bin Khalaf”. [HR. Ahmad, dalam
Nailul Authar juz 1, hal. 343]

6
C. Hadist Tentang Ibadah Shalat Wajib
1. Waktu Shalat

‫َأن نَبِ َّي اَللَّ ِه ص لى اهلل علي ه وس لم‬ َّ ;‫ض ي اَللَّهُ َع ْن ُه َم ا‬ ِ ٍِ ِ َّ ِ


َ ‫َع ْن َع ْب د اَلله بْ ِن َع ْم رو َر‬
ُ ‫ َم ا لَ ْم يَ ْح‬ ‫ َو َك ا َن ِظ ُّل اَ َّلر ُج ِل َكطُولِ ِه‬ ‫س‬
‫ض ْر‬ ُ ‫لش ْم‬ َّ َ‫ت ا‬ْ َ‫ْت اَلظُّ ْه ِر ِإذَا َزال‬ُ ‫ َوق‬ ) :‫ال‬ َ َ‫ق‬
‫ب‬ ِ
ْ ‫ب َم ا لَ ْم يَغ‬ ِ ‫ص اَل ِة اَل َْم ْغ ِر‬
َ ‫ْت‬
ُ ‫ َو َوق‬ ‫س‬ َّ َ‫ص َف َّر ا‬ْ َ‫ص ِر َم ا لَ ْم ت‬
ُ ‫لش ْم‬ ْ ‫ْت اَل َْع‬
ُ ‫ َو َوق‬ ‫ص ُر‬ ْ ‫اَل َْع‬
‫لص ْب ِح ِم ْن‬
ُّ َ‫ص اَل ِة ا‬ ُ ‫ َو َوق‬ ‫َأْلو َس ِط‬ ِ ْ ِ‫ش ِاء ِإلَى ن‬ َ ‫ص اَل ِة اَل ِْع‬
َ ‫ْت‬ ْ َ‫ص ف اَللَّْي ِل ا‬ َ ‫ْت‬ َّ َ‫ا‬
ُ ‫ َو َوق‬ ‫لش َف ُق‬
‫ َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ) ‫س‬ َّ َ‫وع اَلْ َف ْج ِر َما لَ ْم تَطْلُ ْع ا‬
ُ ‫لش ْم‬ ِ ُ‫طُل‬
Dari Abdullah Ibnu Amr Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Waktu Dhuhur ialah jika matahari
telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang sama dengan tingginya
selama waktu Ashar belum tiba waktu Ashar masuk selama matahari belum
menguning waktu shalat Maghrib selama awan merah belum menghilang
waktu shalat Isya hingga tengah malam dan waktu shalat Shubuh semenjak
terbitnya fajar hingga matahari belum terbit." Riwayat Muslim.

َ َ‫ول اَللَّ ِه ص لى اهلل علي ه وس لم ق‬


:‫ال‬ َ ‫َأن َر ُس‬ َّ ‫َو َع ْن َأبِي ُه َر ْي َرةَ رض ي اهلل عن ه‬
‫لص ْب َح َو َم ْن َأ ْد َر َك‬ ُّ َ‫س َف َق ْد َأ ْد َر َك ا‬ ُ ‫لش ْم‬ ُّ َ‫ َم ْن َأ ْد َر َك ِم ْن ا‬ )
َّ َ‫لص ْب ِح َر ْك َع ةً َق ْب ِل َأ ْن تَطْلُ َع ا‬
‫) ُمَّت َف ٌق َعلَْي ِه‬ ‫ص َر‬ َّ ِ ِ ً‫ر ْكعة‬
ْ ‫س َف َق ْد َأ ْد َر َك اَل َْع‬
ُ ‫م‬ْ ‫لش‬ ‫ا‬
َ ‫ب‬َ ‫ر‬ُ ‫غ‬
ْ ‫ت‬
َ ‫ن‬
ْ ‫َأ‬ ‫ل‬
َ ‫ب‬ْ ‫ق‬
َ ‫ر‬ ‫ص‬
ْ ‫ْع‬
َ ‫ل‬‫ا‬
َ ‫ن‬
ْ ‫م‬ َ َ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang telah mengerjakan satu
rakaat shalat Shubuh sebelum matahari terbit maka ia telah mendapatkan
shalat Shubuh dan barangsiapa yang telah mengerjakan satu rakaat shalat
Ashar sebelum matahari terbenam maka ia telah mendapatkan shalat Ashar."
Muttafaq Alaihi.
Menurut riwayat Muslim dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu ada hadits
serupa beliau bersabda :

:‫ال‬ َ ‫َولِ ُم ْسلِ ٍم َع ْن َعاِئ‬


َ َ‫شةَ نَ ْح َوهُ َوق‬
.“ً‫“ر ْك َعة‬ َ ‫“س ْج َد ًة” بَ َد َل‬
َ
ُ‫الس ْج َدةُ ِإنَّ َما ِه َي اَ َّلر ْك َعة‬
َّ ‫ َو‬ :‫ال‬ َ َ‫ثُ َّم ق‬
“Sekali sujud sebagai pengganti daripada satu rakaat.” Kemudian
beliau bersabda: “Sekali sujud itu adalah satu rakaat.”

7
2. Shalat tepat pada waktunya

َ ْ‫ول اَللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ( َأف‬


‫ض ُل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ود رضي اهلل عنه ق‬ ٍ ‫و َعن اِب ِن مسع‬
ُْ َ ْ ْ َ
‫َأصلُهُ فِي‬ ِ ‫ي وال‬ ِِ ِ ِ َّ َ‫ال ا‬
ْ ‫ َو‬.ُ‫ص َّح َحاه‬ َ َ ُّ ‫لصاَل ةُ في ََّأو ِل َوقْت َها ) َر َواهُ اَلت ِّْرمذ‬
َ ‫ َو‬.‫ْحاك ُم‬ ِ ‫اََأْل ْعم‬
َ
‫يح ْي ِن‬ ِ َّ َ‫“ا‬
َ ‫لصح‬
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Perbuatan yang paling mulia ialah shalat pada
awal waktunya." Hadits riwayat dan shahih menurut Tirmidzi dan Hakim.
Asalnya Bukhari-Muslim.

,‫آه ْم اِ ْجتَ َمعُوا َع َّج َل‬


ُ ‫ ِإ َذا َر‬:‫َأحيَانًا‬
ْ ‫َأحيَانًا َو‬
ْ ‫اء‬ َ ‫ – َوال ِْع‬:‫يث َجابِ ٍر‬
َ‫ش‬
ِ ‫و ِع ْن َد ُهما ِمن ح ِد‬
َ ْ َ َ
َ ُ‫ َكا َن اَلنَّبِ َّي – صلى اهلل عليه وسلم – ي‬:‫الص ْب َح‬
‫صلِّ َيها‬ ُّ ‫ َو‬,‫َّر‬ ُ ‫َوِإ َذا َر‬
َ ‫آه ْم َأبْطَُئوا َأخ‬
‫بِغَلَس‬
Menurut hadits Bukhari-Muslim dari Jabir: Adakalanya beliau
melakukan shalat Isya’ pada awal waktunya dan adakalanya beliau
melakukannya pada akhir waktunya. Jika melihat mereka telah berkumpul
beliau segera melakukannya dan jika melihat mereka terlambat beliau
mengakhirkannya, sedang mengenai shalat Shubuh biasanya Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menunaikannya pada saat masih gelap.

– ‫ول اَللَّ ِه – صلى اهلل عليه وسلم‬ َ ‫َأن َر ُس‬َّ – ‫َو َع ْن َأبِي ُه َر ْي َرةَ – رضي اهلل عنه‬
‫ َو َم ْن‬,‫لص ْب َح‬ُّ َ‫س َف َق ْد َأ ْد َر َك ا‬ُ ‫لش ْم‬ ُّ َ‫ – َم ْن َأ ْد َر َك ِم ْن ا‬:‫ال‬
َّ َ‫لص ْب ِح َر ْك َعةً َق ْب ِل َأ ْن تَطْلُ َع ا‬ َ َ‫ق‬
‫ص َر – ُمَّت َف ٌق َعلَْي ِه‬ َّ ِ ِ ً‫َأ ْدر َك ر ْكعة‬
ْ ‫س َف َق ْد َأ ْد َر َك اَل َْع‬
ُ ‫م‬
ْ ‫لش‬ ‫ا‬
َ ‫ب‬ َ ‫ر‬
ُ ‫غ‬
ْ ‫ت‬
َ ‫ن‬
ْ ‫َأ‬ ‫ل‬
َ ‫ب‬
ْ ‫ق‬
َ ‫ر‬ ‫ص‬
ْ ‫ْع‬
َ ‫ل‬‫ا‬
َ ‫ن‬ْ ‫م‬ َ َ َ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang telah mengerjakan satu
rakaat shalat Shubuh sebelum matahari terbit maka ia telah mendapat-kan
shalat Shubuh dan barangsiapa yang telah mengerjakan satu rakaat shalat
Ashar sebelum matahari terbenam maka ia telah mendapatkan shalat
Ashar.” Muttafaq Alaihi.

8
D. Ibadah Shalat Sunnah
1. Shalat Rawatib.
Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu), terdiri dari:
a. 2 raka’at sebelum shubuh
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’
Dari 22 raka’at rawatib tersebut, terdapat 10 raka’at yang sunnah
muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW),
berdasarkan hadits:

, ‫ َر ْك َعَت ْي ِن َق ْب َل اَلظُّ ْه ِر‬: ‫ات‬ ٍ ‫ْت ِمن اَلنَّبِ ِّي ص لى اهلل علي ه وس لم َع ْش ر ر َكع‬ ِ
َ َ َ ْ ُ ‫َحفظ‬
‫ش ِاء فِي‬ َ ‫ َو َر ْك َعَت ْي ِن َب ْع َد اَل ِْع‬, ‫ب فِي َب ْيتِ ِه‬
ِ ‫ َور ْك َعَت ْي ِن َب ْع َد اَل َْمغْ ِر‬, ‫َور ْك َعَت ْي ِن َب ْع َد َها‬
َ َ
ِ
ُّ َ‫ َو َر ْك َعَت ْي ِن َق ْب َل ا‬, ‫َب ْيتِه‬
‫لص ْب ِح‬
“Aku menghapal dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 10 rakaat
yaitu: dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat
setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya' di rumahnya, dan
dua rakaat sebelum Shubuh.” (Muttafaq ‘Alaih)

2. Waktu Shalat Sunnah

‫ت اَلنَّبِ َّي صلى اهلل عليه‬ َ ‫ َس ِم ْع‬: ‫ت‬ ْ َ‫ قَال‬-‫ض َي اَللَّهُ َع ْن َها‬ ِ ‫ر‬- ‫و َعن ُِّأم حبِيبةَ ُِّأم اَلْمْؤ ِمنِين‬
َ َ ُ َ َ ْ َ
ٍ
‫ت فِي‬ٌ ‫ص لَّى اِ ْثنَتَ ا َع ْش َرةَ َر ْك َع ةً فِي َي ْوم َولَْيلَ ٍة بُنِ َي لَ هُ بِ ِه َّن َب ْي‬ َ ‫ ( َم ْن‬: ‫ول‬ ُ ‫وس لم َي ُق‬
”‫ َوفِي ِر َوايٍَة ” تَطَُّو ًعا‬. ‫ْجن َِّة) َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬
َ ‫اَل‬
‫ظ َعلَى َْأربَ ٍع َق ْب َل اَلظُّ ْه ِر َو َْأربَ ٍع َب ْع َد َها َح َّر َم هُ اَللَّهُ َعلَى‬ َ َ‫ ( َم ْن َحاف‬: ‫س ِة َع ْن َه ا‬ ِ
َ ‫َول ْل َخ ْم‬
)‫اَلنَّا ِر‬

9
Ummu Habibah Ummul Mu'minin Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa melakukan sholat dua belas rakaat dalam sehari semalam
niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga." Hadits riwayat
Muslim. Dan dalam suatu riwayat: "Sholat sunat."

‫ َو َر ْك َعَت ْي ِن َب ْع َد‬, ‫ ( َْأر َب ًع ا َق ْب َل اَلظُّ ْه ِر َو َر ْك َعَت ْي ِن َب ْع َد َها‬: ‫اد‬ ِّ ‫َولِلت ِّْر ِم ِذ‬
َ ‫ َو َز‬, ُ‫ي نَ ْح ُوه‬
)‫صاَل ِة اَلْ َف ْج ِر‬ ِ َ ‫ ور ْكعتي ِن بع َد اَل ِْع‬, ‫ب‬
َ ‫ َو َر ْك َعَت ْي ِن َق ْب َل‬, ‫شاء‬ ْ َ ْ َ َ َ َ ِ ‫اَل َْم ْغ ِر‬
Menurut riwayat Tirmidzi ada hadits yang serupa dengan
tambahan: "Empat rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya dan
dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah Isya', dan dua rakaat
sebelum Shubuh."

3. Larangan Waktu Shalat

‫ول اَللَّ ِه ص لى اهلل علي ه وس لم‬ ُ ‫ات َك ا َن َر ُس‬ٍ ‫اع‬ َ ‫ث َس‬ ُ ‫ ( ثَاَل‬:‫َولَ هُ َع ْن ُع ْقبَ ةَ بْ ِن َع ِام ٍر‬
‫س بَا ِزغَةً َحتَّى َت ْرتَِف َع‬ ِ ِ ِ
ُ ‫لش ْم‬ َ ‫ ح‬:‫صلِّي في ِه َّن َوَأ ْن َن ْق ُب َر في ِه َّن َم ْوتَانَا‬
َّ َ‫ين تَطْلُ ُع ا‬ َ ُ‫َي ْن َهانَا َأ ْن ن‬
ِ ‫لش ْمس لِ ْلغُر‬ ِ َ ‫وم قَاِئ ُم اَلظَّ ِه َير ِة َحتَّى َت ُز‬ ِ
)‫وب‬ ُ ُ َّ َ‫ف ا‬ ُ َّ‫ضي‬
َ َ‫ين َتت‬
َ ‫س َوح‬ َّ َ‫ول ا‬
ُ ‫لش ْم‬ ُ ‫ين َي ُق‬
َ ‫َوح‬
Dalam riwayat Muslim dari Uqbah Ibnu Amir: Tiga waktu dimana
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang kami melakukan
shalat dan menguburkan mayit yaitu: ketika matahari terbit hingga
meninggi ketika tengah hari hingga matahari condong ke barat dan
ketika matahari hampir terbenam.

‫ول اَللَّ ِه ص لى اهلل علي ه وس لم‬ َ َ‫ض َي اَللَّهُ َع ْن ُه َم ا ق‬ ِ ‫اس ر‬ ِ


ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ ٍ َّ‫َو َع ْن ابْ ِن َعب‬
ِ ِ‫لص اَل ةُ وفَج ر تَح رم ف‬ ِِ ِ ِ
– ُ‫لص اَل ة‬
َّ َ‫يه ا‬ ُ ُ ْ ٌ ْ َ َّ َ‫ام َوتَح ُّل فيه ا‬َ ‫ فَ ْج ٌر يُ َح ِّر ُم اَلطَّ َع‬:‫( اَلْ َف ْج ُر فَ ْج َران‬
ُ‫ص َّح َحاه‬ ِ ‫لصب ِح – وي ِح َّل فِ ِيه اَلطَّعام ) رواهُ اِبن ُخزيمةَ وال‬
َ ‫ْحاك ُم َو‬
َ َ َْ َ ُ ْ ََ ُ َ ََ ْ ُّ َ‫صاَل ةُ ا‬
َ :‫َأي‬ ْ
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Fajar itu ada dua macam
yaitu fajar yang diharamkan memakan makanan dan diperbolehkan
melakukan shalat dan fajar yang diharamkan melakukan shalat yakni
shalat Shubuh dan diperbolehkan makan makanan." Riwayat Ibnu
Khuzaimah dan Hakim hadits shahih menurut keduanya.

10
َ َ‫ول اَللَّ ِه ص لى اهلل علي ه وس لم ق‬ َّ ‫ض ي اَللَّهُ َع ْن ُه َم ا‬ ِ ِ
‫اَل‬ ( :‫ال‬ َ ‫َأن َر ُس‬ َ ‫َو َع ْن ابْ ِن عُ َم َر َر‬
َ
‫ َوفِي ِر َوايَ ِة َع ْب ِد‬.‫َّس اِئ ُّي‬ ‫ َأ ْخر َج هُ اَلْ َخ ْم ِإ‬ ) ‫ص اَل َة َب ْع َد اَلْ َف ْج ِر ِإاَّل َس ْج َدَت ْي ِن‬
َ ‫س ةُ اَّل الن‬َ َ َ
) ‫وع اَلْ َف ْج ِر ِإاَّل َر ْك َعتَ ْي اَلْ َف ْج ِر‬
ِ ُ‫صاَل َة َب ْع َد طُل‬ ِ ‫اَ َّلرز‬
َ ‫اَل‬ ( :‫َّاق‬
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasululah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada shalat setelah fajar kecuali dua
rakaat (Shubuh)." Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i. Dalam
suatu riwayat Abdur Razaq: "Tidak ada shalat setelah terbitnya fajar
kecuali dua rakaat fajar."

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Shalat merupakan ibadah mahdzoh yang dilakukan seseorang langsung


kepada Allah SWT. Ibadah shalat berbeda dengan ibadah yang lainnya, shalat
lebih afdzol apabila dilaksanakan dengan berjamaah.
Waktu shalat sesuai dengan hadits nabi adalah:
Waktu Dhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan
seseorang sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba waktu
Ashar masuk selama matahari belum menguning waktu shalat Maghrib
selama awan merah belum menghilang waktu shalat Isya hingga tengah
malam dan waktu shalat Shubuh semenjak terbitnya fajar hingga matahari
belum terbit."
Shalat sunnah rawatib yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan nabi
ada 22 rakaat, dari 22 raka’at rawatib tersebut, terdapat 10 raka’at yang
sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW),
yaitu:
a. Dua Rakaat Sebelum Dhuhur
b. Dua Rakaat Setelah Dzuhur
c. Dua Rakaat Setelah Maghrib
d. Dua Rakaat Setelah Isya'
e. Dua Rakaat Sebelum Shubuh

11
Diantara waktu yang diharamkan melaksanakan shalat yaitu ketika datang
waktu fajar (setelah Shalat Subuh).

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2001). Kunci Ibadah. Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.
Haryono, S. (2003). Psikologi Salat. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Imam, Z. (2002). Al-Fiqhul Wadhih. Gontor Ponorogo: Darussalam Press.
Mukti, G. B. (2005). Terjemah Al-Lu'lu Wal Marjan. Surabaya: Al-Ikhlas.
Nasution. (1998). Fiqh I. Surabaya: Darussaggaf.

12

Anda mungkin juga menyukai