Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“TATA CARA SHOLAT”

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah HADIST AHKAM KETATANEGARAAN 1

Dipresentasikan Di kelas HTN B

Dosen Pengampu:

GONZALES, M.A

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Regina Qadaffy 1321064


2. Mhd Zia Maulana 1321052
3. Gulfa Julmaida 1321080

PRODI HUKUM TATANEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UIN SMDD BUKITTINGGI

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, dan tak lupa pula penulis mengucapkan
salam dan sholawat kepada Nabi Junjungan yakni Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa dari alam yang tak berpendidikan kealam yang penuh berpendidikan, seperti
yang dirasakan saat sekarang ini.sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “TATA CARA SHOLAT”.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Hadist Ahkam” pada program
studi Hukum Tatanegara, Fakultas Syariah UIN SMDD Bukittinggi. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Gonzales, M.A selaku dosen
pembimbing, serta kepada pihak yang membantu dan membimbing penulis dalam
menyusun makalah ini.

Adapun dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak


kekurangan-kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Atas kritik dan saran
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Bukittinggi, 6 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat dan Dalil Tentang Sholat ..................................................... 3
B. Syarat dan Rukun Sholat ................................................................................... 4
C. Hal-hal Yang Membatalkan Sholat .................................................................. 6
D. Tata Cara Sholat ................................................................................................ 8
E. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan Dalam Sholat .......................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sholat merupakan tiang dan pondasi agama yang sangat penting bagi
seorang muslim. Ialah yang membedakan antara orang muslim dengan orang
kafir.“Sungguh yang memisahkan antara seorang muslim dengan kesyirikan
dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.”
Hukum meninggalkan sholat dalam agama Islam, menurut jumhur
ulama adalah termasuk dosa besar dan dosanya lebih besar dari dosa
membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman
keras. Apabila orang itu mengingkari wajibnya sholat, maka dia telah kafir.
misalnya, meyakini bahwa sholat itu hukumnya sunnah atau mubah (sholat
boleh, tidak sholat juga boleh). Selain itu, apabila mereka tetap meyakini bahwa
sholat itu wajib, namun tidak pernah melaksanakannya karena alasan malas,
maka setidaknya ada 3 pendapat ulama yang berbeda:
1. Menurut sebagian ulama Syafi’i dan sebagian ulama Maliki,
dianggap murtad (keluar dari islam) dan hukuman atasnya adalah
bunuh.
2. Menurut mazhab Syafi’i dan Maliki serta sebagian ulama Hambali,
tidak dianggap murtad atau kafir, namun tetap dihukumi had dengan
dibunuh.
3. Menurut mazhab Hanafi, dianggap fasiq (telah berbuat dosa besar)
dan hukuman atasnya ialah harus dipenjara sampai ia bertaubat dan
mau melaksanakan sholat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa pokok
permasalahan yang dapat dibahas, antara lain:
1. Apa pengertian sholat berserta dalil-dalilnya?

1
2. Apa saja syarat dan rukun sholat?
3. Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan sholat?
4. Apa sunnah dalam melakukan sholat?
5. Bagaimana tata cara sholat?
6. Apa perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam sholat?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan dari penelitian
makalah ini adalah untuk mengetahui apa pengertian dari sholat beserta dalil-
dalilnya, syarat dan rukun sholat, hal-hal yang membatalkan sholat, sunnah
dalam melakukan sholat, tata cara sholat, dan apa perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam sholat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SHOLAT DAN DALIL-DALIL SHOLAT


Sholat adalah berhadapan hati kepada Allah SWT sebagai ibadah,
dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan didalam beberapa perkataan dan
perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.1
Sholat dalam islam mempunyai arti penting dan kedudukan yang sangat
istimewa, antara lain:
1. Sholat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah
SWT yang perintahnya langsung diterima oleh Rasulullah SAW
pada malam isra dan Mi’raj. (dijelaskan dalam Qs. Al-Asra’ ayat 1).
2. Sholat merupakan tiang agama. Nabi SAW bersabda: “pokok
perkara adalah islam, tiangnya adalah sholat dan puncaknya adalah
jihad”.
3. Sholat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari
kiamat. Nabi SAW bersabda: “amalan yang pertama kali dihisab
seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat”. (HR Tirmidzi,
Nasa’i, Ibn Majah, Ahmad, dan Thabrani).2

Dalil yang mewajibkan sholat:


ّٰ ‫ار َكعُ ْوا َم َع‬
َ‫الر ِك ِعيْن‬ َّ ‫ص ٰلوةَ َو ٰات ُوا‬
ْ ‫الز ٰكوةَ َو‬ َّ ‫َواَقِ ْي ُموا ال‬
Artinya: “Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta
orang yang rukuk”.(Qs Al-Baqarah ayat 43)

1
Moh.Rifa’I, Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 1976),h.32.
2
Endang Switri, Pembinaan Ibadah Sholat, (Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media, 2020),h.1.

3
َ ‫ص ٰلوةَ تَ ْنهٰ ى‬
‫ع ِن ْالفَحْ ش َۤا ِء َو ْال ُم ْنك َِر ََۗولَ ِذ ْك ُر‬ َّ ‫ص ٰلو َۗةَ ا َِّن ال‬
َّ ‫ب َواَقِ ِم ال‬ِ ‫ي اِلَيْكَ ِمنَ ْال ِك ٰت‬ َ ‫اُتْ ُل َما ٓ ا ُ ْو ِح‬
َ‫صنَعُ ْون‬ ّٰ ‫ّٰللا اَ ْكبَ ُر ََۗو‬
ْ َ‫ّٰللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت‬ ِ ّٰ
Artinya: “Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari
(perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu
lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.(Qs Al-Ankabut ayat 45)3
B. SYARAT DAN RUKUN SHOLAT
1. Syarat Wajib Sholat
a. Islam
Islam lawannya adalah kafir. Amalan orang kafir tidak diterima
oleh Allah, amalan kebaikan apapun yang dia lakukan. Allah berfirman:
ٰۤ ُ ْ ْ
َ‫ولىِٕك‬ ‫ع ٰلٓى اَ ْنفُ ِس ِه ْم بِال ُكف َۗ ِر ا‬ ِ ّٰ ‫َما َكانَ ِل ْل ُم ْش ِر ِكيْنَ اَ ْن يَّ ْع ُم ُر ْوا َمسٰ ِج َد‬
َ َ‫ّٰللا ٰش ِه ِديْن‬
ِ َّ‫ت اَ ْع َمالُ ُه ْۚ ْم َو فِى الن‬
َ‫ار ُه ْم ٰخ ِلد ُْون‬ َ ِ‫َحب‬
ْ ‫ط‬
Artinya: “Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan
masjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri
kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal
didalam neraka”.(Qs. At-Taubah ayat 17).4
b. Berakal
Shalat tidak wajib bagi orang gila, orang yang terkena sakit ayan
(epilepsy), dan orang yang mabuk. Mereka tidak wajib qadha’ jika telah
sadar. Kecuali jika terjadi karena kecerobohan dirinya, maka ketika
sadar mereka wajib mengqadha’ shalat.
c. Sudah baliqh
Shalat tidak wajib bagi anak kecil, meskipun sudah tamyiz
(dapat makan, minum dan sebagainya). Namun, ia harus diperintah
shalat pada usia 7 tahun.

3
Ibid, hal.32.
4
Abu Abbas, Fiqh Shalat Terlengkap. (Yogyakarta: Laksana, 2018),hal.102.

4
d. Suci dari haid dan nifas
Shalat tidak wajib atas wanita yang sedang haid atau nifas.
Bahkan jika ia mengerjakan shalat maka hukumnya haram dan tidak
sah. Jika ia telah suci , tidak wajib untuk mengqadha’ shalat.
e. Sampainya dakwah islam
Shalat tidak wajib atas orang yang belum menerima dakwah
islam secara benar. Orang yang hidup didaerah jauh, yang tidak
terjangkau oleh dakwah islam, dan ia tidak mengenal tentang islam
sama sekali, atau mengethui tentang islam dengan gambaran yang
sangat buruk melalui apa yang didengar dari non muslim yang sengaja
memberikan informasi menyesatkan islam, serta menggambarkan
akhlak Rasulullah SAW dengan gambaran yang tidak selayaknya, maka
orang itu ditoleransi bila ia tidak mengerjakan sholat karena kondisi
tersebut.
2. Rukun Sholat
a. Niat
b. Takbiratul ihram5
c. Berdiri tegak bagi yang mampu
d. Membaca surat Al-Fatihah
e. Rukuk dengan tumakninah
f. I’tidal dengan tumakninah
g. Sujud 2 kali dengan tumakninah
h. Duduk diantara 2 sujud dengan tumakninah
i. Duduk tasyahud akhir dengan tumakninah
j. Membaca tasyahud akhir
k. Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW
l. Membaca salam

5
Ibid, hal.104.

5
m. tertib
C. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT
Shalat dikatakan batal atau tidak sah apabila salah satu syarat dan
rukunnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Berbagai hal
yang dapat menyebabkan batalnya shalat adalah:
1. Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja
Apabila ada salah satu rukun shalat yang tidak dikerjakan
dengan sengaja, maka shalat itu menjadi batal dengan sendirinya.
Misalnya, seseorang tidak membaca surat Al-Fatihahnlalu langsung
rukuk, maka shalatnya menjadi batal.6
2. Berhadas
Bila seseorang mengalami hadats besar atau kecil, maka batal
pula shalatnya. Baik terjadi tanpa sengaja atau secara sadar.
3. Terkena najis baik badan, pakaian, atau tempat shalat
Bila seseorang yang shalat terkena benda najis, maka secara
langsung shalatnya menjadi batal. Namun yang dijadikan patokan
adalah bila najis itu tersentuh tubuhnya atau pakaianya dan tidak
segera ditepis atau tampiknya najis tersebut maka batallah shalat
tersebut.
4. Dengan sengaja berbicara yang bukan untuk kemashlahatan shalat.
Berbicara dengan sengaja yang di maksud di sini bukanlah
berupa bacaan-bacaan dalam Al-Qur’an, dzikir ataupun do’a, akan
tetapi merupakan pembicaraan yang sering dilakukan manusia
dalam kehidupan sehari-harinya.
5. Terbuka auratnya.
Bila seseorang yang sedang melakukan shalat tiba-tiba terbuka
auratnya secara sengaja, maka shalatnya otomatis menjadi batal.
Baik dilakukan dalam waktu yang singkat ataupun terbuka dalam

6
Muhammad Sholikin, Panduan Shalat (Lengkap dan Praktis), (Jakarta: Erlangga.
2012),hal.48.

6
waktu yang lama. Namun jika auratnya terbuka tanpa di sengaja dan
bukan dalam waktu yang lama, maksudnya hanya terbuka sekilas
dan langsung ditutup lagi maka shalatnya tidak batal.
6. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat
Seseorang yang sedang shalat, lalu tiba-tiba terbetik niat untuk
tidak shalat di dalam hatinya, maka saat itu juga shalatnya telah
batal. Sebab niatnya telah rusak. Meski belum melakukan hal-hal
yang membatalkan shalatnya.
7. Banyak bergerak
Gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus dan bukan
merupakan gerakan yang terdapat dalam shalat. Mazhab Imam
Syafi’i memberikan batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut
sehingga seseorang batal dari shalatnya.
8. Membelakangi kiblat
Bila seseorang shalat dengan membelakangi kiblat dengan
sengaja, atau di dalam shalatnya melakukan gerakan hingga
badanya bergeser arah hingga membelakangi kiblat, maka shalatnya
itu batal dengan sendirinya.
9. Tertawa sampai terdengar tawanya oleh orang lain
Maksudnya adalah tertawa yang sampai mengeluarkan suara,
adapun bila sebatas tersenyum, belumlah sampai batal shalatnya.
10. Mendahului imam dalam dua rukun shalat, apalagi lebih.
Bila seorang makmum melakukan gerakan mendahului gerakan
imam, seperti bangun dari sujud lebih dulu dari imam, maka batalah
shalatnya. Namun bila hal itu terjadi tanpa sengaja maka tidak
termasuk yang membatalkan shalat.
11. Murtad, artinya keluar dari agama Islam
Orang yang sedang melakukan shalat, lalu tiba-tiba murtad,
maka batal shalatnya.

7
D. TATA CARA SHOLAT
1. Niat
2. Takbiratul ihram7
3. Berdiri tegap
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Rukuk’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk antara 2 sujud
9. Duduk tasyahud awal
10. Duduk tasyahud akhir dan membaca sholawat nabi
11. salam
E. PERBEDAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM SHOLAT
Laki-laki Perempuan
Merenggangkan dua siku tangannya Merapatkan satu anggota kepada
dari kedua lambungnya waktu rukuk anggota lainnya.
dan sujud.
Waktu sujud dan rukuk mengangkat Meletakan perutnya kepada dua
perutnya dari dua pahanya. tangan atau sikunya ketika sujud.
Menyaringkan suaranya bacaannya Merendahkan suaranya atau
pada shalat jahr. bacaannya dihadapan laki-laki lain,
yakni yang bukan muhrimnya.
Bila memberitahu sesuatu kepada Bila memberitahu sesuatu kepada
imam maka membaca tasbih, yakni imam dengan bertepuk tangan, yakni
membaca “subhanaallah”. tangan yang kanan dipukulkan pada
punggung telapak tangan kiri.

7
Moh Rifa’I, Op.Cit.hal 38.

8
Aurat laki-laki dalam sholat adalah Aurat Wanita dalam sholat adalah
anggota badan antara pusat dan lutut. seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan
kedua belah telapak tangan.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama, dengan agama bisa tegak dan dengan agama bisa pula runtuh. Sholat
mmepunyai 2 unsur yaitu dzohiriyah dan bathiniyah. Unsur dzohiriyah adalah
yang menyangkut perilaku berdasar pada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan
unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnya tersembunyi dalam hati karena
hanya Allah yang dapat menilainya.
B. SARAN
Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami banyak
mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rifa’I, Moh.. 1976. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, (Semarang:PT. Karya Toha
Putra).

Switri, Endang. 2020. Pembinaan Ibadah Sholat, (Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara
Media).

Abbas, Abu. 2018. Fiqh Shalat Terlengkap. (Yogyakarta: Laksana).

Sholikin, Muhammad. 2012. Panduan Shalat (Lengkap dan Praktis), (Jakarta:


Erlangga).

11

Anda mungkin juga menyukai