Anda di halaman 1dari 14

SHALAT BERJAMAAH DAN MASBUK

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS :

Fiqih Ibadah

DOSEN PENGAMPU :

Ulfa Firmani, M. Sy

DISUSUN OLEH :

Gopan Pinea Riandi (2210402026)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat
dan karunia nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “shalat
berjamaah dan masbuk” dengan tepat waktu. Makalah ini di buat untuk memenuhi
salah satu mata pelajaran fiqih ibadah . Kami mengucapkan terimakasih kepada
ibuk Ulfa Firmani, M. Sy selaku dosen pengampu mata kuliah fiqih ibadah

Saya berharap pembaca bisa memakhluminya apabila terdapat banyak


kesalahan dalam pembahasan ini. Saya menyadari isi dari makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan.

Saya mohon kerjasamanya untuk memberikan kritik dan saran yg bersifat


membangun agar makalah ini lebih bisa bermanfaat.

Kerinci, 13 November 2023

Kelompok 9

ii
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................

A. Keutamaan shalat berjamaah........................................................................2


B. Tata cara shalat ketika masbuk......................................................................3
C. Landasan hukum dari keduanya....................................................................5

BAB III PENUTUP ......................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................7
B. Saran ............................................................................................................7
C. Daftar Pustaka...............................................................................................8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam konteks shalat, terdapat dua konsep utama yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu shalat berjamaah dan masbuk. Shalat berjamaah merujuk pada
pelaksanaan shalat yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang,
biasanya di masjid atau tempat ibadah lainnya. Sementara itu, masbuk merujuk pada
seseorang yang telat dalam melaksanakan shalat berjamaah dan kemudian bergabung
dengan jamaah yang sudah mulai shalat.
Mengapa shalat berjamaah dan masbuk menjadi topik yang menarik untuk
dibahas? Kedua konsep ini memiliki implikasi sosial, spiritual, dan psikologis yang
signifikan dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Shalat berjamaah tidak hanya
merupakan amalan ibadah, tetapi juga menciptakan ikatan sosial antarumat Muslim. Di
sisi lain, masbuk menciptakan tantangan tersendiri dalam menjaga konsentrasi dan makna
spiritual shalat.
Selain itu, fenomena ini juga dapat dilihat sebagai refleksi dari dinamika
masyarakat Muslim yang terus berkembang. Bagaimana masyarakat mengatasi
keterlambatan dan bagaimana mereka memandang pentingnya shalat berjamaah dapat
memberikan wawasan yang mendalam tentang nilai-nilai spiritual dan kedisiplinan dalam
kehidupan sehari-hari.
Melalui pemahaman lebih lanjut terhadap shalat berjamaah dan masbuk,
diharapkan dapat terbentuk kesadaran yang lebih mendalam tentang pentingnya
melibatkan diri dalam aktivitas ibadah bersama-sama serta bagaimana mengelola situasi
ketika seseorang terlambat untuk ikut shalat berjamaah. Hal ini menjadi penting dalam
membentuk karakter dan nilai-nilai positif dalam masyarakat Muslim.
Oleh karena itu, makalah ini akan menguraikan secara lebih mendalam tentang
konsep shalat berjamaah dan masbuk, merinci aspek-aspek keagamaan, sosial, dan
psikologis yang terkait dengan kedua konsep tersebut. Dengan demikian, pembaca akan
dapat memahami lebih baik tentang pentingnya shalat berjamaah dan masbuk dalam
konteks kehidupan sehari-hari umat Muslim.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Keutamaan shalat berjamaah
2. Tata cara shalat ketika masbuk
3. Landasan hukum dari keduanya

C. TUJUAN
1. Menjelaskan shalat berjamaah
2. Menjelaskan tata cara shalat ketika masbuk
3. Menjelaskan hukum dari keduanya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keutamaan shalat berjamaah


Menurut Imam Abu Wafa dalam buku Panduan Sholat Rosulullah 2, berikut ini di antara
keutamaan sholat berjamaah:

1. Pahala Dilipatgandakan
Melaksanakan sholat berjamaah akan memperoleh balasan pahala yang dilipatgandakan
sebanyak 25 kali lipat berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW
bersabda:

‫َص اَل ُة الَّرُج ِل ِفي اْلَج َم اَع ِة ُتَضَع ُف َع َلى َص اَل ِتِه ِفي َبْيِتِه َوِفي ُسوِقِه َخ ْم ًسا َوِع ْش ِر يَن ِض ْع ًفا‬

Artinya: "Sholat seorang laki-laki secara berjamaah dilipatgandakan pahala sebanyak dua
puluh lima kali lipat daripada sholat di rumah atau di pasarnya." (HR Bukhari)

2. Didoakan Malaikat
Muslim yang melaksanakan sholat berjamaah akan didoakan malaikat dengan syarat ia
tidak menyakiti atau tidak berhadats. Hal ini bersandar pada sebuah riwayat, Rasulullah
SAW bersabda:

‫ الَّلُهَّم َص َّل َع َلْيِه الَّلُهَّم اْر َحْم ُه‬:‫َفِإَذ ا َص َّلى َلْم َتَز ِل اْلَم اَل ِئَك ُة ُتَص ِّلي َع َلْيِه َم ا َداَم ِفي ُمَص اَّل ُه‬

Artinya: "Apabila ia masih sholat, maka para malaikat mendoakannya selama berada di
tempat sholat: Ya Allah ampunilah ia, ya Allah sayangilah ia." (HR Bukhari)

3. Diampuni Dosa
Orang yang selalu bersemangat pergi untuk sholat berjamaah, maka ia akan diampuni
dosa-dosanya. Sebagaimana diterangkan dalam hadits Rasulullah SAW:

3
‫ َفَص اَّل َها َم َع الَّن اِس َأْو َم َع اْلَج َم اَع ِة َأْو ِفي اْلَم ْس ِج ِد‬،‫ ُثَّم َم َش ى ِإَلى الَّص اَل ِة اْلَم ْكُتوَبِة‬، ‫ َفَأْس َبَغ اْلُو ُضوَء‬،‫َم ْن َتَو َّض َأ ِللَّص اَل ِة‬
‫َغ َفَر ُهَّللا َلُه ُذ ُنوَبُه‬

Artinya: "Barang siapa yang menyempurnakan wudhu, lalu pergi untuk sholat wajib
bersama orang-orang atau secara berjamaah atau ia sholat di masjid maka Allah ampuni
dosa-dosanya." (HR Muslim)

4. Ditinggikan Derajatnya
Setiap langkah seseorang untuk sholat berjamaah bernilai kebaikan baginya sehingga ia
akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Hal ini turut disampaikan dalam
sabda Rasulullah SAW:

،‫ َكاَنْت َخ ْطَو َناُه ِإْح َد اُهَم ا َتْح ُط َخ ِط يَئ ًة‬،‫َم ْن َتَطَّهَر ِفي َبْيِتِه ُثَّم َم َش ى ِإَلى َبْيٍت ِم ْن ُبُيوِت ِهَّللا ِلَيْقِض َي َفِريَض ًة ِم ْن َفَر اِئِض ِهَّللا‬
‫َو اُأْلْخ َر ى َتْر َفُع َد َر َج ًة‬

Artinya: "Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, lalu ia pergi ke rumah Allah (tempat
sholat) untuk melaksanakan sholat wajibnya, maka tiap langkahnya salah satunya
menghapus dosa dan satunya lagi mengangkat derajat." (HR Muslim)

5. Setara Pahala Sholat Malam


Pahala sholat berjamaah akan mendapatkan pahala yang sangat besar seperti qiyamul lail
(sholat malam) sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah SAW:

‫ َفَك َأَّنَم ا َص َّلى الَّلْيَل ُك َّلُه‬،‫ َو َم ْن َص َّلى الُّص ْبَح ِفي َج َم اَعٍة‬، ‫ َفَك َأَّنَم ا َقاَم ِنْص َف الَّلْيِل‬،‫َم ْن َص َّلى اْلِع َش اَء ِفي َج َم اَعٍة‬

Artinya: "Barangsiapa yang sholat Isya dengan berjamaah maka pahalanya seperti sholat
setengah malam dan barangsiapa yang sholat Subuh dengan berjamaah maka pahalanya
seperti sholat semalam penuh." (HR Muslim)

4
6. Dapat Jamuan di Surga
Umat muslim yang gemar sholat berjamaah akan diberikan jamuan yang istimewa di
surga kelak. Janji ini telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:

‫ َأَع َّد ُهللا َلُه ُنُزَلُه ِم َن اْلَج َّنِة ُك َّلَم ا َغَدا َأْو َر اَح‬، ‫َم ْن َغَدا ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد َو َر اَح‬

Artinya: "Barangsiapa yang beranjak ke masjid dan pergi setelah matahari condong ke
barat, maka Allah SWT akan siapkan baginya jamuan dari surga tiap kali pergi." (HR
Bukhari)

Baca juga:
Salat Fardhu Berjamaah di Masjid, Amalan yang Berpahala Haji
7. Dibebaskan dari Neraka
Keutamaan lain bagi muslim yang mengerjakan sholat berjamaah ialah dibebaskan dari
neraka dan sifat munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫ َو َبَر اَء ٌة ِم َن الَّنَفاِق‬، ‫ َبَر اَء ٌة ِم َن الَّناِر‬: ‫ ُيْد ِرُك الَّتْك ِبيَر َة اُأْلوَلى ُك ِتَب َلُه َبَر اَء َتاِن‬،‫َم ْن َص َّلى ِهَّلِل َأْر َبِع يَن َيْو ًم ا ِفي َج َم اَعٍة‬

Artinya: "Barangsiapa yang sholat berjamaah selama empat puluh hari dengan mendapat
takbiratul pertama, maka dituliskan baginya: Dibebaskan dari neraka dan dibebaskan dari
sifat munafik." (HR Tirmidzi)

B. Tata cara shalat ketika masbuk


Makmum masbuq adalah makmum yang tidak memperoleh waktu dalam
mengikuti imam sejak awal mulai takbiratul ihram pertama. Meksi tidak bersamaan
dalam memulai sholat, tapi tetap dianjurkan untuk berjemaah yaitu dengan cara menjadi
makmum masbuk. Dalam makmum masbuq tetap mendapatkan keutamaan dalam sholat
berjemaah meskipun makmum tidak mengikuti imam dari awal. Hanya saja ada tata cara
yang perlu diketahui agar tidak salah untuk menjadi makmum masbuq. Terutama dalam
mengikuti bagian gerakan imam apakah terhitung satu rakaat penuh atau tidak.Sebab
seorang makmum masbuq wajib mengganti jumlah rakaat yang sudah tertinggal Jika

5
makmum masbuq mendapati imam sedang ruku’, maka makmum tadi hendaklah mengikuti imam
yang sedang ruku’

Maka gugurlah kewajiban membaca Fatihah bagi dirinya.

Hal yang demikian dapat dianggap sudah memperoleh satu rakaat bagi makmum tersebut
asalkan ia sempat melakukan tuma’ninah bersama imam.
Namun jika makmum masbuq mendapati gerakan imam setelah rukuk maka tidak
mendapatkan satu rakaat.
Sehingga perlu menggantinya lagi nanti setelah imam salam, makmum masbuq
melanjutkan sholatnya untuk melengkapi rakaat yang tertinggal.
1. Jika makmum masbuk, makmum langsung mengikuti barisan jamaah lalu
bertakbiratulihram.
2. Langsung mengikuti perbuatan imam (sedang berdiri, rukuk, sujud atau duduk).
3. Tidak perlu menyelesaikan bacaannya sendiri dulu supaya menyamakan dengan imam.
4. Jika makmumnya ada beberapa orang dan sudah dibelakang imam maka tinggal
mengisi barisan makmum yang sudah ada.
5. Jika makmumnya baru satu orang, makmumnya ditarik ke belakang atau mungkin
imamnya yang maju ke depan, tapi orangnya sedang sholat sendiri (munfarid) maka
langsung berdiri di sebelah kanannya (imam).
6. Jika shaf depan sudah penuh, tarik satu orang ke belakang untuk menemani, jangan
berdiri sendirian dalam shaf.
7. Jika ternyata bacaan Al-Fatihah atau surat Al-Qur'an belum selesai, dipotong saja dan
langsung mengikuti gerakan imam untuk rukuk oleh makmum masbuk.
Adapun niat makmum masbuq tidak ada perbedaan dengan niat sholat biasa.

C. Landasan hukum dari keduanya


1. Shalat berjamaah
Landasan hukum shalat berjamaah dalam Islam dapat ditemukan dalam Al-Qur'an,
Hadis, dan Ijma' (kesepakatan para ulama). Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an
dan hadis yang menjadi dasar hukum untuk melaksanakan shalat berjamaah:

1. Al-Qur'an:
Surah Al-Baqarah (2:43):
6
"Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'."
Surah Al-Ma'idah (5:6):
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka
hendaklah kamu memelihara kewajibanmu (dengan benar) dan hendaklah kamu
berdiri (bersama-sama) dalam ketaatan."
Surah Al-Jumu'ah (62:9):
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari
Jum'at, maka bersegeralah kamu pergi (ke masjid) untuk mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui."

2. Hadis:
Rasulullah SAW bersabda:
"Salat yang paling utama bagi seseorang adalah salatnya di rumahnya, kecuali salat
wajib." (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda:
"Apabila ada tiga orang di desa atau di gurun, maka jadilah seorang imam di antara
mereka." (HR. Abu Dawud)
Hadis tentang keutamaan shalat berjamaah:
"Barangsiapa yang mendengar panggilan azan dan tidak datang, maka shalatnya
tidak diterima kecuali jika dia mempunyai udzur." (HR. Ibnu Majah)

3. Ijma' (Kesepakatan Para Ulama):


Kesepakatan para ulama bahwa shalat berjamaah adalah lebih utama daripada shalat
sendirian. Ulama sepakat bahwa shalat berjamaah lebih dianjurkan dan memberikan
keutamaan yang lebih besar.
Dengan dasar-dasar hukum ini, umat Islam dihimbau untuk melaksanakan shalat
berjamaah karena terdapat tekanan yang kuat dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis
Rasulullah SAW yang mendorong umat Islam untuk melibatkan diri dalam ibadah

7
ini. Hal ini merupakan implementasi dari nilai-nilai sosial dan kebersamaan dalam
agama Islam.

2. Shalat masbuk
Al-Qur'an:
Walaupun Al-Qur'an secara langsung tidak menyebutkan tentang shalat masbuk, Al-
Qur'an memberikan panduan umum mengenai pentingnya menjaga kewajiban shalat.
Salah satu ayat yang relevan adalah Surah Al-Baqarah (2:238) yang berbunyi,
"Peliharalah shalatmu, dan (peliharalah) shalat menengah (shalat maghrib), dan
berdirilah kamu di hadapan Allah dengan khusyuk."

Hadis:
Hadis-hadis dari Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk tentang penyelesaian
shalat yang tertinggal. Salah satu hadis yang terkait dengan shalat yang tertinggal
menyatakan, "Barangsiapa yang tidur melewatkan shalat atau melupakannya, maka
hendaknya dia melaksanakannya jika dia ingatnya. Tidak ada kafarat (hukuman atau
denda) kecuali itu." (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Ijma' (Kesepakatan Umat Muslim):


Kesepakatan umat Muslim secara umum bahwa jika seseorang melewatkan shalat
pada waktunya, dia memiliki kewajiban untuk mengqadha atau menunaikannya
setelahnya.

Qiyas (analogi hukum):


Prinsip qiyas atau analogi hukum dapat diterapkan untuk memahami kewajiban
mengqadha shalat yang tertinggal sebagai tanggapan terhadap prinsip-prinsip hukum
Islam yang menekankan pentingnya ketaatan pada kewajiban agama.
Jadi, shalat masbuk atau shalat yang tertinggal memiliki landasan hukum dalam
ajaran Al-Qur'an, hadis Nabi Muhammad SAW, kesepakatan umat Muslim, dan
prinsip-prinsip hukum Islam secara umum. Ini menunjukkan pentingnya
menjalankan shalat dan tanggung jawab mengqadha shalat yang tertinggal agar tetap

8
menjaga ketaatan terhadap ajaran agama Islam.ntuk menjelaskan landasan hukum
shalat masbuk atau shalat yang tertinggal, kita dapat merinci beberapa konsep dan
prinsip dalam Islam:

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam makalah ini, kita telah menjelajahi dua konsep utama dalam praktik shalat
Islam, yaitu shalat berjamaah dan shalat masbuk. Shalat berjamaah, yang dilakukan
secara bersama-sama oleh sekelompok Muslim, merupakan suatu praktik yang mendapat
dukungan kuat dari Al-Qur'an, hadis Nabi Muhammad SAW, dan kesepakatan umat
Muslim. Keutamaan shalat berjamaah tidak hanya ditekankan dalam ajaran agama, tetapi
juga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan dalam komunitas Muslim.

Di sisi lain, shalat masbuk atau shalat yang tertinggal merujuk pada shalat yang
tidak dilaksanakan pada waktunya dan harus diqadha setelahnya. Landasan hukum untuk
shalat masbuk dapat ditemukan dalam ajaran Al-Qur'an yang menegaskan pentingnya
menjaga kewajiban shalat. Hadis Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk khusus
tentang cara menyelesaikan shalat yang tertinggal, menegaskan kebijakan fleksibilitas
dan kemurahan dalam ajaran Islam.

Dengan memahami keduanya, kita menyadari bahwa shalat berjamaah dan shalat
masbuk memiliki nilai dan peran yang unik dalam kehidupan seorang Muslim. Shalat
berjamaah membangun solidaritas dan persatuan dalam ibadah, sementara shalat masbuk
mencerminkan fleksibilitas dan rahmat dalam menjalankan kewajiban agama. Oleh
karena itu, praktik shalat berjamaah dan tanggung jawab mengqadha shalat yang
tertinggal adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari seorang Muslim yang
berusaha untuk mempertahankan ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

B. SARAN

Demikianlah makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menmbah
khazanah keilmuan kita. kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk
perbaikan penyusan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6815389/7-keutamaan-sholat-berjamaah-
didoakan-malaikat-dijanjikan-surga

https://pontianak.tribunnews.com/2022/01/24/makmum-masbuk-dalam-sholat-tata-cara-dan-
niat-supaya-tetap-dapat-keutamaan-berjemaah.

11

Anda mungkin juga menyukai