HIKMAH SHOLAT
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam
Dosen: Musliadi, S.Sos.I S.Pd.I M.Pd
Oleh:
Sukran kadriyanto
201310080
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelsaikan makalah mata kuliah
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Akhir kata penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menginspirasi bagi semua pembaca untuk mengankat permasalahan yang relevan pada
makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………. 1
C. Tujuan……………………………………………………………………....... 2
BAB 2 : PEMBAHASAN………………………………………………………………. 3
A. Hikmah Sholat……………………………………………………………… 3
BAB 3 : PENUTUP…………………………………………………………………….. 13
A. kesimpulan………………………………………………………………….. 13
B. Saran………………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia
tersebut, sungguh mengandung berbagai hikmah yang luar biasa. Sudah semestinya kita sadar
dan bersyukur atas kasih sayang Allah yang diberikan kepada kita melalui perintah untuk
melaksanakan ibadah shalat. Atas dasar kewajiban, shalat hanya dilakukan sebagai suatu
ibadah yang rutinitas saja. Selama mendirikan shalat, ada pula yang merasakannya sebagai
suatu hal yang memberatkan tanpa mengetahui dan merasakan ketinggian nilai spiritual yang
ada di dalamnya. Dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, shalat dimaknakan
pertemuan antara hamba dengan Tuhannya (Allah Subhanahu wa Ta’ala) dan amalan yang
utama. Firman Allah SWT dalam QS. Thaha :14, yaitu “Tegakkan shalat untuk mengingat-
Karena itu, besarnya hikmah dibalik ibadah sholat menjadi ibadah yang
paling utama dan dalam ibadah sholat itu sendiri mengandung makna spiritual yang sangat
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Hikmah Sholat
Sholat merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan tiap muslim yang sudah balig
dan berakal. Banyak keutamaan yang akan diperoleh tiap orang yang menjalankan ibadah
salat namun tidak banyak yang menyadarinya. Salat bukan hanya menjalankan rutinitas dan
ritual semata atau menggugurkan kewajiban, namun salat jika dilaksanakan dengan benar dan
dunia maupun di akhirat nanti. Syeikh Imam Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashoihul
'ibad menyebutkan ada 10 Hikmah salat sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah.
Rasulullah SAW bersabda: As sholatu 'imaduddin wafiiha 'ashru khishoolin, Zainul wajhi
Sebelum menjalankan salat, kita diwajibkan untuk berwudhu. Secara lahir, wudu ini
“Apabila seorang Muslim atau Mukmin berwudhu kemudian mencuci wajahnya, maka akan
keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama
3
4
air wudhu atau bersama akhir tetesan air wudhu. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka
akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudhu atau
bersama akhir tetesan air wudhu. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap
dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu atau bersama tetesan akhir
air wudhu, hingga ia selesai dari wudhunya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa -dosa.”
(HR Muslim nomor 244). Orang yang menjalankan salat dengan catatan khusyuk dan
2. Menerangi hati
Orang yang menjalankan salat hatinya akan merasa lebih tenang. Kita hanya fokus mengingat
Wahai Bilal, kumandangkan iqamah shalat, buatlah kami tenang dengannya.” (Dihasankan
3. Menyehatkan badan
Menjalankan ibadah salat juga akan membuat badan sehat. Sebab, ritual dan gerakan salat
seperti halnya orang yang sedang berolahraga mulai dari kepala hingga kaki semua kita
gerakkan.
Diriwayatkan, suatu hari Abu Hurairah sakit perut, lalu Nabi SAW bersabda, “Bangkit dan
Salat merupakan salah satu bekal amal ibadah yang akan menolong kita kelak di akhirat nanti.
Dalam sebuah hadis disebutkan, amal ibadah pertama yang ditanya di akhirat nanti adalah
5
salat. Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal yang
pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika
shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia
telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala
berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa
yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR.
Tirmidzi)
Karena itu, bagi orang yang menjalankan salat insyaallah akan merasa tenang saat di alam
Sholat akan membukakan pintu rahmat-Nya kepada hamba-Nya yang melaksanakan perintah-
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. [An-
Nûr/24:56]
(menjalankan sholat 5 waktu) maka kelak akan memperoleh pahala yang sempurna (HR.
Dailami) Juga dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
َم ا ِم ْن َش ْى ٍء ُيوَض ُع ِفى اْلِم يَزاِن َأْثَقُل ِم ْن ُحْس ِن اْلُخ ُلِق َو ِإَّن َص اِحَب ُحْس ِن اْلُخ ُلِق َلَيْبُلُغ ِبِه َد َر َج َة َص اِح ِب الَّصْو ِم َو الَّص َالِة
6
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang
mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin
puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi, no. 2003. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa
Salat adalah sarana pendekatan diri kepada Allah bagi setiap orang yang bertakwa. (HR
Qadloi). Tiada suatu keadaan seorang hamba yang lebih Allah cintai, kecuali sewaktu Allah
melihat hambaNya tengah bersujud dan menempelkan wajahnya ke tanah ( HR. Thabrani)
9. Bernilai Surga
Allah menjanjikan bagi hamba-nya yang menjalankan salat lima waktu dengan surga yang
Dari ‘Ubadah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh
“Lima shalat yang Allâh wajibkan atas hamba-Nya. Barangsiapa mengerjakannya dan
perjanjian dengan Allâh untuk memasukkan dia ke surga. Dan barangsiapa tidak
mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allâh. Jika Allâh
berkehendak, maka Dia mengazabnya dan jika Dia berkehendak Dia mengampuninya”.
Barangsiapa yang menjalankan salat lima waktu maka salatnya kelak akan menjadi cahaya,
hujjah dan penyelamat baginya pada hari kiamat. Barangsiapa yang tidak dapat memelihara
salatnya kelak akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama Firaun, Qarun, dan Hamman.
( HR Ibnu Nasr). Demikian banyaknya hikmah salat. Sebaliknya ancaman bagi mereka yang
lalai menjalankan salat. Semoga kita diberikan sikap istikamah menjalankan salat agar
Jauh sebelum peristiwa Isra' dan Mikraj pada tahun ke-10 kenabian (ada yang
menyebut tahun ke-8 masa kenabian), ibadah salat sudah diwajibkan kepada Nabi
Muhammad صلى هللا عليه وسلم. Bagaimana sejarah diwajibkannya salat kepada Rasulullah?
Berikut ulasannya dinukil dari Sirah Nabawiyah Ibnu Ishaq yang ditulis oleh Ibnu Hisyam.
Tatkala Muhammad Rasulullah صلى هللا عليه وسلمberumur 40 tahun, Allah Yang Maha Pengasih
mengutusnya sebagai rahmat bagi alam semesta dan pembawa kabar gembira bagi seluruh
umat manusia. Wahyu (Al-Qur'an) kemudian turun kepada beliau secara bertahap dan
Rasulullah صلى هللا عليه وسلمmelangkah tegar dalam menunaikan perintah Allah meskipun
mendapat tantangan dan gangguan dari ummatnya. Dalam mengemban risalah kenabian itu,
beliau didukung penuh oleh istri tercinta Sayyidah Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu
'anha. Beliaulah wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasulullah serta
Dengan masuk Islamnya Sayyidah Khadijah, beban Rasulullah صلى هللا عليه وسلمsemakin
ringan. Jika Rasulullah mendengar umpatan dan caci maki yang membuatnya sedih, Allah
8
Ibnu Ishaq berkata, ketika wahyu terputus, Rasulullah صلى هللا عليه وسلمsangat terpukul dan
sedih. Setelah itu Malaikat Jibril datang mengunjungi Rasulullah dengan membawa Surat
Adh-Dhuha. Di dalamnya Allah bersumpah dengan memuliakannya bahwa Dia tidak akan
peristiwa isra’ mi’raj, merupakan salah satu peristiwa yang dipandang penting bagi umat
Islam. Hal tersebut seperti yang dibahas oleh Ridwan Abqary dalam buku yang diterbitkan
oleh Mizan Publika berjudul 99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran (2009:268) yang
menyebutkan bahwa peristiwa Isra Miraj merupakan peristiwa dimana Allah SWT
memberikan perintah langsung kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan sholat
lima waktu.
Tak hanya itu, perjalanan Isra Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad bersama malaikat
Jibril ini membuat Nabi berkesempatan untuk menyaksikan kebesaran Allah SWT yang tidak
bisa disaksikan oleh manusia lainnya. Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa peristiwa
Isra miraj adalah perjalanan malam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama malaikat
Jibril dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem dengan menunggangi
Saat Nabi Muhammad diajak oleh malaikat Jibril untuk pergi ke langit ketujuh, di tiap-tiap
lapisan langit Nabi Muhammad menjumpai Nabi-Nabi terdahulu. Saat sampai pada langit
ketujuh, Rasulullah langsung mendapatkan perintah dari Allah untuk melaksanakan sholat 50
9
kali dalam sehari. Hal ini yang menjadi cikal bakal sejarah Isra Miraj dengan perintah sholat
pertama kali.
Namun saat Rasulullah hendak kembali ke bumi untuk menyampaikan amanat Allah, beliau
bertemu dengan Nabi Musa AS yang menanyakan perintah apa yang diberikan Allah kepada
Rasulullah. Setelah Nabi Muhammad menjelaskan perintah yang diterimanya, Nabi Musa
memberi masukan untuk Nabi Muhammad agar beliau meminta keringanan kepada Allah
karena Nabi Musa tahu bahwa umatnya tidak akan sanggup untuk menjalankan perintah sholat
tersebut.
Nabi Muhammad kemudian melakukan diskusi yang cukup panjang bersama Nabi Musa dan
juga terus meminta keringanan kepada Allah sampai akhirnya Allah memberikan keringanan
hingga 5 kali sholat dalam sehari. Saat sudah diberikan kemurahan 5 kali sholat sehari, Nabi
Musa masih menganjurkan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan kepada Allah, namun
Nabi Muhammad enggan untuk kembali meminta kemurahan kepada Allah hingga akhirnya
saat ini kita yang semula diwajibkan untuk menjalankan sholat sebanyak 50 kali dalam sehari
Sayidina Ali pernah ditanya tentang makna sujud pertama. Ia menjawab, itu
artinya: Allahumma innaka minha khalaqtana (Ya Allah sesungguhnya Engkau menciptakan
kami dari tanah). Makna bangkit dari sujud ialah: Wa minha akhrajtana (Dan daripadanya
engkau mengeluarkan kami). Makna sujud kedua ialah: Wa ilaina tu'iduna (Dan kepadanya
Engkau akan mengembalikan kami). Bangkit dari sujud kedua maknanya: Wa minha
10
Sayidina Ali mengingatkan kita filosofi dua sujud. Sujud pertama mengingatkan kita bahwa
manusia berasal-usul dari tanah. Dari tanah ia diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup
yang diberi kepercayaan sebagai khalifah di bumi dengan segala aktivitasnya. Meski
demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan pada akhirnya juga ia kembali ke tanah, masuk
ke liang lahat, dan kembali menjadi tanah. Bangkit dari sujud mempunyai makna eskatologis.
Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting) dengan Allah
SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada,
seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati
menjadi tenteram." (QS ar-Rad [13]:29). Karena itulah, Allah SWT menyerukan, "Dirikanlah
Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan secara konstan dan dengan
waktu yang teratur, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain, "Sesungguhnya shalat itu adalah
kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS an-Nisa [4]:103).
Melaksanakan shalat secara rutin sebagaimana waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT
diharapkan dapat melahirkan hamba-hamba yang istimewa, yakni hamba yang selalu berada
di "dunia atas" (al-'alam al-'ulya), bukankah shalat itu adalah mikraj bagi orang yang beriman
Untuk meraih shalat yang memungkinkan seseorang mikraj ke "dunia atas", seseorang betul-
betul harus mengindahkan petunjuk dan directions Tuhan untuk sesuatu yang berhubungan
dengan shalat. Antara lain melakukan penyempurnaan thaharah, seperti mandi junub bagi
11
orang yang janabah, berwudhu atau bertayamum dengan baik, menggunakan penutup aurat
yang bersih dan muru'ah, melaksanakan atau menjawab suara azan, menghadap ke kiblat, dan
Shalat yang khusyuk menurut kalangan sufi dimulai saat seseorang mengambil air wudhu. Di
antara mereka ada yang mengatakan, orang yang tidak khusyuk saat mengambil air wudhu
sulit untuk khusyuk di dalam shalat. Mereka menyarankan agar jangan ada kata-kata duniawi
seusai mengambil air wudhu sampai selesai shalat. Jika seseorang telah melakukan dosa,
meskipun secara fikih wudhu belum batal, disarankan agar memperbaharui wudhunya. Energi
spiritual pada wudhu diperlukan untuk melahirkan shalat khusyuk. Allahu a'lam.
Secara spiritual, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyerahan secara total (tafwidh)
kepada Allah SWT. Seolah-olah, rongga diri yang berisi noda, dosa, dan kelemahan diri
sebagai manusia ditumpahkan di atas sajadah sampai tetes terakhir, lalu bangkit di antara dua
sujud, lalu sang hamba merasa diisi dengan air suci yang akan membilas keseluruhan rongga
dirinya, lalu ditumpahkan sekali lagi, sampai betul-betul bejana dalam bentuk rongga ini
bersih sebersih-bersihnya, lalu bangkit dari sujud untuk siap diisi kembali dengan cahaya
kesucian.
Saat merasa suci dan putih inilah seorang mushalli ber-tasyahhud, yang secara harfiah berarti
"kehadiran" dan "penyaksian" yang dalam bahasa tasawuf disebut kesadaran tajalli (divine
conciousnes), di mana sang hamba dan Sang Tuhan merasa terjadi kesatuan (al-ittihad).
Ittihad itu sendiri adalah suatu tingkatan (maqam) di mana seorang salih telah merasakan
dirinya bersatu dengan Tuhan. Yang dicintai dan yang mencintai menjadi satu atau yang
Bangkit dari sujud juga dianggap simbol dari kebangkitan kedua atau kebangkitan terakhir
nu'idukum wa minha nukhrijukum taratan ukhra (Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan
kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, serta darinya Kami akan
4. Rahasia Salam
Ketika seorang mushalli sudah menunaikan dua sujud terakhir, maka ia seperti merasa dalam
puncak pendakian (al-qaus al-al-su'ud). Ia merasakan suasana batin: Inna lillah wa inna ilaihi
raji'un (Kita berasal dari Allah dan kembali lagi kepada-Nya/QS al-Baqarah [2]:156). Ia
merasa telah melakukan perjalanan meninggalkan wujud lahir menuju wujud batin (al-sair
min al-adhahir ila al-bathin), dari wujud keteruraian ke wujud kebersatuan (min al-tafshil ila
Setelah mencapai puncak "kefanaan" atau "mabuk spiritual" di dalam sujud pertama lalu
bangkit ke dalam kesadaran normal (al-sahwu ba'da al-mahwu), kemudian disusul sujud
kedua, kembali dari kesadaran kepada "mabuk spiritual" (al-mahwu ba'da al-sahwu) lalu
bangkit lagi dari sujud kedua ke "kesadaran abadi" (al-baqa' ba'da al-sahwu). Ketika dalam al-
baqa' sesudah sujud terakhir, seorang mushalli mencapai puncak penyaksian (tasyahhud).
Ketika dalam tasyahhud maka yang bersangkutan merasakan sebuah perasaan misteri, seolah-
olah ia merasa sangat plong. Ia merasa seperti terbebas dari beban yang selama ini
menggunung di pundaknya. Kepasrahan total yang dirasakannya membuat beban berat yang
menggunung itu beterbangan bagaikan kapas yang halus, seperti yang dilukiskan di dalam
ayat: Wa takun al-jibal ka al-'ihn al-manfus (dan gunung-gunung seperti bulu yang
dalam puncak pencapaian. Ia berada dalam suasana batin: Al-taraqqi ila 'ain al-jam' wa al-
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sholat merupakan ibadah wajib yang harus taati oleh semua umat islam. Tanpa
disadari, Sholat mempunyai banyak sekali keutamaannya, antara lain; dapat menceerahkan
wajah, menerangi kubur, menenagkan hati, sebab turunnya rahmat Allah SWT, memberatkan
timbangan amal kebaikan, menyehatkan badan, dan masih banyak lagi keutamaan sholat yang
Sebelum sholat diwajibkan kepada umat rasulullah, para nabi terdahulu juga melakukan
sholat, namun pada Zaman Nabi Muhammad SAW, sholat diwajibkan lima kali dalam sehari,
dan menjadi salah satu rukun islam yang paling utama. Disyariakannya sholat lima waktu itu
Kemudian dalam sholat juga tersirat makna spiritual yang harus kita ketahui, bahwasannya
dalam setiap gerakan sholat mempunyai makna yang sangat luas, Dari mulai takbiratul ihram
hingga salam.
B. Saran
Setelah membaca uraian diatas, penulis berpesan kepada semua pembaca agar kita
senantiasa menjaga sholat lima waktu, mengingat betapa besarnya hikmah yang terkandung
14
15
dalam ibadah sholat yang mungkin belum kita tahu, maka hendaknya kita selalu
berusaha dan istiqomah dan selalu memperbaiki kualitas sholat kita.
Kemudian Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://regional.inews.id/berita/10-hikmah-menjalankan-salat-nomor-5-bisa-mengetuk-
pintu-langit
https://kalam.sindonews.com/read/331522/70/sejarah-diwajibkannya-salat-awalnya-
nabi-diajarkan-2-rakaat-oleh-jibril-1612980127
16