Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kelompok

Mata Kuliah : Fiqih Muqarin


Dosen Pengampu : Muhammad Idzar Lc, M.H

Perbandingan Mazhab Hukum Doa Qunut Dalam Sholat Subuh

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Tahang (2021407042)

Erida murdaya (2021407005)

Kharen Aini (2021407059)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2023
PRAKATA

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Puji syukur atas


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk serta hidayah-Nya kepada
kami sehingga dapat menyusun makalah ini sebagai bahan belajar yang
insyaAllah dapat bermanfaat untuk kami serta siapa saja yang membaca makalah
ini.

Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak atas penyusunan


makalah ini, tentunya kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan memberikan materi-materi dalam makalah yang berjudul “
perbandingan mazhab hukum membaca doa qunut dalam sholat subuh”
melalui buku dan jurnal yang telah diterbitkan oleh para penulis yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu, dan kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah kompilasi hukum
ekonomi syariah, kepada Bapak Muhammad Idzar Lc,M.H. yang telah
memberikan dukungan, dan kepercayaan yang begitu besar sehingga penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan tanpa kendala suatu apapun.

Semoga atas penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi


kami dan juga siapa saja yang yang membaca makalah ini, dan kami meminta
maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami juga sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca,
karena kritik dan saran dari para pembaca merupakan apresiasi dan motivasi untuk
kami agar bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Akhir kata, sekian dan terima
kasih.

Samarinda, 28 maret 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. pengertian doa qunut dalam sholat subuh ... Error! Bookmark not defined.

B. perbandingan mazhab hukum membaca doa qunut dalam sholat subuh ......5

C. cara menyikapi perbedaan pendapat tentang qunut .. Error! Bookmark not


defined.

BAB III PENUTUP ................................................................................................9

A. Kesimpulan ...................................................................................................9

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Qunut subuh sudah akrab di telinga masyarakat muslim Indonesia, hafal


bacaannya dan selalu diamalkan setiap harinya, karena mayoritas dari mereka
dalam fiqih memang mengikuti mazhab Syafi’i.
Namun saat ini, ketika internet mudah diakses oleh siapapun, sebagian orang yang
masih awam merasa bingung setelah mendengar dan mendapati adanya pendapat
yang mengatakan bahwa qunut subuh itu adalah bid’ah dan dianjurkan untuk
ditinggalkan. Tidak salah memang, membawakan fatwa ulama yang mengatakan
bahwa qunut subuh itu tidak disyariatkan, tetapi alangkah bijaksananya apabila
hal itu tidak diucapkan dalam konteks menyalahkan, karena diantara sikap bijak
adalah menghormati pendapat yang sudah diamalkan mayoritas masyarakat suatu
tempat, imam Malik mengatakan:

“Sesungguhnya keutamaan Ali dan Abdullah bin Mas’ud tidak dapat


dipungkiri, tetapi penduduk negeri kami (Madinah) mengambil
pendapatnya Zaid bin Tsabit, apabila kamu dalam suatu masyarakat,
janganlah memulai dengan apa yang mereka tidak ketahui”

Maksudnya, ketika penduduk Madinah sudah akrab dengan mazhabnya


Zaid bin Tsabit, maka janganlah kamu membawa mazhabnya Abdullah bin
Mas’ud yang masih asing di kalangan masyarakat Madinah.
Bukan berarti mazhab yang lain salah, namun dalam konteks ilmu fiqih,
khususnya dalam masalah-masalah yang masih diperselisihkan, mengedepankan
persatuan dan keharmonisan itu diutamakan.

1
Termasuk di dalam masalah-masalah yang masih diperselisihkan itu adalah qunut
subuh, disini penulis ingin sedikit menjabarkan tentang qunut subuh dalam
perspektif 4 mazhab . Mudah-mudahan tulisan yang singkat ini bisa menambah
cakrawala keilmuan kita semua.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud doa qunut dalam sholat subuh?


2. Bagaimana perbandingan mazhab hukum membaca doa qunut dalam
sholat subuh?
3. Bagaimana cara menyikapi perbedaan tentang membaca doa qunut?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui penertian doa qunut dalam sholat subuh


2. Untuk mengetahui perbandingan mazhab hukum membaca doa qunut
dalam sholat subuh
3. Untuk mengetahui cara menyikapi perbedaan tentang membaca doa
qunut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian doa qunut dalam sholat subuh

Qunut mempunyai beberapa arti, antara lain berarti tegak, taat


berbakti, berdoa sambil berdiri, berlaku ikhlas dan berdiam diri dalam
sholat mendengarkan bacaan imam. Jika berdasarkan pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), kata “qunut” ini memiliki arti akan doa doa
qunut adalah doa yang dibaca secara sunnah ketika melaksanakan ibadah
salat, terutama pada salat khusus yang biasanya dibaca sesudah i’tidal pada
rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat subuh. Qunut ini
juga dapat dibaca karena ada bahaya, malapetaka, atau musibah yang
tengah menimpa masyarakat

Secara istilah adapun pengertian qunut menurut istilah, adalah beberapa


kalimat yang bersifat doa yang dibaca ketika i’tidal (berdiri setelah bangun
dari ruku’) sesudah membaca lafadz ”sami ’allahulimanhamidah” pada
rakaat terakhir sholat shubuh atau sholat witir yang dilakukan setelah
pertengahan bulan Ramadhan.

Pengertian qunut juga dimaknai sebagai sebuah doa yang disisipkan


dalam sholat fardhu, sebuah amalan yang didasarkan sunnah Nabi saw.
Secara Bahasa mempunyai beberapa makna di antaranya sebagaimana
yang di-nadham-kan oleh al-Hafidh Zainuddin al-Iraqie, sebagai berikut:
"Lafadz Qunut, hitunglah maknanya, kamu akan menemukan lebih dari
sepuluh makna yang diakui. Doa khusus. Ibadah dan taat pengakuan
ibadah dan pelaksanaannya. Diam, sholat, melaksanakan sholat dalam

3
waktu yang lama, serta konsistensi taat yang menguntungkan bagi yang
melaksanakan"1

Dalam kitab Lisanul Arab karangan Ibnu Mandzur yang membahas


terkait asal kata dan bahasa Arab, kata qunut berasal dari kata Qonata.
Kata Qunut sendiri adalah Al-imsaaku anil kalaam artinya diam dari
perkataan atau ad-du'aa fi sholaati artinya berdoa ketika sholat.

Adapun Qunut dalam Istilah Al-khusyuu wal aqraaru bil ubudiyah,


wal qiyaamu bithoo'ati lati laysa laha ma'shiyatun, yang artinya adalah
suatu keadaan sambil mengucap untuk ibadah dan berdiri dengan ketaatan
tapi bukan untuk maksiat.

doa qunut juga berisi pujian bagi Allah dan bahwa orang yang akan
menjadi wali-Nya takkan terhinakan. Orang-orang yang kelak menjadi
wali Allah sendiri juga dijelaskan di Qur’an Surat Yunus ayat 62-63.
Namun, wali Allah juga bukanlah orang-orang yang berdiam diri atau
bertapa dalam tempat-tempat mistis. Mereka juga bukan orang-orang yang
ibadahnya jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali, kemudian
mengakui bahwa dirinya memiliki kekuatan gaib dan dapat mengobati
orang ataupun melakukan hal-hal ajaib lain.

Orang-orang semacam ini mungkin benar saja memiliki kekuatan,


namun kekuatan itu datang dari bantuan setan, bukan atas bantuan Allah.
Doa ini juga berisi pengakuan yang berisi bahwa musuh-musuh Allah
takkan pernah dimuliakan.Tentang musuh-musuh Allah ini sendiri
sebenarnya telah dijelaskan dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 98. Musuh
Allah sendiri adalah orang-orang kafir sehingga mereka takkan
dimuliakan. Karena itulah Rasulullah turut melarang kita dalam

1Ghufron A & Mas’adi, (Raja Grafindo Persada, 1999). M. Hanif Muslih, Keshahihan Dalil Qunut dari
Petunjuk Al-Qur’an dan Al-Sunnah, (Penerbit Santri, 1997).

4
menggunakan panggilan yang memiliki makna menyanjung pada orang-
orang kafir.

Qunut juga berisi pujian bagi Allah serta menunjukkan kepasrahan


kita pada Allah. Allah menjadi satu-satunya tempat bagi bersandar serta
bergantung untuk orang-orang yang ingin selamat dari hukuman-Nya.2

B. Perbandingan mazhab hukum membaca doa qunut dalam sholat subuh

Dalam permasalahan qunut, imam empat madzhab yaitu Imam Abu Hanifah,
Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hambal masing-masing punya
pandangan yang tidak sama atau berbeda. Hal itu sesuai dengan kesimpulan
hukum yang diambil oleh masing-masing imam.
Sebagian ulama fikih berpendapat bahwa qunut dilakukan hanya saat ada musibah
besar yang menimpa umat Islam.Sebagian yang lain berpendapat bahwa qunut
dilakukan terus menerus pada salat subuh, walaupun tidak ada kejadian besar
yang menimpa umat Islam. Lebih detailnya mari kita baca keterangan berikut.

a. Imam Abu Hanifah (Hanafi)


Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa qunut dilakukan hanya
pada waktu salat witir. Ia tidak setuju ada qunut saat salat
subuh.Imam Hanafi berpendapat bahwa membaca qunut saat witir
dilakukan sebelum rukuk dalam rakaat terakhir.

Untuk qunut nazilah, ia menganjurkan memembacanya pada salat


jahriyyah (nyaring) seperti subuh, maghrib, dan
isya. Pembacaannya di rakaat terakhir sebelum rukuk.

b. Imam Malik bin anas


Imam Malik berpendapat bahwa qunut dilakukan pada rakaat
kedua salat subuh. Doa qunut dilakukan sebelum rukuk pada rakaat

2 Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al_Munawwir , Surabaya : 2002. Cet. 25

5
kedua dengan suara rendah alias makmum tidak mendengar.Para
pengikut Imam Malik menganjurkan membaca qunut nazilah di
setiap salat fardhu.
c. Imam syafii
Sama seperti Imam Malik, Imam Syafii juga menganjurkan
membaca qunut pada setiap salat subuh di rakaat kedua. Namun
perbedaannya, Imam Syafii menentukan pembacaan qunut setelah
rukuk pada rakaat kedua dengan suara keras sehingga didengar
oleh makmum. Selain salat subuh, Imam Syafii menganjurkan
qunut pula saat salat witir mulai pertengahan Ramadan terakhir di
rakaat ketiga setelah rukuk.Pengikut Imam Syafii juga
menganjurkan qunut di setiap salat fardu pada rakaat akhir ketika
ada musibah yang menimpa umat Islam atau seorang muslim.
d. Imam Ahmad bin Hambal
Imam Ahmad bin Hambal Senada dengan Imam Hanafi, Imam
Ahmad menolak keberadaan qunut subuh. Ia pun menetapkan
qunut dilakukan hanya pada waktu salat witir.Namun ada
perbedaan dalam ibadah itu antara kedua imam yaitu qunut witir
dilakukan setelah rukuk rakaat kedua. Ia pun menganjurkan qunut
nazilah di setiap salat fardu ketika ada musibah bagi umat Islam.

c. Cara menyikapi perbedaan pendapat tentang doa qunut dalam sholat


subuh
Bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat tentang qunut yaitu masalah
ini masih belum bisa diterima oleh masyarakat ketika ada perbedaan di dalam
ibadah terutama ibadah (Ma'had) berhubungan dengan Allah dalam teknik masih
menjadi bumbu konflik yang belum bisa diselesaikan sedangkan kita harus
mengetahui perbedaan wilayah atau metode ulama tersebut itu yang bisa
menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat mazhab mazhab tentang perbedaan
pendapat itu.

6
Perbedaan mazhab atau pandangan dalam menjalankan Islam tidak perlu
dibesar-besarkan sehingga menghalangi kita untuk berbuat baik. Kita sebagai
orang awam hanya perlu mengikuti ulama yang kita yakini kebenarannya.

Tidak perlu memaksa orang lain untuk juga mengikuti apa yang kita anggap
benar Saling Menghormati dan Berlapang Dada Dalam Menghadapi Perbedaan.
Setelah mengetahui berbagai hukum qunut subuh yang telah disampaikan oleh
berbagai ulama dari imam madzab yang empat dan selainnya, kita sebagai seorang
muslim yang cerdas harus mampu saling menghormati terhadap pendapat-
pendapat yang telah diutarakan.

Di tengah dahsyatnya arus pemikiran keagamaan mutakhir, saatnya kita


mencermati perkembangan (baca, Pluralisme agama) sebagai berkah untuk
menuai sintesa-sintesa yang akan mendewasakan cara pandang masyarakat dan
kesempatan emas untuk mengawal transisi demokrasi. Ajakan Sayyed Hussen
Nasr dalam memahami doktrinal agama secara eksoterik dan esoterik adalah
sebuah upaya mencari pola dan bentuk keberagamaan baru. Di sinilah, sebenarnya
pemikiran keagamaan mesti diapresiasi dan dipertanyakan guna menangkap
makna terdalam dari agama. Siapapun patut berdecak kagum atas perkembangan
pemikiran keagamaan mutakhir. Setiap kelompok hadir dan bebas menyampaikan
pandangan dan pemikirannya. Ini sebuah khazanah dan situasi yang dinanti-
nantikan banyak kalangan, yang mana setiap kelompok bisa menikmati kebebasan
berpikir dan kebebasan berpendapat. Sayyed Hussen Nasr seakan ingin
mengatakan bahwa pintu itu telah terbuka dan mengundang kita memasukinya.

Di sini, sebenarnya titik kelemahan mereka (umat beragama) dalam


memahami doktrinal agamanya, tatkala tak mampu mengakomodasi pandangan
yang lahir Kita mesti mencari model keberagamaan yang lebih menyentuh hajat
masyarakat luas. Ini semua merupakan siklus problem yang tidak bisa dipisahkan.
Di sinilah, masyarakat dituntut kepekaannya untuk menolak segala hal yang tidak

7
sesuai dengan kemaslahatan dan akal budi untuk memilih pendapat Mazhab yang
mana saja yang ingin di gunakan. 3

3Rakhmat, Jalaluddin. Islam dan pluralisme: akhlak Quran menyikapi perbedaan. Penerbit
Serambi, 2006.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat kita simpulkan Qunut dalam shalat subuh sesudah bangkit dari
ruku’ roka’at kedua, adalah sunah dalam pendapat kami tanpa ada khilaf.

Dalil atas terpilihnya teks doa adalah hadits Riwayat al-Hakim alam al-
Mustadrak dari Abu hurairah r.a ia berkata : apabila Rasulullah saw
mengangkat kedua tangannya lalu berdoa dengan lafal berikut : Allahumma
Ihdinii fi man hadait… dst. Lafadz ini juga di ucapkan berdasar kepada
riwayat al-Hasan ibn Ali ujarnya : Rasul telah mengajarkan kepadaku kalimat
ini untuk kubacakan dalam shalat witir.

Menurut madzab Maliki, qunut itu dibaca secara israr (masing-masing


dibaca sendiri)

Hambaliyah berpendapat bahwa doa qunut adalah sunah dalam shalat


witir pada raka’at pertama sepanjang tahun, dilakukan setelah ruku’,
sebagaimana Al-Syafi’I dalam shalat witir pada separuh kedua dari bulan
rhamadhan.

Ulama-ulama Hanafiyyah tidak membenarkan berqunut, selain dari


qunut shalat witir. Ibnul Humman telah mentahqiqkan masalah ini dalam
Fathu-Qadir, dan beliau menerangkan bahwa hadits-hadits qunut dalam shalat
subuh adalah da’if.

9
B. Saran

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kami sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan demi
kemaslahatan kita semua. Sekian terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ghufron A & Mas’adi, (Raja Grafindo Persada, 1999). M. Hanif Muslih,


Keshahihan Dalil Qunut dari Petunjuk Al-Qur’an dan Al-Sunnah,
(Penerbit Santri, 1997).

Ahmad Warson,Munawwir Kamus Al_Munawwir , Surabaya : 2002. Cet. 25

Jalaluddin.rakhmat Islam dan pluralisme: akhlak Quran menyikapi


perbedaan. Penerbit Serambi, 2006.

Hamdi zatnika. Analisis fatwa Muhammadiyah HPT (Himpunan Putusan


Tarjih) 1971 dan Himpunan Putusan Tarjih 1972 tentang do’a qunut shalat
subuh. BS thesis. Jakarta: Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah.

Bambang Yudha pranata. Pelaksanaan membaca doa Qunut di dalam shalat


Subuh menurut Madzhab Maliki dan Syafi'i. Diss. UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai