Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HIKMAH SHOLAT
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam
Dosen: Musliadi, S.Sos.I S.Pd.I M.Pd

Oleh:

Sukran kadriyanto

201310080

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGAM STUDI MANAJEMEN
UNIVEERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelsaikan makalah mata kuliah

agama islam yang berjudul “ HIKMAH SHOLAT “ tepat pada waktunya.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyelsaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari semua pembaca.

Akhir kata penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan

menginspirasi bagi semua pembaca untuk mengankat permasalahan yang relevan pada

makalah-makalah selanjutnya.

Rasau jaya, 24 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii

BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………. 1

C. Tujuan……………………………………………………………………....... 2

BAB 2 : PEMBAHASAN………………………………………………………………. 3

A. Hikmah Sholat……………………………………………………………… 3

B. Sejarah Disyariatkan Sholat……………………………………………….. 7

C. Makana Spiritual Sholat…………………………………………………… 9

BAB 3 : PENUTUP…………………………………………………………………….. 13

A. kesimpulan………………………………………………………………….. 13

B. Saran………………………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendirikan shalat merupakan suatu ibadah yang wajib dilakukan bagi

seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia

tersebut, sungguh mengandung berbagai hikmah yang luar biasa. Sudah semestinya kita sadar

dan bersyukur atas kasih sayang Allah yang diberikan kepada kita melalui perintah untuk

melaksanakan ibadah shalat. Atas dasar kewajiban, shalat hanya dilakukan sebagai suatu

ibadah yang rutinitas saja. Selama mendirikan shalat, ada pula yang merasakannya sebagai

suatu hal yang memberatkan tanpa mengetahui dan merasakan ketinggian nilai spiritual yang

ada di dalamnya. Dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, shalat dimaknakan

pertemuan antara hamba dengan Tuhannya (Allah Subhanahu wa Ta’ala) dan amalan yang

utama. Firman Allah SWT dalam QS. Thaha :14, yaitu “Tegakkan shalat untuk mengingat-

Ku. (QS. Thaha: 14).

Karena itu, besarnya hikmah dibalik ibadah sholat menjadi ibadah yang

paling utama dan dalam ibadah sholat itu sendiri mengandung makna spiritual yang sangat

dalam disetiap gerakannya, mulai dari takbiratulihrom hingga salam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Hikmah Sholat?

2. Bagaiman Sejarah Disyariatkan Sholat?

1
2

3. Apa Makna Spiritual Sholat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hikmah sholat.

2. Untuk mengetahui sejarah disyariatkan sholat.

3. Untuk mengetahui makna spiritual sholat.


3

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Hikmah Sholat

Sholat merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan tiap muslim yang sudah balig

dan berakal. Banyak keutamaan yang akan diperoleh tiap orang yang menjalankan ibadah

salat namun tidak banyak yang menyadarinya. Salat bukan hanya menjalankan rutinitas dan

ritual semata atau menggugurkan kewajiban, namun salat jika dilaksanakan dengan benar dan

bersungguh-sungguh akan mendatangkan ketenangan hati dan keselamatan dalam hidup di

dunia maupun di akhirat nanti. Syeikh Imam Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashoihul

'ibad menyebutkan ada 10 Hikmah salat sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah.

Rasulullah SAW bersabda: As sholatu 'imaduddin wafiiha 'ashru khishoolin, Zainul wajhi

wanurul qolbi, warokhatul badni, waunsun filqobri,

wamunzilurrakhmati, ,wamiftaakhussamaai, watsiqlul miizaani, wamardhooturrabbi,

watsamanul Jannatu, wahijabum minannaari, Faman aqomaha faqod aqoomaddin, waman

tarokaha faqod hadamaddiiin". Berikut 10 hikmah yang terkandung dalam salat:

1. Dapat mencerahkan wajah

Sebelum menjalankan salat, kita diwajibkan untuk berwudhu. Secara lahir, wudu ini

membersihkan wajah kita dari kotoran yang melekat. Rasulullah bersabda:

“Apabila seorang Muslim atau Mukmin berwudhu kemudian mencuci wajahnya, maka akan

keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama

3
4

air wudhu atau bersama akhir tetesan air wudhu. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka

akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudhu atau

bersama akhir tetesan air wudhu. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap

dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu atau bersama tetesan akhir

air wudhu, hingga ia selesai dari wudhunya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa -dosa.”

(HR Muslim nomor 244). Orang yang menjalankan salat dengan catatan khusyuk dan

bersungguh-sungguh wajahnya akan cerah.

2. Menerangi hati

Orang yang menjalankan salat hatinya akan merasa lebih tenang. Kita hanya fokus mengingat

Allah. Rasulullah saw bersabda:

Wahai Bilal, kumandangkan iqamah shalat, buatlah kami tenang dengannya.” (Dihasankan

al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7892)

3. Menyehatkan badan

Menjalankan ibadah salat juga akan membuat badan sehat. Sebab, ritual dan gerakan salat

seperti halnya orang yang sedang berolahraga mulai dari kepala hingga kaki semua kita

gerakkan.

Diriwayatkan, suatu hari Abu Hurairah sakit perut, lalu Nabi SAW bersabda, “Bangkit dan

sholatlah, karena sesungguhnya ada pengobatan dalam sholat.”

4. Menjadi faktor ketenangan dalam kubur

Salat merupakan salah satu bekal amal ibadah yang akan menolong kita kelak di akhirat nanti.

Dalam sebuah hadis disebutkan, amal ibadah pertama yang ditanya di akhirat nanti adalah
5

salat. Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal yang

pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika

shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia

telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala

berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa

yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR.

Tirmidzi)

Karena itu, bagi orang yang menjalankan salat insyaallah akan merasa tenang saat di alam

kubur karena akan diterangi dari amal ibadah salat.

5. Menjadi sebab turunnya rahmat Allah

Sholat akan membukakan pintu rahmat-Nya kepada hamba-Nya yang melaksanakan perintah-

Nya dengan menjalankan salat. Allah swt berfirman :

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. [An-

Nûr/24:56]

7. Dapat memberatkan timbangan

Salat adalah barometer keimanan seseorang. Barangsiapa yang menyempurnakannya

(menjalankan sholat 5 waktu) maka kelak akan memperoleh pahala yang sempurna (HR.

Dailami) Juga dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

‫َم ا ِم ْن َش ْى ٍء ُيوَض ُع ِفى اْلِم يَزاِن َأْثَقُل ِم ْن ُحْس ِن اْلُخ ُلِق َو ِإَّن َص اِحَب ُحْس ِن اْلُخ ُلِق َلَيْبُلُغ ِبِه َد َر َج َة َص اِح ِب الَّصْو ِم َو الَّص َالِة‬
6

“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang

mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin

puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi, no. 2003. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa

sanad hadits ini hasan).

8. Tempat keridhoan Allah

Salat adalah sarana pendekatan diri kepada Allah bagi setiap orang yang bertakwa. (HR

Qadloi). Tiada suatu keadaan seorang hamba yang lebih Allah cintai, kecuali sewaktu Allah

melihat hambaNya tengah bersujud dan menempelkan wajahnya ke tanah ( HR. Thabrani)

9. Bernilai Surga

Allah menjanjikan bagi hamba-nya yang menjalankan salat lima waktu dengan surga yang

penuh kenikmatan (jannatun Naim)

Dari ‘Ubadah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh

Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Lima shalat yang Allâh wajibkan atas hamba-Nya. Barangsiapa mengerjakannya dan

tidak menyia-nyiakannya sedikit pun karena menganggap enteng, maka ia memiliki

perjanjian dengan Allâh untuk memasukkan dia ke surga. Dan barangsiapa tidak

mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allâh. Jika Allâh

berkehendak, maka Dia mengazabnya dan jika Dia berkehendak Dia mengampuninya”.

10. Menjadi Tabir dari Siksa Neraka


7

Barangsiapa yang menjalankan salat lima waktu maka salatnya kelak akan menjadi cahaya,

hujjah dan penyelamat baginya pada hari kiamat. Barangsiapa yang tidak dapat memelihara

salatnya kelak akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama Firaun, Qarun, dan Hamman.

( HR Ibnu Nasr). Demikian banyaknya hikmah salat. Sebaliknya ancaman bagi mereka yang

lalai menjalankan salat. Semoga kita diberikan sikap istikamah menjalankan salat agar

mendapat rida-Nya. Wallahu a'lam.

B. Sejarah Disyariatkan Sholat

Jauh sebelum peristiwa Isra' dan Mikraj pada tahun ke-10 kenabian (ada yang

menyebut tahun ke-8 masa kenabian), ibadah salat sudah diwajibkan kepada Nabi

Muhammad ‫صلى هللا عليه وسلم‬. Bagaimana sejarah diwajibkannya salat kepada Rasulullah?

Berikut ulasannya dinukil dari Sirah Nabawiyah Ibnu Ishaq yang ditulis oleh Ibnu Hisyam.

Tatkala Muhammad Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬berumur 40 tahun, Allah Yang Maha Pengasih

mengutusnya sebagai rahmat bagi alam semesta dan pembawa kabar gembira bagi seluruh

umat manusia. Wahyu (Al-Qur'an) kemudian turun kepada beliau secara bertahap dan

membenarkan sepenuhnya apa yang datang kepada beliau.

Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬melangkah tegar dalam menunaikan perintah Allah meskipun

mendapat tantangan dan gangguan dari ummatnya. Dalam mengemban risalah kenabian itu,

beliau didukung penuh oleh istri tercinta Sayyidah Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu

'anha. Beliaulah wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasulullah serta

membenarkan apa yang beliau bawa dari Allah.

Dengan masuk Islamnya Sayyidah Khadijah, beban Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬semakin

ringan. Jika Rasulullah mendengar umpatan dan caci maki yang membuatnya sedih, Allah
8

menghilangkan kesedihan beliau melalui Sayyidah Khadijah. Sayyidah Khadijah-lah yang

memotivasi Rasulullah, meringankan bebannya, membenarkannya, dan membela dakwahnya.

Ibnu Ishaq berkata, ketika wahyu terputus, Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬sangat terpukul dan

sedih. Setelah itu Malaikat Jibril datang mengunjungi Rasulullah dengan membawa Surat

Adh-Dhuha. Di dalamnya Allah bersumpah dengan memuliakannya bahwa Dia tidak akan

pernah meninggalkannya dan pula tidak membencinya.

Awal Mula Diwajibkannya Salat

peristiwa isra’ mi’raj, merupakan salah satu peristiwa yang dipandang penting bagi umat

Islam. Hal tersebut seperti yang dibahas oleh Ridwan Abqary dalam buku yang diterbitkan

oleh Mizan Publika berjudul 99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran (2009:268) yang

menyebutkan bahwa peristiwa Isra Miraj merupakan peristiwa dimana Allah SWT

memberikan perintah langsung kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan sholat

lima waktu.

Tak hanya itu, perjalanan Isra Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad bersama malaikat

Jibril ini membuat Nabi berkesempatan untuk menyaksikan kebesaran Allah SWT yang tidak

bisa disaksikan oleh manusia lainnya. Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa peristiwa

Isra miraj adalah perjalanan malam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama malaikat

Jibril dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem dengan menunggangi

Buroq yang sangat cepat.

Saat Nabi Muhammad diajak oleh malaikat Jibril untuk pergi ke langit ketujuh, di tiap-tiap

lapisan langit Nabi Muhammad menjumpai Nabi-Nabi terdahulu. Saat sampai pada langit

ketujuh, Rasulullah langsung mendapatkan perintah dari Allah untuk melaksanakan sholat 50
9

kali dalam sehari. Hal ini yang menjadi cikal bakal sejarah Isra Miraj dengan perintah sholat

pertama kali.

Namun saat Rasulullah hendak kembali ke bumi untuk menyampaikan amanat Allah, beliau

bertemu dengan Nabi Musa AS yang menanyakan perintah apa yang diberikan Allah kepada

Rasulullah. Setelah Nabi Muhammad menjelaskan perintah yang diterimanya, Nabi Musa

memberi masukan untuk Nabi Muhammad agar beliau meminta keringanan kepada Allah

karena Nabi Musa tahu bahwa umatnya tidak akan sanggup untuk menjalankan perintah sholat

tersebut.

Nabi Muhammad kemudian melakukan diskusi yang cukup panjang bersama Nabi Musa dan

juga terus meminta keringanan kepada Allah sampai akhirnya Allah memberikan keringanan

hingga 5 kali sholat dalam sehari. Saat sudah diberikan kemurahan 5 kali sholat sehari, Nabi

Musa masih menganjurkan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan kepada Allah, namun

Nabi Muhammad enggan untuk kembali meminta kemurahan kepada Allah hingga akhirnya

saat ini kita yang semula diwajibkan untuk menjalankan sholat sebanyak 50 kali dalam sehari

diberi kemurahan menjadi sholat 5 kali sehari\

C. Makna Spiritual Sholat

1. Menyelami Hakekat Sujud

Sayidina Ali pernah ditanya tentang makna sujud pertama. Ia menjawab, itu

artinya: Allahumma innaka minha khalaqtana (Ya Allah sesungguhnya Engkau menciptakan

kami dari tanah). Makna bangkit dari sujud ialah: Wa minha akhrajtana (Dan daripadanya

engkau mengeluarkan kami). Makna sujud kedua ialah: Wa ilaina tu'iduna (Dan kepadanya

Engkau akan mengembalikan kami). Bangkit dari sujud kedua maknanya: Wa minha
10

takhrujna taratan ukra (Dan daripadanya Engkau akan membangkitkan lagi).

Sayidina Ali mengingatkan kita filosofi dua sujud. Sujud pertama mengingatkan kita bahwa

manusia berasal-usul dari tanah. Dari tanah ia diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup

yang diberi kepercayaan sebagai khalifah di bumi dengan segala aktivitasnya. Meski

demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan pada akhirnya juga ia kembali ke tanah, masuk

ke liang lahat, dan kembali menjadi tanah. Bangkit dari sujud mempunyai makna eskatologis.

2. Rahasia Di Balik Shalat

Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting) dengan Allah

SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada,

seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati

menjadi tenteram." (QS ar-Rad [13]:29). Karena itulah, Allah SWT menyerukan, "Dirikanlah

shalat untuk mengingat Aku." (QS.Taha:14).

Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan secara konstan dan dengan

waktu yang teratur, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain, "Sesungguhnya shalat itu adalah

kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS an-Nisa [4]:103).

Melaksanakan shalat secara rutin sebagaimana waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT

diharapkan dapat melahirkan hamba-hamba yang istimewa, yakni hamba yang selalu berada

di "dunia atas" (al-'alam al-'ulya), bukankah shalat itu adalah mikraj bagi orang yang beriman

(al-shalatu mi'raj al-mu'minin), sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

Untuk meraih shalat yang memungkinkan seseorang mikraj ke "dunia atas", seseorang betul-

betul harus mengindahkan petunjuk dan directions Tuhan untuk sesuatu yang berhubungan

dengan shalat. Antara lain melakukan penyempurnaan thaharah, seperti mandi junub bagi
11

orang yang janabah, berwudhu atau bertayamum dengan baik, menggunakan penutup aurat

yang bersih dan muru'ah, melaksanakan atau menjawab suara azan, menghadap ke kiblat, dan

melakukan amaliah shalat secara tumaninah.

Shalat yang khusyuk menurut kalangan sufi dimulai saat seseorang mengambil air wudhu. Di

antara mereka ada yang mengatakan, orang yang tidak khusyuk saat mengambil air wudhu

sulit untuk khusyuk di dalam shalat. Mereka menyarankan agar jangan ada kata-kata duniawi

seusai mengambil air wudhu sampai selesai shalat. Jika seseorang telah melakukan dosa,

meskipun secara fikih wudhu belum batal, disarankan agar memperbaharui wudhunya. Energi

spiritual pada wudhu diperlukan untuk melahirkan shalat khusyuk. Allahu a'lam.

3. Rahasia Bangkit dari Sujud

Secara spiritual, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyerahan secara total (tafwidh)

kepada Allah SWT. Seolah-olah, rongga diri yang berisi noda, dosa, dan kelemahan diri

sebagai manusia ditumpahkan di atas sajadah sampai tetes terakhir, lalu bangkit di antara dua

sujud, lalu sang hamba merasa diisi dengan air suci yang akan membilas keseluruhan rongga

dirinya, lalu ditumpahkan sekali lagi, sampai betul-betul bejana dalam bentuk rongga ini

bersih sebersih-bersihnya, lalu bangkit dari sujud untuk siap diisi kembali dengan cahaya

kesucian.

Saat merasa suci dan putih inilah seorang mushalli ber-tasyahhud, yang secara harfiah berarti

"kehadiran" dan "penyaksian" yang dalam bahasa tasawuf disebut kesadaran tajalli (divine

conciousnes), di mana sang hamba dan Sang Tuhan merasa terjadi kesatuan (al-ittihad).

Ittihad itu sendiri adalah suatu tingkatan (maqam) di mana seorang salih telah merasakan

dirinya bersatu dengan Tuhan. Yang dicintai dan yang mencintai menjadi satu atau yang

menyembah dan yang disembah sudah menyatu (al-'abid wa al-ma'bud wahid).


12

Bangkit dari sujud juga dianggap simbol dari kebangkitan kedua atau kebangkitan terakhir

bagi manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam Alquran: Minha khalaqnakum wa fiha

nu'idukum wa minha nukhrijukum taratan ukhra (Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan

kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, serta darinya Kami akan

mengeluarkan kamu pada kali yang lain) (QS Thaha [20]:55).

4. Rahasia Salam

Ketika seorang mushalli sudah menunaikan dua sujud terakhir, maka ia seperti merasa dalam

puncak pendakian (al-qaus al-al-su'ud). Ia merasakan suasana batin: Inna lillah wa inna ilaihi

raji'un (Kita berasal dari Allah dan kembali lagi kepada-Nya/QS al-Baqarah [2]:156). Ia

merasa telah melakukan perjalanan meninggalkan wujud lahir menuju wujud batin (al-sair

min al-adhahir ila al-bathin), dari wujud keteruraian ke wujud kebersatuan (min al-tafshil ila

al-ijmal), dan dari wujud partikular ke wujud universal.

Setelah mencapai puncak "kefanaan" atau "mabuk spiritual" di dalam sujud pertama lalu

bangkit ke dalam kesadaran normal (al-sahwu ba'da al-mahwu), kemudian disusul sujud

kedua, kembali dari kesadaran kepada "mabuk spiritual" (al-mahwu ba'da al-sahwu) lalu

bangkit lagi dari sujud kedua ke "kesadaran abadi" (al-baqa' ba'da al-sahwu). Ketika dalam al-

baqa' sesudah sujud terakhir, seorang mushalli mencapai puncak penyaksian (tasyahhud).

Ketika dalam tasyahhud maka yang bersangkutan merasakan sebuah perasaan misteri, seolah-

olah ia merasa sangat plong. Ia merasa seperti terbebas dari beban yang selama ini

menggunung di pundaknya. Kepasrahan total yang dirasakannya membuat beban berat yang

menggunung itu beterbangan bagaikan kapas yang halus, seperti yang dilukiskan di dalam

ayat: Wa takun al-jibal ka al-'ihn al-manfus (dan gunung-gunung seperti bulu yang

beterbangan/QS al-Qari'ah [101]:5). Ia merasakan kedamaian sejati karena sudah berada di


13

dalam puncak pencapaian. Ia berada dalam suasana batin: Al-taraqqi ila 'ain al-jam' wa al-

Hadhrah al-Ahadiyyah (pendakian menuju penyatuan dengan wujud Ahadiyyah).


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sholat merupakan ibadah wajib yang harus taati oleh semua umat islam. Tanpa

disadari, Sholat mempunyai banyak sekali keutamaannya, antara lain; dapat menceerahkan

wajah, menerangi kubur, menenagkan hati, sebab turunnya rahmat Allah SWT, memberatkan

timbangan amal kebaikan, menyehatkan badan, dan masih banyak lagi keutamaan sholat yang

harus kita ketahui. Lalu bagaimana sejarah disyariatkannya sholat?

Sebelum sholat diwajibkan kepada umat rasulullah, para nabi terdahulu juga melakukan

sholat, namun pada Zaman Nabi Muhammad SAW, sholat diwajibkan lima kali dalam sehari,

dan menjadi salah satu rukun islam yang paling utama. Disyariakannya sholat lima waktu itu

terjadi pada peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Kemudian dalam sholat juga tersirat makna spiritual yang harus kita ketahui, bahwasannya

dalam setiap gerakan sholat mempunyai makna yang sangat luas, Dari mulai takbiratul ihram

hingga salam.

B. Saran

Setelah membaca uraian diatas, penulis berpesan kepada semua pembaca agar kita
senantiasa menjaga sholat lima waktu, mengingat betapa besarnya hikmah yang terkandung

14
15

dalam ibadah sholat yang mungkin belum kita tahu, maka hendaknya kita selalu
berusaha dan istiqomah dan selalu memperbaiki kualitas sholat kita.

Kemudian Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://regional.inews.id/berita/10-hikmah-menjalankan-salat-nomor-5-bisa-mengetuk-

pintu-langit

https://kalam.sindonews.com/read/331522/70/sejarah-diwajibkannya-salat-awalnya-

nabi-diajarkan-2-rakaat-oleh-jibril-1612980127

mardiana, 2018. Nilai-Nilai Spiritualitas Shalatdalam Perspektif Al-Ghazali.. Bengkulu

16

Anda mungkin juga menyukai