Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FIKIH PRAKTIS

SHALAT JAMA’ DAN QASHAR

DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 8

NAMA : ABDI HUSNA (4012022042)


AHMAT RESKI (4012022061)
M.HAFIZ FARHAN (4012022023)
PRODI : PERBANKAN SYARIAH
MATA KULIAH : FIKIH PRAKTIS
UNIT/ SEMESTER : 3/1
DOSEN PEMBIMBING : NASRUDDIN, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA


TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Berkatrahmatnya dan
karunia-Nya kita dapat merasakan nikmat Iman dan Islam. Beribadah dengan penuh
kekhusyuan dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi perbuatan keji dan maksiat.

Shalawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW Beliau
dan para sahabatnya telah melewati masa perjuangan yang berat dalam menegakkan
agama islam, dilakukan semata-mata hanyalah untuk mencari ridha allah SWT dan
kecintaannya terhadap sesama manusia. Maka patutlah sekiranya bagi kita sebagai
seorang muslim untuk meneladani beliau serta meneruskan perjuangannya dalam
menegakkan islam.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….


I
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………...
II
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………....
1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….
2
C. Tujuan Makalah ……………………………………………………………………
2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….


3
A. Pengertian Shalat Jama’ Dan Qashar ………………………………………………
3
B. Syarat Sah Shalat Jama’ Dan Qashar ……………………………………………....
5
C. Tata Cara Shalat Jama’ Dan Qashar ………………………………………………...
8

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………


11
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………..
11
B. Saran ………………………………………………………………………………
11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………


12
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Shalat merupakan ma’lum min al din bi al dharurah (bagian dari
urusan agama yang difahami urgensitasnya). Shalat adalah kewajiban dalam
Islam yang paling utama dan menjadi pilar agama yang paling agung, agama
tidak akan tertegak tanpanya. Shalat merupakan rutinitas ibadah yang tetap
saja dilakukan dalam kondisi apa pun, apakah itu dalam kondisi sehat atau pun
sakit, ketika menetap di suatu tempat maupun ketika dalam perjalanan. Islam
memandang shalat sebagai tiang agama yang dapat membuktikan keislaman
seseorang dan untuk mengukur sejauh mana keimanannya.

Selain shalat fardhu, upaya taqarrub juga dapat dilanjutkan dengan


shalat-shalat nawafil atau shalat-shalat yang disunnahkan untuk meraih
fadhilat-fadhilat tertentu. Kewajiban shalat sudah sangat jelas sumbernya dari
al-Quran dan al-Sunnah serta Ijma’, tiada satu pun kaum muslimin yang
menyelisihi tentang kewajiban shalat yang difardhukan atas mereka lima
waktu sehari semalam. Menafikan kewajiban tersebut atau meremehkannya
berimplikasi berat sehingga dapat dihukumi murtad. Maka tidak ada kondisi
apapun yang mengizinkan seorang muslim untuk meninggalkan shalat.

Dinamika kehidupan manusia selalu bergelut dengan beragam


peristiwa yang melingkupinya. Adakalanya senang, susah, gembira, sedih, aman,
takut, tenang, khawatir dan seterusnya. Perbedaan sifat yang demikian
itu sudah merupakan sunatullah (alamiah), sehingga tak dapat terelakkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai agama yang membawa misi
kemaslahatan universal (Rahmatan li al-‘Alamin), Islam tidak melepaskan
perhatiannya padaunsur-unsur kesulitan yang dialami umatnya. Islam
memberikan apresiasi besar pada kesulitan yang dihadapi kaum muslimin
dengan memberikan keringanan hukum pada obyek hukum yang dinilai sulit.

Dalam kondisi tertentu shalat tidak dapat didirikan secara normal


karena ada halangan yang menyebabkan ianya tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana kondisi normal. Orang yang sakit sehingga tidak mampu berdiri,
maka shalat dalam kondisi duduk adalah sebuah rukhshah,4 begitu juga
dengan mereka yang dalam kondisi safar, terdapat ketentuan untuk
memendekkan, menghimpun ( jama’) shalat dan berbuka jika berpuasa.

2
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik permasalahan sebagai berikut:

1. Jelaskan pengertian shalat jama’ dan qashar?

2. Bagaimana syarat sah shalat jama’ dan qashar?

3. Jelaskan tata cara shalat jama’ dan qashar?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui definisi shalat jama’ dan qashar.

2. Mengetahui syarat sah shalat jama’ dan qashar.


3. Mengetahui tata cara shalat jama’ dan qashar.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Jama’ Dan Qashar

Shalat Jama’

Shalat jama’ terdiri dari dua suku kata, yaitu shalat dan jamak. Pengertian
shalat secara bahasa adalah doa. Sedangkan secara istilah syara’, shalat adalah
ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Sementara pengertian jamak dalam bahasa arab adalah kumpul, gabung,
mengumpulkan, menggabungkan. Sehingga shalat jama’ menurut istilah
syara’(terminologi) adalah “menggabungkan dua shalat fardlu dalam satu waktu
dengan taqdim (pada waktu awal) atau ta’khir (pada waktu kedua/akhir).”

Defenisi lain shalat jama’ ialah yang dikumpulkan dua shalat Zhuhur dengan
Ashar, Maghrib dengan Isya di dalam satu waktu.3 Menjama’ antara dua shalat
artinya melakukan shalat Zhuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya secara
bersama dalam satu waktu, baik dilakukan di waktu shalat pertama atau waktu
shalat kedua.

Dari defenisi di atas dapat dipahami, bahwa shalat jama’ merupakan


penggabungan dari dua shalat dalam satu waktu, baik shalat Zhuhur dan Ashar
dilakukan di waktu Zhuhur atau di waktu Ashar dan shalat Maghrib dan Isya
dilaksanakan di waktu Maghrib atau di waktu Isya. Namun, shalat jama’ tidak
dilakukan begitu saja tanpa adanya alasan yang telah ditetapkan para ulama fiqh
sebab bolehnya menjama’ shalat.

Dasar Hukum Tentang Shalat Jama’

Rasulullah SAW bersabda;


Artinya: Ali Yahya bin Abdullah memberitahukan kepada kami, ia berkata:
Sufyan memberitahukan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Zuhri, dari
Salim, dari ayahnya, ia berkata: Biasanya Nabi SAW mengumpulkan atau
menjama’ antara shalat Maghrib dan Isya apabila terburu-buru dalam
perjalanan. (H.R. Bukhari).

Artinya: Dan berkata Ibrahim bin Tohman, dari Husein Al-Mu’allim, dari
Yahya bin Abi Katsir, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, biasanya
Rsulullah SAW mengumpulkan atau menjama’ shalat zuhur dan ashar apabila
beliau dalam perjalanan, dan beliau mengumpulkan antara shalat maghrib dan
isya. (H.R. Bukhari)

Shalat Qashar

Shalat menurut etimologi (Bahasa) yang berarti do'a. Mohammad Hammam


Nasiruddin memberikan definisi shalat menurut bahasa adalah do'a. Sedangkan
Syaikh Mohammad Syarbini memberikan definisi "lafadz shalat jamaknya
adalah shalawat", adapun menurut bahasa mempunyai arti do'a. Sedangkan
menurut terminologi shalat adalah ibadah yang diwujudkan dengan perbuatan
perbuatan dan tertentu disertai ucapan ucapan tertentu dimulai dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan ucapan salam dengan syarat-syarat tertentu. Ar-
Rofi'i mendefinisikan shalat dalam kitabnya At-Taqrib: shalat menurut syara'
adalah perkataan dan perbuatan yang tertentu diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam.

Qashar menurut bahasa adalah memendekkan, dan memendekkan atas segala


sesuatu yaitu kebalikan dari memanjangkan. Sedangkan shalat qashar menurut
syara' adalah meringkas antara dua shalat, yaitu shalat yang empat rokaat
dijadikan dua rokaat dengan membaca al-Fatihah dan surat.

Abdul Aziz Dahlan mendefinikan Qashar secara bahasa artinya


memperpendek atau meringkas. Sedangkan secara istilah qashar artinya
memendekkan shalat wajib, yang jumlahnya empat rakaat menjadi dua rakaat
bagi musafir. Shalat qashar merupakan salah satu keringanan yang diberikan
Allah SWT kepada hambah-Nya yang sedang bepergian dalam melaksanakan
kewajiban shalat.

Dalil Shalat Qashar

‫َو ِاَذ ا َضَر ْبُتْم ِفى اَاْلْر ِض َفَلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َاْن َتْقُصُرْو ا ِم َن الَّص ٰل وِةۖ ِاْن ِخ ْفُتْم َاْن َّيْفِتَنُك ُم اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ۗا ِاَّن اْلٰك ِفِرْيَن َك اُنْو ا َلُك ْم‬

‫َع ُدًّو ا ُّم ِبْيًنا‬


Artinya:
Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qasar salat, jika
kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (QS. An-Nisa : 101)

Ayat di atas sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Abdur Rahman Al-Jaziriy,


memberikan petunjuk bahwa shalat qashar itu dilakukan ketika dalam keadaan takut dan
ayat tersebut meskipun tidak menunjukkan bahwa qashar shalat boleh dilakukan ketika
keadaan aman atau tidak takut, akan tetapi beberapa hadits shahih yang

menjadi dasar hukum qashar kedua serta na ulama (yang menjadi dasar hukum ketiga)
memberikan petunjuk tentang hal itu.

5
B. Syarat Sah Shalat Jama’ Dan Qashar

Syarat Sah Melaksanakan Salat Jama’:

1. Jamak Takhir
Syarat jama’ ta’khir ada dua yaitu, 1) Niat jama' ta'khir ketika masih berada pada waktu salat
yang pertama, 2) Adanya udzur sampai sempurnanya mengerjakan salat yang kedua.
Niat melakukan jamak takhir harus dilakukan pada waktu salat yang pertama. Seperti
contohnya jika seorang Muslim ingin jamak takhir antara Maghrib dan Isya, maka ia sudah
harus meniatkan diri untuk mengakhiri salat Maghrib dan akan melaksanakannya pada waktu
Isya.

Bacaan Niat Salat Jamak Takhir:


Dzuhur dengan ‘Ashar

 Niat salat Dzuhur

‫ُأَص ِّلْي َفْر َض الُّظْهِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَع ْص ِر َجْمَع َتْأِخ ْيٍر للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat dzuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar karena
Allah Ta’ala.”

 Niat salat ’Ashar

‫ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلَع ْص ِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِبالُّظْهِر َجْمَع َتْأِخ ْيٍر للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan dzuhur karena
Allah Ta’ala.”
Maghrib dengan ‘Isya

 Niat salat maghrib


‫ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلَم ْغ ِرِب َثَالَث َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلِع َشاِء َجْمَع َتْأِخ ْيٍر للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘isya karena
Allah Ta’ala.”

 Niat salat ‘Isya

‫ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلِع َشاِء َثَالَث َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَم ْغ ِرِب َجْمَع َتْأِخ ْيٍر للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan maghrib karena
Allah Ta’ala.”
Adanya unsur atau penghalang seseorang dalam mendirikan salat tepat waktu, harus berlangsung
sampai waktu salat kedua tiba. Misalnya seorang Muslim tengah melakukan perjalanan yang
memakan waktu anjang dari waktu salat pertama yaitu Dzuhur hingga waktu salat kedua yaitu Ashar
dan keduanya tercakup dalam perjalanan.
6

2. Jamak Taqdim
Syarat jamak taqdim ada empat yaitu, 1) harus dilaksanakan di waktu salat pertama, 2) niat jamak,
3) Berturut-turut antara salat yang awal dengan shalat yang kedua, 4) Berlangsungnya udzur
(halangan).
Pada jamak taqdim dua salat dilakukan pada waktu salat yang pertama, cara mengerjakannya
dahulukan salat pertama lalu disusul dengan salat yang kedua. Dan niat jamak taqdim harus
dilakukan pada saat melaksanakan salat yang pertama, niatnya sebagai berikut :

Bacaan Niat Salat Jamak Taqdim:


Dzuhur dengan Ashar

 Niat salat Dzuhur

‫ُأَص ِّلْي َفْر َض الُّظْهِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَع ْص ِر َجْمَع َتْقِدْيٍم للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat Dzuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan ‘Ashar karena
Allah Ta’ala.”

 Niat salat ’Ashar

‫ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلَع ْص ِر َأْر َبَع َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِبالُّظْهِر َجْمَع َتْقِدْيٍم للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan dzuhur karena
Allah Ta’ala.”

Maghrib dengan ‘Isya

 Niat salat Maghrib


‫ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلَم ْغ ِرِب َثَالَث َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلِع َشاِء َجْمَع َتْقِدْيٍم للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat Maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan ‘Isya karena
Allah Ta’ala.”

 Niat salat ‘Isya

‫ُأَص ِّلْي َفْر َض اْلِع َشاِء َثَالَث َر َكَع اٍت ُمْس َتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْج ُمْوًعا ِباْلَم ْغ ِرِب َجْمَع َتْقِدْيٍم للِه َتَع اَلى‬
“Sengaja aku salat ‘Isya empat rakaat menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan maghrib karena
Allah Ta’ala.”
Dua salat tersebut harus dilakukan secara terus menerus, artinya antara salat pertama dengan salat
kedua tidak di sela atau dijeda dengan pekerjaan yang lain atau setelah salam salat pertama
disegerakan berdiri untuk melanjutkan salat kedua.

7
Syarat Sah Shalat Qashar
Syarat sahnya shalat qashar :

a. Shalat yang diqashar adalah shalat fardlu yang empat rakaat, baik shalat ada atau shalat yang
dilaksanakan pada waktunya maupun yang faaitah (tertinggal) dalam perjalanan jarak jauh." 16
Jadi shalat maghrib dan shubuh tidak boleh di qashar sebagaimana keterangan diatas, begitupula
shalat fardlu empat rakaat yang tertinggal (faaitah) diluar perjalanan jauh, tidak boleh di qadla'
dengan cara qashar di dalam perjalanan.

b. Jarak perjalanan yang ditempuh adalah 16 farsakh atau 2 marhalah." 17

c. Musafir tidaklah orang yang durhaka dengan perjalananya atau bepergiannya. Artinya
bepergiannya bukan dengan tujuan kemaksiatan seperti melarikan diri (minggatjawa).

d. Safar atau perjalanannya untuk tujuan yang benar baik yang bersifat agama maupun duniawi.
Artinya perjalanan yang mubah atau tidak haram, baik yang bernilai ketaatan seperti pergi haji,
ziarah kubur para aulia maupun selain perjalanan ketaatan seperti pergi berniaga.

e. Tempat tujuan musafir meskipun hanya arahnya 18 saja harus maklum jaraknya sejak bepergian."
Artinya dia tahu bahwa tempat tujuan berjarak 2 marhalah atau lebih, baik tujuan tersebut tertentu
seperti desa A maupun tidak tertentu seperti Ngawi.

f. Tidak bermakmum kepada orang yang tidak diketahui status musafirnya atau kepada orang yang
menyempurnakan shalatnya 4 rakaat. Jika dia bermakmum kepada imam yang menyempurnakan

shalat, meskipun hanya dalam sebagian shalatnya, seperti ketika dia mendapatkan imam tersebut pada
rakaat terakhir, maka sah shalatnya namun dia berkewajiban untuk menyempurnakannya 4 rakaat,
meskipun tadi ketika takbiratul ihram berniat qashar dan tahu bahwa imamnya adalah orang yang
menyempurnakan shalat. Adapun permasalahan menyempurnakan shalat yang bermakmum kepada
imam yang mengqashar, maka menurut ijma para ulama adalah sah, dan imam tersebut tidak wajib
menyempurnakan 4 rakaat.
g. Berniat qashr bersamaan dengan takbiratul ihram.

h. Meninggalkan sesuatu yang bertentangan 20 dengan niat qashr selama dalam


shalat."

i. Masih dalam perjalan mulai dari permulaan sampai akhir shalat qashr.

j. Mengetahui kebolehannya shalat qashr. Jadi orang yang mengqashr shalatnya


seraya tidak mengetahui akan kebolehannya maka tidak sah karena dianggap
mempermainkan ibadah.

k. Mengerti tata cara shalat qashar

l. Melewati tempat pemukiman dan sampai pada suatu tempat yang disitu dia
dianggap sebagai musafir.

C. Tata Cara Shalat Jama’ Dan Qashar

Tata Cara Salat Jamak Taqdim

Tata cara salat jamak taqdim pertama adalah tartib. Maksudnya mendahulukan
shalat yang pertama daripada yang kedua seperti salat Dzuhur dulu ketimbang
Ashar, atau begitu juga Maghrib dan Isya.

Kedua, niat jamak dalam salat yang pertama.

Ushollii fardlozh zhuhri arbaa rakaaatin majmuuan maal ashri jama taqdiimin adaa-an
lillaahi taaalaa.

Artinya: Aku sengaja salat fardu dhuhur 4 rakaat yang dijama dengan Ashar, fardu karena
Allah Taaala.

Niatnya salat Maghrib dan Isya dengan jamak taqdim:

Ushollii fardlozh maghribi thalaatha rakaaatin majmuuan maal isyaai jama taqdiimin adaa-
an lillaahi taaalaa.

Artinya: Aku sengaja salat fardu maghrib 3 rakaat yang dijama dengan isyak, dengan jama
taqdim, fardu karena Allah Taaala.

Ketiga, Muwalat (berurutan) maksudnya antara dua salat pisahnya tidak lama menurut uruf.
Jadi, setelah dari salat yang pertama harus segera takbiratul ihram untuk salat yang kedua.

Keempat, ketika mengerjakan salat yang kedua masih tetap dalam perjalanan, meskipun
perjalanan itu tidak harus mencapai masafatul qashr, sebagaimana salat qashar.

Tata Cara Shalat Jamak Takhir

Tata cara shalat jamak takhir ada dua:


Pertama, niat jamak takhir dilakukan dalam waktunya salat yang pertama.

Lafal niat salat Dzuhur dan Ashar dengan jamak takhir:

Ushollii fardlozh zhuhri arbaa rakaaatin majmuuan maal ashri jama takhirin adaa-an
lillaahi taaalaa.

Artinya: Saya niat shalat fardlu Dhuhur empat rakaat dijamak bersama Ashar dengan jamak
ta’khir karena Allah Taala.

Lafal niatnya salat Maghrib dan Isya dengan jamak ta’khir:

Ushollii fardlozh maghribi thalaatha rakaaatin majmuuan maal isyaai jama takhirin adaa-
an lillaahi taaalaa.

Artinya: Saya niat shalat fardlu Maghrib tiga rakaat dijamak bersama Isya dengan jamak
ta’khir karena Allah Taala.

Kedua, ketika mengerjakan salat yang kedua masih tetap dalam perjalanan sebagaimana
keterangan di atas.

Tata Cara Shalat Qashar

1. Niat Salat Qashar

Niat salat qashar Dzuhur

"Usholli fardhol dhuhri rok"atainii qoshron lillaahi ta"aala."

Artinya: "Aku niat salat fardu dzuhur 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala."

Niat salat qashar Ashar

"Usholli fardhol ashri rok"atainii qoshron lillaahi ta"aala."

Artinya: "Aku niat salat fardu Ashar 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala."

Niat salat qashar "Isya

"Usholli fardhol isya"i rok"atainii qoshron lillaahi ta"aala."

Artinya: "Aku niat salat fardu Isya 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala.

2. Takbirotul Ikhram

3. Membaca Doa Iftitah

4. Membaca Surah Al-fatihah


5. Membaca Surah Pendek

6. Ruku" dengan tuma"ninah

7. I"tidal dengan tuma"ninah

8. Sujud dengan tuma"ninah

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma"ninah

10. Sujud kedua dengan tuma"ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

10

12. Membaca Surah Al-Fatihah

13. Membaca Surah Pendek

14. Ruku" dengan tuma"ninah

15. I"tidal dengan tuma"ninah

16. Sujud dengan tuma"ninah

17. Duduk di antara dua sujud dengan tuma"ninah

18. Sujud kedua dengan tuma"ninah

19. Tasyahud Akhir dengan tuma"ninah

20. Salam,

Tata Cara Sholat Jamak Qashar (Dhuhur dan Ashar)

Perlu diketahui juga bahwa salat jamak qashar juga bisa dilakukan dengan jamak taqdim
maupun jamak takhir. Berikut tata cara salat jamak qashar yang dilakukan dengan jamak
taqdim:

1. Niat Salat Jamak Qashar

Ushollii fardlozh zhuhri rok"ataini qoshron majmuu"an "ilaihil "asri jam"a ta"diiman lillaahi
ta"aalaa.

Artinya: " Aku berniat shalat duhur dua rakaat digabungkan dengan shalat Ashar dengan
jamak takdim, diQashar karena Allah Ta"ala."

2. Takbirotul Ikhram
3. Melaksanakan sholat dhuhur dua rakaat

4. Salam

5. Berdiri lagi dan berniat sholat yang kedua yakni Ashar

Ushollii fardlol "ashri ro"ataini qoshron majmuu"an bil zhuhri jam"a ta"diiman lillaahi
ta"aalaa.

Artinya: " Aku berniat shalat Ashar dua rakaat digabungkan dengan shalat duhur dengan
jamak takdim, diqashar karena Allah Ta"ala."

6. Takbirotul Ikhram 7. Melaksanakan sholat ashar dua rakaat 8. Salam

11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan di atas kami dari kelompok 8 mengambil kesimpulan :


1. Shalat jama’ dan qashar adalah keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah kepada
hambanya, yang harus diterima oleh umat muslim sebagai shodaqah dari Allah SWT.
Shalat yang dapat di jama’ adalah semua shalat fardhu kecuali sholat subuh.Dan shalat
yang dapat di qashar adalah semua shalat fardhu yang empat rakaat yaitu shalat isya’,
dhuhur dan ashar.
2. Hal-hal yang membolehkan jama’ dan qashar ada beberapa hal, yaitu : Safar
(Berpergian), Hujan, Sakit, Takut, Keperluan (kepentingan) Mendesak.
3. Dalam persoalan jarak safar, para ulama’ berbeda pendapat. Ada ulama yang
berpendapat jarak minimal 1 farsakh atau tiga mil, ada yang minimal 3farsakh, ada yang
berpendapat safar minimal harus sehari-semalam, bahkan ada yang berpendapat tidak
ada jarak dan waktu yang pasti karena sangat tergantung pada kondisi fisik, psikis serta
keadaan sosiologis dan lingkungan masyarakat.
4. Lama safar yang dibolehkan jama’ dan qashar para ulama’ berbeda pendapat.Tetapi dalil
yang paling kuat adalah 19 hari (bukan dalam keadaan perang) berdasarkan hadits muttafaq
‘alayh, dari Ibnu Abbas.
B. Saran

Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya

12

DAFTAR PUSTAKA

Syakir Jamaluddin. sholat sesuai tuntunan Nabi SAW mengupas kontroversi hadis sekitar sholat.
LPPI UMY.
DR. Ahmad Hatta, MA. Tafsir Qur’an perkata, 2009. Magfirah Pustaka.
Ar-Rahbawi , Abdul qodir. 2008. Salat Empat Madzhab. Bogor : PT Pustaka Litera AntarNusa
Kamal, Abu malik bin As-Sayyid Salim. 2006. Shahih Fikih Sunnah. Jakarta : Pustaka Azam
Rasjid, Sulaiman. 1983. Fiqh Islam. Jakarta: Attahiriyyah
Rusyd, Ibnu. 2006. Bidayatul Mujtahidin. Jakarta : Pustaka Azam
Dalam fiqih islam cetakan ke-2
Arfan, Abbas.Fiqh Ibadah. Malang : UIN Maliki Press 2011
Az-Zuhaili, Wahban. fiqih islam wa adillatuhu, depok: Gema Insani. 2010
Al qur’an dan terjemah, Departemen Agama: Menara Kudus. 1997
Abdul Aziz Muhammad Azzam. FIQIH IBADAH. Abdul Aziz sayyed Hawwas. Jakarta: amzah. 2009.
H

Anda mungkin juga menyukai