DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 8
Segala Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Berkatrahmatnya dan
karunia-Nya kita dapat merasakan nikmat Iman dan Islam. Beribadah dengan penuh
kekhusyuan dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi perbuatan keji dan maksiat.
Shalawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW Beliau
dan para sahabatnya telah melewati masa perjuangan yang berat dalam menegakkan
agama islam, dilakukan semata-mata hanyalah untuk mencari ridha allah SWT dan
kecintaannya terhadap sesama manusia. Maka patutlah sekiranya bagi kita sebagai
seorang muslim untuk meneladani beliau serta meneruskan perjuangannya dalam
menegakkan islam.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Shalat merupakan ma’lum min al din bi al dharurah (bagian dari
urusan agama yang difahami urgensitasnya). Shalat adalah kewajiban dalam
Islam yang paling utama dan menjadi pilar agama yang paling agung, agama
tidak akan tertegak tanpanya. Shalat merupakan rutinitas ibadah yang tetap
saja dilakukan dalam kondisi apa pun, apakah itu dalam kondisi sehat atau pun
sakit, ketika menetap di suatu tempat maupun ketika dalam perjalanan. Islam
memandang shalat sebagai tiang agama yang dapat membuktikan keislaman
seseorang dan untuk mengukur sejauh mana keimanannya.
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Shalat Jama’
Shalat jama’ terdiri dari dua suku kata, yaitu shalat dan jamak. Pengertian
shalat secara bahasa adalah doa. Sedangkan secara istilah syara’, shalat adalah
ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Sementara pengertian jamak dalam bahasa arab adalah kumpul, gabung,
mengumpulkan, menggabungkan. Sehingga shalat jama’ menurut istilah
syara’(terminologi) adalah “menggabungkan dua shalat fardlu dalam satu waktu
dengan taqdim (pada waktu awal) atau ta’khir (pada waktu kedua/akhir).”
Defenisi lain shalat jama’ ialah yang dikumpulkan dua shalat Zhuhur dengan
Ashar, Maghrib dengan Isya di dalam satu waktu.3 Menjama’ antara dua shalat
artinya melakukan shalat Zhuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya secara
bersama dalam satu waktu, baik dilakukan di waktu shalat pertama atau waktu
shalat kedua.
Artinya: Dan berkata Ibrahim bin Tohman, dari Husein Al-Mu’allim, dari
Yahya bin Abi Katsir, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, biasanya
Rsulullah SAW mengumpulkan atau menjama’ shalat zuhur dan ashar apabila
beliau dalam perjalanan, dan beliau mengumpulkan antara shalat maghrib dan
isya. (H.R. Bukhari)
Shalat Qashar
َو ِاَذ ا َضَر ْبُتْم ِفى اَاْلْر ِض َفَلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َاْن َتْقُصُرْو ا ِم َن الَّص ٰل وِةۖ ِاْن ِخ ْفُتْم َاْن َّيْفِتَنُك ُم اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ۗا ِاَّن اْلٰك ِفِرْيَن َك اُنْو ا َلُك ْم
menjadi dasar hukum qashar kedua serta na ulama (yang menjadi dasar hukum ketiga)
memberikan petunjuk tentang hal itu.
5
B. Syarat Sah Shalat Jama’ Dan Qashar
1. Jamak Takhir
Syarat jama’ ta’khir ada dua yaitu, 1) Niat jama' ta'khir ketika masih berada pada waktu salat
yang pertama, 2) Adanya udzur sampai sempurnanya mengerjakan salat yang kedua.
Niat melakukan jamak takhir harus dilakukan pada waktu salat yang pertama. Seperti
contohnya jika seorang Muslim ingin jamak takhir antara Maghrib dan Isya, maka ia sudah
harus meniatkan diri untuk mengakhiri salat Maghrib dan akan melaksanakannya pada waktu
Isya.
ُأَص ِّلْي َفْر َض الُّظْهِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَع ْص ِر َجْمَع َتْأِخ ْيٍر للِه َتَع اَلى
“Sengaja aku salat dzuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar karena
Allah Ta’ala.”
ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلَع ْص ِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِبالُّظْهِر َجْمَع َتْأِخ ْيٍر للِه َتَع اَلى
“Sengaja aku salat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan dzuhur karena
Allah Ta’ala.”
Maghrib dengan ‘Isya
ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلِع َشاِء َثَالَث َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَم ْغ ِرِب َجْمَع َتْأِخ ْيٍر للِه َتَع اَلى
“Sengaja aku salat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan maghrib karena
Allah Ta’ala.”
Adanya unsur atau penghalang seseorang dalam mendirikan salat tepat waktu, harus berlangsung
sampai waktu salat kedua tiba. Misalnya seorang Muslim tengah melakukan perjalanan yang
memakan waktu anjang dari waktu salat pertama yaitu Dzuhur hingga waktu salat kedua yaitu Ashar
dan keduanya tercakup dalam perjalanan.
6
2. Jamak Taqdim
Syarat jamak taqdim ada empat yaitu, 1) harus dilaksanakan di waktu salat pertama, 2) niat jamak,
3) Berturut-turut antara salat yang awal dengan shalat yang kedua, 4) Berlangsungnya udzur
(halangan).
Pada jamak taqdim dua salat dilakukan pada waktu salat yang pertama, cara mengerjakannya
dahulukan salat pertama lalu disusul dengan salat yang kedua. Dan niat jamak taqdim harus
dilakukan pada saat melaksanakan salat yang pertama, niatnya sebagai berikut :
ُأَص ِّلْي َفْر َض الُّظْهِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَع ْص ِر َجْمَع َتْقِدْيٍم للِه َتَع اَلى
“Sengaja aku salat Dzuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan ‘Ashar karena
Allah Ta’ala.”
ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلَع ْص ِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِبالُّظْهِر َجْمَع َتْقِدْيٍم للِه َتَع اَلى
“Sengaja aku salat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan dzuhur karena
Allah Ta’ala.”
ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلِع َشاِء َثَالَث َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَم ْغ ِرِب َجْمَع َتْقِدْيٍم للِه َتَع اَلى
“Sengaja aku salat ‘Isya empat rakaat menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan maghrib karena
Allah Ta’ala.”
Dua salat tersebut harus dilakukan secara terus menerus, artinya antara salat pertama dengan salat
kedua tidak di sela atau dijeda dengan pekerjaan yang lain atau setelah salam salat pertama
disegerakan berdiri untuk melanjutkan salat kedua.
7
Syarat Sah Shalat Qashar
Syarat sahnya shalat qashar :
a. Shalat yang diqashar adalah shalat fardlu yang empat rakaat, baik shalat ada atau shalat yang
dilaksanakan pada waktunya maupun yang faaitah (tertinggal) dalam perjalanan jarak jauh." 16
Jadi shalat maghrib dan shubuh tidak boleh di qashar sebagaimana keterangan diatas, begitupula
shalat fardlu empat rakaat yang tertinggal (faaitah) diluar perjalanan jauh, tidak boleh di qadla'
dengan cara qashar di dalam perjalanan.
c. Musafir tidaklah orang yang durhaka dengan perjalananya atau bepergiannya. Artinya
bepergiannya bukan dengan tujuan kemaksiatan seperti melarikan diri (minggatjawa).
d. Safar atau perjalanannya untuk tujuan yang benar baik yang bersifat agama maupun duniawi.
Artinya perjalanan yang mubah atau tidak haram, baik yang bernilai ketaatan seperti pergi haji,
ziarah kubur para aulia maupun selain perjalanan ketaatan seperti pergi berniaga.
e. Tempat tujuan musafir meskipun hanya arahnya 18 saja harus maklum jaraknya sejak bepergian."
Artinya dia tahu bahwa tempat tujuan berjarak 2 marhalah atau lebih, baik tujuan tersebut tertentu
seperti desa A maupun tidak tertentu seperti Ngawi.
f. Tidak bermakmum kepada orang yang tidak diketahui status musafirnya atau kepada orang yang
menyempurnakan shalatnya 4 rakaat. Jika dia bermakmum kepada imam yang menyempurnakan
shalat, meskipun hanya dalam sebagian shalatnya, seperti ketika dia mendapatkan imam tersebut pada
rakaat terakhir, maka sah shalatnya namun dia berkewajiban untuk menyempurnakannya 4 rakaat,
meskipun tadi ketika takbiratul ihram berniat qashar dan tahu bahwa imamnya adalah orang yang
menyempurnakan shalat. Adapun permasalahan menyempurnakan shalat yang bermakmum kepada
imam yang mengqashar, maka menurut ijma para ulama adalah sah, dan imam tersebut tidak wajib
menyempurnakan 4 rakaat.
g. Berniat qashr bersamaan dengan takbiratul ihram.
i. Masih dalam perjalan mulai dari permulaan sampai akhir shalat qashr.
l. Melewati tempat pemukiman dan sampai pada suatu tempat yang disitu dia
dianggap sebagai musafir.
Tata cara salat jamak taqdim pertama adalah tartib. Maksudnya mendahulukan
shalat yang pertama daripada yang kedua seperti salat Dzuhur dulu ketimbang
Ashar, atau begitu juga Maghrib dan Isya.
Ushollii fardlozh zhuhri arbaa rakaaatin majmuuan maal ashri jama taqdiimin adaa-an
lillaahi taaalaa.
Artinya: Aku sengaja salat fardu dhuhur 4 rakaat yang dijama dengan Ashar, fardu karena
Allah Taaala.
Ushollii fardlozh maghribi thalaatha rakaaatin majmuuan maal isyaai jama taqdiimin adaa-
an lillaahi taaalaa.
Artinya: Aku sengaja salat fardu maghrib 3 rakaat yang dijama dengan isyak, dengan jama
taqdim, fardu karena Allah Taaala.
Ketiga, Muwalat (berurutan) maksudnya antara dua salat pisahnya tidak lama menurut uruf.
Jadi, setelah dari salat yang pertama harus segera takbiratul ihram untuk salat yang kedua.
Keempat, ketika mengerjakan salat yang kedua masih tetap dalam perjalanan, meskipun
perjalanan itu tidak harus mencapai masafatul qashr, sebagaimana salat qashar.
Ushollii fardlozh zhuhri arbaa rakaaatin majmuuan maal ashri jama takhirin adaa-an
lillaahi taaalaa.
Artinya: Saya niat shalat fardlu Dhuhur empat rakaat dijamak bersama Ashar dengan jamak
ta’khir karena Allah Taala.
Ushollii fardlozh maghribi thalaatha rakaaatin majmuuan maal isyaai jama takhirin adaa-
an lillaahi taaalaa.
Artinya: Saya niat shalat fardlu Maghrib tiga rakaat dijamak bersama Isya dengan jamak
ta’khir karena Allah Taala.
Kedua, ketika mengerjakan salat yang kedua masih tetap dalam perjalanan sebagaimana
keterangan di atas.
Artinya: "Aku niat salat fardu dzuhur 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala."
Artinya: "Aku niat salat fardu Ashar 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala."
Artinya: "Aku niat salat fardu Isya 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala.
2. Takbirotul Ikhram
10
20. Salam,
Perlu diketahui juga bahwa salat jamak qashar juga bisa dilakukan dengan jamak taqdim
maupun jamak takhir. Berikut tata cara salat jamak qashar yang dilakukan dengan jamak
taqdim:
Ushollii fardlozh zhuhri rok"ataini qoshron majmuu"an "ilaihil "asri jam"a ta"diiman lillaahi
ta"aalaa.
Artinya: " Aku berniat shalat duhur dua rakaat digabungkan dengan shalat Ashar dengan
jamak takdim, diQashar karena Allah Ta"ala."
2. Takbirotul Ikhram
3. Melaksanakan sholat dhuhur dua rakaat
4. Salam
Ushollii fardlol "ashri ro"ataini qoshron majmuu"an bil zhuhri jam"a ta"diiman lillaahi
ta"aalaa.
Artinya: " Aku berniat shalat Ashar dua rakaat digabungkan dengan shalat duhur dengan
jamak takdim, diqashar karena Allah Ta"ala."
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya
12
DAFTAR PUSTAKA
Syakir Jamaluddin. sholat sesuai tuntunan Nabi SAW mengupas kontroversi hadis sekitar sholat.
LPPI UMY.
DR. Ahmad Hatta, MA. Tafsir Qur’an perkata, 2009. Magfirah Pustaka.
Ar-Rahbawi , Abdul qodir. 2008. Salat Empat Madzhab. Bogor : PT Pustaka Litera AntarNusa
Kamal, Abu malik bin As-Sayyid Salim. 2006. Shahih Fikih Sunnah. Jakarta : Pustaka Azam
Rasjid, Sulaiman. 1983. Fiqh Islam. Jakarta: Attahiriyyah
Rusyd, Ibnu. 2006. Bidayatul Mujtahidin. Jakarta : Pustaka Azam
Dalam fiqih islam cetakan ke-2
Arfan, Abbas.Fiqh Ibadah. Malang : UIN Maliki Press 2011
Az-Zuhaili, Wahban. fiqih islam wa adillatuhu, depok: Gema Insani. 2010
Al qur’an dan terjemah, Departemen Agama: Menara Kudus. 1997
Abdul Aziz Muhammad Azzam. FIQIH IBADAH. Abdul Aziz sayyed Hawwas. Jakarta: amzah. 2009.
H