DOSEN PENGAMPU
OSCAR MAULANA, SH.I, MH
DI SUSUN OLEH:
DEA PUTRI ANANDA
NIM:182122386
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Yang telah memberikan kami
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salam dan salawat
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat bagi semesta
alam, beserta keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia sampai hari
kemudian.
Makalah ini kami buat dengan maksud untuk menunaikan tugas kuliah. Kami berharap
penyusunan dalam bentuk makalah ini akan memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu
pengetahuan kita. Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat positif bagi kita semua,
khususnya kami selaku penulis.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Bengkalis, Februari2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Berjama’ah ......................................................................... 3
B. Siksaan bagi yang meninggalkan shalat berjamaah ......................................... 5
C. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Shalat Berjamaah ................................... 7
D. Terjemahan..................................................................................................... 8
E. Qawaid Dan Penjelasan Jumlah Ismiyah ......................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan shalat alangkah lebih baiknya dengan shalat berjamaah. Karena
Rasulullah mengatakan bahwa shalat sendirian bernilai 1, sedangkan shalat berjamaah
bernilai 27 kali lipat. Seperti telah kita ketahui bahwa orang yang sedang shalat
memancarkan energy. dengan shalat berjamaah itu Rasulullah sedang mengajarkan
kepada kita, agar energi yang kita hasilkan menjadi jauh lebih besar ketimbang shalat
sendirian. Dengan kita shalat berjamaah kita semua seperti berada dalam sebuah barisan.
Seluruh gerakan dan aktifitas kita harus seirama Tidak boleh saling silang antara makmum
yang lain.
1
1.2 Rumusan Masalah
Sehubung dengan latar belakang di atas maka masalah yang akan kita bahas adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Jamaah
Shalat jamaah adalah gabungan dari kata shalat dan jamaah. aljamaah secara
bahasa berasal dari kata al-Jam’u, masdar dari jama’a yang berarti
pengumpulan/penghimpunan. Al-Jamaah menurut istilah fuqaha adalah bilangan
manusia yang berjumlah banyak, al-Kasani berkata: “al-Jamaah terambil dari
kata al-Ijtima”. Jumlah terkecil sebuah jamaah adalah terdiri atas dua orang yaitu
antara imam dan makmum. Sedangkan menurut fikih shalat jamaah ialah
“penghubung antara shalat makmum dengan imam”. Jumlahnya minimal terdiri
atas seorang imam dan seorang makmum.
3
Shalat merupakan salah satu dari rukun-rukun agama yang paling penting. Dan
Allah ta’ala telah mewajibkan kepada para hamba-Nya untuk beribadah hanya kepada-Nya
semata, tidak menyekutukannay dengan selain-Nya dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya.
Firman Allah ta’ala:
إن الصالة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا
Artinya : “ Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.” [Q.S. An- Nisa’: 103]
Dinamakan shalat berjama’ah adalah apabila dua orang shalat bersama-sama dan
salah satu dari mereka mengikuti yang lain. Yang diikuti (yang di hadapan) dinamakan
Imam dan yang mengikuti (yang di belakang) dinamakan Makmum. Firman Allah ta’ala:
وإذا كنت فيهم فأقمت لهم الصالة فلتقم طاءفة منهم معك
Artinya : “ Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (shahabatmu), lalu
kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari
mereka berdiri (shalat) bersamamu.” [Q.S. An- Nisa’: 102]
Mengenai dalil sunnah, cukup banyak hadits yang menguraikan keutamaan dan
anjuran untuk melaksanakannya. Diantarnya adalah sabda nabi SAW:
صاله الجماعة أفضل من صالة الفد بسبع وعشرين درجة
Artinya : “Shalat berjama’ah lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua
puluh tujuh derajat.”
3). Semua amalnya tidak akan diberi pahala oleh Allah SWT.
1). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan hina
2). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan lapar
3). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan haus, walau
air lautan di dunia diminumkan kepadanya, maka tetap tidak akan pernah menghilangkan
rasa haus dahaganya.
1). Kuburnya akan disempitkan oleh Allah dan dihimpitnya sampai tulang rusuknya hancur
berantakan
2). Didalam kuburnya akan dinyalakan api neraka, kemudian orang yang meninggalkan
sholat siang malam, ia akan dipanggang dan dibolak-balikan diatas bara api tersebut
3). Ular yang bernama Syuja’al-Aqro’ akan datang pada orang-orang yang meninggalkan
sholat. Ular syuja’al aqro’ itu tercipta dari api neraka, kukunya terbuat dari besi, dan setiap
kuku panjangnya seperti ukuran perjalanan satu hari
Ular itu akan berkata kepadanya : “Aku ini Syuja’al-Aqro’, suaranya bagaikan petir yang
menyambar, dan ular itu berkata: “Tuhanku menyuruhku agar memukulmu karena telah
menyia-nyiakan sholat shubuh dari shubuh sampai dzuhur, dan agar memukulmu karena
telah menyia-nyiakan sholat dzuhur dari dzuhur sampai asar, dan agar memukulmu karena
menyia-nyiakan sholat asar dari asar sampai magrib, dan agar memukulmu karena menyia-
nyiakan sholat magrib dari magrib sampai isya, dan agar memukulmu karena menyia-
nyiakan sholat isya dari isya sampai shubuh. Ketika ular itu memukulnya satu kali pukulan,
maka yang dipukulnya masuk kedalam tanah sedalam ukuran 70 hasta, lalu ular Syuja’al-
Aqro’ memasukkan kuku-kukunya kebawah tanah dan kemudian mengeluarkannya
kembali, dan siksaan itu tiada henti-hentinya sampai hari kiamat, maka kita mohon
perlindungan kepada Allah dari siksa kubur.” (Qurtubi (Qurratul ‘uyun; hlm.4)).
3 Macam Siksaan Pada Hari Kiamat bagi orang yang meninggalkan sholat yaitu:
2. Allah akan melihatnya dengan pandangan yang benci atau murka pada waktu dihisab,
sehingga daging mukanya meleleh berjatuhan
3. Allah akan menghisabnya dengan hisaban yang sangat berat dan tiada guna atasnya dari
kelebihan apapun untuk selama-lamanya, dan Allah memerintahkannya ke neraka sejelek-
jelek tempat menetap
َ َ َ ْ َ َ َْ ْ
يد ِ يف تر ِك صَل ِة الجماع ِة
ِ ِ يف ِتش ِد
ان ْب ُن َح ْرب َح َّد َث َنا َح َّم ُاد ْب ُن َ ْزيد َع ْن َعاصم بن َب ْه َد َل َة َع ْن َأب َرزين َعنْ َ َّ َ َ ُ َ ْ َ ُ
حدثنا سليم
ى ِي ِ ِ ِ َ
َ ُ ٌ َ ال َيا َر ُس َ َ ى
اَّلل َعل ْيه َو َسل َم ف َق َ َ ب َصَّل ى ُ ى ْ ُ ِّ َ ْ ُ َّ َ َ ُ : َّ َ
ض ُيرَِ ل جر اَّلل
ِ ول ِ َّ
ي ِ ن اب ِن أم مكتوم أنه سأل ال
َْ َ َ َ ِ َ َ
ٌ ْ َ الدار َول َقائ ٌد ال ُ ْ َ َ َ ُ َّ
ال ه ْل ت ْس َم ُع َلب ف َه ْل ِ يل ُر ْح َصة أن أ َص يَّل ِ يف بي ِ يب ق ِي ي ِ اسع َ ِ ي َص ش ِ الب ِ
َ َ ُ َ َ َ
الن َد َاء ق َ ِّ
ال ال أ ِجد لك ُر ْح َصة ال ن َع ْم ق َ
7
D. Terjemahan
Dan aku memiliki seorang pemandu maksudnya orang yang menuntunnya pergi ke mana
saja ia mau
Mulawamah adalah bentuk muthawa'ah dari kata allaumu (cela), dan ini bukan tempatnya.
Di dalam hadits ini ada dalil yang menunjukkan bahwa menghadiri jamaah hukumnya
wajib. Jika hal itu sunah maka pasti lebih utama tidak menghadirinya orang- orang
tunanetra dan orang-orang lemah, serta siapa saja yang kondisinya sama dengan Ibnu
Ummi Maktum.
Atha bin Abu Rabah berkata, “tak satu pun makhluk Allah di kota atau di desa memiliki
keringanan untuk meninggalkan shalat berjamaah jika mendengar suara adzan.
Al-Auzi berkata, tidak ada ketaatan kepada seorang ayah berkenaan dengan perintah
meninggalkan shalat Jum'at atau shalat jamaah ketika mendengar adzan atau tidak
mendengarnya.
Abu Tsaur mewajibkan mendatangi shalat berjamaah. Ia dan yang lain berhujjah bahwa
Allah memerintah Rasulullah agar menunaikan shalat berjamaah dalam shalat khauf ketika
tidak ada udzur untuk meninggalkannya. Oleh karena itu, bisa dipahami bahwa dalam
kondisi aman, lebih wajib hukumnya.
E. Qowa’id
Qowa’id merupakan jama’ dari kata qaidah yang berarti aturan,undang undang
(Munawir,2002:1138).Jadi qowa’id adalah aturan-aturan atau kaidah kaidah yang terdapat
dalam menyusun kalimat bahasa arab,di mana cabang dari ilmu qowa’id ini sangat banyak
di antaranya adalah nahwu dan shorof.
Dari teks ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat kita bisa ambil salah satu
kaidah bahasa arab yaitu jumlah ismiyah,sebelum itu kita harus mengetahui apa itu jumlah
ismiyah.
Mubdata’ dan khobar harus mempunyai sifat yang sama, ketika mubdata’
nya mudzakar maka khobar juga harus mudzakar, antara mubtada’ dan
khobar juga harus sama-sama mufrad, tasniyah, atau jamak.
9
berikut contoh jumlah ismiyah berdasarkan isim yang mengawali kalimat
هذَا
Artinya: Ini
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa, Shalat jamaah ialah shalat yang
dikerjakan secara bersamaan sedikitnya terdiri dari dua orang yang mempunyai ikatan yaitu
seorang dari mereka menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan syarat-
syarat yang ditentukan dimana makmum wajib mengikuti imam dari mulai takbiratul ihram
sampai salam.
B. Saran
Dengan terselesainya makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi pengetikan maupun dari segi penyusunan. Dan semoga penyusun dan pembaca dapat
mengerti dan memahami materi dalam makalah ini.
C. Daftar Pustaka
Abdul Qadir Ar-Rahbawi,As-Shalat ‘alal Madahibil Arba’ah(Kairo-Beirut:Darus
Salam,1983)
Abdurrahman Al-Jazairi, Al fiqh ‘ala Madzahibil Arba’ah, (Bairut Libanon: Dar Ibn
‘Ashaashah, 2010)
H.Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Lampung: PT. Sinar Baru Algensindo, 1986)
11